🍁 Chapter 10. 2 🍁

__ | Your Smile | __
.
.
🎶 Playlist 🎶
| Take Me Home |
~ Bebe Rexha ~
(Acoustic Cover)
___
🎶 Umbrella🎼
~Rihanna~
(Acoustic Version)
.
.
__________________

Perasan Geto menjadi tidak enak. Tiga hari lagi menjelang festival, dia merasakan firasat yang sangaat buruk. Belakangan ini, dia beberapa kali menghabiskan waktunya untuk mengawasi Gojo.

Pria dengan jiwa childish itu tidak banyak bertingkah semenjak tahu (Name) akan menjadi lawan main Sukuna di drama buatan mereka. Dia lebih banyak diam di kursinya, menatap keluar jendela dengan menopang dagunya.

(Name) sendiri tidak bisa menemani Gojo setiap saat karena jadwal latihan dan membantu teman-temannya mempersiapkan acara. Dan Geto yakin, mood Gojo semakin memburuk karena itu.

"Hm? Ada apa, Geto? Kau terlihat khawatir?" Tanya Shoko saat menyadari lawan bicaranya diam dengan wajah cemas.

"Aku mencemaskan Satoru,"

Shoko menaikkan alis.
"Tumben? Kenapa?"

"Belakangan ini dia menjadi aneh,"

"Dia 'kan memang aneh,"

"Tidak! Bukan itu maksudku! Dia lebih banyak diam dan merenung selama seminggu ini, aku khawatir dia akan berbuat sesuatu yang bakal menyusahkan kita semua nanti," memegang dagunya. Geto menatap Gojo yang tertidur di atas meja. Tidak membantu teman-temannya melakukan persiapan.

"Dia tidak akan melakukannya. Selama ada (Name), Gojo tidak bakalan berbuat aneh-aneh,"- menepuk punggung Geto dengan keras, Shoko tersenyum-, "jangan terlalu cemas. Sebaiknya kau fokus pada drama ini, kau ketuanya 'kan"

"Kau benar."

Mata Geto tanpa sengaja melihat (Name) yang masuk ke dalam kelas dengan Sukuna. Mereka terlihat membicarakan sesuatu sembari memegang kertas di tangan mereka. Bersamaan dengan itu, Gojo bangun dari tidurnya. Mereganggkan badannya yang sedikit kaku.

Mata ocean-nya melihat (Name) dan Sukuna. Membulat beberapa saat, lalu menajam menatap Sukuna. Kemudian melirik kearah (Name) yang menatap kearahnya dengan tatapan bingung.

"Cih!"

Jengkel. Gojo membuka jendela dan meloncat turun kebawah. (Name) yang melihat itu langsung panik. Berlari kearah jendela tempat Gojo loncat kebawah.

"Satoru?!" Panggilnya panik.

Gojo yang masih melayang di udara melihat keatas, menatap (Name) yang terlihat khawatir. Karena tidak fokus, Gojo masuk ke tempat sampah saat mendarat. Membuat daun dan sampah kertas berserakan dimana-mana.

Geto yang menjadi penonton setia tertawa. Memegang perutnya dan mengusap air matanya yang keluar karena tawa.

Beberapa kelas lain terutama di lantai bawah juga tertawa melihat tingkah goblok yang dilakukan Gojo tanpa direncanakan.

(Name) jadi panik dan merasa bersalah. Berlari keluar dari kelasnya menuju ke bawah untuk melihat Gojo.

"Satoru!!"

Saat sampai, (Name) berteriak memanggil dan segera menghampiri Gojo. Memegang lengan dan pundaknya lalu melihatnya dari bawah keatas. Memastikan Gojo tidak terluka dan baik-baik saja.

"Kamu tidak apa?!" Paniknya.

Gojo diam. Mengerjab sebentar dari balik kacamata hitam. Tanpa mengatakan apapun, dia membalas sentuhan (Name), memegang tangan mungilnya lalu menarik (Name) ke pelukannya.

Gojo mengenduskan hidungnya disekitar pundak (Name) dengan manja. Mencari aroma dari ikatan benang merah mereka. Pelukannya mengerat disekitaran pinggang ramping (Name).

"Anjiirrr!!!!"

Siswa-siswa yang melihat ini berteriak. Ada yang kegirangan karena baper dan ada juga yang berteriak tidak terima karena iri dengan mereka berdua.

Mahito dan Geto bersiul, Shoko menepuk tangannya senang dan tertawa. Ikut meneriaki (Name) dan Gojo yang masih dalam posisi pelukan.

"S-satoru ...,"

Wajah (Name) merah padam. Malu dilihat semua orang dan bingung dengan tindakan Gojo yang diluar dugaan. Disisi lain dia merasa senang entah kenapa. Jantungnya berpacu kencang, perutnya terasa tergelitik.

Gojo mengeratkan pelukan. Semakin menenggelamkan kepalanya di lekukan leher putih (Name).

"Dapat tontonan gratis!!"

"Mereka beneran pacaran?!"

"Mereka cocok banget, woeee!!"

"S-satoru ... sesak ...," menepuk pelan punggung Gojo. (Name) mendorong tubuh Gojo agar melepas pelukan tiba-tibanya.

"Berhenti ...,"

(Name) mengerjab. Tubuhnya menegang saat mendengar suara lirih dari Gojo.

"Berhenti apa ...?" Tanya (Name).

Gojo semakin menenggelamkan wajahnya di leher (Name).

