YTMHA : Bab 26
Mencintai diri sendiri dengan normal adalah percaya bahwa kita memiliki kualitas positif, begitu juga terhadap orang lain.
HARI ini merupakan acara yang dinanti-nanti oleh para murid di sekolah yaitu pensi alias pentas seni. Pensi Metro High School diadakan di hari Sabtu. Pihak sekolah sengaja mengadakan pensi sebelum masa ujian dimulai. Sebab, hampir dua bulan kemarin segala persiapan sudah diatur sedemikian rapi.
Sementara Krystal, gadis itu tidak ingin repot-repot berpartisipasi dalam acara tersebut. Lebih baik ia belajar dengan serius, karena ujian Nasional akan dilaksanakan satu minggu lagi.
Krystal sangat berharap akan lulus dengan mendapatkan nilai yang memuaskan, ia ingin mengejar PTN (Perguruan Tinggi Negeri) supaya bisa meringankan beban orangtuanya. Kelak dengan masuk PTN, ia ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus.
"Beb, yuk keliling!" ajak Diandra, sepasang mata bulatnya terlihat memohon.
Alih-alih berkeliling dan menikmati acara pensi, Krystal justru memilih duduk di kantin. Meski sedari tadi Diandra berusaha membujuknya untuk melihat-lihat keseruan yang sudah dibuat para panitia pensi.
"Kamu aja deh," tolak Krystal masih menatap buku catatannya.
"Kita harus menghargai kerja keras para panitia loh," ujar Diandra. "Memangnya kamu nggak mau lihat Walkman tampil?"
Sebagai ajang unjuk gigi kreativitas murid, pensi memang selalu ditunggu-tunggu. Wajar saja kalau acaranya pun selalu dibuat sekeren mungkin demi mempertahankan nama baik dan juga prestige sekolah. Umumnya dengan mengadakan pertunjukan ekskul dan penampilan guest star yang keren.
Tapi tidak hanya itu saja. Sebuah pensi yang keren tidak melulu ditentukan oleh deretan guest star papan atas atau budget selangit. In fact, konsep yang unik dan tidak mainstream bisa juga membuat sebuah pensi menjadi keren dan berkesan.
"Walkman tampil jam satu, Di." Krystal memberitahu.
"Cie, tau banget yang gebetannya Melvin," goda Diandra pada Krystal yang langsung membuat gadis cantik itu tersenyum malu-malu. Dari pada Diandra terus meledeknya seperti tadi, lebih baik Krystal mengikuti kemauan sahabatnya.
Pensi sekolah umumnya sudah jadi kegiatan rutin tahunan anak SMA untuk menyalurkan jiwa seninya. Biasanya, ukuran sukses atau tidaknya acara Pensi bisa dilihat dari ramainya penonton yang hadir.
Pensi sekolah bisa menyita banyak perhatian anak sekolah, termasuk pula dari sekolah lain. Selain membuat happy para fans dan penonton yang umumnya para pelajar, tentu momen indah saat pensi sekolah tidak akan bisa dilupakan seumur hidup.
Krystal dan Diandra mulai mengelilingi beberapa booth makanan dan juga kerajinan tangan yang dibuat oleh siswa dan siswi Metro High School. Sesekali keduanya berhenti untuk mencicipi aneka jajanan, seperti bakso yang ditusuk-tusuk, telur gulung dan lainnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas, dan pertunjukkan panggung akan segera dimulai. Walkman tampil jam satu siang seperti yang diketahui oleh Krystal. Dan Walkman merupakan guest star yang diundang Metro High School.
Seperti biasa, Melvin meminta Krystal untuk stand by ketika cowok itu manggung. Melvin tidak ingin melewatkan kesempatan unjuk kebolehan di depan pujaan hatinya. Ia juga berencana memberikan kejutan di akhir pertunjukannya nanti namun Krystal masih belum tahu hal itu.
Akhir-akhir ini hubungan keduanya lebih dekat. Melvin sering menghabiskan waktu dengan Krystal saat ada kesempatan. Dan Melvin sering mengajak Krystal pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi gadis itu.
Bersama Melvin hidup Krystal memang penuh warna, cowok itu membuktikan ucapannya. Namun untuk menjalin hubungan, Krystal masih belum memutuskan hal itu. Kendati demikian, kebaikan Melvin tidak pernah pudar kepadanya meski Krystal masih menggantungkan status cowok itu.
