YTMHA : Bab 9
Mau sampai kapan kamu berharap sama ketidakpastian?
-Melvin-
MELVIN menatap nyalang gadis di depannya, tubuh Krystal basah sempurna akibat ketiga gadis yang tak punya otak dan etika menurutnya. Melvin semakin mendekat ke arah Krystal, lalu menyejajarkan tubuhnya di hadapan gadis yang duduk terkulai itu.
"Kamu baik-baik aja?" Melvin menangkup pipi Krystal yang kedinginan dengan kedua tangannya, berharap tangan besarnya dapat menghangatkan gadis yang disukainya itu.
Melvin membuka jaket yang dikenakannya, lalu ia larikan ke tubuh basah Krystal. Ia tidak ingin gadis kecil itu masuk angin, kendati cuaca di luar sedang panas.
"Maaf aku telat datangnya," lirih Melvin masih memfokuskan pandangannya pada Krystal, sementara gadis itu merasakan nyeri di dadanya karena kembali terlihat tidak berdaya di depan Melvin.
Kenapa hanya Melvin yang melihatnya dalam keadaan seperti ini? Kenapa harus Melvin yang selalu menolongnya kala Krystal memang sedang membutuhkannya? Apa memang semesta sedang berkompromi untuk mendekatkannya dengan cowok itu, seperti yang disampaikan Melvin tadi malam kepadanya.
Namun, entah mengapa Krystal merasa ia harus bersyukur. Setidaknya untuk hal yang sudah dilaluinya beberapa hari ini berkat pertolongan cowok itu.
Matanya berkedut dan terasa panas, dan air matanya sukses mengalir begitu saja. "Makasih," ucap Krystal terbata lalu memeluk cowok itu. Tanpa aba-apa dan tanpa persiapan khusus hanya keinginan dari dalam diri Krystal yang membawanya untuk melakukan hal itu.
Melvin membulatkan matanya karena merasa terkejut, mendapati perlakuan hangat dari Krystal, gadis yang disukainya itu.
Melvin menepuk-nepuk punggung rapuh itu dengan begitu lembut, seolah Krystal adalah kaca yang mudah pecah. Ia sangat menikmati pelukan Krystal.
"Ayo kita keluar! Kamu bisa masuk angin kalau di sini terus." Melvin sebenarnya tidak rela melepaskan pelukan dari gadis itu, hanya saja ia cukup waras. Ini bukanlah waktu yang tepat, lagipula latarnya di dalam toilet. Bukankah jauh dari kata romantis?
Melvin memapah Krystal dengan hati-hati, membawa gadis itu keluar dari tempat yang sudah menjadi saksi perbuatan tidak manusiawi gadis-gadis sosialita nan arogan.
Sampai di area parkiran, Krystal hendak melepaskan jaket cowok itu namun tangan Melvin menghentikan aktivitasnya.
"Pake aja, kasian kamu. Kalau kita pulang ke rumahku dulu gimana? Aku cuma bingung jelasin ke Bunda kamu dengan keadaan kamu yang basah kuyup begini, sementara cuaca lagi panas banget." Benar juga kata Melvin, ia tidak berpikir sampai ke sana. Bagaimana kalau bunda sampai tahu bahwa ia sudah dibuli di sekolah, pasti bunda akan sedih. "Gimana?" Melvin kembali bertanya.
"Yaudah deh," putus Krystal akhirnya.
"Krystal!" Panggil Vigo. Krystal dan Melvin menoleh bersamaan. Sudah ada Vigo yang sedang naik di atas motor merahnya. "Mau pulang bareng?" Vigo menawarkan. Krystal terlihat ragu. Baru saja akan menjawab pertanyaan Vigo, Melvin sudah lebih dulu menyahut.
"Nggak usah Bro, Krystal udah janji pulang bareng gue. Lagipula lo mending urus cewek lo deh, biar nggak bully Krystal di toilet lagi!" Vigo tergugu di tempatnya, mencoba memahami perkataan cowok yang sedang bersama Krystal tersebut.
"Maksud lo apa?" Tanya Vigo tak mengerti.
Melvin geram mendengar jawaban Vigo. "Lo liat nih, Krystal basah kuyup begini tuh perbuatan siapa? Pokoknya lo tanya aja sama cewek arogan lo itu!" Melvin tidak tahan lagi untuk segera meninggalkan area parkiran, khususnya kepada Vigo.
