☾. °. . Chapter 27
【Your Smile】 27
.
.
🎼 Invisible 🎼
[ Tak terlihat ]
~ Zara Larsson ~
[ Ost. Klaus ]
.
.
~ Honesty ~
| Kejujuran|
.
.
Happy Reading 💕
.
.
°.☆ ____°.☆
Mahito memicingkan mata. Dia merasa familiar dengan pria berambut merah yang berdiri di depan (Name).
"Eh?! Itu bukannya Akashi Seijuro, ya?!"
"Ha?! Kau kenal dia?" Tanya Geto setelah mendengar ucapan kaget Mahito.
"Aku tahu dia. Dia pemain basket yang terkenal, mantan kapten tim basket yang katanya personelnya dulu setingkat dengan pemain pro," jelas Mahito.
"Lalu ... apa hubungannya dia dengan (Name)?"
Geto menoleh, melihat kearah Gojo. Aura di sekitar anak itu terlihat muram. Kasihan banget, batinnya prihatin.
Gojo melirik kearah (Name). Di pandangan matanya gadis itu terlihat senang berbicara dengan Akashi. Jengkel, Gojo rasanya ingin menghancurkan apa saja sebagai pelampiasan kemarahannya.
"Kau bisa hampiri mereka terus bawa (Name) kabur dari sana," usul Geto.
Gojo sangat berniat melakukan itu. Tapi, ia memutuskan untuk membiarkan (Name) bicara dengan Akashi untuk sekarang. Hanya untuk sekarang.
"Biarkan saja," jawaban Gojo membuat Geto bengong.
Tumben? Batinnya bertanya-tanya. Cemas akan Gojo yang benar-benar terlihat aneh sekarang.
"Kau ... tidak apa-apa 'kan?!" Tanya Geto.
"Aku baik-baik saja,"
Gojo kembali melihat kearah (Name). Matanya sedikit membulat saat gadisnya terlihat akan jatuh ke depan, Gojo ingin melangkah mendekat, tapi tidak jadi saat Akashi yang menangkap (Name). Posisi mereka terlihat seperti ingin pelukan.
"Uuhh, itu pasti sakit," ucap Mahito memanasi.
(Name) langsung mundur beberapa langkah kebelakang karena terkejut. Menjaga jarak dari Akashi.
Akashi membuka mulut.
"(Name) ... sebenarnya ...,"
Ucapan dari Akashi selanjutnya membuat (Name) terkejut. Tidak menyangka seorang yang dipanggil emperor sepertinya memiliki ketertarikan pada diri (Name).
(Name) bingung cara menyampaikan kalimat penolakan untuk Akashi. Dia merasa tidak enak hati padanya, tapi (Name) juga tidak ingin membuat Akashi menunggu lebih lama karena ia tahu Akashi sedang buru-buru saat ini. Lalu, bagaimana cara menolak dengan baik dan sopan?
"ADOH!!!"
Suara yang familiar membuat (Name) menoleh. Matanya sedikit membulat lebar saat mendapati tubuh Gojo yang terbaring di tanah dengan posisi tengkurap yang di tindih Mahito dan Geto di atasnya.
"Satoru?!"
(Name) panik. Kemudian berlari kearah Gojo. Geto dan Mahito segera berdiri, lalu kembali sembunyi. (Name) berjongkok, menyentuh pundak Gojo yang masih belum bergerak dari posisinya.
"Satoru ...," (Name) memanggil dengan nada khawatir.
"Baa~!♡"
Gojo mengangkat kepala. Tersenyum lebar lalu bangun dari posisinya. Melipat kedua kaki, duduk di depan (Name).
"Kamu baik-baik saja?" Tanya (Name).
"Tenang saja. Aku orangnya kuat!!" Ucapnya penuh percaya diri. (Name) ikut tersenyum.
Dari kejauhan Akashi melihat itu. Melihat wajah (Name) yang bahagia bersama pria yang baru dikenalnya kemarin. Sebelumnya, Akashi tidak pernah melihat (Name) sehidup itu.
Akashi terdiam beberapa saat dengan wajah datar, kemudian tersenyum tipis.
"Souka ...," ucapnya lalu melangkah pergi.
(Name) baru sadar. Dia menoleh ke tempat ia berdiri sebelumnya. Tidak ada Akashi disana. (Name) melihat kesana-kemari di sekitaran taman, tapi tidak mendapati Akashi dimana pun.
