Chapter 11

Sekembalinya dari perburuan mereka untuk menyelesaikan misi membunuh naga legendaris Xeno'jii, Yuuna dan Renge segera pergi menuju gedung serikat yang ada di kota Seliantraea untuk melaporkan hasil misi mereka. Meski misi yang diterima mereka berdua hanya meminta untuk membunuh saja, akan tetapi Renge tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil beberapa bagian tubuh Xeno'jii yang dapat berguna kedepannya. 

"Yuuna, tampaknya kamu sudah berhasil mengaktifkan Soul Drive Alteration saat bertarung dengan naga Xeno'jii tadi." 

"Benarkah begitu? Aku sama sekali tidak menyadarinya." Yuuna sedikit kaget mendengar ucapan Renge tersebut

"Benar, aku juga tidak menyangka kamu dapat mengaktifkan unique skill disaat yang terbilang cukup membahayakan hidupmu."

"Mungkinkah karena keinginanku untuk tidak membiarkan orang yang dekat denganku mati dihadapanku lagi membuat diriku bisa mengaktifkannya?"

Renge hanya bisa mengangguk pelan untuk membalas pertanyaan Yuuna tersebut. Dalam benaknya, dia benar-benar mulai memahami apa yang sudah dijelaskan oleh Morihime saat di gua tadi.

Tanpa disadari mereka sudah berada tepat di depan gedung serikat kota Seliantraea. Renge bergegas memberikan sebuah kantung berukuran kecil kepada Yuuna.

"Sebaiknya kamu bawa kantung ini bersamamu ke tempat paman Hijikata. Dia akan membuatkan pedang untukmu dari bahan-bahan yang kita kumpulkan tadi."

"Apa isi dari kantong ini?"

"Sedikit kristal Xeno'jii, sisik Velkha milik Hesty dan Star Gem Core dari jantung Xeno'jii yang kita bunuh tadi. Aku sedikit kaget ketika melihat permata bintang tersebut tersimpan di dalam jantung naga legendaris tersebut." 

"Heh!? Mungkinkah naga Xeno'jii yang kita bunuh tadi terlahir dari bintang yang jatuh di gunung itu?"

"Entahlah. Tapi aku rasa ada seseorang yang lebih tahu soal itu."

"Lalu, kamu akan pergi kemana dengan kantung besar berisi bagian-bagian naga Xeno'jii itu?" tanya Yuuna saat Renge masih memegang kantung besar di punggungnya.

"Aku berencana menjualnya untuk menjual sebagiannya setelah selesai melaporkan hasil misi kita tadi." Renge tersenyum kecil saat menjawab pertanyaan Yuuna, "Dan sisanya mungkin bisa aku berikan kepada paman Kagiru nantinya."

"Oh begitu." Yuuna mengangguk pelan setelah puas dengan jawaban yang diterimanya, "Aku akan segera menemui paman Hijikata dulu."

"Baiklah. Berhati-hatilah selama berjalan menuju ke toko miliknya."

"Tentu saja."

Yuuna langsung pergi meninggalkan Renge untuk bergegas menemui paman Hijikata di toko miliknya. Karena letaknya cukup jauh dari gedung serikat, Yuuna diharuskan berjalan menyusuri jalanan kota yang tampak ramai selama beberapa menit untuk mencapai tempat tujuannya. Sesekali dia menikmati sisi lain kota Seliantraea yang belum dilihatnya semenjak kedatangannya di dunia barunya ini.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, Yuuna tiba di tempat tujuannya kali ini yaitu, toko senjata sekaligus pandai besi milik paman Hijikata. Tanpa pikir panjang, Yuuna segera masuk ke dalam toko tersebut.

KRING!!KRING!!

Terdengar suara lonceng kecil ketika Yuuna membuka pintu toko tersebut. Seorang gadis langsung menyambut kedatangannya setelah mendengar lonceng tadi.

"Selamat datang, ada yang bisa aku bantu?"

"Aku ingin bertemu dengan paman Hijikata. Apakah beliau ada?"

"Oh, tunggu sebentar. Aku akan panggil terlebih dahulu." Gadis tersebut segera pergi meninggalkan Yuuna untuk memanggil paman Hijikata.

Sambil menunggu, Yuuna menyempatkan diri untuk melihat berbagai senjata yang dipajang di toko tersebut. Dia melakukan ini agar mendapatkan ide mengenai bentuk pedang yang ingin dimilikinya nanti.

"Apa aku membuatmu menunggu cukup lama, nak?" Paman Hijikata datang menghampiri Yuuna yang masih melihat-lihat senjata buatannya yang tengah dipajang di toko.

"Ah, paman Hijikata." Yuuna langsung mengalihkan perhatiannya kepada paman Hijikata yang sudah datang. "Tidak juga, Paman. Aku juga tidak lama datang kesini."

"Begitu ya. Apakah kamu datang kesini untuk membuat pedangmu sendiri?"

"Iya, paman. Renge menyaranku untuk menemui paman agar dapat membuat pedangku sendiri."

"Untuk bahan-bahannya, apakah kamu sudah membawanya?"

