Aftermath
10 tahun kemudian....
Suasana pagi saat itu tidak berhasil membangunkan pria bersurai putih tersebut. Ia masih saja ngorok di kasur berukuran king size. Pintu kamar terbuka sedikit, dua sosok kecil mulai mendekati sang pria yang masih tertidur lelap.
Kemudian....
BUAGH!
"CHICHI, BANGUN!"
"OHOK!"
Sang pria, yang tiada lain adalah Satoru, terbangun dengan wajah memerah hasil gebukan bantal yang mengenai wajahnya oleh dua sosok kecil tersebut.
"Chichi pagi-pagi gini masih aja tertidur pulas! Chichi mah kalah sama Haha!"
"Iya, Haha pagi-pagi udah bikin sarapan untuk kita semua! Chichi apa daya setiap hari santai terus!"
Satoru terkena omelan bertubi-tubi oleh dua sosok kecil tersebut. Pria yang kini berumur 37 tahun itu tersenyum nyengir.
"Hehehe... Suman suman, Chichi kan semalam capek habis kerja membersihkan Roh Kutukan." Ucap Satoru.
"Haha juga gak kalah capeknya! Chichi gak tau ya Haha kemarin malam nungguin Chichi pulang larut malam sampai rela ketiduran di sofa?! Dia bahkan mendongengkan kami sampai tidur pulas!"
Oke, Satoru kalah debat sama dua sosok kecil di depannya ini. Pria itu pun akhirnya bangkit dari kasur dan mengacak rambut kedua sosok kecil yang tiada lain adalah anaknya bersama wanita yang ia cintai.
"Iya iya, Chichi kalah debat sama kalian. Sudahlah, ayo kita ke dapur buat nikmatin sarapan lezat dari Haha kalian! Siapa yang dapat duluan, dia bisa nikmatin makanan lezat!" Ucapnya kabur duluan mendahului kedua anaknya.
"Ah, Chichi curaaaaaaaanggg!"
10 tahun sejak Satoru menikahi (Name), kini (Name) resmi menjadi istrinya. Akan tetapi, Satoru dan (Name) memutuskan untuk menunda kehamilan selama setahun. (Name) hamil saat usianya menginjak 18 tahun, ia melahirkan anak pertama di usia 19 tahun berjenis kelamin laki-laki.
Namanya Gojou Mamoru, usianya 8 tahun. Ia bisa dibilang merupakan Satoru versi junior dengan rambut putih, mata biru, serta berwajah tampan. Tetapi Mamoru tidak seperti ayahnya, ia ikut sifat dari ibunya yang tekun, baik, dan pekerja keras. Yah... Meski dia ada sifat jahil juga dari ayahnya.
Lalu, selang setahun kelahiran Mamoru, (Name) hamil lagi di usia 20 tahun. Ia melahirkan anak kedua sesudah ulang tahun kedua Mamoru, jadi usia Mamoru sama adiknya terpaut beda dua tahun.
Anak kedua Satoru dan (Name) adalah Gojou Inoru, usia 6 tahun. Ia adalah anak perempuan yang tegas mirip ibunya, tetapi ia juga sangat ramah dan jahil seperti bapaknya. Paras Inoru pun seperti Satoru versi perempuan, dengan rambut panjang putih dan mata biru juga.
Kehadiran Mamoru dan Inoru dalam keluarga Gojou menambah kesan harmonis yang tercipta di dalam keluarga tersebut.
"Hahaaaa, makanannya sudah jadi kah?" Tanya Mamoru.
"Bentar lagi jadi sayang, ini Haha masak rebusan krim lho sama Karaage." Jawab (Name) sambil tersenyum.
Mendengar kata Karaage, Mamoru dan Inoru ngiler, itu adalah makanan favorit mereka! Memang sudah tidak diragukan lagi Karaage buatan (Name) adalah yang terbaik, tetapi masakan (Name) yang lain tidak kalah enaknya.
"Ohayou... Darling."
Fokus (Name) terganggu saat seseorang dengan jahil memeluk dirinya dari belakang. Siapa lagi kalo bukan Satoru sang suami tercinta.
"Satoru, tolong, aku lagi masak lho. Ada anak-anak juga." Ucap (Name) jengkel.
"Gak apa-apa kan?~ Entar mereka juga belajar sendiri hubungan kita ini, sayang.~"
Buagh!
Satoru auto batuk saat dagunya terkena jedotan dari kepala (Name) yang udah kayak besi.
"Kamu duduk manis dulu sana! Kau gak mau katana kau jadi sasaran berikutnya kan?!" Ucap (Name) galak.
Satoru auto bergidik, mana mau ia diperlakukan seperti itu. Akhirnya Satoru nurut aja sama apa yang dikatakan (Name), daripada katana miliknya dihancurkan.
"Nee, nee, Chichi!" Inoru memanggil ayahnya tersebut.
"Kenapa, Inoru?"
"Itu... Um...."
"Ada apa? Kamu kelihatan gugup gitu."
