Chapter 10
Di saat Yuuna dan Renge menyusuri hutan melalui udara untuk mencari sebuah petunjuk, tanpa disadari Hesty mulai terbang mengarah ke salah satu bagian gunung. Menyadari hal itu, Renge langsung berusaha untuk berkomunikasi dengan Hesty untuk mengetahui alasan di balik arah terbangnya yang berubah secara tiba-tiba.
"Hesty, kenapa kamu membawa kami ke arah gunung?" tanya Renge sambil mengelus pelan leher Hesty.
"Grroooaaagghhh" Naga tersebut meraung tidak terlalu keras untuk menjawab pertanyaan Renge.
"Apa yang dikatakannya, Renge?" Yuuna yang juga mendengar raungan tersebut langsung penasaran dengan apa yang dikatakan Hesty.
"Hesty bilang kalau saat ini dia merasakan jejak aura dari Xeno'jii dari arah gunung tepatnya dari dalam gua."
"Begitu rupanya. Jadi saat ini dia membawa kita kesana?"
"Tepat sekali. Aku tidak menyangka Hesty akan menemukan petunjuk keberadaan naga incaran kita." Raut wajah Renge mulai terlihat senang karena Hesty sudah menemukan petunjuk yang dibutuhkan. "Pegangan yang kuat, kita akan meluncur dengan cepat tempat yang itu."
Tanpa berlama-lama, Renge langsung membawa Hesty untuk melesat secepat mungkin menuju tempat tujuan mereka saat ini yaitu gua di salah satu sisi gunung yang tidak jauh dari hutan. Yuuna berpegangan sekuat tenaga agar tidak terlempar dari punggung Hesty di saat dia melesat dengan sangat cepat. Kecepatan Hesty saat melesat hampir menyamai dengan kecepatan sebuah rudal balistik.
Setibanya di lokasi, Renge bergegas mendaratkan Hesty tidak jauh dari mulut gua yang diperkirakan terdapat keberadaan Xeno'jii. Yuuna dan Renge turun dari punggung Hesty dan mulai bersiap-siap untuk menyusuri gua tersebut. Tak lupa, Renge meminta naga kesayangannya untuk tetap diam di tempatnya.
"Woah~, besar juga mulut gua ini bahkan terlihat cukup dalam dan gelap."
"Sebaiknya kita jangan membuang-buang waktu disini, Yuuna. Kita masih perlu mencari petunjuk lain untuk memastikan kalau Xeno'jii berada di dalam gua ini."
"Baiklah."
Mereka berdua langsung masuk kedalam gua untuk mencari petunjuk lain mengenai keberadaan Xeno'jii yang menjadi target utama misi yang mereka jalankan. Karena keadaan pencahayaan semakin gelap seiring kedalaman gua, Renge memutuskan untuk melakukan sihir penerangan miliknya.
"Spirit Illuminations!!" Renge memunculkan sebuah bola api arwah untuk membantu menerangi jalan di dalam gua.
Di tengah perjalanan, Yuuna dan Renge menemukan beberapa pecahan kristal yang berserakan di lantai gua merupakan pasir berwarna hitam pekat. Mereka dua memutuskan untuk berhenti agar dapat memastikan temuan mereka kali ini.
"Kristal ini!? Sepertinya terdapat energi murni yang terkandung didalamnya." Renge memperhatikan secara seksama kristal yang diambilnya dari tanah.
"Pasirnya hitam sekali dan terasa cukup kasar. Bahkan sepertinya aku pernah mengenalinya." Yuuna sibuk meneliti pasir hitam yang ada di lantai gua. "Mungkinkah pasir ini!?"
"Yuuna, apa kamu tahu sesuatu soal pasir hitam itu?"
"Kurang lebihnya, aku rasa pasir hitam ini bisa digunakan untuk membuat Tamahagane. Besi untuk membuat pedang. Walaupun begitu, aku tidak cukup yakin jika pasir ini benar-benar bisa dijadikan Tamahagane."
"Sebaiknya kamu kumpulkan pasir itu sebanyak mungkin. Kita bisa tanyakan ke paman Hijikata sekembalinya dari misi ini."
