Your Existance
Hari yang melelahkan. Pagi ini seorang Jung Yoonso sangat boring saat mengetahui Hyerin tidak masuk kuliah karena sakit.
Ya itu benar, Yoonso mengalihkan jurusannya ke jurusan seni karena Yoonae berada di Jepang bersama Junsu untuk selamanya dan Hyerin yang ia punya.
"Hyerin sakit" ujar Yoochun saat duduk dimeja kantin yang sangat ramai itu.
"Sakit apalagi adikmu itu, Minho-sshi?" Tanya Yoonso, Hana dengan wajah flatnya menatap Yoonso.
"Kau tahu ia mudah sakit kan? Si Minho ini mengajak adiknya berenang untuk 5 jam kemarin, bodoh" jawab Hana sebal, Minho menggaruk kepalanya asal.
"Hehehe maaf" sesalnya dengan salah tingkah.
"Ia mudah sakit dan mudah sembuh" celetuk Changmin.
"Sebenarnya yang tunangannya itu aku atau kau sih?" Protes Yoochun pada Changmin.
"Aku"
TAKK
Sumpit mendarat mulus dikepala cerdas Changmin.
"Lagi dan lagi kau terus begitu min" jawab Minho.
Yoonso sangat menyesali ini. Hyerin tidak masuk. Ia sendirian dan anak-anak ini menggodanya tak ada yang membelanya kalau bocah berisik itu tidak masuk.
Takk...
Yoonso berdiri dan meninggalkan semuanya.
"Kenapa tidak kau kejar bodoh?" Tanya Yoochun.
"Lebih baik ia sendirian saat kesal" jawab Changmin.
"Apakah ini keterlaluan?" Tanya Minho.
"Tidak, ini namanya birthday prank" jawab Hana santai.
Sementara Yoonso memilih pulang karena Yoonae berkunjung ke korea untuk 1 minggu, apalagi hari ini Yoonso berulang tahun.
Sesampainya dirumah, ayahnya yang adalah seorang koki handal sedang memasak.
"Sudah pulang?" Tanya Yonghwa sang ayah, Yoonso melirik ayahnya malas.
"Tentu saja lalu kenapa aku sudah disini bicara denganmu appa? Aneh" jawab Yoonso sebal, Yonghwa terkekeh.
"Appa membuatkan sup rumput laut untuk merayakan ulang tahunmu" ujar sang ayah, Yoonso hanya mendeham lalu naik keatas, kekamarnya.
.
Pagi dengan mood yang buruk akan menjadi hari buruk sepanjang hari, ini hal buruk untuk Yoonso yang kehabisan bahan untuk menggambar.
'Yoonso-ya, maaf aku sakit dan tidak bisa menemanimu kuliah hari ini, saengil chukha hamnida uri Yoonso' -Hyerin
Pesan yang dibaca Yoonso dari Hyerin. Setelah ayahnya hanya Hyerin lah yang mengucapkannya selamat ulang tahun.
"Ah, aku sudah biasa dilupakan" gumamnya sendiri sembari mengetik balasan.
'Jangan bilang kau kebal. Kau tahu? Kebal itu rasa sakit yang tidak dapat diutarakan lagi rasa sakitnya'
Yoonso kembali tersenyum. Hyerin adalah anak dengan golongan darah O, ia terlalu peka untuk masalah perasaan Yoonso.
'Gomawo Hyerin-ah, cepat sembuh' -Yoonso
Balasnya singkat. Yoonso jarang membalas pesan, jika sudah membalas berarti itu sebuah berkah untuk orang yang dapat balasannya.
'Kau kenapa sih?' -Chwangmean
Pesan baru dari tunangannya, Changmin. Kali ini Yoonso hanya membacanya tanpa ada niat membalasnya.
"YOONSO-YA CHANGMIN DATANG" teriak Yonghwa dari bawah, Yoonso mendesah sebal.
Ia turun kebawah dan duduk disebelahnya, sebelah Changmin.
"Chagiya, saengil chukha hamnida" ujarnya dengan senyum dan mencium pipinya lembut, Yoonso tersenyum perlahan.
"Gomawo" jawab Yoonso.
"Kau ikut makan malam merayakan ulang tahun Yoonso, Changmin-ah?" Tanya Yonghwa, Changmin mengangguk.
"Ya abeoji, kudengar Yoonae dan Junsu akan bertandang kesini"
Lalu Yoonso menghabiskan waktu berdua dengan Changmin.