Sementara Krystal merasa tidak enak hati kepada Vigo, karena secara tidak langsung ia sudah menolak tawaran sahabatnya. Pembulian terhadapnya tak membuat Krystal membenci Vigo, meski Sylvia menginginkan dirinya untuk menjauh dari kehidupan sahabatnya. Tentu tidak semudah itu, mengabaikan seorang Vigo. Mereka berdua sudah berteman sejak kecil.
Melvin melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia tidak ingin Krystal berkomentar tentang gaya mengemudinya yang terkadang bikin orang bergidik. Hari ini ia ingin menjadi cowok yang baik dan serius, setidaknya untuk menghibur hati gadis yang ada di belakangnya.
"Sorry, tadi aku nggak biarin kamu pulang sama cowok itu." Melvin meninggikan volume suaranya karena jalanan yang lumayan ramai dan bising. Namun, Melvin tidak mendengar Krystal menjawab, tapi ia tahu gadis itu mendengar ucapannya.
Krystal menatap punggung Melvin. Punggung yang pemiliknya selalu membuat ia kesal, marah dan berlaku seenaknya saja. Namun hari ini Krystal senang melihat punggung itu. Senang karena rasa aman yang sudah ia dapatkan dari pemiliknya. Ia berharap keputusannya hari ini tidak akan membuatnya menyesal di kemudian hari.
***
"Assalamualaikum," salam Melvin saat keduanya sudah sampai di kediaman keluarga Melvin. "Annyoenghaseo Eomma,"* lanjutnya sedikit berteriak sembari mencari-cari sosok sang mama.
"Kok kamu ngomong pake bahasa Korea?" Krystal tak tahan untuk mengajukan pertanyaan pada cowok itu.
"Karena Mamaku memang asli Korea, cantik." Melvin menjawab sambil tersenyum, yang mengakibatkan matanya terlihat hanya segaris saja.
"Oh," sahut Krystal baru tahu. Memang ia tidak tahu apa-apa tentang Melvin. Ya mau bagaimana lagi awal pertemuan dengan cowok itu tidak meninggalkan kesan baik, karena Melvin selalu membuat dirinya jengah dengan segala tingkah absurd-nya.
"Melvin, kamu bawa siapa?"
"Bidadari yang Melvin maksud kemarin Mah," sahut Melvin yang begitu antusias.
"Agashi, yepo yo!"* Rosa memuji gadis itu. Beruntung Krystal bisa sedikit bahasa korea, ternyata menyukai lagu-lagu K-pop sangat bermanfaat baginya.
"Gomawo,"* sahut Krystal seraya menundukkan kepalanya. Melvin sempat terpaku dengan sikap gadis itu, ia tidak menyangka bahwa Krystal mengerti ucapan sang ibu.
"Ireum i mwoyeyo?"* Tanya Rosa sembari mendekat ke arah Krystal.
"Perkenalkan nama saya Krystal, Tante." Senyum manis Krystal tetap terlihat saat memandang Rosa.
"Areumdaeun ireuminde,"* puji Rosa lagi.
"Mah, kita lagi di Indonesia. Jadi pake aja bahasa Indonesia!"
"Loh tadi siapa yang ngajakin Mama pakai bahasa Korea?" Rosa mengeluh. "Ini kenapa kamu basah kuyup begini Nak?" Rosa berubah khawatir saat memandang pakaian Krystal.
"Oh iya Melvin hampir lupa 'kan, Mama bisa bantu Krystal nggak, buat ganti baju yang kering. Bukannya Mama punya ukuran baju yang kecil-kecil?" Tanya Melvin memastikan.
"Melvin tenang aja, Mama punya banyak baju yang masih kece dan layak pakai. Lagipula ukuran badan kita 'kan nggak beda jauh ya, cantik." Lantas Rosa segera menarik lengan gadis itu dan segera membawanya ke kamar pribadinya.
Setelah membantu Krystal mengganti seragamnya dengan baju santai, Rosa membawa gadis itu ke ruang makan. Jam makan siang memang sudah lewat dua jam yang lalu, namun Krystal belum mengisi perutnya dengan makanan. Hal itu terbukti dari bunyi cacing perutnya yang sudah tidak sabar, Rosa terkikik saat mendengarnya langsung. Alhasil Rosa segera mengajak Krystal untuk makan siang di rumahnya.
