7 - Nay

Setelah pulang sekolah aku berganti pakaian kemudian langsung pergi kerumah Changkyun. Sesuai dengan rencana awal aku dan Changkyun akan pergi nonton hari ini.

Jarak dari rumah ku dengan rumah Changkyun tidak terlalu jauh hanya beberapa blok, jadi aku pergi ke rumahnya hanya dengan berjalan kaki saja.

Sesampainya di rumah Changkyun aku melihat seseorang berdiri di depan pintu rumahnya, aku tidak tau siapa, aku hanya melihatnya dari belakang. Ketika aku membuka gerbang rumah Changkyun orang itu menoleh kebelakang sehingga aku dapat dengan jelas melihat siapa dia. Kihyun.

Dia Kihyun kaka kelasku dan sekarang ada di depan ku.

Aku tersenyum canggung, ia juga tersenyum dan memasukkan tangannya pada kantong hoodie yang ia kenakan.

Pintu terbuka, aku melihat Hanbin memegang kenop pintu sambil menggosokkan handuk pada rambutnya yang basah. Ia diam sebentar melihat ke arah ku dan Kihyun.

"Maaf lama, tadi masih pakai baju" katanya lalu tersenyum "Masuk"

"Aku kesini hanya untuk mengembalikan catatan pada Changkyun" ucap Kihyun setelah melangkah masuk kerumah Changkyun.

Hanbin mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian mengambil buku yang dipegang Kihyun.

"Changkyun mana? " tanya ku

"Itu" jawab Hanbin dengan mengedikkan dagunya kearah Changkyun datang.

"Kalian berdua bareng kemari?" tanya Changkyun setelah berdiri di depanku.

"Tidak, tadi kebetulan kami bertemu di depan rumahmu" jawabku langsung kemudian melihat ke arah Kihyun yang juga melihat ke arahku.

"Iya benar" ucap Kihyun dan memalingkan wajahnya ke arah Changkyun.

Drttt... Drttt... Drttt...

"Sebentar... " ucap Changkyun berjalan sedikit menjauh dari aku dan Kihyun untuk mengangkat panggilan masuk dari handpone nya. Hanbin sudah pergi ke arah dapur sesaat sebelum Changkyun mendapat getaran pada handphonenya.

Setelah beberapa saat Changkyun berurusan dengan handphonenya, ia berjalan mendekati ku kemudian berujar "Maaf ya Nay, hari ini kita tidak jadi nonton" ucapnya dengan muka sedih.

"Hari ini ternyata ada kerja kelompok dengan teman kelas, maaf ya?"

"Tidak apa, bisa kita lakukan lain waktu" aku tersenyum ke arahnya, pasti dalam hatinya Changkyun merasa sangat tidak enak karena tiba-tiba membatalkan janjinya dengan ku.

Changkyun memandang Kihyun sebentar sebelum berucap "Kenapa tidak pergi dengan Kihyun saja sebagai gantinya, maukan Kihyun?" ucap Changkyun begitu saja.

Aku sebenarnya tidak keberatan pergi dengan siapa saja tapi sekarang masalahnya dia calon yang akan berangkat nonton dengan ku adalah Kihyun, seorang Kihyun.

Apakah aku dapat mejaga sikap? Tapi nanti bagaimana kalau dia berpikir aku terlalu menjadi image dan dia jadi tidak suka denganku. Dan ini berbeda ketika aku pergi dengan Arin atau Changkyun atau Hanbin kakanya Changkyun sekalipun.

Dan untuk apa aku terlalu sulit untuk berpikir sekarang belum tentu juga Kihyun mau nonton denganku.

"Kau mau kan Kihyun?" tanya Changkyun lagi setelah tidak mendapat jawaban apa-apa dari barusan.

Aku ikut melihat ke arah Kihyun mananti jawaban apa yang keluar dari mulutnya. Alih-alih mendapat jawaban, Kihyun malah memandang ke arah ku yang membuatku semakin penasaran apa yang akan ia jawab. Setuju atau tidak setuju.

"Boleh, apa kau tidak keberatan?"

Seperti seakan dunia tergoncang karena badai menerpa lautan jantung ku tiba-tiba berdetak sangat cepat dan aku sangat senang mendengar jawabannya. Tanpa aku sadari aku tersenyum kemudian mengangguk ke arahnya.

"Ayo!" ajakku dengan suara yang terkontrol sehingga rasa senangku tidak keluar begitu saja lewat ucapan yang baru saja ku katakan.

Tapi sebelum aku dan Kihyun melangkah keluar dari rumah Changkyun aku melihat Changkyun menepuk bahu Kihyun dua kali dan aku teringat sesuatu, sebenarnya aku melihat ponsel Changkyun tadi sebelum ia mengangkat panggilan dari handphonenya.

Dan itu bukan sebuah panggilan melainkan sebuah... alarm.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top