13. Yuna's Blonde Hair

Ada yang merindukanku? Kalo nggak ya gak apa-apa kok:/

Waktu Yuna lagi buat kue❤

Jangan lupa vote and coment ya:)

***

BAGIAN TIGA BELAS

Kali-kali ganti penampilan emang salah, ya?

***

“Kok, lama banget, sih!” geram Yuna menggerutu sebal. Cewek itu melihat jam tangan yang melingkar manis di tangan kirinya. Sudah 1 jam berlalu namun mobil yang akan ia tumpangi belum menunjukkan tanda sama sekalipun.

Tak lama Natasha keluar dari rumah dan melihat anak perempuannya--Yuna--masih berada di tempatnya. Ia kira cewek itu sudah berangkat. Wanita itu mulai menghampiri anak kesayangannya, lalu ia mengusap puncak kepala Yuna dengan penuh kasih sayang.

“Lho, Eden belum jemput kamu, Sayang? Bunda kira kamu udah berangkat,” ujar Natasha. Yuna menoleh lalu mendengus sebal.

“Belum,” jawab Yuna sekenanya.

Cewek itu terus saja melihat berkali-kali jam yang ada ditangannya lagi dan lagi. Namun jawabannya tetap sama; tidak ada!

“Argh!” teriak Yuna frustasi. Ia mengacak-ngacak rambutnya dengan kesal, padahal ia sudah ingin sekali berenang di pulau Pramuka yang berada di Kepulauan Seribu.

Seperti sebelumnya, hari ini adalah hari yang dijanjikan Aria yaitu pergi ke Kepulauan Seribu bersama Koga dan Eden. Namun Eden--- si kutub sialan yang akan menjemputnya--belum menunjukkan batang hidungnya. Padahal, jarak rumah cowok itu terbilang sangat dekat dengan rumahnya sehingga masih bisa dikatakan mereka bertetangga.

Namun kenapa cowok itu belum menjemputnya sampai sekarang?

Yuna mulai menelpon cowok itu melalui ponselnya namun sialnya malah operator yang menjawab bahwa nomer cowok itu sedang tidak aktif. Sialan.

“Eden!” geram Yuna sembari menelpon cowok itu melalui ponsel. Sudah berkali-kali ia menelpon dan jawaban dari opetator tetap sama; sedang tidak aktif!

Cewek itu belum kehabisan akal. Ia mencoba akan menelpon Koga tapi--tunggu! Ah sayangnya ia tidak mempunyai nomer cowok itu. Sialan.

Akhirnya Yuna mencoba menelpon Aria dan jawabannya masih sama saat ia menelpon Eden. Sedang tidak aktif!

“Argh! Gue harus gimana ini?!” teriak Yuna frustasi lalu meletakkan ponselnya di meja. Ia mulai melihat jam tangannya untuk kali kesekian. Pukul delapan lebih lima menit, oke masih ada waktu.

“Apa--gue coba telepon Koga? Eh, tapi gue gak punya nomernya, gimana ini?” bingung cewek itu sambil bermonolog.

Jika mungkin di kartun akan ada lampu menyala ketika ada ide, itulah yang didapatkan oleh cewek bertubuh tinggi itu. Ia punya ide yang begitu cemerlang.

Untuk kali kesekian ia mulai mengambil ponselnya kembali dan membuka slide lock yang terpasang di sana. Lalu jari telunjuknya mulai menekan ikon Whatsapp di benda berbentuk persegi tersebut.

Yuna mulai membuka grup kelasnya--XII IPA-I--dan mencari nomer yang mungkin akan ada di sana. Ia sedang mencari nomer Koga yang siapa tahu bisa ia dapatkan di grup kelas.

Dapat! Yuna berhasil menemukan kontak Whatsapp kakaknya Aria, ia melihat sekilas nama di kontak tersebut.

Koga Abimana Dewantara

Semoga saja memang benar itu adalah kontak dari cowok yang sering menganggunya akhir-akhir ini. Yuna langsung menamai kontak tersebut lalu segera mengirimkan pesan di sana.

Koga-ruk💩

P

Tc!

Save Yuna Shaquila Shakira

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Empat detik.

Aish, kenapa belum dibalas, sih?” keluh cewek itu. Hanya dua ceklis, berarti cowok itu sedang aktif berselancar internet. Namun sepertinya Koga belum membuka Whatsapp dan membaca pesannya. Lagi, ia mengacak rambutnya frustasi untuk kali kesekian. Entah sudah berapa kali ia terus melakukan itu.

Ting! Ponsel Yuna berbunyi, buru-buru ia langsung membukanya. Ternyata Koga membalasnya.

Koga-ruk💩

Oke.

Lo di mana?

Masih di rumah.

Mana adek lo, Aria?

Gue sama Aria lagi di teras rumah nunggu Eden sama lo yang gak dateng-dateng_-

Gue juga belum dijemput sama Eden kampret_-

Sialan kutub nyasar_-

Awas aja kalo dateng, gue bakal ceramahin dia habis-habisan,” ujar cewek itu yang berbicara pada dirinya sendiri lalu tersenyum jahil. Anggap saja ia jika orang gila.


Tit tit!

“Panjang umur, akhirnya dateng juga, tuh, anak,” Yuna lantas tersenyum dan kedua matanya langsung melihat sebuah mobil berwarna hitam berhenti di rumahnya. Itu mobil Eden.

Tak perlu banyak basa-basi lagi Yuna langsung membawa barangnya lalu segera menghampiri mobil tersebut yang terparkir di depan rumahnya. Kaca mobil tersebut mulai turun perlahan hingga tampaklah seorang cowok yang sedang menatap Yuna dengan wajah dingin dan tanpa dosanya seolah ia tak punya salah apa yang ia perbuat.

