🍁 Chapter 13 🍁
__ | Your Smile | _13_
.
.
🎼 Playlist🎼
|The Loneliest Girl |
~ Carole and Tuesday ~
[From Anime Carole and Tuesday]
.
.
~ Feel Lonely ~
| merasa kesepian |
.
.
°.☆ _____________°.☆
Pagi hari. (Name) mencoba memanggil Gojo yang terus pura-pura tidak mendengarnya. Istirahat makan siang juga begitu, Gojo terus saja menghindarinya dan mengabaikan panggilannya. Meliriknya saja tidak. (Name) dianggap angin oleh Gojo.
Sekarang, (Name) masih berada di kelasnya setelah pembelajaran terakhir selesai. Menjedotkan kepalanya ke meja satu kali lalu diam di posisi itu.
Menghela nafas kasar. (Name) merasa sangat bersalah. Meski dia bingung ini salahnya atau bukan.
"Kamu punya masalah dengan Gojo?"
Shoko menopang dagu. Mengelus kepala (Name) hingga rambutnya berantakan.
"Um ... bagaimana, ya? Dia marah padaku karena aku pulang dengan temanku setelah festival," jawab (Name).
"Hmm ... bukannya itu aneh?"
"Aneh?"
"Iya. Dia marah sama kamu karena pulang dengan cowo lain. Itu artinya ... dia cemburu 'kan?"
(Name) menegakkan tubuh.
"Cemburu? Untuk apa?"
Shoko tersenyum prihatin. (Name) tidak menyadarinya ternyata.
"Kamu tidak sadar? Perlakuan Gojo padamu itu berbeda. Hmm ... mungkin dia ... lebih lembut padamu? Dan manja saat bersamamu?"
"Eh?"
Wajah (Name) memerah. Kedua tangannya memegang pipi, mengigit bibir bawah dengan mata yang bersinar dan pupil bergetar.
"Aneh kalau dia kesal tanpa alasan 'kan? Setahuku ... Gojo bakalan mengamuk kalau ada sesuatu yang menganggu miliknya," lanjut Shoko.
Jantung (Name) berpacu kencang. Melipat kedua tangan di meja dan merebahkan kepala di atasnya. Menyembunyikan wajah yang masih bersemu.
"Dia pernah hampir menghabisi pria yang tidak sengaja menabrakmu waktu itu di koridor sampai barang bawaanmu jatuh berserakan di lantai. Aku juga pernah mendapatinya menatapmu dari jauh dengan tatapan lembut, Geto juga sering melihat gelagat aneh anak itu kalau kamu ada di jangkauannya,"
(Name) semakin menyembunyikan wajahnya.
Shoko tersenyum.
"Semangaat yaa!!!"
"Um, aku akan mencarinya,"
(Name) berdiri. Mengambil tasnya yang menggantung di samping meja lalu berjalan keluar kelas.
"Cinta ... ya?" Ucap Shoko menatap kepergian (Name).
(Name) mencari Gojo di seluruh ruangan gedung kelas dua. Dan dia tidak menemukannya di manapun. Bahkan di tempat favoritnya tidur.
"Dimana dia ...?"
(Name) mengelap keringat dengan lengan baju. Menoleh kanan kiri melihat semua sudut koridor kelas. Matanya menangkap sosok Geto yang berdebat dengan Mahito yang berjalan kearahnya.
"Geto-san!!!" (Name) berlari menghampiri.
"(Name)? Ada apa?"
Geto menatap heran (Name) yang terengah-engah. Menegakkan badannya, (Name) menatap Geto penuh harap.
"Kamu tahu dimana Satoru?!"
Mengerjab. Beberapa saat Geto tersenyum.
"Aku tidak bertemu dengannya setelah jam pelajaran berakhir," jawab Geto.
(Name)kecewa, dia gigit jari. Dimana dia bisa menemukan Gojo? Langit tak lama lagi berubah kelam. Dia harus menemukan Gojo dan menjelaskan semuanya. (Name) merasa aneh satu hari ini saat Gojo terus saja menghindarinya.
"Terima kasih, Geto-san. Kalau begitu aku permisi dulu," membungkukkan badan sebentar. (Name) berjalan kearah yang berbeda dengan Geto.
"Tak apa, nih? Aku kasihan padanya," ujar Mahito.
"Aku juga kasihan. Tapi ... Satoru yang minta. Aku juga tidak mau berhadapan dengan anak itu saat kesal, karena dia akan semakin menyebalkan," jawab Geto. Terdengar pasrah.
"Ya sudah,"
~ 🎵🎶🎼 ~
(Name) menggeser pintu, tertulis ruang musik di papan atas pintu. (Name) jarang mengunjungi ruangan ini, hanya beberapa kali saat dia merasa kesepian atau sedang senggang.