"Mungkin dia sudah pergi ...," gumam (Name).
"Ayo pulang, ubur-ubur," Gojo berdiri. Mengulurkan tangannya pada (Name) yang masih duduk di atas rumput.
"Um,"
°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆
Perjalanan pulang mereka tidak diisi percakapan apapun. (Name) memperhatikan punggung lebar Gojo dari belakang. Mengikuti jejak langkah pria itu.
"Ne ... Satoru, apa yang kamu lakukan di taman tadi ...?" Tanya (Name) dengan nada pelan.
"Hm~? Nguping? Suguru yang mengajakku kesana, sih," jawab Gojo tanpa menoleh ke belakang.
"Hmm ...,"
Bagaimana caraku mengatakannya ...? Batin (Name) gelisah. Dia berniat mengatakan perasaannya sekarang. Tidak mau membuat Gojo menunggu lebih lama.
"(Name)."
"Iya?"
(Name) berhenti melangkah saat melihat Gojo yang diam membeku di depannya. Posisinya belum menghadap (Name), masih membelakanginya.
"Boleh aku minta sesuatu padamu?"
Gojo menurunkan arogansinya. Untuk kali ini saja.
"Boleh."
"Mulai sekarang, jangan mendekati pria lain selain aku," ucap Gojo. Membalikkan badan menghadap (Name). Membuat gadis itu dapat melihat wajah serius Gojo.
(Name) seakan berhenti bernafas beberapa saat. Kemudian menenangkan jantungnya yang berdetak kencang sedari tadi. (Name) maju melangkah mendekat kearah Gojo. Saat Gojo tepat berada di depannya, tanpa menghentikan langkah, kedua tangan diangkat, kemudian melingkari pinggang Gojo.
"(Name)?"
Gojo sedikit membungkukkan badan agar (Name) bisa meletakkan wajahnya di bahunya.
"Kamu tahu? Aku menganggap semua laki-laki yang ku kenal dulu sebagai teman. Tidak lebih,"
Gojo menggertakkan gigi. Belum menerima penjelasan (Name).
"Meski begitu, melihatmu dekat dengan mereka, bahkan bicara dengan mereka membuatku kesal, (Name)," ucapnya dengan suara merendah.
"Mereka semua temanku, loh," balas (Name) dengan nada kalem.
"Aku tahu!! Tapi--!"
"Kamu itu spesial," ucapan (Name) yang memotong perkataanya membuat Gojo diam membeku.
"Ubur-ubur bodoh ... ucapanmu barusan bisa membuatku baper, loh," Gojo membalas pelukan (Name). Tangannya melingkar disekitaran leher gadisnya. Dan wajahnya bertumpu pada atas kepala (Name).
"Satoru ... apa perasaanmu padaku masih sama?" Tanya (Name).
Gojo mengembangkan senyum.
"Tentu," -jawabnya tanpa ragu, Gojo mengelus surai hitam milik (Name)-, "itu selalu sama, dari dulu, tidak berubah sedikit pun," lanjutnya.
(Name) menatap Gojo dengan pandangan bertanya.
"Dari dulu ... maksudmu ... kapan?"
"Dari dulu!!"
(Name) tertawa kecil. Lengannya mengerat memeluk Gojo. Sepertinya Gojo belum ingin menjelaskan maksud perkataannya tadi.
"Maaf,"
Tubuh Gojo sedikit menegang saat satu kata itu keluar secara tiba-tiba dari mulut (Name) dengan nada lirih.
"Hm? Kenapa?"
"... aku baru menyadari perasaanku baru-baru ini ... setelah kamu mulai mengabaikanku sejak di sekolah tadi," nada bicara (Name) terdengar sedih.
Gojo mengeratkan pelukan saat ia merasa (Name) melonggarkan pelukan di pinggangnya.
"Maaf baru menjawab pertanyaanmu sekarang ... Satoru ... aku juga cinta kamu ...."
Mata Gojo sedikit membulat. Terdiam beberapa saat kemudian tersenyum senang.
"Kamu tahu? Aku sudah menunggu lama untuk mendengar kalimat itu keluar dari mulutmu, loh, (Name),"
"Eeh ... maaf,"
"Daijobu! Daijobu! Yang jelas sekarang ... kamu milikku,"-tatapan Gojo berubah-, "sepenuhnya," seringaian puas terpasang di wajahnya.
°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆
『A』『n』『d』『i』『f』『t』 💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top