Satoru menyadari gelagat anak keduanya cukup mencurigakan. Wajah Inoru ngeblush, menandakan bahwa... Satoru seketika tersenyum jahil.
"Hayooooo, pasti lagi suka sama seseorang ya?~"
Inoru auto salting dengar ucapan ayahnya.
"E-enggak! Aku mana mungkin suka sama seseorang!" Bantah Inoru sambil mengembulkan kedua pipinya. Sumpah gemesin sekali Inoru mirip ibunya yang gemesin.
"Terus, kok wajah kamu merah gitu? Kamu gak usah bohong lah, Inoru.~"
"Dia lagi suka sama Hiro, Chichi. Anaknya Om Toge yang rambutnya item itu." Celetuk Mamoru tanpa wajah bersalah.
Inoru auto marah pas liat kakaknya malah memberitahukan rahasianya. Gadis itu pun menjambak rambut Mamoru.
"ONII-CHAN BAKA! DIBILANGIN JANGAN KASIH TAHU!"
"HEI, SEENGGAKNYA GAK USAH JAMBAK RAMBUTKU JUGA KALI!"
"ONII-CHAN KAN UDAH JANJI JANGAN NGASIH TAHU! ONII-CHAN JAHAAAAAAAT!"
"YA TERSERAH AKU LAH! MAIN RAHASIA-RAHASIA ITU KAN GAK ENAK!"
"POKOKNYAー"
"Ehem."
Mamoru dan Inoru membeku seketika saat mendengar suara deham seseorang dan mereka pun menoleh ke arah orang yang kini sedang tersenyum 'manis'.
"Mamoru, Inoru, ini masih pagi lho. Kalian tidak mau dihukum tidak diberi jatah makan malam dan Haha tidak akan membantu kalian belajar bukan?~"
(Name) memancarkan aura menusuknya, ibaratkan ibu-ibu pada umumnya yang sudah siap akan ngamuk jika anaknya bermasalah. Mamoru dan Inoru langsung nurut dan kembali ke posisi semula, tidak ingin bertengkar lebih lanjut lagi.
Satoru terdiam dari tadi, ia benar-benar tidak menyangka bahwa (Name) kini sudah beranjak dewasa sepenuhnya. Satoru kembali mengingat kenangan ketika mereka masih menjadi tunangan dahulu, apalagi soal nikah lari dan berakhir Satoru diceramahi panjang lebar sama bapaknya. Untungnya, Satoru dan (Name) disahkan jadi suami-istri secara keluarga dan negara.
Itu pun hasil nyogok uang sih, kan keluarga Gojou holkay.
"Mamoru, Inoru, kalian tidak ada barang ketinggalan kan? Kalian jangan sampai terlambat pelatihan Penyihir Jujutsu lho."
Sambil memakan sarapan, (Name) mengingat mereka untuk tidak meninggalkan barang penting. Mamoru dan Inoru, seperti keluarga Penyihir Jujutsu lain, mereka juga keturunan pengguna Energi Kutukan juga. Karena keluarga Gojou sangat terkenal akan Limitless, mereka pun digadang-gadang akan jadi penerus Satoru.
"Gak ada kok, Haha. Lagian kita juga bersemangat menjalani latihan ini." Jawab Mamoru.
"Aku juga! Aku jadi gak sabar mau jadi Penyihir Jujutsu!" Inoru juga terlihat bersemangat.
(Name) dan Satoru tersenyum, melihat anak-anak mereka bertumbuh dengan pesat membuat pasangan suami-istri itu merasa bahagia sekaligus sedih. Entah apa yang akan terjadi jika anak-anak mereka besar nantinya.
Selesai sarapan, Mamoru dan Inoru pun akhirnya pamit berangkat menjalani pelatihan Penyihir Jujutsu. (Name) melambaikan tangan ke arah mereka yang sudah berangkat sambil lomba lari.
"Tak terasa ya... Sudah 10 tahun."
Satoru merangkul pundak istrinya, memandang anak-anak mereka yang sudah pergi jauh. (Name) mendongak ke atas menatap wajah suaminya tersebut.
"Memangnya kenapa, Satoru?" Tanya (Name).
"Yah... Kau tahu. Hidup bersama menjalani rumah tangga itu sulit, butuh proses pengembangan karakteristik yang matang dan kepercayaan. Aku... Jujur, pertama kali membangun rumah tangga sama kamu, banyak hal terjadi. Terkadang kita bertengkar, kita kesusahan, kita bahkan saling menuduh... Tetapi pada akhirnya kita kembali mencintai."
(Name) tertegun mendengar ucapan dari Satoru. Wanita itu tersenyum dan ia dengan susah payah mencoba untuk mencium pipi Satoru.
Cup
"Arigatou, Satoru... Atas 10 tahun menjalani rumah tangga bersama. Aku bahagia bersama kamu."
Pipi Satoru memerah, tetapi pria itu tersenyum dan ia balik mencium balik (Name), kali ini di kepala.
"Aku juga bahagia bersamamu... (Name)."
Benar-benar akhir yang bahagia bukan?
END
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top