Yoonae dan Junsu datang karena bel rumahnya berbunyi sekitar jam 6 sore.
"Yoonsoooooooo" teriak seseorang dari luar sana dan Yoonso keluar.
"Hana?"
"Aku ingin meminjam buku catatan kuliah hari ini untuk Hyerin" ujarnya langsung, Yoonso segera masuk kedalam rumah.
Hana dan Minho tipe terlalu sayang pada Hyerin. Bahkan Junsu dan tunangannya, Yoochun. Kalau Changmin, ia memang dekat sekali. Ah ia iri dengan Hyerin. Seandainya ia kenal mereka sejak muda....
Yoonso turun dan sepertinya Yonghwa lupa dan ketiduran padahal harusnya malam ini makan malam merayakan ulang tahunnya.
Changmin tidak ada.
Junsu dan Yoonae tidak ada.
Ia melangkah keluar dan membuka pintu utamanya.
"Yoonso-ya, saengil chukha hamnidaaaa!!!"
Hyerin datang dan Changmin sedang memegang birthday cake.
"Kau bukannya sakit?" Tanya Yoonso yang masih terfokus pada Hyerin.
"Ia mudah sakit tapi mudah juga sembuhnya, sudah kukatakan berkali-kali, kan?" Ujar Changmin.
"Tenang saja, kutu air macam Hyerin ini tidak akan betah berdiam diri walaupun sedang sakit" lanjut Junsu.
"Lihat, tunangannya marah" ujar Yoonso dengan kekehannya.
"Junsu-sama, kau ini...." Tegur Yoonae, Junsu hanya merangkul Yoonae makin erat.
"Pokoknya.... Selamat ulangtahun Jung Yoonso" ujar Hana dengan senyumnya.
"Ayo nyanyikan lagu ulang tahunnya"
'Saengil chukha hamnida
Saengil chukha hamnida
Saranghaneun uri Yoonso
Saengil chukha hamnidaaa'
Yoonso tersenyum dengan lepas, ia sangat bahagia.
"Sebelum meniup lilin, alangkah baiknya kau mengikuti cara Hyerin" ujar Yoonae, Yoonso menatapnya aneh.
"Apa itu?"
"Ini kekanakan" gumam Minho dengan wajah flatnya.
"OPPAAAA!!!" Protes Hyerin, Yoochun merangkul Hyerin erat agar tidak menyerang Minho lagi dan lagi.
"Make a wish before you blow your past age" jawab Changmin, Yoonso melongo.
"Buat harapan sebelum meniup umur lamamu Yoonso-yaaaaa" teriak Hyerin riang, Yoonso terkekeh.
"Oh? Hahaha okay...."
1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
Fiuuhhh~
"Yeay!"
.
Lalu mereka masuk kedalam, membagi potongan-potongan kue black florest dan memakannya bersama.
Makan malam bersama dan tertawa bersama sampai suntuk, mereka memutuskan untuk menginap dan tidur diruang keluarga dengan karpet halus dan bantal dari sofa.
"Malam yang penuh berkah" ujar Junsu, semua masih terjaga dan menjaga keheningan itu, mereka ingin menjaga dengan baik memori indah ini.
"Kuharap kekasihku bahagia" ujar Changmin.
"Tentu saja bodoh" jawab Yoonso terkekeh.
"Wajahnya terlihat sangat bahagia" ujar Yoonae, Yoonso memejamkan matanya dan membukanya lagi.
"Aku sangat bahagia" tutur Yoonso.
"Wajahmu sangat polos saat aku datang pertama tadi hehe" ujar Hana, Yoonso terkekeh lagi.
"Hyerin sebenarnya heboh tadi saat menyalakan lilin, kau tahu?" Ujar Minho membocorkan.
"Tentu saja heboh, dia kan takut melihat api. Apalagi itu magic candle, meletus2 seperti kembang api" lanjut Yoochun.
"Tapi Yoonso-ya, make a wish mu isinya apa?" Tanya Hyerin, semua diam, ingin tahu jawabannya.
"Aku ingin tetap seperti ini bersama kalian. Sedih, senang, susah, bahagia terus bersama dengan kalian" jawabnya lalu semua tersenyum mendengarnya.
Kadang sahabat memang menyebalkan dan sering membuat diri kita sebal dan kesa tapi percayalah, merekalah yang peduli dan sayang dengan penuh kejutan tak terkira.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top