"Lalu, bagaimana dengan kristal-kristal yang berserakan di tanah?"
"Aku sudah mengumpulkan beberapa diantaranya untuk berjaga-jaga. Terlebih lagi, kristal tersebut memiliki aura Xeno'jii yang sepertinya berada tidak jauh dari sini."
"Kalau begitu, kita bergegas menemukan naga Xeno'jii untuk menyelesaikan misi kita."
Yuuna dan Renge berlari secepat mungkin ke bagian terdalam gua setelah mendapatkan petunjuk tambahan mengenai keberadaan naga Xeno'jii.
Akhirnya mereka sampai di bagian terdalam gua tersebut. Pemandangan gua sudah berubah sangat drastis dari yang sebelumnya hanya kumpulan batuan stalaktit dan stalakmit menjadi kumpulan batu kristal berbagai ukuran menghiasi setiap bagian gua tersebut. Tampak seekor naga sudah menunggu kedatangan Yuuna dan Renge.
GGGRRROOOOOAAGGGHHH!!!!!!
Naga tersebut memiliki mata jingga berjumlah enam dengan tubuh yang dipenuhi kombinasi warna biru gelap, biru terang dan sedikit aksen putih. Bahkan ukuran tubuh naga tersebut terbilang sangat besar dari kebanyakan naga lainnya. Api aura biru menyelimuti hampir di setiap bagian tubuh naga tersebut
(Illustrasi: Google, Monster Hunter World)
"Sepertinya dia sudah menunggu kedatangan kita." Renge mengeluarkan pedang dan mengambil kuda-kuda untuk siap bertarung.
"Apa kita bisa mengalahkannya?" ucap Yuuna sedikit pesimis sambil memegang Fraxinus Dual Trigger miliknya.
"Kita pasti bisa mengalahkannya. Selama kamu bisa mengikuti tempo seranganku, aku yakin akan baik-baik saja."
Dalam sekejap, naga Xeno'jii mulai mengembangkan sayapnya sebagai tanda siap melumat siapa saja yang ingin membunuhnya.
"GGGRRROOOOOAAGGGHHH!!!!!!" Naga tersebut langsung menyemburkan api berwarna biru kearah Renge.
"Hyaaa~!!!!" Renge menghindari serangan dan melaju cepat kearah salah satu kaki naga tersebut lalu menebasnya hingga membuat naga tersebut kehilangan sedikit keseimbangannya.
"Rasakan ini." Yuuna menembakan beberapa peluru dari senjatanya sambil bergerak mendekati naga itu untuk mengalihkan perhatiannya.
"Spirit Cross Slasher" teriak Renge sambil mengayunkan pedang miliknya sekuat tenaga hingga membuat luka yang sangat dalam di kaki naga Xeno'jii.
"GRRAAAGGHHH!!!" Naga mengerang kesakitan setelah kakinya mengeluarkan cukup banyak darah akibat serangan yang diterimanya.
Tanpa menghiraukan kakinya yang terluka, naga tersebut langsung mengembangkan sayapnya hingga mengeluarkan sebuah hembusan angin yang begitu kuat. Yuuna terpental cukup keras ke salah satu dinding gua yang terdapat kristal berukuran cukup besar setelah terkena hembusan angin tersebut.
"AAGGGHHHHH!!!" Yuuna menghantam dinding gua dengan cukup keras hingga membuatnya sedikit tidak berdaya.
"Yuuna, bertahanlah!!" teriak Renge sambil terus beradu dengan naga tersebut.
"GGGRRROOOOOAAGGGHHH!!!!!!" Naga Xeno'jii langsung menghempaskan Renge dengan ayunan cakarnya hingga terpental cukup jauh.
"Gyaaa!!!!" Renge terpental ke tanah dalam posisi telungkup hingga membuatnya sulit untuk berdiri kembali
"Ren..ge.." Yuuna mengulurkan salah satu tangannya kearah Renge seakan-akan berusaha meraihnya.
