1 - Nay

Aku merasa aneh sekarang. Sangat aneh malahan.

Saat ini aku sedang berada di dalam toilet wanita di sekolah ku. melihat pantulan diriku di depan cermin untuk melihat apakah ada sesuatu yang aneh sedang menempel di pakaian atau wajahku.

Tidak ada. Rambutku juga tergerai dengan rapi. Seragamku juga tidak kumal. Aku juga tidak merias wajahku dengan berlebihan sehingga tidak ada gumpalan bedak di wajahku.

Tapi kenapa kaka kelas ku, Kihyun melihat ke arahku dengan begitu intens saat berada di kantin tadi. Baru hari ini ia seperti itu. Apakah aku berbuat salah kepadanya.

Biasanya ia hanya asik dengan dirinya sendiri dan segerombolan teman-teman hitsnya saja sewaktu sekolah. Tapi hari ini sejak aku bertemu dengannya di gerbang sekolah ia tak henti-hentinya melihat kearah ku. Bukan bermaksud kepedean tapi aku hanya merasa aneh saja.

Kenapa juga ia melihat ku dengan wajah serius seperti itu dan ketika aku memergokinya melihat ke arahku ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Seolah-olah hanya aku yang merasa bahwa ia memandangiku hanya khyalan belaka.

Bel istirahat berakhir dan aku harus bergegas kembali ke kelas sebelum pelajaran dimulai, temanku Arin sudah terlebih dahulu kembali ke kelas, benar saja sekarang ia sudah sudah duduk di kursi sesekali mengobrol dengan teman yang berada di depannya.

"Kenapa lama?" tanyanya padaku setelah aku duduk di sebelahnya.

"Hehee" aku menjawab hanya dengan kekehan singkat.

Tak lama setelah itu Ms. Choi memasuki kelas semua siswa dengan tenang duduk di tempatnya masing-masing.

Sulit untukku berkonsetrasi dalam pelajaran hari ini. Entahlah hanya saja aku sedang tidak mood untuk belajar.

Apa hanya aku saja yang berpendapat bahwa pelajaran matematika itu sangatlah membosankan. Sepertinya tidak. Buktinya teman sekelas ku Jooheon sekarang sudah tertidur dengan lelap nya di balik buku paket yang tegakkan untuk menyamarkan kegiatannya.

Tentu saja Ms. Choi dengan mata elangnya melihat kelakuan Jooheon tersebut. Ia berjalan dengan pasti ke arah Jooheon yang berada di barisan nomor dua dari belakang. Temannya, Hoshi yang duduk tepat di belakangnya menendang-nendang kursi yang Jooheon tempati.

Yang namanya orang tidur mana tau, apalagi yang sedang tidur sekarang adalah seorang Jooheon.

Ms. Choi memulainya dengan cara yang paling lembut terlebih dahulu. Ia ketuk pelan meja datar yang menjadi tumpuan Jooheon tidur. Seluruh isi kelas memandang kejadian itu dengan menahan tawa mereka.

Tidak ada respon dari Jooheon kemudian Ms. Choi lebih memilih menepuk pelan pundak Jooheon untuk membangunkannya.

Dan Gotcha... Jooheon terbangun. Lihatlah wajah nya sehabis bangun tidur, ini lucu sekali. Ia melihat sekeliling dengan bingung dan mendapati Ms. Choi berdiri di sampingnya. Tepat apa yang ia lakukan setelah itu.

Jooheon hanya tersenyum memperlihatkan mata sipitnya. Ms. Choi hanya geleng-geleng kepala melihatnya kemudian menyuruh Jooheon pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya.

Setelah sebelumnya mengucapkan kata maaf kepada Ms. Choi, Jooheon pergi keluar menuju toilet dan pelajaran di lanjutkan seperti sebelumnya.

Sudah terlalu bosan untukku melanjutkan pelajaran hari ini.

Kupandangi gumpalan awan lewat jendela di sebelahku. Seperti akan turun hujan, bukannya prakiraan cuaca tadi pagi akan cerah berawan hingga sore. Dan sialnya aku tidak bawa payung.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top