YTMHA : Bab 34

Cara cepat untuk mengubah hidup itu sederhana banget, Mulailah ketika orang lain menunda. Berlarilah ketika orang lain mulai berjalan, dan berjalanlah ketika orang lain berhenti.
-Melvin-

SEORANG pemuda tengah mengatur beberapa jajarannya guna menyediakan kebutuhan acara pesta untuk nanti malam. Acara penting baginya dan juga wanita yang sudah dikenalnya selama ini.

"Halo, Sel. Baju buat Bella udah siap?"

"Udah kok," jawab seseorang di seberang telepon.

"Bella udah nyobain bajunya? Terus pas?"

"Pas, Vin. Cocok dan cantik banget deh si Bella."

"Oh ya udah sip kalau begitu. Thank you ya, Bro!"

"Sama-sama, Bro."

Pemuda itu kemudian menutup teleponnya. Tubuhnya ia sandarkan ke kursi dengan tangan di bawah kepala, hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan penat dan lelah sejenak. Mengurus event organization nyatanya tidak semudah bayangannya, namun ia sangat menikmati pekerjaan ini. Ia juga tidak menyangka bisa berkecimpung di dunia bisnis yang sedang diminati banyak orang.

EO merupakan sebuah layanan jasa yang bergerak di bidang menggelar berbagai acara, baik yang berskala kecil atau bahkan yang berskala besar. Bisnis ini semakin memiliki peluang sukses belakangan ini, mengingat semakin banyak orang yang lebih memilih untuk menggelar acara dengan praktis dan efisien, di mana acara akan ditangani oleh orang-orang yang ahli di bidangnya.

Hal ini tentu menjadi sebuah peluang besar bagi bisnis EO untuk dapat berkembang dengan baik, sebab semakin banyak permintaan maka akan semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan.

Pesta pernikahan merupakan acara utama yang biasa diurus oleh sebuah event organization. Namun, bagi EO milik Melvin hal tersebut menjadi pengecualian. Dirinya sadar belum bisa mengurus secara maksimal untuk event besar tersebut.

EO miliknya biasa mengurus acara seperti pesta ulang tahun, event sekolah maupun kampus, peresmian sebuah acara penting dan terakhir pesta pertunangan. Terkadang, bila diminta Walkman pun tampil untuk memeriahkan sebuah acara khusus. Mengurus acara pesta pernikahan, mungkin akan ia masukkan ke dalam list dalam rencananya.

"Vin, ada klien yang mau nanya-nanya di bawah."

"Siapa?"

"Nggak tahu, tapi resepsionis bilang sih anak SMA. Mungkin mereka mau ngadain event di sekolahnya."

"Lo aja yang nemunin ya, Nu. Gue ada appointment sama Bella, nanti dia marah kalau sampai batal," katanya memberitahu.

"Oh oke deh kalau begitu," ujar Keanu setuju.

"Nanti Aldric balik ke sini kok sehabis ketemu klien."

"Oke-oke," putus Keanu.

"Gue cabut ya, lo urus yang perlu diurus!"

"Sip deh, hati-hati lo!" Melvin menganggukkan kepala kemudian berlalu, sedangkan Keanu kembali memeriksa pekerjaan yang sempat tertunda.

Kurang lebih satu tahun ia dan anak-anak Walkman melakoni bisnis event organization. Ide ini didapatnya dari Melvin yang baru menyelesaikan kuliahnya selama kurang lebih dua tahun. Dan kebetulan teman-temannya mengambil jurusan yang sesuai dengan bisnis ini.

Melvin bertugas sebagai kepala perencana EO dibantu asistennya yang tak lain adalah Keanu. Karena Ansell mengambil jurusan fashion design, Melvin menunjuk salah satu personil Walkman tersebut untuk menangani perihal busana bagi kebutuhan EO-nya.

Sementara Widhy mengurus divisi legal karena ia mengambil jurusan hukum, setidaknya cowok itu berbakat di bidangnya. Untuk posisi marketing ditangani oleh Aldric. Meski dirinya terkesan pendiam, Aldric mampu menangani klien dengan sangat baik.

Melvin menyadari, sebelumnya ia belum pernah memimpin perusahaan. Jangankan di dunia kerja, perihal tugas kuliah saja ia hanya tinggal tunggu beres. Namun, dengan sangat nekat bermodal pengetahuan yang ia miliki selama kuliah. Melvin terjun ke dunia bisnis EO dan ia yakin teman-temannya cakap dan ahli di bidangnya dengan senang hati membantunya.

Masalah kerugian, Melvin dan timnya tentu pernah merasakan hal tersebut. Kebanyakan dari acara hanya akan dibayar separuhnya saja di awal, atau bahkan seluruhnya di akhir. Sebab pada umumnya setiap acara yang ditangani oleh EO akan melakukan pembayaran bertahap dan tidak sekaligus.