"Hah...hah... ternyata dia kuat sekali." ungkap Renge sambil mencoba berdiri kembali tanpa menghiraukan tubuhnya yang terluka cukup berat setelah menghantam lantai gua.
"GGGRRROOOOOAAGGGHHH!!!!!!" Naga itu mengumpulkan energi hingga membentuk sebuah bola untuk ditembakannya kearah Renge.
Melihat hal itu, Yuuna yang kesadarannya hampir hilang segera berusaha untuk bangkit kembali dan melanjutkan perlawanannya terhadap naga legendaris itu. Tubuhnya tampak babak belur cukup berat akibat hempasan angin dari naga tadi yang membuatnya terpental ke dinding gua yang penuh dengan kristal.
"Aku... tidak in..gin ada.... lagi.. yang mati... dihadapanku... kembali!!!" Yuuna berdiri tegak kembali meski sudah babak belur.
Seketika itu juga, kedua mata Yuuna mulai bersinar dan tubuhnya diselimuti oleh api aura berwarna kuning keemasan. Luka-luka yang ada di tubuh Yuuna mulai berangsur-angsur sembuh dan bekasnya mulai menghilang. Tanpa berlama-lama, dia segera mengarahkan senjatanya kearah kepala naga Xeno'jii untuk mengagalan serangan bola energi tersebut.
"Soul Bullet Piercer" Yuuna menembakan sebuah peluru dari senjatanya ke kepala naga itu hingga membuat bola energi yang dikumpulkan naga tadi meledak dengan hebat.
"GRRAAAGGHHH!!!" Naga mengerang kesakitan setelah kepalanya terkena tembakan dari Yuuna dan ledakan dari bola energi yang dikumpulkannya tadi.
Dalam sekejap, kecepatan serangan Yuuna mulai semakin intensif dan sulit dibaca oleh orang lain termasuk Renge. Tembakan demi tembakan diluncurkan oleh Yuuna secara membabi buta untuk menciptakan damage yang semaksimal mungkin untuk mengalahkan Xeno'jii.
"Yuuna..., mungkinkah dia sudah berhasil mengaktifkan Soul Drive Alteration?" Renge berhasil berdiri meski harus menggunakan Laevantinn sebagai alat bantunya.
"Sepertinya dia bisa mengaktifkan unique skill karena dia tidak ingin melihat orang yang dekat dengannya mati dihadapannya." Morihime tiba-tiba muncul di dekat Renge dan segera menyembuhkan semua luka Renge.
"Mo- Morihime!? Bagaimana kamu bisa tahu kami berada disini?"
"Aku tidak sengaja merasakan aura milik Yuuna saat sedang memantau keadaan hutan di dekat gua ini."
"Begitu ya. Lalu kamu ke tempat ini untuk memastikannya?"
"Tepat sekali."
Ketika Morihime tengah sibuk menyembuhkan semua luka yang dialami Renge, Yuuna masih berusaha sekeras mungkin untuk membunuh Xeno'jii secepat mungkin sebelum Lenergy miliknya terkuras habis. Dia juga berusaha untuk tidak memberikan kesempatan kepada Xeno'jii untuk serangan balik.
'Berapa lama lagi aku harus tetap menyerang seperti ini hingga tubuhnya melemah?' Pertanyaan itu terlintas di benak Yuuna tatkala masih melancarkan serangannya ke Xeno'jii.
Tak lama kemudian, tubuh naga Xeno'jii sudah sangat lemah hingga membuatnya terkapar di lantai gua. Melihat kesempatan tersebut, Yuuna bergegas meluncurkan serangan terakhir untuk menuntaskan pertempuran itu. Salah satu mata Yuuna berubah warna menjadi merah saat akan bersiap meluncurkan serangan tersebut.
"Rasakan serangan terakhirku ini." Yuuna mengarahkan senjatanya ke bagian jantung Xeno'jii, "Soul Dragon Piercer"
Serangan itu langsung menghancurkan jantung Xeno'jii hingga membuatnya mati seketika. Yuuna kemudian mendarat di lantai gua sambil menatap bangkai Xeno'jii yang berhasil dibunuhnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top