Perasaan Velova

Felix membuka pintu mobil untuk mempersilahkan Candra dan Velova ke luar dari sana setelah Richard berhenti di depan hotel bintang lima. Malam ini adalah acara perayaan anniversary pernikahan teman Candra.

Velova berjalan dengan anggun seraya memegangi lengan Candra. Dres hitamnya berkibaran ketika diterpa angin, memperlihatkan seluruh lekuk kaki jenjang Velova yang tertutup celana pendek.

Semua mata kini tertuju ke pasanganVelova dan suaminya, ditambah kehadiran dua pria tampan Felix dan Richard yang berjalan mengawal di belakangnya menambah kesan orang penting yang masuk ke acara.

Acara perayaan itu digelar di sebuah ballroom hotel yang berada di Jakarta Selatan. Menurut informasi yang tertera, orang yang mengadakan itu adalah pemilik hotel bernuansa italia itu.

"Kalian boleh bersenang-senang selagi di sini," ucap Candra seraya menoleh ke belakang. "Aku dan istriku akan menyapa yang lain terlebih dahulu."

"Baik, Pak," sahut Richard.

Felix ikut mengangguk, matanya sesekali memperhatikan wajah Velova yang terlihat sangat senang berada di sana. Wanita itu terus menempel pada Candra seakan takut hilang jika tidak berpegangan tangan dengan suaminya.

Richard mengambil segelas wine, lalu menawarkan itu kepada Felix yang masih terpaku dengan kecantikan Velova.

"Kau tahu, tatapanmu itu sungguh tidak sopan?" ucap Richard seraya menepuk pundak Felix. "Dia istri bosmu."

Felix menyadarkan dirinya dari lamunan. Sebenarnya ia menatap Velova bukan karena ketertarikan, ia hanya memperhatikan wanita itu barang kali ada celah kelemahan yang terlihat. Sekali lagi, bukan rasa ketertarikan.

"Kita tidak seakrab itu sampai kau seenaknya menasihatiku!" Felix mengambil gelas yang diberikan Richard lalu melangkah pergi.

Melihat semua orang mulai melakukan kesibukannya, Felix memilih untuk duduk di pojok ruangan yang tidak banyak orang berada. Ia melihat perilaku Velova yang berubah drastis. Di mana Candra?

Acara pembukaan sudah hampir selesai, tinggal beberapa menit saja akan pindah ke acara inti dan selesai. Felix ingin segera pulang dari sana dan mengistirahatkan tubuhnya yang bekerja seharian.

Felix menyapu pandangannya ke seluruh penjuru, mengamati setiap orang yang berada di sana. Tidak ada Candra.

Setelah memastikan benar-benar tidak ada Candra di sana, Felix segera bangkit untuk mencarinya. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti tatkala melihat sosok Candra yang tengah berjalan ke luar ruangan bersama seorang wanita berdres putih. Siapa wanita itu?

Felix bimbang antara menghampiri Velova atau Candra, tapi pada akhirnya ia memilih mengikuti Candra secara diam-diam.

Mereka terlihat begitu akrab, bahkan bisa terlihat jika hubungan mereka bukan sekedar teman saja. Felix mengikuti Candra dari kejauhan, melihat nomor pada lift yang tengah Candra naiki, setelah itu ikut naik ke lantai di mana bosnya berhenti.

Felix terkejut melihat Candra yang tengah membuka pintu kamar hotel menggunakan kartu. Tangannya juga terus terusan meraba paha wanita di sampingngnya. Apa mereka selingkuh? Tapi di depan Velova?

"Apa kau sudah liat itu?"

Felix terkejut mendengar suara Velova yang kini berdiri di belakangnya dengan posisi ikut menonjolkan kepalanya.

"Velova," titah Felix. "Kenapa kau tak cegah suamimu?"

Velova mengangkat kedua bahunya, lalu menarik tangan Felix untuk menjauh dari sana.

"Temani aku menghirup angin," ucap Velova.

Setelah berjalan lebih dari lima menit, mereka sampai di balkon hotel yang sepi pengunjung. Melihat ke atas langit, bulan yang tersenyum penuh memancarkan cahayanya.

Velova mendengus, kehidupan pernikahan yang ia sembunyikan selama delapan tahun langsung diketahui oleh orang yang baru ia kenal. Ia tidak suka orang lain melihatnya dengan tatapan iba.

"Apakah itu alasan ucapanmu saat itu? Kau ingin menghancurkan Candra karena pria itu berselingkuh?" tanya Felix tanpa basa-basi. "Tapi, bukankah kau juga suka berselingkuh?"

Velova terus menatap langit malam, seakan enggan untuk menjawab itu. Ia menghela napasnya lalu tersenyum.

"Kenapa, Velova?" tanya Felix kembali.

"Pernikahan kami tidak normal," sahut Velova yang akhirnya menyerah membuka mulut. "Aku ingin menghancurkan Candra, tapi aku tidak bisa."

"Kau sangat mencintainya?"

Velova menoleh seketika. Ia tidak bisa membohongi perasaannya. Ia membenci perlakuan suaminya yang tak pernah menganggapnya sebagai seorang istri. Namun, ia lebih membenci perasaannya yang tak pernah bisa membuka mata untuk tidak jatuh cinta kepada Candra.

"Aku ingin membalas perbuatanya kepadaku selama ini, tapi aku tak bisa. Aku selalu patuh dengannya," ujar Velova.

Selama pernikahannya, ia tidak pernah sekali pun dicintai Candra. Pria itu hanya gila reputasi baik. Memiliki anak, hidup harmonis di depan dunia. Namun, nyatanya? Semua itu hanya sandiwara belaka. Candra memiliki istri yang disembunyikan, dan alasan setiap malam pria itu tidak di rumah yaitu menemani istri keduanya yang tinggal di rumah berbeda.

Sifat semena-mena Velova dan perselingkuhan wanita itu hanya untuk mengalihkan perhatian Candra yang sia-sia. Bahkan pria itu tidak pernah peduli dengan apa yang ia lakukan selama tidak memcoreng reputasi baiknya.

"Sabar," ucap Felix.

Velova menatap Felix tajam. "Sabar?" tanyanya. "Apa kau berani mengajariku sekarang?"

Felix sedikit terkejut dengan perubahan suasana hati Velova. "Bukan begitu, maksudku ...."

Velova tertawa lepas melihat ekspresi Felix yang terlihat tegang. "Aku hanya bercanda, santai saja."

"Sial, aku hampir tertipu sandiwara wanita ini lagi," gumam Felix pelan seraya mengakihkan pandangannya ke samping.

"Apa?" tanya Velova yang mendengar sesuatu dari mulut Felix.

"Bukan apa-apa. Sepertinya acaranya akan segera selesai. Apa kau mau menunggu suamimu?" tanya Felix.

"Apa kau bisa mengendarai motor?" Velova menatap Felix dengan serius.

"Bisa."

Velova tersenyum lalu menepuk pundak Felix. "Nanti kita pulang naik motor saja."

"Motor siapa?"

"Ada pokoknya, sudah aku siapkan," titah Velova, lalu berbalik dan pergi meninggalkan Felix. Ia tidak ingin semua orang memperhatikannya bersama dengan pengawal suaminya.

TBC.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top