12. Pulang


"Lo yakin mau pulang sama bocah itu?"

Raya mengangguk lemas. "Gue udah terlanjur bilang 'oke', Jan."

"Ya udah, hati-hati." Januar terkekeh, naik ke atas motornya. "Gue duluan, deh."

"Bye."

Raya mengembuskan napas, melihat kepergian Januar dengan motor kerennya. Sedangkan Raya? Dia harus pulang bersama Bayu dengan sepeda di hari yang panas. Oh, bagus.

"Kak Raya!"

Raya menoleh, memaksakan sebuah senyum. "Hey, Bay."

Raya cukup lega karena sepeda Bayu ternyata tidak butut seperti perkiraannya. Sepedanya bagus, berwarna biru tua, dan ada kursi di belakang untuk orang yang dibonceng. Syukurlah.

"Naik, Kak." Bayu menyengir lebar.

Raya naik, memegang ujung jaket Bayu. Tiba-tiba, Bayu protes. "Pegangannya yang bener, nanti jatoh."

"Dasar modus."

"Ih, serius." Bayu tertawa.

Raya melingkarkan satu tangannya di pinggang Bayu. Ia juga duduk menyamping, karena memakai rok.

"Siap?"

Raya memutar mata. "Yaaa."

Bayu mengayuh sepeda, melewati gerbang sekolah dengan senyum lebar. "Gue mau ngajak Kak Raya jalan-jalan dulu, boleh?"

"Hah?"

"Jalan-jalan. Cari es krim, ngobrol di taman, lihat matahari tenggelam--"

"Hmm, oke." Raya menerima ajakan Bayu dengan ragu.

Apa akan menyenangkan melakukan kegiatan-kegiatan romantis seperti itu bersama Bayu?

Raya sebenarnya sedikit tidak yakin. Bayu 'kan lebih muda darinya. Tingkahnya juga masih seperti anak-anak....

[]
A/n:
Yha, gantung.
Yaudah lah ya wkwk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top