Chapter 21

Di saat yang hampir bersamaan, Renge bersama Nike dan Itsuki berusaha menemui Hikaru dan semua pasukan Crest Guardian yang saat ini tengah mempersiapkan diri setelah mendapatkan kabar dari salah satu anggota yang mereka kirim untuk mengumpulkan informasi. Meskipun Crest Guardian sudah memiliki informasi soal ancaman yang datang, Renge masih bertekad untuk tetap menyampaikan informasi lebih lanjut soal kekuatan musuh yang akan datang.

"Hikaru, apakah semua persiapan anggota Crest Guardian baik-baik saja?"

"Semuanya baik-baik saja, Renge. Terlebih lagi, mereka tampaknya sudah siap untuk menghadapi ancaman musuh yang akan datang kali ini."

"Baguslah. Walaupun begitu, aku punya informasi lebih dalam soal musuh yang akan kita hadapi kali ini." Renge menunjukan raut wajah serius saat mengatakan kalimatnya tersebut.

"Katakan apa yang kamu ketahui soal musuh kita, Renge."

"Musuh kita kali ini adalah Iris Kurayami dan pasukan barunya. Terlebih lagi, dia berhasil mengendalikan naga legendaris Safi'jii." Renge terlihat sedikit gelisah meski dia sudah berusaha untuk tetap tenang.

"Iris ya!? Sepertinya dia akan membalaskan dendamnya kepadamu karena menggagalkan rencana jahatnya saat itu. Bahkan sekarang dia memanfaatkan naga legendaris Safi'jii yang berhasil dikendalikannya. Ini akan menjadi pertempuran yang cukup berat." Hikaru memegang dagunya sambil mencerna informasi baru yang disampaikan oleh Renge.

"Apakah kamu sudah menyusun rencana untuk menghadapi mereka?" Nike merasa penasaran terhadap rencana yang akan dilaksanakan oleh Hikaru dan semua anggota Crest Guardian.

"Tentu saja, aku dan beberapa komandan dari masing-masing kesatuan sudah menyusun sebuah rencana untuk menghadapi kedatangan musuh kita kali ini. Sebaiknya kalian bertiga segera ikut denganku." Hikaru mengajak Renge, Itsuki, dan Nike untuk ikut bersama dengannya.

Mereka bergegas pergi menuju ke sebuah ruangan dimana terdengar suara orang-orang yang tengah berdiskusi untuk membahas sesuatu. Ruangan tersebut berada di tengah-tengah markas utama Crest Guardian. Hikaru segera masuk ke dalam ruangan itu yang kemudian diikuti oleh Renge, Itsuki, dan Nike dibelakangnya.

"Bagaimana kesiapan seluruh pasukan untuk menghadapi ancaman yang akan dihadapi kali ini?" tanya salah satu komandan saat melihat kedatangan Hikaru.

"Mereka sudah sangat siap untuk mempertahankan kota Seliantraea ini dari ancaman musuh." Hikaru menghampiri meja dimana terdapat peta berukuran cukup besar beserta beberapa patung kecil berdiri diatasnya.

"Baguslah. Tidak lama lagi, kita akan segera bergerak menuju area luar dinding pertahanan kota untuk menyambut kedatangan musuh kita."

"Apakah rencana yang kita buat sudah disetujui bersama?"

Semua komandan yang berada di ruangan tersebut langsung menganggukan kepalanya secara bersamaan yang menandakan bahwa rencana yang telah dibuat sudah disetujui. Salah satu mantan rekan Renge menyadari keberadaan Renge bersama kedua temannya yang saat ini berdiri tidak jauh di belakang Hikaru.

"Renge, aku tidak tahu kamu dan kedua temanmu datang kesini. Apakah kamu datang untuk membantu usaha kita melindungi kota Seliantraea tercinta kita ini?"

"Tentu saja. Terlebih lagi, aku tahu siapa musuh kita dan seberapa besar kekuatan mereka kali ini." Renge memberikan sebuah sinyal kepada Hikaru untuk menjelaskan apa yang sudah ia katakan sebelumnya.

Melihat hal tersebut, Hikaru bergegas menjelaskan informasi yang baru diterimanya kepada semua orang yang berada didalam ruangan tersebut. Dia menjelaskan dengan sangat hati-hati agar tidak melewatkan detil sedikitpun dari informasi baru yang didapatkannya. Informasi tersebut langsung diterima oleh para komandan yang berkumpul disana.

"Jadi begitu ya. Meskipun begitu, kita harus tetap menjalankan rencana yang sudah kita buat sebelum. Kita masih bisa menyesuaikannya berdasarkan kondisi yang ada di medan pertempuran nanti."

"Aku tahu kalau kita akan menghadapi Iris, orang yang telah mengkhianati Crest Guardian dan menciptakan kekacauan di kota ini beberapa tahun lalu. Dia bahkan berusaha menghancurkan Elder Fraxinus yang begitu dilindungi oleh Renge hingga akhir hayatnya." Nada bicara Hikaru perlahan-lahan mulai menunjukan keseriusannya terhadap ancaman yang akan dilancarkan oleh Iris bersama pasukannya. "Maka dari itu, kita yang merupakan bagian Crest Guardian harus mempertahankan kota Seliantraea sebagaimana yang telah menjadi tugas utama kita selama ini.

Mendengarkan ceramah singkat Hikaru tersebut, tekad semua komandan langsung membara seperti sebuah api yang semakin membesar yang dapat membakar apapun. Semua orang yang ada di ruangan itu memutuskan untuk segera keluar dan menggerakan pasukan yang sudah mempersiapkan diri untuk menuju dinding pertahanan kota demi menjalankan tugas utama mereka.