Hal-hal seperti ini perlu diantisipasi dengan baik, di mana Melvin harus memiliki sejumlah modal yang cukup untuk menutupi berbagai kebutuhan acara lebih dulu, hingga akhirnya mendapatkan pembayarannya secara penuh di akhir acara yang digelar tersebut.

"Hai, Vin!" sapa Bella saat keduanya bertemu. "Gimana rencana kita nanti malem? Aku nggak mau loh pesta tunangannya nggak lancar dan aku maunya sesuai dengan ekspektasiku." Bella memberi peringatan seraya netra yang dibuat tajam ke arah Melvin.

"Tenang aja, Bel. Aku udah siapin semuanya, pokoknya kamu bakalan suka." Melvin mencoba menenangkan dengan tatapan serius.

"Yakin?"

"Kenapa? Masih meragukan?" tanya Melvin tidak percaya

"Nggak!"

"Terus, kenapa ngomongnya begitu?" tanya Melvin menuntut.

"Aku percaya sama kamu, tadi cuma mau mancing kamu aja supaya yakin sama kemampuan sendiri." Wajah serius yang sebelumnya tampak terlihat kini berubah melembut. "Aku salut sama kamu, Vin. Belum ada setahun tapi EO kamu udah lumayan berkembang."

"Berkat bantuan kamu juga, Bel. By the way, kalau kamu perlu aku ingatkan."

Melvin sudah banyak mendapat bantuan dari gadis bernama Bella, terutama ketika dirinya baru saja merintis bisnis yang sekarang ditekuninya tersebut.

"Aku 'kan masih belajar juga, Bel."

"I know, tapi aku masih takjub aja sama perubahan kamu. Dari mulai sikap, sifat bahkan penampilan kamu pun berubah lebih baik."

Bella tidak menyangka bisa sedekat ini dengan Melvin yang bahkan dulu tidak pernah mau dekat-dekat dirinya. Cowok itu juga menanggalkan panggilan 'lo gue' dan menggantinya dengan yang lebih sopan.

"Apa dulu aku seancur itu?"

"Sedikit," sahut Bella jujur dengan cengiran lebar.

"Ya setiap orang 'kan pasti berubah seiring perjalanan hidup yang mereka lalui. Entah itu menjadi lebih baik atau sebaliknya," kata Melvin.

"Good boy!" tutur Bella seraya menepuk pelan bahu Melvin.

"Kamu perlu tahu, Bel. Cara cepat untuk mengubah hidup itu sederhana banget, Mulailah ketika orang lain menunda. Berlarilah ketika orang lain mulai berjalan, dan berjalanlah ketika orang lain berhenti." Bella mengangguk lalu tersenyum lembut ke arah cowok itu dan hal tersebut mampu tertular kepada Melvin.

***

Krystal baru saja menyelesaikan kuliah terakhirnya. Hari ini ia ada rapat organisasi mengenai acara yang akan diselenggarakan bulan depan. Kali ini Krystal diberi tanggung jawab lebih untuk menyusun acara tersebut.

Krystal masuk ke ruang organisasinya, dan di sana sudah ada beberapa temannya yang berkumpul. Kemudian ia memilih tempat duduk di bagian ujung kursi.

"Kita mulai rapatnya!" katanya memberi arahan. "Kita cek bagian keuangan dulu ya. Gimana, Vi? Dana yang terkumpul apa udah cukup membantu?" tanya Krystal ke arah Viona yang duduk tepat di sebelahnya.

"Udah kok, Krys. Gue juga udah buat list apa aja yang perlu dipersiapkan."

"Bagus kalau begitu," katanya.

Krystal senang bekerja sama dengan teman-temannya, khususnya Viona yang cekatan dan punya inisiatif. Gadis kurus itu mampu melakukan tugasnya tanpa diperintah lebih dulu.

"Tinggal nyari pihak EO aja sih, Krys." Salah satu teman di organisasinya menyuarakan pendapat.

Rapat sudah mendapatkan kesimpulan, dan mahasiswa yang lain sudah meninggalkan ruangan organisasi sepuluh menit yang lalu. Sementara Krystal dan Viona masih merapikan berkas-berkas selepas rapat. Keduanya berencana pulang bersama, Krystal biasa diantar Viona dengan kendaraan roda empatnya.

Viona berdiri dari tempat duduknya seraya mengcangklok tas ranselnya. "Coba nanti lo telepon Kak Dharva deh, kemarin katanya dia ngadain acara ulang tahun keponakannya pakai EO bagus dan harganya lumayan terjangkau."

"Begitu ya, tapi menurutku lebih enak tanya langsung sih." Krystal ikut berdiri menarik ranselnya yang masih berada di atas meja.