"Kamu mengabaikanku selama beberapa hari ini karena terlalu sibuk. Aku tidak mau fokusmu menjadi dua hanya karena festival menyusahkan ini, ubur-ubur," rengek Gojo kekanak-kanakan.

(Name) kembali mengerjab. Beberapa detik kemudian tersenyum kecil. Melepas pelukan mereka, (Name) dapat melihat wajah Gojo yang tidak bersemangat. Jantung (Name) berpacu semakin kencang saat manik hitamnya menatap manik ocean Gojo.

"Hanya empat hari lagi. Setelah itu aku tidak akan mengabaikanmu. Bisa biarkan aku selama itu?" Tanya (Name) dengan nada lembut.

Kelembutan mengalahkan yang terkuat. Gojo menganggukkan kepalanya dengan wajah cemberut. Meski begitu, dia tetap menurut permintaan (Name).

"Baiklah. Hanya empat hari!" Ucapnya.

"Iya. Hanya empat hari,"

|🎶🎵🎼|

Tiga hari berlalu. Hari-hari Gojo merasa bosan. Tersisa satu hari lagi, hari dimana festival diadakan dan (Name) tampil. Setelah itu, (Name) akan kembali padanya.

"Baiklah! Sekarang giliran untuk kelas dua A dan B untuk tampil!!"

Pembawa acara berteriang keras diiringi tepukan tangan penonton. Di atas panggung, tirai merah terbuka lebar, menampilkan (Name) dengan pakaian pelayan.

Pertunjukkan terus berlanjut, beberapa orang menahan pekikan-nya saat Sukuna bertemu dengan Shinderella. Seringai mematikan miliknya membuat para gadis ingin pingsan.

Pesta dansa dimulai, panggung heboh dengan tarian dan nyanyian. Lampu sorot lebih fokus pada Sukuna dan (Name) yang menjadi partner dansa.

"Eh! Itadori! Bukannya yang jadi pangeran itu kakakmu, ya??"

"Eh? Siapa tuh? Nggak kenal,"

Ada tiga bocah dengan warna rambut berbeda yang diundang ke acara ini. Megumi, Yuuji, dan Nobara. Mereka datang atas ajakan pria rambut putih yang mencurigakan.

"Aku rasanya ingin pulang saja," ucap Megumi dengan wajah datar.

"Eh?! Nanti dulu! Dramanya nggak lama lagi selesai, tau!! By the way, yang jadi Shinderella cantik bangeet!!!" Nobara menatap berbinar (Name) yang ada di atas panggung.

Pesta dansa selesai. Pencarian sepatu yang hilang menjadi adegan selanjutnya. Yang menonton jadi greget sendiri. Drama Shinderella ini banyak diubah alurnya dan tempat oleh Geto.

Pangeran dan Shinderella bertemu dihutan. Dengan keadaan sang pangeran yang luka-luka setelah bertarung. Shinderella datang menghampiri, memeluk pangeran dengan wajah ingin menangis.

Dari samping panggung. Ada Geto yang mengatur semua ini. Merasa lega karena pertunjukkan berjalan lancar serta penonton yang menyukai hasil pikirannya.

"Eh? Gojo mana, ya?"

Tubuh Geto menegang saat Mahito mengatakan itu padanya. Dia jadi gelisa.

"Mungkin saja dia bolos?" Ucap Shoko.

Geto menggeleng. Tidak mungkin. Gojo sudah tidak membolos lagi.

"Pikirin dia nanti aja! Nggak lama lagi adegan pernikahan dan kissed. Kalian siapkan semuanya!!"

"Baikk!!"

| 🎶🎵🎼 |

"Waah~ (Name)!! Kamu cantik bangeet!!!"

Shoko menatap berbinar pada (Name) yang kini memakai dress pernikahan yang terbuka dibagian punggung dan bahu. Rambut hitamnya digulung, menyisakan beberapa anak rambut yang lepas beserta poni tipis. Membuatnya terlihat lebih cantik.

"Aku ... tidak nyaman dengan pakaian seperti ini ...," keluh (Name).

"Tahan sebentar, (Name)! Kamu hanya harus bertahan beberapa jam lagi!!" Ucap Shoko menyemangati.

(Name) naik panggung. Sedikit takjub dengan temannya yang dengan cepat mendekor layaknya pernikahan sungguhan. Disana, ada Sukuna dengan setelan jas hitamnya.

Mengulurkan tangannya. Senyum mematikan terpasang diwajahnya. Shinderella menerima uluran itu, tersenyum pada Sukuna.

Acara pernikahan ini sampai di puncak. Dimana Sukuna akan mencium bibir pink (Name).

(Name) merasa tidak enak. Dia sebenarnya sangat menghindari adegan ini. Tidak mau first kiss-nya diambil orang yang tidak disukainya.

Saat wajah Sukuna dan (Name) tinggal beberapa senti lagi. Nobara menutup mata begitu juga Megumi. Yuuji sendiri malah menatap binar.

"Itadori goblok!! Tutup matamu!!" Tegur Megumi.

Lampu tiba-tiba mati. Beberapa saat kemudian menyala lagi. Dengan lampu sorot yang hanya fokus pada panggung.

(Name) merasa pinggangnya ditarik kebelakang. Menjauh dari Sukuna. Punggugnya bertabrakan dengan sesuatu. Saat (Name) mendongak kebelakang melihat, dia mendapati seorang pria dengan setelan jas putih, memakai topeng hingga menutupi setengah wajahnya, lalu menodongkan pedang plastik pada Sukuna.

"Bisa tidak kau tidak menyentuhnya! Dasar pangeran palsu!!"

_______

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top