19
Dia tak akan menyerah bahkan jika harus mencari hingga ke ujung dunia. Selama sosok itu belum terlihat oleh iris kelabu nya ia takkan berhenti akan tetapi hal itu tentu menyulitkan tugas utamanya sebagai prajurit. Sudah beberapa tugas nya yang terbengkalai hanya untuk mencari seorang wanita.
Tidak akan ada yang memahami nya tapi tugas tetaplah tugas.
"Kapten harus fokus dengan tugas anda." Ucap seorang bawahan nya, Petra.
Yang dibalas dengan lirikan tajam darinya kemudian ia menghela nafas. Iris kelabu disembunyikan dibalik kelopak mata. Kepala yang disandarkan ke bagian kepala kursi menunjukkan seolah ia lelah dengan semua yang terjadi.
Bunga dunia nya hilang. Sudah tiga bulan ia tak mendapatkan kabar sama sekali.
Entah wanita itu masih bernafas atau tidak, ia tidak tahu.
Semua ini sampai mengganggu kinerjanya dalam menebas leher titan. Beberapa kali ia harus diselamatkan oleh beberapa prajurit kadet 104 karena tidak konsen.
Levi yang dikenal tangguh seketika menjadi lembek hingga Erwin memutuskan untuk menunda ekspedisi berikutnya.
Separah itu? Ya.
Kini kondisi sang manusia terkuat seburuk itu. Seolah ia tak memiliki semangat hidup, tak lagi memarahi kadet yang tanpa sengaja membuat lingkungan menjadi kotor, kadet yang tidak membersihkan kandang kuda atau kamar, serta membiarkan debu bersemayam di kamar nya sendiri.
"Erwin kita harus bertindak. Kalau tidak Levi akan kehilangan jati dirinya."
Sang komandan termenung mendengarkan saran Hange. Ada benarnya juga akan tetapi terlihat salah juga. Tidak seharusnya seorang kapten mencampur adukkan urusan pribadi dengan tugas.
"Aku akan bicara dengan nya, kalian lakukan tugas kalian."
Terlihat sekali kalau Petra khawatir dengan kapten nya itu, ia hendak ikut menemani Levi namun Hange menarik nya pergi. Levi perlu seseorang yang tepat untuk diajak berbincang.
Perasaan kasih sayang itu sulit terlebih pada lawan jenis. Hange tidak ingin repot dengan hal seperti itu namun ia memahami perasaan Levi saat ini.
Kehilangan (name) sama saja dengan Levi yang kehilangan setengah jiwa nya.
Jika Erwin memilih mengurusi Levi maka Hange memilih untuk memberantas penyebar rumor itu hingga (name) kembali ke Rose.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
1 tahun kemudian
Semilir angin sore menjadi penutup hari hari beratnya. Dengan secangkir teh dan makanan ringan, ia menatap hamparan ilalang yang luas dengan tatapan sendu. Bagai hatinya yang telah lama hilang, raut wajah datar itu kini terlihat tak lagi ada harapan.
Sudah lama ia tidak menemukan separuh hatinya. Sejak insiden itu, cinta pertamanya tak pernah lagi terlihat. Sosoknya seperti lenyap dari muka bumi, padahal ia dan pasukan nya sudah mencari hingga ke ujung tembok.
"Levi sebaiknya kau masuk, angin nya mulai dingin."
Suara lembut menyadarkan nya dari lamunan namun pemiliknya bukan dari separuh jiwanya. Iris kelabu kelam menatap wanita bersurai karamel itu sebagai respon kemudian mengangguk menurut. Ia memasuki rumah mereka, kini yang ditinggali bersama.
Banyak hal yang terjadi hingga membuatnya tetap melakukan pernikahan dengan Petra. Sudah jalan hampir satu tahun namun ia belum memikirkan untuk menyentuhnya atau bahkan tidur sekamar hingga saat ini.
Levi hanya menjalankan tugas sebagai rasa hormat nya pada Erwin. Membuat keluarga Rall memberikan investasi besar kepada pasukan dengan sang kapten setuju menikahi putrinya.
Keputusan itu Levi ambil matang matang setelah benar-benar memastikan bahwa separuh jiwanya telah pergi, tak lagi bisa ditemukan.
Seperti malam malam sebelum nya ia akan memilih tidur di sofa ruang tengah dan menyuruh sang istri untuk masuk ke kamar. Levi tau perasaan Petra, ia sangat memahami hal itu dan seharusnya juga ia mulai mencintai istrinya. Akan tetapi hati tak bisa dibohongi. Levi saat ini hanya menghormati Petra sebagai istrinya.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Rutinitas biasa setiap pagi Levi akan mengunjungi rumah tuan Rall untuk mengambil bahan pokok persediaan di gudang dengan membawa beberapa anak buahnya untuk membantu. Jalanan kota terlihat ramai, hilir mudik melakukan aktivitas masing masing.
Ia acuh dengan tiga anak buahnya yang berada di gerobak kuda, hanya mendengarkan mereka berbincang beberapa saat. Ada yang berbeda hari ini, Petra ikut menemaninya. Katanya dia rindu dengan ayah alhasil membuat Levi mau tak mau ikut membawanya.