Tidak hanya Melvin, Vigo pun semakin dekat dengan sahabatnya. Di hari libur bahkan Vigo selalu menggunakan kesempatan untuk belajar bersama gadis itu. Krystal memang selalu menomorsatukan pendidikan, begitu juga dengan Vigo. Apalagi cowok itu sekarang sudah tidak punya pacar jadi bisa belajar dengan fokus.
"Hai, guys. Kembali lagi sama kita di acara Pentas Seni Metro High School." Siswa dan siswi di atas panggung sedang melakukan perannya sebagai pembawa acara.
"Temanya apa kali ini, Jel?"
"Tema pensi kita tahun ini tuh keren banget pastinya, Ted. Kamu mau tau?" tanya murid perempuan yang Krystal tahu bernama Angelica. Sementara siswa di sebelahnya bernama Tedy, keduanya duduk di kelas XI.
Sekolah memang memberatkan urusan kepanitiaan pensi pada kelas X dan XI. Itu karena kelas XII sudah harus fokus untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional.
"Mau dong, Jel. Kalian mau tau juga nggak?" tanya host yang bernama Tedy sembari mengarahkan mic ke arah penonton.
"Mau...." teriakan dari penonton penuh semangat.
"Tema pensi kita tahun ini adalah Love Your Self versus Egosentris." Angelica berteriak antusias di atas panggung.
"Love Your Self versus Egosentris. Wah dari judulnya aja udah menarik tuh, Jel."
"Bener, Ted. Nah, kamu udah paham belum sama tema pensi kita yang tadi?"
"Hemp, mencintai diri sendiri itu lebih ke menghargai apa yang kita punya, bakat apa yang kita miliki, dan tau apa yang akan jadi tujuan hidup kita. Jadi, nggak melulu tuh kita mikirin kekurangan yang ada di dalam diri kita." Tedy menjelaskan panjang lebar.
"Bener banget kamu, Ted. Ternyata kamu pinter juga ya," canda Angel sembari menatap rekan host-nya itu. "Mencintai diri sendiri itu penting banget, Ted. Soalnya kalau mencintai diri sendiri aja kita nggak bisa, gimana kita mau mencintai orang lain." Tepuk tangan para penonton terdengar riuh karena ucapan Angelica.
"Setuju banget, Jel."
"Nah kalau egosentris, kamu tau juga nggak?" tanya Angelica lagi.
"Aku sih masih bingung. Temen-temen, ada yang tau nggak?" Tedy kembali mengarahkan mic-nya ke arah penonton. "Coba kamu jelasin, Jel!"
"Oke, aku jelasin sedikit ya. Egosentris itu bisa diartikan sebagai mencintai diri sendiri secara negatif sih, Ted. Jadi apa yang kita yakini, ya itu yang bener. Seseorang yang punya sifat egosentris selalu beranggapan bahwa dirinyalah pusat perhatian dan hanya pendapatnya saja yang penting."
"Loh itu bukannya pengertian dari narsisme ya, Jel?"
"Beda, Ted. Kalau narsisme itu pandangan yang kita yakini tadi pengin diakui sama orang lain sebaliknya egosentris nggak."
"Wah, ini sih menarik pembahasannya ya temen-temen. Cocok banget buat kita sebagai pelajar, supaya bisa punya kepribadian yang baik."
"Untuk lebih jelasnya nanti kita bahas lagi sama Kak Ananta selaku pemateri tema pensi kita ya guys. Sekarang kayaknya temen-temen udah pada nggak sabar ya, Ted?"
"Ya udah, Jel. Kita panggil aja anak-anak band kece yang udah siap performance." Tedy berkata penuh semangat.
Setelah itu acara di atas panggung diisi oleh beberapa pertunjukkan band yang dibawakan oleh beberapa murid dari Metro. Mereka unjuk kebolehan dengan membawakan cover song artis kenamaan baik luar maupun dalam negeri.
***
Krystal dan Diandra berdiri di dekat area kelas, karena cuaca sedang panas-panasnya. Lagi pula posisi mereka masih bisa melihat aktivitas ke atas panggung.
"Eh itu anak-anak Walkman, beb. Mereka udah mau naik ke atas panggung tuh," ujar Diandra, pandangannya fokus ke arah belakang panggung.
"Iya, udah mau jam satu sih." Krystal menyahut.
