Chapter 14

Seberkas cahaya matahari mulai membelah langit pagi yang masih cukup gelap. Kumpulan awan yang berada di langit mulai sedikit terlihat karena cahaya tersebut meski cukup samar. Yuuna tampak sudah bersiap untuk melakukan latihan paginya kali ini. Tak lupa, dia juga sudah menyiapkan kedua senjatanya di dekat target latihan yang pernah dibuatnya.

"Meski pagi masih cukup gelap, udara sejuk kali ini benar-benar membuatku nyaman untuk memulai latihanku." Yuuna mulai melakukan sedikit pemanasan untuk melemaskan otot-ototnya

Setelah dirasa cukup, Yuuna mengambil pedang kesayangannya Hoshitama dan mulai mengayunkannya kearah target latihan sambil melakukan sedikit perpindahan posisi. Dia sengaja melakukannya untuk melatih sedikit kemampuan untuk menghindari serangan musuh serta kewaspadaannya akan serangan yang datang berikutnya dari lawan.

Di saat Yuuna masih fokus berlatih, Nike datang menghampiri sambil membawa sebuah keranjang berisi makanan dan sebuah kain alas yang berukuran tidak terlalu besar dalam kondisi masih terlipat rapi. Tidak hanya itu, dia juga membawa senjata miliknya yaitu sebuah Gun Sawblade berukuran cukup besar yang saat ini dibawanya di punggung.

"Tampaknya kamu benar-benar berlatih sangat keras, Yuuna." Nike meletakan keranjang tersebut di bawah salah satu pohon sambil memperhatikan Yuuna.

"Ah, Nike. Iya, aku ingin sekali menjadi lebih kuat dari sebelumnya agar dapat melawan musuh yang kuat suatu saat nanti." Yuuna menghentikan latihannya saat mengetahui kedatangan Nike.

"Meskipun begitu, kamu tetap harus memiliki asupan makanan yang tepat untuk menunjang latihanmu. Oh ya, mungkinkah kamu sedang melatih teknik menghindar dan kewaspadaan?"

Yuuna hanya bisa mengangguk untuk menyatakan jawabannya kepada Nike. Dia sedikit tidak menduga kalau Nike tahu soal apa yang sedang dilatihnya kali ini.

"Begitu ya, bagaimana kalau kita sparring sebentar untuk menguji hasil latihanmu kali ini?" Nike mengambil senjata yang berada di punggungnya.

"Tentu saja. Lagipula aku membutuhkan orang lain untuk membantu latihanku kali ini karena berlatih teknik menghindar serta kewaspadaan dengan hanya membayangkan gerakan musuh terbilang cukup sulit bagiku."

"Itu juga yang sempat terpikirkan olehku saat melihatmu tadi. Akan lebih baik jika ada lawan latihan yang dapat memberikan serangan balik yang sebenarnya agar kamu bisa merasakannya secara langsung."

Yuuna dan Nike berpindah ke sebuah tanah yang sedikit lapang untuk mereka gunakan sebagai arena latih tanding kali ini. Keduanya mengambil posisi yang sedikit berjauhan dan saling berhadapan seolah-olah sedang bertarung satu sama lain.

"Ok Yuuna, untuk latih tanding kali ini aku akan menyerangmu dengan cara apapun tapi ada satu kondisi yang harus kamu ikuti. Kamu hanya boleh menyerang balik dengan menggunakan pedang Hoshitama milikmu untuk mendaratkan satu serangan kepadaku. Aku tahu ini terdengar dengar sedikit tidak adil bagimu tapi ini akan sangat membantumu disaat kamu hanya bertarung dalam jarak dekat." Nike menjelaskan sedikit soal peraturan latih tanding kali ini, "Apakah kamu tidak masalah dengan kondisi yang aku berikan tadi, Yuuna?"

"Aku tidak masalah sama sekali, Nike." Yuuna mempersiapkan kuda-kudanya untuk menghadapi Nike.

"Baiklah kalau begitu, kita mulai."

Tak berselang lama, Nike mulai menghujani Yuuna dengan tembakan beruntun dari senjatanya tanpa memberikan jeda sedikitpun. Melihat serangan tersebut, Yuuna langsung menghindari serangan tersebut sambil berusaha mendekati posisi Nike. Beberapa peluru yang ditembakan sempat ditangkis oleh Yuuna. Sesaat jarak mereka sudah sangat berdekatan, Nike mengganti taktik serangannya dengan serangan jarak dekat. 

Duel serangan jarak dekat langsung terjadi tatkala kedua senjata saling bersentuhan hingga menciptakan sedikit percikan karena bergesekan satu sama lain. Serangan demi serangan diluncurkan dengan begitu cepat dan bertubi-tubi. Pergerakan Yuuna perlahan-lahan mulai lincah menghindari serangan yang diberikan oleh Nike. Duel tersebut berlangsung cukup lama karena belum ada satupun serangan Yuuna yang berhasil mendarat ke tubuh Nike. Meski begitu, stamina mereka tampak tidak terkuras banyak selama pertukaran serangan berlangsung. 

Salah satu serangan yang dilancarkan oleh Nike berhasil ditangkis oleh Yuuna dan menciptakan celah untuk serangan balik. Melihat kesempatan itu, Yuuna segera mendaratkan serangan cepat kearah Nike yang mana berhasil mendarat di bagian bahu kiri Nike. Keduanya langsung menghentikan latih tanding setelah Nike menyadari serangan balik yang berhasil didaratkan oleh Yuuna.

