Sesampainya Yuuna di rumahnya, dia segera menuju ke kamarnya untuk sesaat agar dapat menyimpan pedang Hoshitama dan pistol Fraxinus Dual Trigger ke sebuah lemari khusus yang berdekatan dengan lemari pakaian. Yuuna lalu memutuskan untuk mandi demi membersihkan diri setelah selesai menyimpan senjata miliknya. Setelah tubuhnya bersih dari sisa keringat, Yuuna bergegas makan malam dengan menu yang terbilang ringan lalu merapikan peralatan makan yang digunakan dan kembali ke kamarnya untuk tidur.
~Sephira Realms~
Yuuna sekarang berada di sebuah tempat yang sangat terang dengan pemandangan terasa cukup familiar olehnya meski dengan kesan yang berbeda jauh. Dia melihat area sekelilingnya dan mendapati berbagai bangunan yang mirip dengan bangunan yang ada di kehidupan sebelumnya hanya saja keadaannya sudah hancur dan penuhi oleh tumbuhan. Tidak hanya itu saja, terdapat beberapa kristal sebening kaca yang muncul di beberapa tempat dan hamparan bunga-bunga bermekaran seolah-olah menghiasi tempat tersebut.
"Tempat ini.... mungkinkah ini dimensi Sephira?? Jika benar, kenapa di tempat ini terdapat banyak sekali reruntuhan bangunan yang terasa tidak asing bagiku?" Yuuna mencoba berjalan menyusuri dimensi tersebut dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.
Langkah demi langkah diayunkan oleh Yuuna untuk menyusuri tempat tersebut sambil mencari beberapa petunjuk yang dapat membuktikan kalau saat ini dia berada di dimensi Sephira. Gelombang-gelombang kecil langsung terbentuk pada air yang memenuhi lantai dimensi tersebut sambil mengiringi langkah kaki Yuuna.
Tak berapa lama, Yuuna menemukan sebuah petunjuk kecil yang dibutuhkannya kali ini. Petunjuk tersebut berada di dalam salah satu puing bangunan bertingkat yang sudah rusak berat. Tanpa berlama-lama, dia segera masuk ke dalam bangunan tersebut untuk melihat petunjuk yang ditemukannya dari jarak dekat.
"Inikan... bunga yang sama ketika pertemuan pertamaku dengan Renge sebelum aku membangkitkannya kembali." Yuuna berjongkok untuk melihat lebih dekat bunga berwarna putih dengan corak sedikit warna ungu. "Aku masih membutuhkan petunjuk lain untuk meyakinkan diriku bahwa tempat ini benar-benar dimensi Sephira."
Saat memperhatikan sekeliling tempat tersebut, Yuuna menemukan petunjuk lain yang dapat membantunya untuk meyakini bahwa saat ini dia berada di dalam dimensi Sephira. Dia langsung berdiri kembali dan mendekati salah satu lubang jendela bangunan yang masih berbentuk.
"Salah satu cabang pohon yang tumbuh di bangunan ini memiliki bentuk daun yang sama dengan daun pohon Elder Fraxinus. Sekarang aku sudah yakin kalau tempat ini adalah dimensi Sephira."
Meski Yuuna sudah yakin soal dirinya yang saat ini tengah berada di dimensi Sephira, masih tersisa satu pertanyaannya yang belum terjawab. Ia bergegas keluar dari puing bangunan bertingkat itu dan menyusuri kembali dimensi Sephira ini untuk menemukan jawaban atas pertanyaan lain yang masih dimilikinya.
Tiba-tiba, Yuuna mendengar sebuah suara yang sangat ia kenali ketika sedang menyusuri dimensi Sephira tersebut. Suara tersebut terdengar cukup samar-samar di telinganya karena menyatu dengan suara hembusan angin.
"Yuuna~"
"Suara ini... aku benar-benar mengenalnya. Jangan bilang.... Mifuyu!?" Yuuna menghentikan langkahnya untuk sesaat lalu melihat sekelilingnya untuk mencari arah asal suara itu.
Tanpa pikir panjang, Yuuna segera berlari mengikuti suara yang memanggilnya tersebut setelah ia mengetahui kemana arah suara tersebut berasal berkat memfokuskan pendengarannya. Ia akhirnya sampai di depan sebuah bangunan yang masih berdiri kokoh meski sudah ditumbuhi oleh tanaman liar. Ia begitu terkejut ketika melihat bangunan tersebut karena memiliki bentuk yang sama persis dengan suatu tempat yang masih tersimpan di ingatannya.
