3.) Photo
CHAPTER 3
Belum bisa dikatakan move on kalo ternyata lo masih menyimpan barang atau foto yang berhubungan dengan dia.
✏
"Lo kok kayak gak gairah gitu? Lo sakit Yun?" tanya Aria, daritadi Yuna hanya diam tidak menanggapi apa yang dikatakan Aria dan Keysha. Bibir Yuna juga tetlihat pucat sehingga Aria berpikir jika Yuna sedang sakit.
Cewek itu tidak membeli makanan apapun seperti yang dilakukan Aria dan Keysha. Ia hanya membeli Pop Ice rasa coklat dan itupun belum disentuh sama sekali sedari tadi.
Yuna menggeleng lemah. "Gue cuma nggak lagi mood aja. Lagi dilanda 'M'." tangan kanannya terus mengaduk-aduk minumannya.
Aria mengerutkan dahinya,"M? Lo lagi menstruasi?" Yuna menggeleng lemah.
"Dilanda males tuh maksudnya. Nggak peka banget sih lo." cibir Keysha.
"Yeee gue kira apa."
Yuna hanya diam, tak menanggapi. Ia masih bingung apa ia pernah mengenal cowok yang duduk bersamanya itu? Jika ia, apa hubungannya dengan dia saat itu?
Seketika Yuna mulai menyadari sesuatu.
'Wajah cowok itu mirip dengan di foto!'
✏
Hujan masih terus membasahi kota Jakarta disertai dengan awan mendung sore ini. Yuna hanya bisa melihatnya dibalik kaca jendela lalu menghela napas. Sebenarnya ia bisa saja melihat hujan di teras luar karena diatasnnya ada atap, namun udara sore ini cukup dingin. Ia ingin pulang namun ia terjebak hujan, sayangnya hujan belum reda sampai sekarang. Ah sial sekali, pasti ia akan dimarahi oleh mamahnya karena pulang kesorean, ditambah ia tidak membawa kendaraan hari ini.
Sekarang ia berada di rumah pohon. Aria menceritakan rumah itu adalah tempat dimana dirinya, Aria, Eden, Sonia, dan Souma bermain di sini.
Yuna menyeretkan kakinya, ia mulai bosan. Matanya menyisir dan melihat ada kumpulan foto yang dibingkai lalu diletakkan di tembok dengan sangat rapih. Ia mulai penasaran lalu ia melangkahkan kakinya ke sana.
Tangan mungil Yuna mengusap beberapa foto yang dibingkai frame tersebut. Ada foto dirinya yang sedang tertawa bersama Aria, Eden, Souma, dan Sonia di sana. Kedua sudut bibirnya mulai terangkat menjadi sebuah senyuman yang cukup manis. Ia bersyukur memiliki teman-teman yang baik sampai sekarang.
Ada lemari, Yuna jadi penasaran lalu ia membukanya. Pintu lemari tersebut terbuka, ternyata tidak dikunci.
Alisnya terangkat ketika ia mulai melihat foto yang disimpan dilemari tersebut. Kenapa tidak dipajang?, pikirnya.
Yuna mengerutkan dahinya ketika ada wajah seseorang di foto tersebut yang baru ia kenali. Cukup tak asing, namun siapa dia?
✏
"Gue boleh duduk di sini?" lamunan Yuna langsung buyar karena suara cowok tersebut, terpaksa Yuna harus kembali ke realita.
Yuna mendongak. Ah pria itu, panjang umur sekali. Tadi ia memikirkan cowok itu dan sekarang dia sedang ada dihadapannya dengan membawa semangkuk baso dan Pop Ice rasa mangga.
"Ck. Bilang aja lo mau deketin sahabat gue." sinis Aria. Koga memang playboy sejati menurutnya.
Koga terkekeh pelan lalu menjatuhkan bokongnya di samping Aria. Tepatnya, sekarang Koga berhadapan dengan Yuna.
"Lo nggak makan? Kenapa cuma beli minuman doang?" kepala Yuna yang tadinya menunduk mulai menegakkan kepalanya, matanya langsung bertubrukan dengan mata Koga. Tak lama Yuna menggeleng lemah lalu membuang mukanya ke sembarang arah. Tak kuat menatap hazel mata Koga yang berwarna coklat tersebut. Matanya memang sangat indah, namun ia tak ingin menyelam iris coklat tersebut lebih dalam lagi.
"Lo pulang bareng siapa?" Oh Tuhan! Lidah Yuna terasa kelu. Yang ia lakukan hanyalah diam. Daripada dikira sariawan lebih baik ia menjawab saja. "Eden."
Kenapa cowok itu menanyakan hal tersebut? Tidak nyambung!
"Eden?" tanya Koga memastikan.
Yuna mengangguk. "Gue tetangganya."
"Lo mau pulang bareng gue nggak?"
"Hah?"
Keysha menyenggol pundak Yuna. "Kesempatan bagus tuh, jangan ditolak. Jarang banget lho itu cowok ngajak pulang bareng." setelah itu Keysha terkikik jahil.
"Hmmm." Yuna bingung, ia tolak atau terima?
"Tetot, lama. Karena lo diam berarti lo jawab iya."
Mata Yuna hampir saja mau keluar dari tempatnya. "Tapi gue belum jawab."
"Kelamaan."
Muka Yuna memerah padam. Hari ini ia menguras emosinya untuk menghadapi cowok satu ini. Cowok ini malah santai sambil meminum Pop Ice rasa mangga sebagai penutup makan siangnya.
