Chapter 25

Beberapa minggu telah berlalu semenjak pertempuran melawan Iris dan pasukannya, kehidupan di kota Seliantraea dan sekitarnya mulai kembali tenang dan damai. Mifuyu tampak masih sibuk melatih kemampuannya demi meningkatkan stat miliknya yang masih terbilang lebih lemah dibandingkan Yuuna. Sementara itu, Yuuna tengah sibuk merawat Aohane, bayi naga Xeno'jii yang ia besarkan dari Soul Flame pemberian Morihime kala itu.

"Mifuyu, jangan terlalu paksakan dirimu jika staminamu sudah nyaris habis." Yuuna menoleh kearah Mifuyu yang masih berlatih dengan target latihan miliknya.

"Tentu saja, Yuuna. Aku akan istirahat setelah meluncurkan beberapa serangan lagi ke batang kayu ini." Mifuyu berusaha mengatur nafasnya untuk meluncurkan beberapa serangan terakhir sebelum mengakhiri latihannya untuk beristirahat sejenak. "Hyaa~!!"

Mifuyu melancarkan beberapa tebasan terakhir ke target latihan dihadapannya dengan menggunakan dua pedang cakram baru miliknya yang bernama Moonlight Rose Chakram. Tebasan dari kedua cakram tersebut menciptakan beberapa goresan yang cukup dalam pada target latihan yang berupa batang kayu yang cukup tebal. Setelah dirasa cukup, Mifuyu langsung mengakhiri sesi latihannya kali ini untuk beristirahat di bawah salah satu pohon yang rimbun..

Yuuna segera menemani Mifuyu setelah selesai memberi makan Aohane yang berada di dekat kebun kecil miliknya. Tak lupa dia membawa keranjang berisi makanan yang sebelumnya sudah disiapkannya. Didalamnya terdapat beberapa jenis roti lapis hasil buatan tangan Yuuna sendiri.

"Sebaiknya kamu makan roti lapis yang ada di dalam keranjang ini untuk mengisi kembali tenagamu yang hilang saat berlatih tadi." Yuuna menawarkan roti lapis buatannya kepada Mifuyu sambil mengambil bagiannya untuk ia makan.

"Terima kasih, Yuuna. Kamu sudah repot-repot menyiapkannya untuk kita berdua. Padahal, biasanya aku yang akan sibuk menyiapkan makanan untuk kita berdua." Mifuyu mengambil jatah roti lapis yang di dalam keranjang tersebut lalu memakannya.

"Biarkan aku yang mengurusnya untuk sementara ini. Lagipula, kamu sudah sibuk melatih kemampuanmu sejak pagi hari bahkan sebelum matahari mulai terbit. Aku jadi sedikit teringat akan diriku saat itu." 

Ketika Yuuna dan Mifuyu tengah asyik beristirahat sambil memakan roti lapis, sebuah suara dentuman cukup keras terdengar dari salah satu bagian dalam hutan. Keduanya langsung menghentikan makan mereka untuk mencari tahu asal suara tersebut.

"Yuuna, apakah kamu juga mendengar suara itu?"

"Iya, aku juga mendengarnya. Jika aku ingat baik-baik, suara tadi sepertinya berasal dari salah satu bagian hutan ini."

"Sebaiknya pergi untuk mencari sumber suara dentuman tersebut."

Yuuna dan Mifuyu bergegas bangkit dari posisi duduk mereka dan pergi menuju arah sumber suara tersebut untuk mencari penyebab dentuman keras tadi. Ketika mendekati sumber suara tadi, keduanya dapat melihat beberapa ranting dan dahan pohon yang patah serta terdapat sesosok gadis yang terbilang cukup muda tergeletak di tanah. Mifuyu yang melihat hal tersebut langsung berlari menghampiri gadis tersebut untuk memastikan keadaannya.

"Mifuyu, bagaimana kondisi gadis ini sekarang?" Yuuna mendekati Mifuyu yang tengah memeriksa keadaan gadis tersebut.

"Sepertinya dia hanya mengalami beberapa luka memar akibat menghantam ranting dan dahan pohon sebelum jatuh ke tanah. Tidak hanya itu, dia juga tidak sadarkan diri akibat terhempas cukup keras ke tanah." Mifuyu membersihkan tubuh gadis tersebut dari ranting dan daun yang menempel.

"Sebaiknya kita segera bawa dia kembali agar kita bisa merawat luka-lukanya hingga dia sadar kembali."

Mereka berdua bergegas membawa gadis tersebut ke rumah tempat mereka tinggal agar dapat merawat semua luka yang ada di tubuhnya hingga dirinya tersadar kembali. Sesampainya di rumah, Mifuyu segera membaringkan gadis itu ke atas kasur. Sementara itu, Yuuna mengambil obat-obatan yang diperlukan lalu merawat semua luka memar gadis tersebut.