Yuna melotot melihat wajah tak berdosa cowok yang ada dihadapannya ini. Rasanya ia ingin berteriak kencang lalu memukulnya tanpa ampun. Persetan jika Aria akan memarahinya, ia tak peduli. Kelakuan cowok ini selalu saja membuat Yuna selalu naik pitam.

“Kenapa? Cepetan naik,” ujar Eden dingin. Yuna kembali melotot, benar-benar tak tahu malu! Seharusnya cowok itu meminta maaf karena telat menjemputnya.

“Lo telat jemput gue bangsat! Bukannya janjinya jam 7 malah jam 8! Ditelpon juga gak diangkat!" teriak Yuna sambil berkacak pinggang namun hanya tatapan dingin yang masih setia menghiasi wajah Eden. Rasanya Yuna ingin mencubit ginjalnya.

Eden mengangkat kedua alisnya ketika melihat rambut Yuna yang berubah. Rambut coklat yang dulu selalu menghiasi rambut Yuna Shaquila Shakira sekarang tergantikan dengan rambut berwarna pirang. Sedangkan Yuna bingung kenapa cowok berhati dingin menatapnya seperti itu? Apa ada yang salah denga penampilannya? Itu membuatnya jadi sedikit risih.

“Mau jadi bule lo?” tanya Eden sinis.

Yuna menghela napas pasrah. Oke, sudah biasa menurut Yuna, jadi harus sabar. Setelah itu ia langsung memasukkan barangnya lalu segera memasuki ke dalam mobil tersebut, tak mempedulikan pertanyaan sinis dari cowok itu. Lebih baik ia diam saja daripada harus selalu marah-marah dengan sikap cowok menyebalkan ini. Andai saja cowok ini bukan pacarnya Aria--sahabatnya--ia akan memukulnya habis-habisan tanpa ampun. Awas saja itu!

Tak lama mobil tersebut mulai berjalan menyusuri kota Jakarta dengan kecepatan sedang. Sedangkan Yuna mulai memasangkan headseat ke telinganya, ia ingin mendengarkan lagu mellow hanya untuk meredamkan emosinya yang sempat keluar sekejap. Lagu yang ia setel jatuh kepada lagu berjudul ‘Eyes Closed’.

I, I know where to lay,
I know what to say,
It's all the same.

And I, I know how to play,
I know this game,
It's all the same.

Beberapa menit kemudian mobil Eden berhenti di sebuah rumah yang megah bak istana. Yuna melepaskan headseat yang melekat di telinganya, kedua matanya melihat rumah megah tersebut--rumah Koga dan Aria.

“Lo kenapa telat jemput, sih, Bambang?” tanya Koga tiba-tiba ketika cowok itu langsung masuk ke dalam mobil Eden. Sedangkan Eden hanya menatap dingin cowok yang duduk di sebelahnya. “Gue telat bangun. Jangan panggil gue Bambang, nama gue Eden. Eden Eddison.”

“Terserah lo, deh,” jawab Koga sekenanya. Refleks dia terkejut ketika ia melihat seseorang di belakangnya melalui kaca spion. Dilihatnya ada seseorang berjenis kelamin perempuan,  berambut pirang, wajah cewek itu sangat familiar menurut Koga. Tapi--siapa?

“Siapa lo?” tanya Koga. Yuna terkejut, Koga tak mengenalinya.

“Kenalin,” Yuna mengulurkan tangannya. “Nama gue Rose Blackpink. Roseane Park.”

Koga mengerjapkan matanya beberapa kali. Tak lama tawanya seketika pecah, lolos keluar dari bibirnya. “Heh! Mana ada Rose Blackpink bisa ngomong bahasa Indonesia. Dia itu bisa ngomong bahasa Inggris, Korea, sama Jepang aja.”

“Oke ulang-ulang,” kilah Yuna, mencoba untuk meralat perkataannya.

“Let's me introduce my self. My name is Rose Blackpink. Roseane Park.”

“Dia Yuna. Bukan Rose Blackpink.” ujar Eden cuek, Koga tersentak kaget. Lalu mengamati kembali wajah Yuna. Ia tak menyadari jika itu adalah Yuna karena warna rambutnya yang pirang serta kulitnya yang putih bersih, membuat Koga berpikir dia adalah cewek bule yang nyasar ke mobil Eden.

Tak lama Aria masuk ke dalam mobil, ia tersentak kaget melihat perubahan warna rambut Yuna. “Eh, lo ganti warna rambut? Mau jadi bule lo?”

“Mumpung libur sekolah, gue pengen ganti warna rambut biar beda gitu.” jawab Yuna sekenanya. Ia pun langsung mengibaskan rambut pirangnya yang panjang bak iklan sampo di televisi.

Memang sekolah Omega High School melarang siswanya mewarnai rambut yang aneh-aneh. Hanya warna coklat saja yang diizinkan. Selagi libur, Yuna mewarnai rambutnya yang tadinya coklat jadi pirang. Nanti setelah sekolah mulai masuk kembali, Yuna akan kembali mewarnai rambutnya seperti semula.

“Terserah lo deh,” jawab Aria pasrah.

Tbc...
***
Emot untuk chapter ini apa?

Gimana pendapat kamu tentang chapter ini?

Warna rambut Yuna yang baru❤

Vote and coment yuk biar aku semangat ngetiknya ya:)

Yang siders muncul dong dengan vote and coment untuk menghargai penulis, bukan cuma aku saja tetapi sama penulis lain, siapa tahu kita bisa jadi teman^^

See you❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top