Tiba-tiba saja laju kuda berhenti mendadak, membuat orang orang yang ada di dalam nya sedikit terjungkal ke depan. Levi berdecih pada sang kusir, Conny.
"Oi ada apa? Hati-hati kalau jalan." Omel sang kapten.
"Maaf kapten, tadi ada seorang anak tiba-tiba berlari menyebrang jalan."
Levi melihat arah tunjukan jari Conny pada seorang anak perempuan yang berlari menuju ibunya.
"Ada ada saja, cepat lanjutkan."
Setelah memacu kudanya kembali, gerobak itu lanjut jalan. Levi memperhatikan anak kecil yang sempat menghambat jalan nya. Dengan memegang jubah bagian bawah ibunya ia dibalas dengan tatapan polos, sementara sang ibu hanya menunduk meminta maaf kemudian pergi menarik anak nya.
Wajah yang familiar.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Jean terdiam karena refleks melihat wajah penjual roti yang ia beli. Wanita penjual roti itu memiliki luka bakar di sebagian wajah dan tangan kirinya. Membuat hati kecil nya merasa iba.
Ia ingin sekali bertanya namun terlalu sungkan dan takut akan menyinggung si pemilik roti.
"Ah...kau terkejut dengan luka ini anak muda?"
Rupanya pemilik toko roti itu menyadari arti tatapan Jean, refleks Jean mengangguk mengiyakan. Dapat undangan sendiri tak boleh disia-siakan.
"Ini luka yang ku dapat setahun lalu. Rumah ku terbakar dan aku hanya fokus menyelamatkan anak ku." Jelas si penjual roti.
"Malang sekali, tapi syukur lah anda dan anak anda selamat."
Wanita itu tersenyum. "Terimakasih." Seraya memberikan bonus satu roti panggang isi selai cokelat pada Jean.
Baru kali ini Jean merasakan hidup nya sangat beruntung. Penjual roti dengan rupa menyeramkan itu nyatanya memiliki hati yang baik. Jean berjanji akan sering sering mampir untuk membeli rotinya.
Di depan toko Jean sudah ditunggu Levi dan rekan nya dengan gerobak yang telah dipenuhi bahan pangan.
Tatapan si penjual roti fokus pada pasangan di sana. Menatap wanita bersurai karamel menggaet manja lengan pria nya, membuat si penjual roti tersenyum.
"Semoga kalian bahagia."
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Pekan selanjutnya Jean benar-benar memenuhi janjinya itu. Ia datang namun kali ini tidak sendiri. Anak muda itu membawa beberapa orang teman nya, mengatakan bahwa roti miliknya itu lezat. Jean memiliki bakat mempromosikan rotinya nya yang biasa menjadi luar biasa. Keberhasilan promosi nya itu terlihat dari salah satu reaksi teman perempuan nya yang dikuncir kuda. Namanya Sasha, dengan cepat gadis itu melesat masuk ke toko dan bertanya roti yang enak untuk hari ini.
Si penjual roti dengan senyum ramah menjelaskan roti rekomendasi nya untuk hari ini. Disusul dengan rekan lain nya yang masuk, termasuk sepasang kekasih yang ia lihat pekan lalu.
"Ah...saya tebak kalian pasangan baru ya. Beruntung sekali kalian datang ke toko saya hari ini." Ucap nya.
Sang wanita sibuk bertanya sementara pria nya sibuk menoleh menatap ke sekitar toko lalu memilih duduk di salah satu kursi yang telah disediakan.
"Saya baru lihat toko ini, apa ini toko roti baru?" Tanya wanita bersurai karamel.
"Begitulah. Toko ini baru berdiri tiga bulan tapi saya sudah memiliki pelanggan tetap."
Levi kembali menatap istri nya yang sedang bercakap ria.
Setelah memilih roti yang diinginkan, Petra mendekati Levi dan memberikan jatah roti pada nya kemudian mereka menikmatinya bersama.
"Kapten sangat romantis, aku iri." Komentar salah satu teman nya itu, Sasha kalau tidak salah ingat.
"Oi Sasha, kapten bisa dengar loh."
"Cukup kalian berdua, sebaiknya kita cepat beli karena pelanggan yang lain sudah menunggu." Jean ikut berkomentar untuk menengahi.
Si penjual roti hanya terkekeh seraya melayani pesanan mereka. Tidak lupa memberikan bonus seperti biasanya.
Hidup dengan hati yang ikhlas akan mendatangkan kedamaian, itu yang ia pelajari selama ini.
Melihat orang lain bahagia juga merupakan kebahagiaan nya. Karena hidup tidak harus selalu memiliki.
Tanpa sengaja Levi bersitatap dengan si penjual roti. Awalnya si penjual roti hanya balas menatapnya kemudian ia tersenyum sebagai sapaan untuk Levi.
Pelanggan nya.
Balasan penjual kepada pelanggan untuk selamanya.
Bersambung
Next?
29/04/22
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top