"Besok aja, Krys. Gue denger-denger alumni anak HI mau reuni di sini. Nanti lo bisa ketemu sama Kak Dharva dan Kak Richard."

"Aku aja?" Keduanya mulai keluar dari ruangan organisasi.

"Iya nanti gue temenin," ujar Viona.

"Oke," sahutnya singkat.

"Lo nggak ngerti kode deh!"

"Kode apa?"

"Kode nyomblangin orang, Krystal!" cicit Viona. seraya merangkul gadis itu.

"Siapa yang mau nyomblangin?"

"Gue mau nyomblangin lo dan Kak Dharva," katanya jujur. "Duh nih anak nggak peka banget, gue lihat kalian cocok tau." Viona menambahkan.

"Cocok dari mana? Ngaco kamu tuh!" Krystal menyahut tak acuh sembari melepaskan rangkulan gadis itu.

"Memangnya lo nggak kepengen punya pacar, Krys? Tahun depan kita udah nyusun skripsi dan lo masih belum punya pacar juga."

"Memangnya ada yang salah dengan semua itu?" Krystal melipat kedua tangannya di dada sembari mencebikkan bibir bawah.

"Nggak ada sih, tapi memangnya lo nggak kepengin punya temen deket yang siap lo jadiin sandaran? Susah maupun seneng lo bisa curhat ke dia," ujar Viona menggebu-gebu.

"Go with the flow aja, Vi." Krystal berujar dengan tatapan yang dibuat seramah mungkin.

"Atau jangan-jangan lo lagi nunggu seseorang?" Krystal bergeming di tempatnya berdiri, tidak ada jawaban dan ia hanya menampilkan senyum simpul.

***

Krystal ditemani Richard, kakak tingkatnya yang sudah lulus ke tempat layanan jasa EO. Richard bersedia menemani Krystal karena ia sudah pernah dan akan menggunakan jasa EO tersebut untuk acara pentingnya tidak lama lagi.

Menurutnya layanan jasa untuk menggelar acara ini cukup memuaskan meski belum lama dibentuk. Dan Richard cukup mengenal baik dengan pemiliknya, bahkan akhir-akhir ini dirinya sudah mulai akrab karena ada satu project yang sedang mereka kerjakan bersama.

Keduanya memutuskan untuk duduk di lobi tunggu setelah melapor kepada resepsionis.

"Ini tempatnya, Kak?" tanya Krystal setelah dirinya duduk di atas sofa dengan sempurna.

"Iya, kita nunggu di sini aja ya nanti pemiliknya langsung nemuin kita kok!" ujar Richard ikut duduk di hadapan gadis itu.

"Kak Richard kenal sama pemiliknya?" tanya Krystal penasaran.

"Lumayan, acara aku besok juga pakai EO ini. Kamu jangan lupa datang ya, by the way!"

"Aku usahain datang kok, Kak." Krystal tersenyum ramah sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan.

Bangunan event organization berlantai tiga ini cukup membuatnya takjub setelah mendengar cerita dari kakak tingkatnya tadi. Richard bercerita kalau pemilik serta tim pendirinya merupakan anak-anak muda berbakat atau bahasa kerennya eksekutif muda.

EO ini belum lama dibangun namun sudah lumayan berkembang pesat berkat kepiawaian para tim yang selalu kompak.

Tak lama kemudian sosok pemuda datang menghampiri keduanya setelah keluar dari pintu lift. Ia berjalan menuju lobi, tempat di mana tamunya menunggu. Setelah melihat para tamunya sedang duduk tenang, ia menghampirinya dalam diam.

"Nunggu lama, Bro?" tanya Melvin seraya mengulurkan tangan.

"Hey, bos. Nggak kok sambil santai aja nih," sahut Richard bangkit dari tempat duduk lalu membalas jabatan tangan Melvin. "Krys, kenalin nih Melvin sang pemilik EO Black Velvet," ujar Richard memberitahu.

Krystal berdiri untuk melihat orang yang dimaksud namun, tubuhnya tiba-tiba membeku saat menyaksikan sosok di hadapannya. Tak hanya dirinya, Melvin pun demikian. Cowok yang hari ini berkacamata itu pun sama terkejutnya melihat kehadiran Krystal. Gadis yang hampir tiga tahun tidak ditemuinya itu.

***

Gimana? Krystal ketemu Melvin tuh.

Udah terobati belum kangen sama Melvin?
Siapa yang mau tunangan sama siapa hayo, ada yang bisa jawab?

Tolong cek typo ya soalnya gak diedit 😂
Mungkin part depan tamat ya, mungkin loh 😂😁

Tim Melvin ♡ Krystal

Tim Melvin ♡ Bella

11 Juni 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top