26. Tidak bisa egois


Raya mengajak Januar untuk makan bersama di kantin berdua. Hanya berdua. Tenang, Raya sudah minta izin Bayu.

Raya hanya ingin menyelesaikan masalahnya dengan Januar hari ini. "Jan, gue yakin lo itu baik. Dan sebenernya, gue kecewa saat lo ngasih rekaman suara itu ke Bayu. Gue nggak nyangka aja lo kayak gitu. Kenapa, sih?"

"Lo udah baikan sama bocah itu, 'kan? Selamat. Gue rasa, kita udah nggak ada urusan lagi." Januar bangkit berdiri. "Semoga dia nggak brengsek kayak gue, ya."

"Januar, gue nggak mau hubungan kita kayak gini. Selama ini lo yang selalu ada untuk gue, Jan." Raya tersenyum miris, memohon agar Januar kembali duduk.

"Terus gue harus gimana? Pura-pura bahagia di depan lo, gitu? Gue bukan tipe cowok kayak gitu, Ray."

"Maafin gue, dan terserah selanjutnya lo mau putusin persahabatan kita atau nggak." Raya menunduk. Menggigit bibir bawahnya dengan kuat.

"Maaf? Ya, gue maafin. Puas?"
Langkah kaki Januar menjauh, Raya mengangkat kepalanya. Merasa kecewa melihat kepergian Januar.

Raya memang mendapatkan lelaki sebaik Bayu, namun ia ternyata harus kehilangan sahabat sebaik Januar.

Cinta dan hidup memang tidak boleh egois. Kehilangan salah satu yang berharga ... adalah hal yang wajar.

[]

Bayu is better. Don't be sad, Raya :')

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top