"Tentu saja." Yuuna menunjukan dua kantung kecil yang dibawanya.

"Ikutlah paman ke belakang, ke tempat pandai besi milik paman."

Yuuna mengikuti paman Hijikata ke bagian belakang toko dimana pandai besi untuk membuat pedang berada. Sebuah tungku arang dan beberapa peralatan penting untuk menempa senjata langsung menyambut mata Yuuna saat tiba di tempat itu.

"Bisa berikan kedua kantung yang kamu bawa tadi? Paman ingin mengetahui bahan apa saja yang ada didalamnya." Paman Hijikata duduk di bangku dekat sebuah tungku lain berukuran cukup kecil.

"Tentu saja paman. Ini dia" Yuuna langsung memberikan kedua kantung kecil yang dibawanya kepada paman Hijikata.

"Terima kasih. Coba aku lihat dulu."

Paman Hijikata segera membuka kedua kantung tersebut dan melihat isi didalamnya. Dengan sangat teliti, paman Hijikata mengidentifikasi bahan-bahan tersebut. Setelah selesai melihat bahan-bahan tadi, kedua kantung tersebut langsung diletakan di dekat tungku.

"Hmm~ sisik naga Velkha, beberapa kristal naga Xeno'jii yang legendaris, Star Core Gem dari Xeno'jii, dan pasir Tamahagane paling murni yang pernah aku temui. Aku rasa keempat bahan itu bisa aku buat menjadi pedang yang bagus untukmu terlebih lagi kualitas dari bahan tadi sudah terbilang sangat bagus."

"Lalu, apakah pedangku nanti akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuatnya?"

"Tidak juga. Paman kira dalam sehari akan dapat diselesaikan meski pasir Tamahagane yang kamu bawa harus diolah terlebih dahulu menjadi bijih besi Tamahagane."

"Begitu ya, paman."

"Apakah kamu sudah memiliki gambaran mengenai bentuk pedangmu nanti? Jika sudah, beritahukan kepada paman agar paman dapat menjadikannya sebagai acuan pembuatannya."

Yuuna mengangguk pelan menjawab pertanyaan tersebut. Dia segera memberitahukan gambaran bentuk pedang yang diinginkan kepada paman Hijikata tanpa pikir panjang.

"Paman sudah dapatkan acuannya dari gambaran yang kamu berikan tadi. Kalau begitu, paman akan langsung membuatnya." Paman Hijikata segera mempersiapkan tungku pembakaran untuk mulai mengolah pasir Tamahagane yang dibawa Yuuna. "Sebaiknya kamu menghabiskan waktumu di tempat lain sembari menunggu pedangmu jadi karena prosesnya akan membutuhkan berjam-jam."

"Baik paman, aku akan pergi dulu untuk menghabiskan waktuku di kota ini."

Yuuna langsung mengikuti saran yang paman Hijikata berikan kepadanya. Ia memutuskan untuk menjelajahi kembali sisi kota Seliantraea yang belum pernah dikunjunginya. Dia juga ingin mengetahui kota tersebut lebih jauh lagi.

Sesaat keluar dari toko paman Hijikata, Yuuna langsung disambut oleh Renge yang sudah selesai melaporkan hasil misi mereka dari gedung serikat. Terlebih lagi, kantong besar yang sempat dibawa Renge sudah tidak terlihat lagi.

"Yuuna, apakah kamu sudah memberikan bahan-bahan tadi kepada paman Hijikata?"

"Iya, aku sudah memberikannya. Saat ini, paman Hijikata sedang mengolah bahan-bahan tersebut terutama pasir Tamahagane yang sempat aku temukan."

"Lalu, bagaimana hasilnya?" Rasa penasaran Renge mulai muncul setelah Yuuna menyinggung soal pasir hasil temuannya tadi.

"Paman bilang kalau pasir yang aku bawa itu merupakan pasir Tamahagane yang paling murni."

"Hmm, begitu rupanya. Sepertinya tebakanmu soal Tamahagane memang benar."

"Bagaimanapun juga, tebakanku itu hanya sebuah tebakan gila yang muncul dipikiranku saat melihat pasir itu pertama kali."

"Walaupun hanya tebakan gila, tapi hasil sebenarnya sesuai dengan tebakanmu itu." Renge hanya bisa tertawa kecil saat menanggapi ucapan Yuuna soal tebakan gila miliknya. "Jika dilihat dari gerak-gerikmu tadi saat akan keluar dari toko, tampaknya pedangmu akan jadi dalam beberapa jam lagi dan kamu ingin menjelajahi lagi sisi lain kota Seliantraea ini untuk menghabiskan waktu sambil menunggu pedangmu jadi."

"Iya."

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita segera berjalan-jalan mengelilingi kota ini?"

"Tentu saja."

Yuuna dan Renge langsung berjalan meninggalkan depan toko milik paman Hijikata untuk mulai berkeliling melihat isi kota Seliantraea yang belum pernah dilihat oleh Yuuna. Renge yang sudah mengetahui cukup banyak soal berbagai sisi kota Seliantraea, langsung memandu jalan-jalan mereka kali ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top