"Tidak mungkin... bangunan ini bentuknya sama dengan gedung apartemen dimana Mifuyu tinggal. Terlebih lagi, sumber suara yang memanggilku tadi berasal dari tempat ini dan sepertinya aku tahu dimana letak sumbernya." Yuuna berlari secepat mungkin menuju tangga dan menaikinya hingga ke lantai yang dirasanya merupakan lokasi sumber suara yang memanggilnya.
Sesampainya di lantai tersebut, Yuuna berjalan menuju ke salah satu pintu yang diyakininya sebagai tempat asal suara yang memanggilnya tadi. Dia langsung membuka pintu itu tanpa ragu-ragu dan mendapati sesosok gadis tengah menunggunya di dalam. Perlahan-lahan dia berjalan mendekati gadis tersebut.
"Mifuyu?? Apakah kamu yang memanggilku kesini?"
"Ahh... Yuuna~. Syukurlah kamu datang ke tempat ini." Mifuyu langsung berbalik dan memeluk Yuuna.
"Maaf sudah membuatmu menunggu, Mifuyu." Yuuna memeluk balik sahabat baiknya itu. "Aku senang bisa melihatmu lagi."
"Aku juga, Yuuna." Mifuyu melepaskan pelukannya dan menatap kedua mata Yuuna.
"Maafkan aku karena tidak bisa melindungimu saat itu. Aku benar-benar tidak berdaya." Kedua mata Yuuna mulai meneteskan air mata.
"Kamu sudah berusaha dengan sangat baik untuk melindungiku. Jadi, jangan salahkan dirimu." Mifuyu mengusap air mata Yuuna dari wajahnya. "Bagaimanapun juga, orang berjubah hitam waktu itu memang sulit untuk dikalahkan."
"Terima kasih, Mifuyu. Hatiku merasa lega mendengar ucapanmu tersebut." Yuuna tersenyum bahagia karena hatinya sudah terbebas dari rasa bersalahnya. "Aku juga berjanji akan menghidupkanmu kembali ke dunia baruku agar kita berdua bisa bersama kembali."
"Jangan lupakan janjimu itu dan janji yang pernah kita buat bersama kala itu. Aku yakin kamu pasti bisa menepatinya, Yuuna." Mifuyu mengeluarkan sebuah cincin kristal dan memakaikannya ke salah satu jari tangan kanan Yuuna. "Pakailah cincin ini sebagai pengingat akan janjimu tersebut."
"Tentu saja, Mifuyu. Aku akan selalu menjaga janjiku tersebut."
"Aku rasa waktu kita sudah tidak banyak lagi. Sebaiknya kamu segera kembali karena aku merasakan ada sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Penuhilah janji yang sudah kamu buat, Yuuna." Mifuyu langsung mencium kening Yuuna sebagai tanda perpisahannya kali ini.
Seketika itu juga, cahaya putih beserta kelopak bunga berterbangan memenuhi dimensi tersebut. Sosok Mifuyu perlahan-lahan menghilang ke cahaya putih yang semakin memenuhi dimensi Sephira. Kesadaran Yuuna yang berada di dimensi Sephira juga ikut menghilang secara perlahan.
~Yuusuatouri Realm~
Tiba-tiba, Yuuna terbangun dari tidurnya setelah kesadarannya kembali dari alam bawah sadarnya yang mana dia tadi berada di dimensi Sephira dan bertemu kembali dengan sahabat baiknya. Nafasnya tidak beraturan seolah-olah dia sempat mengalami mimpi buruk.
"Mifuyu.... akhirnya aku bisa bertemu denganmu kembali walaupun hanya dalam mimpi." Yuuna menetes sedikit air matanya sambil melihat cincin yang ada di salah satu jari tangan kanannya. "Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga janji kita berdua dan memenuhi janjiku kepadamu, Mifuyu."
Yuuna bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju jendela untuk menatap langit malam yang dipenuhi oleh bintang-bintang yang bersinar cukup terang. Dia mulai berpikir bahwa mimpi yang dialaminya tadi terasa cukup nyata sama seperti saat pertemuan pertamanya dengan Renge walaupun dengan kondisi dimensi yang berbeda satu sama lain. Yuuna akhirnya menemukan jawaban yang atas pertanyaan yang masih menjadi misteri saat kesadarannya berada di dimensi Sephira tadi.
"Sepertinya aku tahu kenapa banyak puing-puing bangunan yang cukup familiar bagiku saat bermimpi di dimensi Sephira tadi. Dimensi itu terbentuk atas ingatan-ingatan akan kehidupan lamaku sebelum aku bangkit kembali ke dunia ini." gumam Yuuna pelan sambil terus menatap langit malam yang indah dari balik jendela kamarnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top