Tanpa terasa waktu berlalu dengan cukup cepat, gadis tersebut akhirnya mulai menyadarkan diri. Dia melihat area sekelilingnya yang sudah berbeda dari yang sebelumnya adalah hutan belantara yang dipenuhi pepohonan yang rimbun menjadi sebuah ruangan yang tidak ia kenal.

"Tempat ini?? Aku ada dimana sekarang??" Gadis tersebut masih terbaring lemas sambil terus memperhatikan seisi ruangan tersebut.

"Ahh.. Sepertinya kamu sudah sadarkan diri." Mifuyu datang sambil membawa sebuah nampan berisi makanan yang sudah dibuatnya lalu dia letakan di atas meja. "Saat ini kamu sedang berada di rumah kami. Kami berdua tidak sengaja menemukan dirimu tengah tidak sadarkan diri di dalam hutan tadi."

"Begitu ya!" Gadis itu berusaha mengangkat sedikit tubuhnya dari atas kasur untuk mencoba duduk. "Itta~ tta."

"Hei..., jangan paksakan dirimu untuk duduk. Tetaplah berbaring untuk beberapa saat hingga luka memarmu sembuh terlebih dahulu." Mifuyu menghampiri gadis itu untuk membuatnya tetap berbaring di atas kasur.

"Sebaiknya kamu dengarkan nasehat Mifuyu kali ini, tubuhmu masih terbilang cukup lemah untuk bergerak saat ini. Kami berdua benar-benar khawatir dengan kondisimu saat menemukan dirimu yang tidak sadarkan diri di dalam hutan tadi."

"Baiklah, aku akan melakukannya." Gadis itu kembali berbaring di atas kasur setelah mendengarkan nasehat Mifuyu.

"Namaku Ichinose Yuuna dan disampingku ini adalah sahabatku, Sakuramiya Mifuyu. Aku adalah seorang Saint Soul, sementara sahabatku ini adalah seorang Saint Maiden." Yuuna berlutut di dekat Mifuyu sambil memperhatikan keadaan gadis yang dirawatnya. "Jika kami boleh tahu, siapa namamu?"

"Kanade.... Tsubuzaki Kanade... aku seorang Fallen-Angel. Aku berasal dari semesta lain bernama Xuusuatouri."

"Begitu rupanya. Itu menjelaskan tanduk yang ada di kepalamu dan sepasang sayap yang ada dipunggungmu itu. Lalu, kenapa kamu berada di semesta Yuusuatouri ini?"

"Aku tidak sengaja terlempar ke semesta ini saat berusaha melindungi sebuah batu berharga yang dijaga oleh keluargaku. Batu itu bernama Tiphereth Soul Gems."

"Apakah ada orang yang berusaha mengincar batu tersebut?"

"Tentu saja. Orang yang tidak bisa aku sebutkan namanya berusaha merebut batu itu untuk membangkitkan sesuatu yang tidak boleh dibangkitkan di semesta Xuusuatouri."

"Aku mulai mengerti sekarang. Ternyata masih ada orang lain yang sama jahatnya seperti Iris yang patut kita waspadai." Yuuna menyentuh salah satu pipinya sambil berusaha menangkap pesan tersembunyi dibalik ucapan Kanade tadi.

"Mengenai batu yang kamu sebutkan tadi, apakah batu tersebut berada padamu sekarang?" Mifuyu merasa penasaran mengenai keberadaan batu yang dikatakan oleh Kanade tadi

Mendengar pertanyaan Mifuyu tersebut, Kanade hanya bisa menganggukan kepalanya dengan sangat pelan sambil menunjukkan batu berwarna putih keemasan yang berada di genggaman tangan kanannya. Batu tersebut bersinar cukup terang seakan tengah memancarkan sebuah energi yang begitu murni.

"Jadi ini batu yang bernama Tiphereth Soul Gems seperti yang kamu katakan itu ya, Kanade."

"Benar sekali. Terlebih lagi, aku juga diminta untuk terus melindungi batu ini hingga aku menemukan seseorang yang tepat untuk menerima tanggung jawab untuk meneruskan amanah melindungi batu ini dari siapapun yang berusaha menggunakannya demi keburukan."

"Kalau begitu, tetaplah simpan batu itu hingga kamu menemukan orang lain yang layak untuk meneruskan tanggung jawab tersebut. Aku yakin Yuuna akan mengatakan hal yang sama sepertiku."

"Sepertinya kamu bisa membaca isi pikiranku kali ini, Mifuyu. Kamu memang sahabat terbaikku."

"Ah.. jangan begitu. Bukankan kita sudah terbiasa dengan hal seperti ini."

Yuuna dan Mifuyu berencana terus merawat Kanade hingga dirinya bisa sembuh sepenuhnya dari luka-luka yang dialami meskipun itu dapat memakan waktu yang cukup lama. Tidak hanya itu, mereka berdua akan menjaga Kanade yang tengah melindungi batu berharga milik keluarganya dari siapapun yang ingin merebutnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top