⸙͎۪۫ ⊰ Chapter 24

【Your Smile】24
.
.
~ New Person ~
| Orang baru |
.
.
💞 Love An 💕
.
.
°.☆____°.☆

Udara dingin menerpa kulit. Terasa menusuk hingga menaikkan selimut sampai menutupi wajah. (Name) mengernyit saat merasakan beban berat di bagian pundak dan perutnya.

Membuka matanya, ia mengerjab sebentar, menoleh kebelakang dan mendapati kepala berambut putih menjadikan pundaknya sebagai bantal.

(Name) ingat sekarang. Semalam hujan deras di musim panas membuat Gojo tidak bisa pulang kerumahnya. (Name) sudah sarankan pada Gojo untuk memanggil siapapun dari rumah Gojo buat menjemputnya pakai mobil tapi tidak di dengar. Akhirnya, Gojo menginap di rumahnya, tidur dalam kamarnya, memeluknya seenak jidat bagai bantal guling.

"Satoru ...,"

(Name) menepuk lengan Gojo yang melingkar di pingganggnya. Meminta pria itu untuk bangun dari tidur cantiknya. Menggumamkan hal-hal tak jelas, Gojo semakin mengeratkan pelukannya.

"Sudah pagi tau ...,"

(Name) berusaha melepas lengan yang mengurungnya. Tidak berhasil. Lengan Gojo terlalu berat untuk diangkat.

(Name) menyerah. Dia membiarkan Gojo untuk seperti ini sampai dia melepas pelukannya sendiri.

Manik mata menoleh kearah jendela. Hujan masih turun dan sepertinya belum berhenti sejak tadi malam. Menghela nafas berat, untung saja hari ini libur, jadi (Name) tidak perlu pusing memikirkan sekolah.

"Ne, ne, Satoru ...,"

(Name) memanggil, dijawab gumaman tidak jelas dari Gojo.

"Aku belum mengatakan ini padamu ...,"

"Kamu mau nembak? Nanti aja, aku masih pengen kek gini," dengan suara serak khas Gojo berucap kalimat percaya diri seraya mengeratkan pelukannya. Menenggelamkan kepalanya dalam lekukan leher (Name).

"... terima kasih."

"Huh?"

(Name) mengubah posisinya menjadi menyamping menghadap Gojo. Jari-jarinya memainkan rambut berduri milik Gojo, mengelusnya, dan mengacaknya.

"Pokoknya terima kasih, ya!" Ucap (Name) mengulangi perkataannya dengan senyuman.

"Dasar gak jelas!"

(Name) merasakan pelukan Gojo melonggar saat pria itu mengubah posisinya menjadi telentang. (Name) memanfaatkan itu untuk turun dari ranjang, lalu berlari keluar kamar.

"Kamu mau kemana?!"

"Masak!!"

Gojo mengacak rambut. Kemudian segera teleport ke dapur. Menaikkan sebelah alis, Gojo sudah mendapati (Name) berdiri di depan kompor.

Dia cepat juga, batinnya lalu tersenyum. Kaki lebarnya melangkah mendekati (Name), mengurung gadis itu diantara lengannya.

"(Name)."

Mendongak keatas. (Name) mendapati mata ocean milik Gojo tepat di depan manik hitamnya.

"Ada apa?"

"Bagaimana perasaanmu padaku?"

"Eh?"

(Name) menundukkan kepala, mengigit bibir bawahnya, matanya melihat kesana-kemari.

Tatapan Gojo terpancar sebuah kejahilan. Menunduk sedikit, Gojo berbisik tepat di telinga (Name) dengan suara merendah.
"Jujur dong. Kamu mau membuat pria tampan sepertiku menunggu?"

Wajah (Name) memerah. Dengan suara yang berusaha di stabilkan dia membalas ucapan Gojo.
"Bukannya kamu sudah bilang tidak akan meminta jawaban sekarang dan menunggu?"

"Eh, iya ya? Isshh ...,"

Gojo memasang tampang cemberut. Dia tidak melanjutkan untuk menggoda (Name) dan memilih menopang dagunya di atas kepala gadisnya.

"Kapan kamu mau mengaku ya ...?" Gojo mulai merengek.

"Aku waktu itu saja perlu ini dan itu buat bilang kalimat memalukan penuh makna itu padamu ...," lanjutnya lagi.

