21. Mainan
Raya masuk ke kelasnya saat melihat Januar keluar dengan senyum yang mencurigakan.
Raya sedikit bingung. Kenapa Januar tidak babak belur?
"Bay, kamu nggak jadi ngehajar Januar?" Raya bertanya dengan semangat, sambil menarik-narik seragam Bayu.
"Hah? Ngapain gue ngehajar dia?" Bayu tersenyum masam. Memandang Raya tajam. "Dia nggak salah. Gue yang salah."
"Apa maksud kamu, Bay?"
"Nggak usah pura-pura lagi di depan gue deh, Kak. Nggak capek?" Bayu menepis tangan Raya. "Gue udah tau semuanya. Semua permainan lo. Semua pikiran licik lo tentang gue. I KNOW!"
Mulut Raya sedikit terbuka. Apa maksud Bayu? Apa yang Bayu tahu?
"Bay, maksud kamu apa?"
"Jangan pura-pura bego." Bayu berdecak. "Cukup. Gue nggak mau jadi mainan lo lagi. Kita putus."
Deg.
"Hey! Siapa yang bilang lo mainan gue, hah?" Raya tidak peduli kalau dirinya dan Bayu menjadi tontonan murid-murid yang lain.
"Lo sendiri yang bilang. Gue udah denger semuanya." Bayu berjalan melewati Raya, bahkan menabrak bahu perempuan itu dengan sengaja.
"Bayu!"
Yang Raya lihat hanya punggung adik kelasnya yang semakin menjauh. Sakit. Inikah balasan untuk niat buruknya dulu?
[]
A/n:
HAHAHAH mampus.
Udahlah, mending kalian jadi jomblo aja. Lebih tenang hidup kalian wkwk
See ya soon!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top