"Ok, aku rasa sudah cukup." Nike segera menurunkan senjatanya sebagai penanda berakhirnya latih tanding mereka, "Aku tidak menyangka kamu berhasil mendaratkan satu serangan ke tubuhku, Yuuna."

"Aku benar-benar kesulitan mendaratkan seranganku tersebut setelah mendapatkan perlawanan sengit darimu." Yuuna menarik pedangnya dari tubuh Nike dan menurukannya, "Pertahananmu begitu sulit ditembus, Nike."

"Haha~, walaupun begitu kamu berhasil menciptakan celah dalam pertahananku dan memanfaatkannya untuk menyerang balik secepat mungkin." Nike mengambil kartu stat dari dalam tas kecil miliknya dan mengarahkannya ke Yuuna, "Mari kita lihat perkembangan kemampuanmu dari latih tanding tadi."

 Kartu stat tersebut langsung memindai wajah Yuuna dan membaca stat yang dimilikinya. Dalam sekejap, kartu tersebut menampilkan stat yang dimiliki oleh Yuuna.

Ichinose Yuuna - Saint Legend

Strength - B+++

Defence - B+

Speed - A--

Intelligence - B-

Physical - A-

Technique - A

Summon - B+

Magic - A---

Element - Soul

Unique Skill - Soul Drive Alteration

"Sepertinya hasil latih tanding kita tadi membuahkan hasil cukup bagus. Beberapa stat milikmu meningkat cukup bagus." Nike membaca seluruh stat Yuuna yang ditampilkan pada kartu.

"Bolehkah aku melihatnya?"

"Tentu saja." Nike langsung menunjukan sisi lain kartu tersebut dimana semua stat milik Yuuna tercantum.

Yuuna begitu terkejut dan senang saat melihat stat miliknya meningkat cukup banyak dari sebelumnya. Dia merasa kalau hasil latihan kali ini berdampak cukup besar terutama latih tandingnya dengan Nike sebagai lawannya. Tidak hanya itu, kemampuan menghindar serta kewaspadaan yang menjadi fokus utama Yuuna dalam latihan ini benar-benar terasah dengan baik dan dapat diterapkannya dikemudian hari saat diperlukan.

"Aku benar-benar tidak menyangka kalau stat-ku meningkat cukup drastis tanpa aku sadari. Bahkan berkat latih tanding tadi, fokus latihanku kali ini terpenuhi."

"Syukurlah kalau begitu." Nike tersenyum bahagia sambil menyimpan kembali kartu stat miliknya. "Bagaimana kalau kita istirahat makan dulu? Aku sudah bawakan makanan untukmu."

"Boleh juga. Lagipula, perutku sudah mulai meraung-raung karena ingin segera diisi oleh makanan."

Mereka berdua langsung berjalan menuju pohon dimana keranjang makanan yang dibawa Nike tadi diletakkan. Latih tanding yang mereka lakukan tadi benar-benar menguras tenaga hingga membuat keduanya merasa sangat kelaparan akibat perut mereka masih belum terisi oleh makanan sedikitpun.

Setibanya di pohon tersebut, Nike langsung mengambil kain alas dari dalam keranjang dan mulai membentangkannya di atas tanah. Kemudian, Yuuna dan Nike segera duduk dan mulai mengambil makanan berupa roti lapis buatan yang tersimpan di dalam keranjang. Mereka berdua memakan roti lapis tersebut untuk mengisi perut yang masih kosong selama latihan tadi.

"Yuuna, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Nike melirik kearah Yuuna karena ada sesuatu yang ingin ditanyakannya.

"Tentu. Apakah ada sesuatu yang membuatku penasaran?"

"Soal mata kananmu itu, apakah kamu sudah menyadarinya?"

Yuuna menghentikan aktivitas makannya lalu menatap sesaat kearah langit yang mulai terang. Pandangannya lalu beralih kearah Nike untuk menjawab pertanyaan itu.

"Iya, aku sudah menyadarinya. Mungkin lebih tepatnya, belum lama ini. Saat sedang mencuci mukaku setelah bangun tadi, tanpa sengaja aku melihat kearah cermin dan menyadari kalau warna mata kananku berubah menjadi merah."

"Akhirnya kamu menyadarinya juga, Yuuna. Aku rasa itu adalah sebuah tanda yang tercipta untukmu karena sepertinya dirimu masih memiliki kemampuan lain yang belum diketahui olehmu saat ini."

"Nike, menurutmu apakah kemampuan tersembunyiku itu bisa aku munculkan suatu saat nanti?"

"Aku yakin pasti bisa, Yuuna. Meskipun begitu, kemampuanmu tersebut tidak akan muncul begitu saja tanpa sebuah persyaratan yang harus terpenuhi. Terlebih lagi, aku mendengar dari Renge kalau kemampuan Soul Drive Alteration milikmu itu muncul saat kamu berusaha melindungi orang terdekatmu yang hampir mati dihadapanmu."

Yuuna hanya bisa mengangguk pelan setelah mendengar ucapan Nike tersebut. Kemampuan Soul Drive Alteration miliknya muncul karena dia tidak ingin melihat orang terdekatnya mati dihadapannya seperti yang pernah dialaminya sebelumnya.

"Aku bertekad untuk menjadi lebih kuat agar aku bisa melindung seseorang yang berharga bagiku karena aku tidak ingin mengulang kesalahan yang pernah aku lakukan di kehidupanku sebelumnya." Yuuna bergumam pelan demi mengingatkan dirinya sendiri yang mendapatkan kesempatan kedua untuk menebus kesalahannya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top