☾. °. . Chapter 32
【Your Smile】 32
.
.
╭┈─────── ೄ°.☆ ˊ♡-
╰┈➤ ❝ [Gojo Satoru] ❞
.
.
| Soulmate |
.
.
°.☆ .... °.☆
Gojo menggandeng tangan (Name). Memasukkannya kedalam saku hoodie merahnya. (Name) sendiri terlihat sibuk dengan ponselnya, jarinya mengetik list cemilan yang akan dia beli nanti di supermarket. Dia mengetik menggunakan jempol tangan kiri.
Banyak pasang mata melirik kearah Gojo dan (Name). Gojo mengernyit kesal saat tahu banyak pria yang melirik kearah (Name). Mata ocean-nya menatap tajam para lelaki yang ia dapati mencuri pandang kearah gadisnya.
"Ada apa, Satoru?" Tanya (Name) menyadari raut wajah Gojo yang terlihat kesal.
"Para bajingan itu ... melihat kearahmu," jawabnya dengan suara rendah.
Mengerjab, (Name) memiringkan kepala, tersenyum kecil.
"Mereka hanya melihatku 'kan?"
"Ck! Tapi--!!"
(Name) menangkup wajah Gojo dengan dua tangan.
"Aku tidak akan berpaling darimu, kok," ucapnya masih tersenyum.
Gojo memajukan bibirnya, kedua tangan besarnya ikut menangkup kedua tangan (Name) yang memegangi wajahnya.
"Mereka menyebalkan,"
"Kamu lebih menyebalkan, loh,"
"He?!!"
(Name) mengembangkan senyum.
"Ayo, diluar sini semakin dingin, tau,"
Tangan mungilnya ditarik dari wajah Gojo, lalu menggenggam satu tangan miliknya, berjalan kembali menuju supermarket yang tinggal beberapa langkah lagi dari mereka.
Saat masuk ke dalam, (Name) mengambil keranjang belanjaan. Melangkah menuju rak makanan ringan, diikuti Gojo yang ada di belakangnya.
Suara bisik-bisik dari kumpulan karyawan wanita supermarket terdengar. Mengatakan betapa tampan dan menawannya Gojo. Mereka kadang menjerit saat Gojo dengan sengaja melirik kearah mereka. (Name) sendiri terlihat tidak peduli, masih sibuk memilih makanan ringan dan lainnya.
Gojo melirik kearah (Name). Sedikit kecewa karena gadis itu terlihat biasa saja saat dirinya menggoda wanita lain. Saat di kafe waktu itu juga gadisnya tidak bereaksi apa-apa saat dia terang-terangan menggoda gadis pelayan kafe di depannya.
Padahal Gojo mudah merasa terbakar saat ada pria yang hanya melihat kearah (Name). Sementara gadisnya malah biasa saja saat ia menggoda wanita lain. Kenapa gadisnya begitu sabar?
"Eeh ... gak lama lagi valentine, ya ...?" Gumam (Name) yang masih bisa di dengar Gojo.
"Mungkin aku harus beli bahan-bahan untuk buat coklat ...," lanjutnya bergumam.
"Eh?! Untuk siapa?!"
Gojo membungkukkan badannya. Menyamai tingginya dengan (Name), menatap gadisnya dengan sorot senang sekaligus jahil. Gojo dengan segala kepercayaan dirinya berpikir kalau ia yang akan mendapat coklat dari (Name).
(Name) memiringkan kepala. Menatap Gojo polos.
"Rahasia," jawabnya.
"... jangan katakan itu dengan ekspresi seperti itu, (Name),"
"Hm? Kenapa memangnya?"
"Kamu menghancurkan harapanku," Gojo menegakkan kembali tubuhnya, menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
(Name) mengerjabkan mata. Senyum kecil terpasang, satu tangannya terulur menggenggam tangan Gojo yang besar, menautkan jari-jari mereka.
(Name) meletakkan ranjang belanjaannya ke lantai. Kemudian ia berjinjit, Gojo yang mengerti langsung sedikit menunduk, (Name) menepuk-nepuk kepala Gojo pelan.
"Aku mau ke rak sebelah, ayo," ucap (Name) menunduk mengambil keranjang belanjaannya.
Beberapa suara menjerit tertahan saat melihat interaksi Gojo dan (Name). Beberapa lagi terdengar mendecak karena lelaki incaran mereka ternyata sudah ada yang punya.
(Name) selesai belanja. Dia berjalan menuju kasir, Gojo masih mengikut dibelakangnya. Membayar belanjaannya, lalu mengangkat empat kantong belanjaan dibantu Gojo.
