Chapter 8 Dorm Baru

Hari Minggu pagi, Wonbin masih selonjoran di depan kolam renang di belakang rumahnya. Senin besok ia sudah berencana untuk kembali beraktivitas di sekolah. Sakit di perutnya sudah nyaris tidak dirasakannya lagi. Energinya telah kembali meski belum sepenuhnya. Ia hanya tidak ingin tertinggal pelajarannya lebih lama lagi. Di sisi lain, bibirnya mengembangkan senyuman. Ini berarti ia akan semakin cepat bertemu dengan Karin untuk mentraktir makan gadis itu. Wonbin meraih ponselnya. Ada satu DM dari Karin.

Bin...

Seketika Wonbin menegakkan cara duduknya. Ia dengan cepat membalas DM tersebut.

Karin...

Knp Kar?

Lo udah sembuh?

Udah, senin udah bisa sekolah kyknya

Hahhh? Senin? Seriusan? Senin besok?

Senyum Wonbin makin melebar membaca chat tersebut. Sejauh ini ia sudah semakin nyaman mengirimkan chat kepada Karin, termasuk mengirimkan segala bentuk perhatiannya, maupun candaan yang dapat memperpanjang durasi chat mereka.

Iya besok

Knp? Kok kyk kaget gitu?

Dah ngebet bgt ketemu gue ya?

Nggaaaa wkwkwk

Pengen cepet ditraktir

Yah kirain -_-

Ngga kok, gue beneran pengen cepet ketemu

Pengen ketemu buat makan maksud lo :P

Pengen ketemu lo Bin...

Gue kek ngerasa sendirian skrng

Rada takut juga

Wonbin mengeryit. Jarinya tertahan untuk typing dan berusaha memahami chat tersebut. Ia bangkit berdiri dari tempat duduknya dan berjalan pelan mengitari kolam renang rumahnya dengan raut wajah cemas.

Ada apa Kar? Gue ngga ngerti

Lo dmn skrng? Ngga knapa2 kan?

Gue lagi di tempat asing yg gue blom familiar

Kok bisa? Lo ama siapa skrng? Ada yg gangguin lo lagi?

Ngga, sebenarnya gue baru pindah sekolah trus skrng ada di dorm baru

Blum kenal banyak orang di sini

Hah? Lo pindah sekolah?

Knp Kar? Apa gara2 kasus gue lo jadi dipindahin?

Bukan Bin, tenang aja

Gue diterima beasiswa penuh di sekolah yg baru

Wonbin menghembuskan napas pendek karena merasa lega. Senyuman kembali terlukis di wajahnya. Jari-jarinya kini mengetik dengan cepat.

Oalah kalo soal lingkungan baru, gue yakin sih lo bakal cepat adaptasi

Yg ini kayaknya bakal sulit deh soalnya lingkungannya beda bgt

Ya emang butuh waktu, ngga bisa instan

Awalnya mgkn sulit, tp yakin deh, di sana nanti lo bakal nemuin yg lo suka sampe lo ngga bisa ngelepasinnya. Sama kyk teman2 di sekolah lama lo. Awalnya ngga kenal, tp skrng lo pasti sedih pisah ama mereka kan?

Kasi mereka waktu buat ngenal lo, jgn lupa buka kesempatan buat ngenal mereka

Semangat ya Kar!

Makasih ya Bin dah comfort gue.

Seriusan. Gue awalnya ngerasa kesepian aja.

Bingung bgt gue di sini.

Sama2 Kar

Kalo ada apa2 boleh cerita ke gue ya, gue pasti bantuin

Anyway, lo pindah kmn sih Kar?

Chat tersebut terputus. Karin tak kunjung membalas pesannya.

***

Minggu pagi, Karin tiba di depan dorm sekolah dengan membawa barang bawaan. Ada koper dan dua dus besar. Gadis itu menatap gedung empat lantai tersebut. Ia hanya berharap semoga ada lift di dalamnya sehingga ia tidak harus mengangkat barang bolak-balik ke lantai 4. Gadis itu mengangkat barang satu per satu ke dalam lobi. Punggungnya serasa retak. Ia kemudian memencet tombol lift, namun tidak berfungsi.

"Hei, lift-nya lagi rusak. Mau ngga mau naik tangga."

"Ntar kita bantuin angkat barang."

Karin disapa oleh dua anak remaja laki-laki yang berpakaian kasual harian. Sepertinya penghuni dorm juga. Mereka berinisiatif membawa dus besar dan membiarkan Karin membawa kopernya.

"Gue Sohee, grade 11. Sebenarnya tadi gue lihat lo baru turun mobil dari jendela kamar gue. Terus gue ingat lift-nya rusak kan. Gue ajak Taro buat bantuin lo."

"Aduh makasih banget ya! Maaf ngerepotin!" balas Karin menjadi tidak enak hati.

"Gue Shotaro Osaki, grade 11 juga," sapa Shotaro berusaha menjabat tangan Karin. Namun, niat itu diurungkannya, mengingat kedua tangannya sedang mengangkat barang. "Hari Minggu gini dorm sepi banget. Anak-anak biasanya pada pulang. Takutnya ngga ada yang bantuin."

"Salam kenal juga ya. Gue Karin, grade 11 juga!"

"Pindahan dari mana?" tanya Shotaro.

Karin memberitahukan asal sekolahnya, membuat Sohee membelalak. Ia teringat akan suatu hal.

"Ehh lo kenal Wonbin ngga?" tanya Sohee penasaran. "Tahu ngga dia pengen banget ketemu lo!"

Karin hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Ia menggaruk belakang lehernya, bingung bagaimana harus menanggapinya.

"Emangnya ada apa sih? Kalian saling kenal?" Shotaro belum mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Karin menceritakan kembali secara singkat kejadian yang menimpanya saat itu.

"Heehhh? Serius?" seru Shotaro membulatnya matanya. "Wah, gue ngga nyangka! Berarti kalian berdua bakal ketemu di sini dong!"

Mereka kemudian telah sampai di lantai 4. Shotaro dan Sohee meletakkan dus besar itu tepat di depan kamar Karin.

"Di dorm ini kalau butuh apa-apa ke kita aja ya!" kata Sohee.

"Terus jangan sembarangan buka pintu ya! Di sini ngga ada pemisah dorm cowok cewek. Cek dulu siapa yang ketuk pintu lo! Kalau cowok bule aneh-aneh jangan dibukain, kecuali gue kali ya," canda Shotaro.

Sohee memukul lengan Shotaro. "Bisa ae lu! Ya udah Kar! Kita balik ya!"

Karin tertawa lalu melambaikan pelan tangannya. "Okay! Makasih banget ya!"

Begitu Shotaro dan Sohee berlalu, Karin teringat belum membalas DM terakhir dari Wonbin. Ia buru-buru mengeluarkan ponselnya.

Anyway, lo pindah kmn sih Kar?

Senyum Karin mengembang.

Besok kita ketemu Bin

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top