****

Di salah satu bagian kota yang berada tidak jauh dari dinding pertahanan kota, Yuuya dan Isuka saat ini tengah berdiri di atas salah satu atap bangunan yang ada di tempat tersebut sambil memperhatikan keadaan di sekitar mereka. Perhatian mereka langsung tertuju kearah semua pasukan Crest Guardian memenuhi jalanan kota untuk bergerak menuju ke area luar dinding pertahanan.

"Sepertinya Crest Guardian sudah bergerak untuk bersiap menghadapi ancaman yang datang kali ini." ucap Yuuya yang memperhatikan pergerakan Crest Guardian dari tepi atap bangunan tersebut.

"Menurutmu seberapa besar kekuatan Crest Guardian yang dikerahkan kali ini, Yuuya?" Isuka sibuk mengutak-atik tablet miliknya seakan-akan tengah membereskan sesuatu.

"Jika dilihat dari jumlah pasukan yang bergerak kali ini, aku rasa Crest Guardian mengerahkan kekuatan penuh mereka. Terlebih lagi, aku melihat beberapa sosok yang cukup familiar."

"Kekuataan penuh ya? Bisa diartikan kalau ancaman kali ini akan sangat membahayakan." Isuka tiba-tiba memunculkan sesuatu dari tabletnya lalu melakukan low-pass throw untuk memberikan benda tersebut kepada Yuuya. "Lalu, bagaimana dengan sosok familiar yang kamu katakan? Apakah kamu tahu ciri-ciri mereka?"

"Entahlah, aku belum bisa melihat ciri-ciri mereka secara jelas... ah, sankyu~" Yuuya menangkap benda yang merupakan binocular  dari Isuka lalu menggunakannya. "Coba aku lihat dulu....  tiga orang perempuan dan satu orang laki-laki. Laki-laki tersebut berambut kuning sedikit keemasan dan memakai pakaian zirah putih gading tanpa helm pelindung."

"Zirah putih gading... aku yakin itu Hikaru, si Saint Gunslinger." Isuka mengusap sedikit dagunya saat sambil mempersiapkan diri untuk menebak nama sosok berikutnya dari ciri-ciri yang akan dikatakan Yuuya selanjutnya. "Bagaimana dengan ciri-ciri ketiga perempuan tersebut?"

"Salah satu diantaranya memakai kacamata, berjaket cukup tebal, dan rambutnya berwarna putih keperakan. Disampingnya ada perempuan bertelinga rubah dengan warna rambut yang hampir sama tetapi lebih pucat dan kedua tangannya adalah tangan mekanik." Yuuya menurunkan binocular yang dipakainya karena dia yakin Isuka dapat menebak siapa perempuan terakhir tanpa memberikan ciri-cirinya. "Aku yakin kamu pasti tahu siapa perempuan terakhir setelah mendengar ciri-ciri dua perempuan sebelumnya."

Setelah mendapatkan ciri-ciri dua dari tiga perempuan yang disebutkan Yuuya tadi, Isuka lantas memutar otaknya untuk menebak nama kedua perempuan tersebut dengan harapan dia dapat mengetahui siapa orang terakhir yang kawannya maksudkan. Dia secara perlahan mengulang ciri-ciri kedua perempuan tadi.  

"Berkacamata, rambut putih keperakan, memakai jaket cukup tebal.... kalau tidak salah itu ciri-ciri dari Nike, si gadis Saint Gun Master. Berikutnya, perempuan berambut putih pucat dengan telinga rubah dan tangan mekanik ya? Aku yakin sekali kalau ciri-ciri ini merujuk pada Itsuki, Legenda Kitsune yang terkenal dengan kemampuan berpedangnya." Kedua mata Isuka mulai terbuka sedikit lebar setelah tahu siapa perempuan terakhir dari kedua nama perempuan yang ditebaknya tadi.

Yuuya segera menoleh ke belakang saat Isuka sudah berhasil menebak kedua nama perempuan tadi. Dia merasa bahwa Isuka sudah tahu jawaban atas nama perempuan terakhir yang secara sengaja dia tidak menyebutkannya.

"Dari ekspresimu itu, sepertinya kamu tahu nama perempuan terakhir yang aku lihat tadi." Yuuya menunjukan senyuman kecil sambil memperhatikan Isuka.

"Tentu saja. Jika Nike dan Itsuki bersama dalam satu tempat, itu mengisyaratkan satu hal. Sosok Renge, Saint Spirit Master saat ini tengah bersama dengan mereka berdua. Inikan menjadi pertempuran cukup besar jika tiga orang saint dan seorang legenda yang diakui oleh Crest Guardian ikut turun tangan untuk menghadapi ancaman kali ini."

"Lalu, apakah kamu juga berpikiran tentang gadis yang kita temui sebelumnya akan ikut membantu menghadapi ancaman yang datang?"

"Mengingat karakteristiknya, sepertinya dia akan ikut turun tangan bagaimanapun juga. Dia bukanlah orang yang membiarkan orang lain terutama temannya sendiri mengalami kesulitan yang berkepanjangan."

Mendengar ucapan Isuka tersebut, Yuuya hanya bisa menganggukan kepalanya untuk menyetujuinya. Keduanya terus memperhatikan perkembangan situasi yang ada dari posisi mereka saat ini hingga tiba saatnya untuk ikut turun tangan. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top