9 - Nay
Rasanya sedikit aneh memang, aku dan Kihyun bahkan tidak pernah bertegur sapa sebelumnya ketika di sekolah.
Tapi jika diingat-ingat tiba-tiba ia datang dan meminjamkan, menawarkan lebih tepatnya karena bisa saja aku menolak payungnya untuk ku pakai waktu itu.
Dan sekarang yang lebih anehnya lagi aku dan Kihyun bahkan sudah nonton bersama dan lagi kami duduk dengan makan es krim bersama pula.
Sungguh menggelikan, tapi aku sangat senang.
Aku sangat senang kerena bersama dengan Kihyun sekarang.
Aku sangat senang karena akhir film tadi happy ending.
Dan aku akan sangat senang lagi jika ada film untuk sekuelnya juga.
Dan lagi-lagi aku akan sangat-sangat senang jika ada sekuelnya dan aku menontonnya bersama dengan Kihyun lagi.
Hanya berangan-angan jika saja sudah dapat membuatku sangat senang.
Aku percaya akan adanya takdir, kalau saja waktu itu aku tidak ingin bersekolah ditempat yang sama dengan Changkyun mungkin aku tidak pernah melihat Kihyun. Dan lagi mungkin aku tidak akan terjebak hujan waktu itu kemudian Kihyun juga tidak datang meminjamkan payungnya untukku.
"Lalu kemarin setelah meminjamkan payungmu untukku bagaimana kau pulang?" tanya ku penasaran.
"Changkyun meminjamkannya padaku" aku terdiam mendengarnya, Kihyun juga menampilkan ekspresi yang tidak jauh berbeda denganku. Kalau tidak salah tebak ia juga agak kaget setelah mengucapkan jawabannya barusan.
Changkyun meminjamkan payung pada Kihyun.
Changkyun? Bagaimana bisa?
Bukannya Changkyun hari itu tidak sekolah dan lagi bukannya dia berada di rumahku waktu itu, menungguku. Tidak mungkin ia berada di sekolah meminjamkan payungnya pada Kihyun, seharusnya akulah yang lebih dulu sampai rumah mengingat memang aku yang pulang terlebih dahulu kalau benar ia berada disekolah waktu itu.
Semua tentang kemungkinan-kemungkinan tentang bagaimana bisa itu terjadi terus saja mengganggu pikiranku, dan saat sadar aku dan Kihyun sudah sampai depan rumahku, ia berpamitan dan mengatakan sampai jumpa di sekolah besok.
Dan akhirnya lagi, kemungkinan-kemungkinan yang aku pikirkan tadi tak dapat ku ucapkan pada Kihyun.
Karena... Aku terlalu takut. Takut kerena mungkin saja jawaban yang baru saja terlintas dipikiranku menjadi kenyataan.
Aku berdiri di pekarangan rumahku melihat ada setangkai bunga krisan dibalkon kamarku.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top