"Deketan yuk, beb!" ajak Diandra sembari menarik tangan Krystal.
"Di sini aja lah, Di. Lagian itu bejubel banget mana panas, di sini juga kelihatan kok."
"Beb, kamu nggak kasihan apa sama Melvin. Dia 'kan selalu pengin kamu lihat pertunjukkannya. Minggu kemarin aja kamu nggak bisa nonton yang waktu mereka tampil di acara amal," cicit Diandra penuh dramatisir.
Namun ucapan gadis itu ada benarnya juga. Minggu kemarin Melvin memintanya untuk datang ke acara amal, itu karena Walkman ikut berpartisipasi di sana. Krystal tidak bisa hadir karena waktu itu Vigo memintanya untuk menemaninya mencari buku di perpustakaan umum.
"Ya udah, ayo!" putus Krystal menyetujui usulan Diandra. Keduanya berjalan menuju area panggung meski sedikit kesulitan untuk mencapai ke sana.
Halaman sekolah sudah dipadati massa yang siap menonton acara selanjutnya, baik dari sekolah Metro maupun sekolah lain.
Dan Walkman ternyata cukup dikenal di kalangan Metro High School. Lihat saja, beberapa penonton sudah meneriakkan nama personil idola mereka masing-masing. Tak terkecuali seorang Melvin.
Cowok itu tidak kalah populer di kalangan kaum hawa. Beberapa kali ia dihampiri siswi Metro ketika berada di ruang istirahat, mereka memberikan botol kemasan berisi air minum untuknya. Tidak hanya minuman, ada juga yang memberikan cokelat, handuk kecil dan benda unik lainnya.
"Siang Metro!" sapa Keanu di balik stand mic-nya. "Are you ready for the show?"
"Ready!" teriak antusias para penonton tak terkecuali Diandra. Gadis itu begitu senang apalagi saat melihat Aldric yang tampil kece di balik keyboard-nya.
Alunan musik mulai dimainkan oleh Walkman band. Mereka menyanyikan lagu-lagu medley favoritnya. Dan memasuki akhir waktu, mereka membawakan lagu Gadis Cantik yang diciptakan oleh Melvin.
Cowok itu tentu saja tidak akan melewati kesempatan untuk menunjukkan kebolehan di depan orang banyak. Apalagi ia juga melihat Krystal yang sedang menyaksikan pertunjukkannya di antara kerumunan penonton.
"Temui aku wahai gadis cantik.
Temui aku di sudut kota itu.
Kau akan rasakan.
Betapa bahagianya jalani hari bersamaku."
Suara Keanu mengalun indah ke seluruh penjuru sekolah. Para personil yang lain seolah tidak kehabisan semangat dan tetap berusaha menampilkan pertunjukkan terbaik mereka. Berbeda dengan Melvin, cowok itu tiba-tiba kehilangan fokusnya saat melihat Krystal di bawah sana sedang bersenda gurau dengan Vigo. Entah kapan hadirnya cowok itu, Melvin tidak melihatnya.
Seharusnya Melvin mengerti, karena keduanya hanya berstatus sebagai sahabat. Namun hal itu tidak memengaruhinya, karena ia tahu. Bahkan sangat tahu bahwa Krystal pernah menyukai Vigo atau memang masih. Melvin tidak tahu pasti. Dan saat ini hatinya merasakan hal yang berbeda.
Melvin jadi tidak mengerti apa yang dilakukan gadis cantik pujaan hatinya itu. Apalagi saat Vigo mengajak Krystal keluar dari kerumunan penonton, padahal pertunjukkannya belum selesai dan kejutan untuk gadis itu juga belum diberikan.
Sungguh, Melvin sudah tidak mengerti lagi ke mana jari-jarinya bermuara. Teman-temannya sempat memberi instruksi agar Melvin kembali fokus, karena lagu yang mereka mainkan hampir selesai. Beruntung saat itu Melvin bisa kembali menguasai keadaan dan membuat pertunjukkan mereka sukses.
Dan Melvin bertekad setelah menyelesaikan pertunjukkannya, ia akan langsung mencari Krystal.
***
Kira-kira reaksi Melvin gimana ya?
Marah?
Sedih?
Selow?
Next part akan ada kejutan dari Melvin untuk Krystal, jangan kaget ya😁😎
Happy satnite😄
13 April 2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top