(Name) mengabaikan Gojo yang merengek seperti anak kecil. Dirinya sibuk memasukkan bahan-bahan untuk membuat kare.

"Ubur-ubur ... aku bosan,"

Kalimat penuh rengekan berubah menjadi keluhan. Padahal masih pagi, tapi Gojo sudah merasa bosan. Sebenarnya sejak malam tadi Gojo sudah memikirkan banyak hal untuk ia lakukan bersama (Name) hari ini. Tapi karena cuaca tidak mendukung niat baiknya, semuanya batal dilakukan.

"Nonton film?" Usul (Name).

"Di bioskop!!"

"Diluar hujan, tau."

"Hujan sialan?! Kenapa hujan harus ada di dunia, sih?!"

"Jangan salahkan alam,"

Gojo mengerucutkan bibirnya. Mengusap-usap wajahnya di punggung mungil (Name).

"Ah~! Ini hari terburuk yang pernah ada~!"

You can stand under my umbrella 🎶

Suara dering ponsel mengintrupsi. (Name) merogoh kantung celananya, mengambil ponsel pintarnya, lalu mengangkat telepon dari seseorang.

Karena sibuk dengan teleponnya. (Name) mengabaikan Gojo yang sedari tadi mengeluarkan aura tidak enak semenjak (Name) mengangkat teleponnya. Dia tidak suka diabaikan oleh orang yang penting baginya. Terlebih, dimata Gojo sekarang, (Name) terlihat senang mengobrol dengan orang yang menelponnya.

(Name) menutup sambungan teleponnya. Memasukkan ponsel pintarnya ke dalam saku lalu melanjutkan kegiatan memasaknya.

"Siapa yang menelponmu tadi?" Gojo bertanya dengan nada rendah.

"Temanku,"

"Cowo?"

(Name) mengangguk.
"Um ... dia mengajakku ketemuan sore nanti,"

"Hah?! Untuk apa?!" Kedua alis Gojo menukik. Matanya menatap tajam pada (Name) yang masih sibuk dengan masakannya.

"Ada yang ingin dia bicarakan katanya,"

"Ikut!!"

(Name) menoleh.
"Satoru ... dia memintaku datang sendiri ...,"

"Hanya karena dia memintamu datang sendiri aku jadi tidak boleh ikut??!! Ini tidak adil?!"

(Name) menghela nafas. Tidak adil dari mananya? Menggeleng kepala, (Name) mematikan kompor. Manik hitamnya menatap wajah Gojo yang memasang ekspresi sangat kesal.

"Baiklah, kamu boleh ikut," jawab (Name) akhirnya. Keputusan yang buruk kalau dia tetap melarang Gojo ikut bersamanya.

"Nah, gitu dong,"

°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆

"Akashi-kun!!"

Akashi Seijuro. Orang yang menelpon (Name) pagi tadi dan memintanya untuk menemuinya di taman sore hari. Hujan sudah berhenti, meski awah hitam masih menghiasi langit.

(Name) berhenti melangkah di depan Akashi. Pria berambut merah itu tersenyum tipis, manik merahnya menangkap sosok Gojo yang berdiri di belakang (Name).

"(Name) ...?"

Tahu maksud Akashi. (Name) sedikit bergeser.
"Dia temanku," ucapnya.

"Doumo,"

Gojo menganggukkan kepalanya sekali sebagai balasan sapaan Akashi.

Keduanya saling berbincang. Dari yang Gojo dengar, orang berkepala merah ini teman masa kecil (Name). Seberapa banyak pria yang (Name) kenal? Gojo mengerutkan kening. Dia baru sadar akan hal itu, setelah dipikir-pikir, (Name) hanya dekat dengan satu teman perempuan. Shoko. Selain dia, semuanya pria.

(Name) melambaikan tangan. Tanpa disadari oleh Gojo, pria berkepala merah itu sudah berjalan menjauh.

"Sudah ngobrolnya?" Tanya Gojo.

(Name) menoleh.
"Um, sudah,"

"Bagus. Ayo pulang,"

°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆

Tadi nonton Tokyo Revengers Epsd 3 with my mom. Pas si Sano Manjiro muncul, dia bilang si Demon Cute itu ganteng 😭😭😭

『A』『n』『d』『i』『f』『t』

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top