Chapter 9 Hari Pertama Sekolah

Senin pagi, jajaran mobil mewah satu per satu berhenti di lobi sekolah untuk menurunkan murid-murid. Salah satunya Wonbin. Ia berjalan memasuki gedung utama sambil memperbaiki letak ransel di bahu kanannya. Di sepanjang perjalanan menuju kelas, semua tatapan mata tertuju padanya. Bagaimana tidak? Kasus penikaman yang menimpanya viral di sekolahnya. Melihat Wonbin yang hari ini sudah sehat, semua murid seperti menyambutnya dengan hangat. Satu per satu dari mereka berdatangan untuk menyapa, tak terkecuali dari senior year.

"OMG, Bin! You're back! Are you okay?" sapa Wendy.

"Hey, man! It's been forever!" Mark datang menepuk bahu Wonbin.

"Dudeee!" teriak Johnny dari kejauhan. "Hey, how are you?"

Butuh waktu lebih lama bagi Wonbin untuk berjalan ke kelasnya di hari itu. Teman-temannya menanyakan pertanyaan yang sama dan ia pun dengan sabar memberikan jawaban yang sama. Reaksi yang serupa terjadi pada teman-temannya ketika Wonbin tiba di kelas. Mereka menghampiri Wonbin ke depan.

"Binnnn! Dah sembuh?" sapa Shotaro riang.

"Makin gondrong aje lu!" teriak Eunseok.

"Wuihh makin sangar dah rambut lu!" goda Sohee.

Wonbin menyapukan rambutnya yang kini semakin panjang. Ia hanya tertawa kecil. Teman-teman yang lain turut mengerumuninya. Nampak Ningning baru memasuki kelas. Ia terkejut melihat Wonbin.

"Wonbinnnn!!!!" seru Ningning seraya berlari ke arah pria itu.

Wonbin dengan cepat menaruh jari telunjuknya ke dahi Ningning, menahan gadis itu agar tidak memeluknya, dan menjaga jarak. Langkah gadis itu terhenti.

"Eitss! Lo tambah centil aja!" goda Wonbin tersenyum lebar.

"Biiinnnn, lo tambah cakep aja!" ujar Ningning sambil tertawa lepas.

Wonbin hari itu sangat bersyukur dengan reaksi hangat dari teman-temannya yang menyambutnya. Tak lelah ia kembali menceritakan pengalamannya bagi mereka yang masih terus penasaran. Wonbin kemudian berjalan menuju mejanya, diikuti oleh teman-temannya.

"Gue ketinggalan apa aja nih? Seunghan masih di US ya?" tanya Wonbin.

"Ngga lama lagi balik kok dia katanya," jawab Eunseok.

"Ada murid baru loh! Dia udah datang nyapa Jumat kemarin tapi hari ini baru mulai aktif. Kayaknya belum datang," ujar Sungchan berusaha memancing reaksi dari Wonbin.

"Ohh." Wonbin hanya mengangguk polos.

"Blom nyadar dia!" Sohee tertawa ke arah Sungchan.

Wonbin kebingungan melihat Sungchan dan Sohee yang sedang cekikikan. Namun, ia tidak peduli.

Beberapa saat kemudian kelas pun dimulai. Sang guru memasuki kelas dan menyapa murid-muridnya. Namun, tanpa guru tersebut sadari, di belakangnya nampak seorang murid perempuan berambut panjang mengendap-endap masuk dan berhasil duduk di mejanya di dekat pintu.

Wonbin mengerutkan kening dan merasa mengenalinya. Kepalanya mulai celingukan karena penasaran. Ia menyipitkan matanya untuk menfokuskan penglihatannya. Gadis itu terlihat mulai berbisik-bisik dengan Ningning, Minjeong, dan Giselle yang duduk di dekatnya. Ia sangat yakin mengenali gadis itu.

"Anton, itu siapa?" bisik Wonbin ke meja sebelahnya, berusaha memastikan.

"Karin, new transfer. She didn't plan to join any club yet," jawab Anton pelan.

Wonbin tertegun. Darahnya berdesir agak lebih cepat.

***

"Lo nyaris telat!" bisik Minjeong.

"Iya gue abis nyasar ke gedung senior!" balas Karin yang berusaha mengatur napas.

Karin mengibas-ngibaskan tangannya ke leher karena kelelahan berlari. Ia menghembuskan napas berat. Hampir saja ia mengacau di hari pertamanya. Hal tersebut sungguh tidak disangkanya. Pelajaran pun dimulai. Ia berusaha untuk melupakan kejadian tadi dan fokus pada pelajarannya.

"Well, any of you who want solve this one? How bout you, Miss Yoo?" tanya sang guru.

Guru tersebut meminta Karin untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis. Karin menyadari guru tersebut dan seluruh teman-teman sekelasnya sedang menengok ke arahnya. Ia kebingungan. Ningning mencolek punggung Karin. Dengan ekspresi kikuk Karin menoleh ke arah Ningning.

"She means you! Miss Yoo," bisik Ningning dan mengarahkan Karin untuk segera maju ke depan kelas.

"Ohh I'm sorry!" Karin tersentak. Gue pikir apaan dah miss you ohh ternyata Miss Yoo gue toh!

Karin memutar bola matanya dan menggeleng. Hari pertama ini benar-benar kacau. Namun, ia dengan percaya diri menyelesaikan soal matematika yang telah dituliskan oleh gurunya di atas. Begitu ia menengok jawaban di pilihan ganda, tidak ada satu pun jawabannya yang cocok. Karin menggigit bibir bawahnya. Ia mengecek ulang jawabannya di papan tulis dan menurutnya tidak ada yang salah.

"Any other?" sang guru meminta murid lain untuk memperbaiki jawaban Karin.

Beberapa murid mengangkat tangannya. Namun, sudut mata Karin menangkap sosok pria yang lebih dulu mengangkat tangannya dari belakang kelas. Karin terkejut. Sosok yang sangat dikenalnya. Mulutnya agak sedikit terbuka.

Itu Wonbin bukan sih? Ehh bener! Duh mampus gue!

Wonbin bangkit dari kursinya yang terletak paling belakang. Ia berjalan dengan cukup pelan ke depan karena pandangannya tertuju pada Karin. Melihat Wonbin yang tidak berhenti memandangnya, Karin tertunduk salah tingkah sejenak.

"Glad to have you back! How are you?" sapa sang guru.

Wonbin tersenyum di ujung bibirnya. "Never better!"

Pria itu mengambil spidol dan mencoret-coret papan tulis untuk mengoreksi jawaban Karin dengan serius. Setelah selesai menulis, ia melirik gadis itu sambil tersenyum lebar.

"Ibunya salah nulis soal," kata Wonbin ramah kepada Karin. "Di sini ada minus harusnya. Jadi jawaban yang bener itu B. Tapi, sebenarnya jawaban lo tadi ngga salah kok."

Wajah Karin memerah mendengar penjelasan Wonbin. Entah ia malu karena jawabannya, atau karena pria di depannya.

"Seems like we have two math champions here! Have you guys known each other?" kata sang guru.

Wonbin berjalan dengan linglung dan tersipu ke depan Karin. Ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan gadis itu. Kedua matanya berbinar oleh gadis di depannya.

"Hai, gue Wonbin. Salam kenal."

Karin ikut tersenyum dan menyambut jabatan tangan Wonbin.

"Karin. Salam kenal."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top