Meletakkan tas diatas piano. (Name) berjalan ke sudut ruangan. Mengambil gitar yang terpajang di dinding, mendudukkan diri di kursi dekat jendela. Menikmati angin sore menjelang malam.
Suara petikan gitar terdengar. Dengan melodi yang lambat.
🎶hmm, hmm, hmm, hmmm ...
Disisi lain. Gojo membuka matanya yang memerah habis tidur. Meregangkan badannya, dia menguap dan mengusap lehernya yang diterpa angin dingin.
Menoleh kanan kiri, Gojo baru ingat dia ketiduran diatas batang pohon sekolah di sekitaran gedung kelas satu. Meloncat kebawah, Gojo berjalan kembali ke gedung kelas dua untuk mencari Geto.
🎶Do you really want to set the night on fire?
You're my only way out
Do you really want to turn your life around again?
You know you're my last chance ~
(Name) memetik gitarnya seirama dengan nyanyiannya. Senyum kecil terpasang, sangat jelas dirinya menikmati permainan musiknya.
🎶Can you feel my ...?
Can you feel my ...?
Can you feel my tears, they won't dry ~
Gojo membeku dengan mata sedikit membulat di depan pintu ruang musik. Tangannya yang ingin menyentuh gagang pintu berhenti di udara.
🎶 Can you feel my ...?
Can you feel my ...?
Can you feel my tearsdrop of the loneliest girl ~
(Name) memetik satu kali mengakhiri permainannya.
🎶The loneliest girl ~
Suara bantingan pintu membuat (Name) kaget. Menoleh dengan cepat melihat pintu, mata membulat, (Name) berdiri dari duduknya.
"Oh ... kukira Suguru ...,"
"Satoru?!"
(Name) berlari kearah Gojo yang hendak menutup pintu. Memegang lengannya lalu menariknya keluar ruangan.
"Ikut aku!"
"Ha?! Hey! Kamu mau membawaku kemana?!" Protes Gojo saat (Name) menariknya ke suatu tempat.
(Name) terus menarik Gojo yang sudah pasrah. Menaiki tangga menuju lantai gedung paling atas. (Name) membuka pintu rooftop kemudian menarik Gojo.
"Kenapa membawaku kesini? Mau menyatakan perasaanmu padaku?" Melipat kedua tangan di depan dada. Gojo menatap bertanya (Name) yang menunduk kebawah.
"Hei--!"
"Maaf!!"
(Name) berucap dengan keras. Pipinya merona merah yang tertutupi rambut tebalnya.
" ...."
"Orang yang waktu itu mengantarku pulang adalah Dazai, teman sekolahku dulu!! Aku tidak sengaja bertemu dengannya di tengah jalan saat mau pulang kerumah ... eeh ... etto ... maaf ...," jelas (Name) melirih di kalimat akhir.
Terdiam. Tidak ada yang mengeluarkan suara setelah itu. (Name) merasa sangat canggung, dia ingin melihat wajah Gojo, tapi tidak punya keberanian menatapnya sekarang. Akhirnya dia hanya menunduk dalam.
"Sato--!"
Tubuh (Name) tiba-tiba ditarik ke depan. Lengan kekar melingkari pinggang kecilnya, membungkus tubuh mungilnya, Gojo memeluknya lagi. Meletakkan dagu di atas kepala (Name), Gojo mengeratkan pelukan.
"Ubur-ubur ... kamu ini selalu saja membuatku merasa terbakar tahu," ucap Gojo.
"Eh?" (Name) ingin mendongak, tapi ditahan Gojo.
"Kamu ... ingin tahu rahasia yang kusembunyikan dari semua orang termasuk Suguru, ubur-ubur?"
Mengerjab bingung. (Name) menganggukkan kepalanya dengan gerakan pelan.
Merenggangkan sedikit pelukannya. Gojo melepas kacamatanya, menatap mata hitam (Name) yang menatapnya penuh penasaran.
Satu tangan besar Gojo menyentuh leher (Name), mengelusnya dengan gerakan lembut membuat (Name) merinding.
"S-satoru?!"
(Name) memberontak. Gojo menahan gerakannya dengan mengeratkan pelukan di pinggang, memajukan wajahnya menyamai tinggi (Name). Dia dengan jelas dapat melihat wajah (Name) yang merah padam.
Bibirnya bertemu dengan hidung mungil (Name). Menciumnya dengan lembut lalu berpindah pada dagu (Name).
Gojo menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah di lekukan leher (Name). Bibirnya mengucapkan kalimat yang dapat membuat jantung (Name) berpacu kencang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
❝ Aku mencintaimu, [Name].❞
__________________
『A』『n』『d』『i』『f』『t』
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top