"Jangan harap lo bisa kabur." Koga mengangkat salah satu sudut bibirnya. Smirk-nya sangat khas. Senyum jahil yang terasa menyebalkan bagi Yuna. Di atas pahanya Yuna hanya bisa mengepalkan tangan, mencoba menahan amarah sebisa mungkin. Jika di kartun dapat dibayangkan kepala Yuna berasap sekarang.
'Mampus lo Yun! Gue gak bisa kabur. Karena gue sebangku dengan cowok itu. Ah resek banget itu cowok!'
✏
Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, semua siswa berpekik senang. Namun tidak dengan Yuna, ia pasti tidak akan bisa kabur karena cowok itu sebangku dengannya. Baru aja kenal tapi udah ajak pulang bareng. Dih!
Bu Selin yang mengajar pada hari ini mengakhiri semuanya. Ia mengucapkan salam lalu keluar. Yuna tersentak kaget karena cowok itu menggenggam tangannya dan menariknya.
"Sekarang lo gak bisa kabur bagaimapun caranya." senyum jahil Koga mulai muncul. Yuna mulai merinding disko.
'Ini cowok nyeremin banget sih! Gue lebih baik rela ketemu sama kuntilanak daripada ketemu cowok menyebalkan ini!'
Mereka berdua sampai di parkiran, Koga mulai menyodorkan helm kepada Yuna. Yuna menerimanya dengan malas lalu mulai memakainya.
Brum brum
"Woi!" Yuna tersentak kaget. "Ngapain diem di situ? Cepetan naik! Daripada cengo gitu kayak orang tolol."
Yuna berdecak malas, cowok ini benar-benar menyebalkan. Ia mengerutkan dahi, bagaimana ia akan naik? Jok motor tersebut terlalu tinggi menurutnya. Masa iya Yuna harus memegang pundak Koga untuk membantunya naik? Akrab pun tidak sama sekali. Ia gengsi.
"Pegang pundak gue kalo nggak bisa naik."
Terpaksa, Yuna memegang pundak cowok itu dan akhirnya ia berhasil menaiki motor tersebut di jok. Koga mulai memutar handle gas motornya dan mulai keluar dari area sekolah.
"Lo kok nggak pegangan?" Yuna yang tadinya melamun langsung menoleh melihat ke spion motor. Menyebalkan, cowok itu mengganggu saat ia sedang melamun. Bagaimana kalau nanti ia jatuh? Mau tanggung jawab?
"Lagian lo juga gak bawa motor ngebut kok."
Bruuummm!!!
Yuna terkejut, secara tefleks tangan Yuna melingkar di pinggang Koga. Tak lama Koga tertawa renyah dan cukup keras meskipun suaranya teredam karena memakai helm. Tidak sia-sia juga ia menjahili cewek itu dengan menggas motornya secara mendadak. Yuna berdecak, lalu dengan kesal ia memukul pundak Koga sekuat tenaganya. "Modus banget sih lo!"
Tak lama motor Koga berhenti di suatu tempat, di sebuah rumah besar nan megah dengan dominan warna abu-abu dan putih, lalu dengan pagar berwarna hitam mengkilat yang menjulang tinggi. "Ini rumah lo kan?"
"Kok lo bisa tahu rumah gue?"
Koga menyugar rambutnya. Yuna memutar matanya malas. 'Sok ganteng banget sih itu orang!'
"Katanya lo bilang Eden tetangga lo bukan?"
"Iya, tapi gue gak nyebutin ciri-ciri rumah gue itu kayak gimana. Darimana lo tahu?"
"Gue tanya ke Eden."
"Owh, oke. Udah sana pergi hush hush!"
"Dasar tak tahu terima kasih. Syukur-syukur udah gue anterin sampe rumah." cibir Koga.
"Lo yang nawar bukan gue wlee." jahil Yuna dengan memeletkan lidahnya lalu ia terkikik.
"Besok gue akan jemput lo besok pagi."
"Nggak usah, gue bisa pergi sendiri besok."
Koga mengangkat salah satu bibirnya. Lagi, Yuna merinding disko."Gue pastikan lo berangkat bareng gue besok." setelah mengatakan itu Koga langsung pergi dengan menancapkan gas dan meninggalkan area depan rumah Yuna.
Yuna menghentakkan kakinya kesal layaknya anak kecil. "Itu cowok resek banget sih, kekeuh banget itu orang."
✏
Dilihat jaraknya sudah jauh dari rumah Yuna, Koga menepikan motornya. Ia mengeluarkan sesuatu di saku celananya, 2 lembar foto polaroid ia usap lantas tersenyum miris. Yuna masih belum mengenalnya, mungkin Koga harus membuat Yuna mengingatnya dengan terus mendekatinya.
"Asal lo tahu gue belum bisa move on dari lo. Buktinya sampe sekarang, gue masih nyimpen foto lo hampir 3 tahun."
Tbc
***
Adudududuh gemas gak sih sama mereka? Yuna yang geregetan sama Koga yang nyantuy haha😂
Ada yang mau kalian tanyain ke mereka?
Koga Abimana Dewantara
Yuna Shaquila Shakira
Souma Prabu Dirgantara
Sonia Chandra Maheswari
Zara As-Sidiqqi
Vote and coment biar aku semangat ngetiknya:D
See you❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top