The End

5 Bulan kemudian.

Velova membantu memasangkan dasi ke Felix agar lebih rapih. Setelah lima bulan menjalin hubungan, Felix kini bekerja di perusahaan Velova sebagai sekretaris wanita itu. Di perusahaan, tidak ada yang tahu tentang hubungan mereka karena Felix takut semua orang akan mengira jika kesuksesannya hingha menjdi sekretaris CEO dalam lima bulan adalah hasil memanfaatkan Velova. Meskipun beberapa persen memang ia memanfaatkan kekasihnya untuk menaikkan pangkat, bahkan kedua orang tua Velova juga tidak mengetahui tentang hubungan mereka.

Setelah bercerai dengan Candra, orang tua Velova tidak lagi ikut campur tentang percintaan wanita itu. Mereka merasa bersalah sebab menjodohkan anak semata wayang mereka ke pria yang tidak tepat, mereka juga akan mendukung apa pun keputusan anaknya.

Felix ingin membalas dendam ke keluarganya, terutama kakaknya, Bryan yang telah merusak kepercayaannya. Ia akan menunjukkan kepada mereka jika ia bisa sukses tanpa bantuan mereka.

"Sudah siap," ucap Velova masih merapikan kemeja Felix. "Kau berangkat dulu, nanti aku nyusul."

Felix mengangguk. Seperti biasa, ia dan Velova berangkat secara terpisah untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan karyawan.

"Kiss dulu," ujar Felix.

Velova berjinjit sedikit, lalu mencium Felix sekilas.

"Makasih." Felix mencium kening Velova lalu pergi membawa tas kerjanya.

"Tetap buka gerbangnya, aku akan pergi lima menit setelah kau," titah Velova seraya bergegas ke depan cermin.

"Baiklah."

***

Candra masih mengawasi Velova dengan Felix, ia tahu jika buku tabungannya bersama mereka, dan ia juga tahu rencana mantan istrinya yang akan menjatuhkannya nanti. Sebelum itu, ia akan lebih dulu mengambil buku tabungannya agar mereka tidak ada bukti sama sekali.

Candra memijit pelipisnya, satu tangannya mencengkeram stir begitu kencang. Ia melihat mobil yang ditumpangi Felix ke luar dari gang villa. Ini adalah kesempatan baginya untuk mengambil apa yang menjadi miliknya. Ia tahu jika Velova hanya tinggal dengan Felix, jika pria itu pergi, Velova pasti di villa itu sendirian.

Candra turun dari mobilnya, lalu berjalan dengan cepat ke gerbang yang tidak terkunci. Ia segera masuk ke dalam setelah mendengar bunyi seseorang menyalakan mesin mobil. Itu pasti Velova.

"Buka!" sarkas Candra seraya menggedor kaca mobil yang dinaiki Velova. "Buka atau aku pecahkan!"

Velova terkejut melihat kedatangan Candra yang secara tiba-tiba. Ia melihat ke sekelilingnya, villa yang ia tinggali terletak di paling ujung taman yang jarang dilewati orang-orang. Jika ia pergi sekarang, Candra pasti akan mengobral-abrik villanya dan akan mengambil semua bukti yang sudah ia kumpulkan selama ini dengan Felix. Namun, jika ia keluar dari mobil, pria itu pasti akan memaksanya juga bahkan mencelakainya.

Velova mengambil ponselnya di dalam tas, lalu menelepon Felix agar membantunya. Pria itu pasti berada tidak terlalu jauh.

"Tolong aku, Candra ke villa untuk mengambil buku tabungannya," ucap Velova setelah panggilan tersambung. "Aku masih di dalam mobil."

"Sial! Ban mobilku tiba-tiba bocor. Aku akan ke sana segera, jangan ke luar dari mobil sampai aku datang!"

Velova mencoba menarik napasnya berulang kali agar kembali netral, ia tidak boleh gugup sama sekali.

Sedangkan di luar, Candra tengah tersenyum lebar mengetahui Velova memanggil Felix. Beberapa waktu lalu ia membocorkan ban mobil Felix, ia sengaja membuat lubang tidak terlalu besar agar pemilik mobil tidak curiga. Setelah menempuh perjalanan dua menit, ban itu sudah kehilangan isinya, dan itu aksn menghalangi datangnya Felix.