Melvin menghampiri keduanya dengan pakaian santai, dan Krystal sempat terdiam sebentar melihat penampilan cowok itu yang berbeda dari biasanya. Kalau biasanya Krystal melihat Melvin dengan jins robek dan jaket denim, kali ini ia bisa melihat cowok itu dengan pakaian kasual. Melvin hanya memakai kaos singlet berwarna putih dan celana pendek selutut, serta memperlihatkan otot-otot di bahu serta lengannya cocok sekali saat melekat ditubuhnya yang putih.
Sama halnya dengan Krystal, di tempatnya Melvin pun sempat kagum dengan gadis itu. Ia memang pernah melihat Krystal mengenakan pakaian santai ketika di rumahnya, namun kali ini berbeda. Baju yang dikenakan gadis itu milik ibunya dan yah membuat Melvin gagal fokus.
"Melvin, kamu udah makan siang?"
"Udah sih tadi Mah, tapi Melvin mau makan lagi karena tiba-tiba aja nafsu makan Melvin meningkat." Melvin berkata pada sang ibu namun arah pandangnya masih untuk Krystal.
"Ah kamu ada-ada saja. Ayo Krystal, dimakan!"
"Iya Tante makasih, Tante nggak makan juga?"
"Tante udah makan cantik. Kamu makan ditemani Melvin ya, Tante mau lanjut nonton sinetronnya lagi seru banget."
"Tante suka sinetron?" Tanya Krystal, ia tidak menyangka kalau orang Korea menyukai sinetron Indonesia. Krystal saja yang orang Indonesia asli, tidak pernah menonton tayangan yang menurutnya terlalu berlebihan itu.
"Suka banget cantik, di Korea nggak ada yang kayak begitu. Apalagi sama pemeran antagonisnya, itu tuh sampai bikin Tante gemas sendiri. Rasanya tuh pengin jambakin rambutnya." Krystal hanya tersenyum menanggapi. Ternyata ibunya Melvin punya selera yang sangat unik, tak salah bila sifat Melvin terkadang menyerupai sang ibu.
Selepas kepergian Rosa, Krystal kembali fokus dengan makan siangnya. Ia menatap ke samping. Melvin sedang menikmati makanannya dengan tenang, kalau diam begini kan cowok itu terlihat manis. Tiba-tiba Krystal menggelengkan kepalanya cepat, sadar akan apa yang dipikirkannya barusan.
"Kamu kenapa? Lucu banget geleng-geleng begitu," tutur Melvin.
"Oh, nggak apa-apa," jawabnya terbata menutupi kegugupan.
"Kamu cocok banget pake bajunya Mama, cantiknya nambah berkali lipat." Melvin berkomentar seraya tangannya terangkat ke arah kepala gadis itu, lalu mengacaknya pelan. Seharusnya Krystal marah dengan aksi cowok itu, namun entah kenapa hari ini ia membiarkan Melvin melakukan hal itu.
Hari ini sungguh aneh, otak dan hatiku tak bisa diajak berkompromi.
"Cantik," panggil Melvin setelah menyelesaikan menu makanannya, Krystal menoleh. "Kamu nggak mau laporin perbuatan cewek-cewek tadi?"
"Aku belum kepikiran ke sana," jawabnya lemah.
"Kenapa? Ini namanya pembulian, dan nggak ada yang mendukung hal itu. Aku bisa minta tolong Keanu kalau kamu nggak berani lapor."
"Nanti aku pikirin lagi," jawab Krystal ragu. Ia hanya tidak ingin menyulitkan posisi Vigo, karena bila Krystal melaporkan perbuatan Sylvia tentu gadis itu tidak akan tinggal diam. Krystal takut Vigo yang akan kena imbasnya.
"Kamu takut cowok yang tadi di parkiran itu jadi sulit?" Krystal mengerutkan dahinya, apa Melvin semacam cenayang? Kenapa pintar sekali membaca pikirannya. "Mau sampai kapan kamu berharap sama ketidakpastian?"
Pertanyaan Melvin adalah sesuatu yang sangat sulit untuk ia jawab, karena Krystal tidak tahu kapan ketidakpastian itu bisa jadi hal yang memungkinkan.
***
*Annyoenghaseo Eomma: Halo Ibu.
*Agashi, yepo yo!: Gadis, kamu cantik!
*Gomawo: Terima kasih.
*Ireum i mwoyeyo?: Nama kamu siapa?
*Areumdaeun ireuminde: Nama yang indah.
Bonus Melvin pake singlet
Happy reading
Happy saturday night
Happy holiday guys
Kalau ada bahasa Korea yang kurang pas atau salah, tolong dikoreksi ya guys! Aku tahu readers-ku pintar-pintar😍
22 Desember 2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top