"Kamu simpan makanan-makanan ini di tubuhmu bagian mana, (Name)?" Tanya Gojo mengangkat empat kantong belanjaan ke atas. Mereka sekarang berada di depan supermarket.
(Name) tersenyum.
"Aku tidak menghabiskan semuanya sekaligus, loh."
"Eehh ... mm (Name), tunggu aku disini," Gojo tiba-tiba menghilang. Beberapa detik kemudian kembali lagi, tangannya kosong, entah dia kemanakan belanjaan (Name).
"Kamu darimana?" Tanya (Name).
"Rumahmu. Soalnya kalau jalan biasa sampainya lama, aku pengen ketempat lain denganmu, gak mungkin 'kan aku bawa semua barang-barang itu kesana?" Tersenyum lebar hingga mata tertutup, jari-jari Gojo membentuk peace.
(Name) membalas senyumnya, kemudian menganggukkan kepala.
"Jadi kamu mau kemana?"
"Kita belanja makanan manis!!!!" Gojo merangkul (Name). Kemudian melangkah menjauhi supermarket.
°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆
Acara belanja mereka selesai. Dua kantung berisi makanan manis telah dibawah pulang kerumah (Name) oleh pembantu keluarga Gojo yang dipanggil tuan muda mereka.
Sekarang kedua insan itu sedang duduk di bangku bawah pohon. Dengan minuman hangat masing-masing di tangan mereka.
"Hei, (Name),"
(Name) menoleh. Menatap Gojo dengan tatapan bertanya. Manik hitamnya mendapati wajah Gojo yang terlihat serius.
"Ada apa?"
"Ayahmu belum pulang, ya?" Tanya Gojo.
(Name) menggeleng.
"Belum. Tapi, kadang dia menelpon, kok," jawabnya.
"Aku punya firasat yang sangaaat buruuk," ucap Gojo kemudian meminum kopi hangatnya.
"Eh?"
Gojo menatap manik hitam milik (Name). Matanya bercahaya dan memancarkan kehangatan, benar saja, gadisnya tidak sekotor dirinya.
"Jangan jauh-jauh dariku," ucapnya dengan nada serius.
Mengerjab. (Name) tertawa kecil.
"Bukannya kita selalu bersama, ya?"
Gojo mengangguk.
"Kamu benar. Tapi, pokoknya jangan jauh-jauh!!"
"Um, oke,"
Keduanya kembali diam. (Name) menengadah keatas, melihat langit yang mendung. Angin dingin berhembus, membuatnya sedikit menggigil.
Gojo menoleh. Membuang gelas kopinya ke tempat sampah di sampingnya lalu mendekat kearah (Name). Lengannya merangkul (Name), menarik gadisnya semakin dekat kearahnya.
"Ne, Satoru,"
"Hm?"
(Name) melingkarkan kedua tangannya di sekitaran pinggang Gojo. Bersandar pada bahu kokohnya.
"Waktu itu ... kamu bilang 'itu selalu sama, dari dulu, tidak berubah,' kan? Apa maksudnya itu?" Tanya (Name).
Mungkin sudah saatnya, ya? Batin Gojo. Dia berdehem.
"Sebenarnya ... aku sudah sering memperhatikanmu semenjak kita kelas satu SMA. Tapi, karena berbagai alasan, aku baru mendekati mu sekarang,"
"Eeh ... aku tidak sadar," gumam (Name).
"Aku tahu. Dan itu menyakitkan,"
"Eh?! Maaf ...,"
Gojo nyengir.
"Daijobu! Aku tidak memikirkan itu sekarang, lagipula semuanya sudah berlalu,"
(Name) diam. Menutup matanya, menikmati kehangatan.
"(Name),"
"Hm?"
"Aku geli mengatakan ini. Tapi ... kamu tahu takdir benang merah?"
"Tahu. Soulmate, ya?"
"Alasanku memperhatikanmu semenjak satu tahun lalu karena itu. Mungkin kamu belum menyadarinya, tapi ... kamu itu ... takdirku," dengan wajah hampir memerah, Gojo mengatakan itu.
(Name) melebarkan senyum.
"Dan sekarang aku milikmu 'kan?"
"Yah, meski perlu ini dan itu untuk mendapatkanmu, sih," Gojo berucap dengan nada bercanda.
Semuanya terlihat manis sekarang.
°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆
Guys, aku rencana pengen buat ff Gojo Satoru ... lagi ....
Aⓝⓓⓘⓕⓣ 💗
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top