Jujur saja, Candra sedikit takud dengan Felix. Pria itu mantan pengawalnya, sudah dipastikan Felix lebih jago darinya dalam hal ilmu bela diri.

"Buka, Velova!" teriak Candra seraya mengambil sebongkah batu untuk memecahkan kaca jendela.

"Percuma, mobilku anti peluru," ujar Velova sedikit tertawa. Ia harus terlihat tenang dan tidak gegabah dengan apa yang dilakukan Candra.

Selama beberapa menit tidak mendapat respons sama sekali dari dalam mobil, Candra langsung mengarahkan batu yang ia pegang ke kaca jendela villa. Ia tahu jika apa yang ia cari pasti ada di dalam villa itu.

Candra masuk dengan hati-hati lewat pecahan kaca jendela. "Lihatlah, Velova. Aku akan mengambil kembali milikku yang kau curi."

Setelah lama menunggu kedatangan Felix, Velova memutuskan untuk menghadapi Candra sendiri.

"Tunggu, Candra!" panggil Velova.

"Akhirnya kau ke luar juga, mantan isteriku," titah Candra seraya mendekati Velova yang kini akan masuk ditengah-tengah pecahan kaca. "Hati-hati, jangan sampai kulit indahmu tergores kaca yang tajam!"

Velova memutar bola matanya malas, mengapa tidak sedari dulu Candra seperti ini? Perhatian kepadanya. Ia pasti tidak akan menuntut pria itu.

Candra segera menghampiri Velova, menarik lengannya dan menempelkannya ke dinding. "Di mana buku tabunganku!"

"Aku tidak akan memberikannya," sahut Velova. Iasudah bersusah payah mengumpulkannya.

Candra menarik rambut Velova yang tergelung sedikit rapi, setelah itu menjambaknya hingga ia tertarik ke belakang.

"Awh."

"Di mana itu?" gertak Candra di telinga Velova.

"Aku tidak tahu," sahut Velova kembali mendatarkan ekspresinya.

Candra mendorong Velova ke lantai dan hendak menginjak pergelangan tangan wanita itu.

"Apa kau mencari ini?"

Mendengar suara Felix yang datang tiba-tiba, membuat Candra sedikit takut.

"Apa kau hanya berani terhadap wanita saja?" tanya Felix seraya menghampiri Velova, membantu wanita itu berdiri.

"Aku akan kembali nanti," ucap Candra, lalu berbalik dan pergi. Namun sebelum itu, Felix sudah dulu menendang punggung pria itu hingga tersungkur.

"Aku belum membalas perbuatanmu kepada Velova!" ucap Felix lalu menampar Candra berulang kali. "Satu tamparan karna kau berani menyakiti Velova."

Plak!

"Satu tamparan karna kau berani memecahkan kaca villa tempat tinggal kami."

Felix mengingat ketika pria itu mencemarkan nama baiknya, ia mengingat ketika pria itu merendahkannya seenaknya.

Candra bangkit dan membalas dengan menendang lutut Felix hingga pria itu terjatuh.

Felix dan Candra sempat berkelahi. Namun, hasil akhir Felix yang memenangkannya, dan lawannya tersungkur tak berdaya di lantai.

Velova tersenyum lalu memeluk Felix erat. "Terima kasih," ucapnya.

"Sudah tugasku," sahut Velova.

Velova melihat Candra yang bangkit dari posisinya, dan mengambil pot bunga di pinggir jendela.

"Felix," panggil Velova seraya membalikkan posisi. Dan ....

Brak!

"Velova!" panggil Candra dan Felix secara bersamaan saat melihat satu wanita yang mereka cintai tergeletak dengan kepala berdarah sebab terbentur pot karena menyelamatkan Felix.

Darah segar kini mengalir pada tangan Felix yang memangku Velova di pahanya.

Sedangkan Candra segera berlari ke luar villa, dan pergi meninggalkan Felix yang tengah menangisi keadaan Velova.

"Jangan kabur kau, Candra!" teriak Felix saat melihat punggung Candra yang mulai menjauh.

The end.

Terima kasih kepada readers yang sudah membaca cerita saya yang berjudul Young Lady's Stash selama 25 hari ini.

Berhubung jadwal event sudah selesai tayang di wp, saya akan kembali melanjutkan cerita ini dan menambahkan beberapa ekstra part dalam bentuk buku nantinya.

Terima kasih^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top