Chapter 5 Kepo

Sudah beberapa hari ini Wonbin terbaring di tempat tidur rumah sakit. Ia merasa sungguh bosan dan ingin melakukan aktivitas kembali seperti biasanya. Seharian ia hanya menggerutu, terlebih lagi kepada Sungchan dan Sohee, mengingat tinggal sedikit lagi ia bisa mendapatkan nomor HP gadis itu.

Wonbin melupakan satu hal. Kenapa ia tidak mencoba untuk mencari sosial media gadis itu? Wonbin meraih ponselnya dan membuka sosial media. Jarinya menyentuh fitur search dan mengetikkan nama gadis itu.

"Karin..."

Nama Karin di seluruh dunia pun bermunculan. Wonbin tertawa kecil. Ini ide yang buruk. Tadinya ia berharap ada nama Karin yang bermutual dengan Sungchan. Biar bagaimana pun temannya itu mengatakan bahwa mereka sudah saling komunikasi untuk kegiatan sosialisasi sehingga memungkinkan adanya peluang untuk berteman di sosial media. Ternyata tidak sesuai harapannya. Wonbin kemudian memperkecil lingkupnya.

"SMA ..."

Wonbin menemukan sosial media sekolah Karin. Begitu ia membukanya, Wonbin mencoba mencari-cari postingan gambar tertentu. Namun, feed-nya hanya didominasi oleh kegiatan sekolah dengan kepala sekolah, guru, dan murid-murid tertentu di dalamnya. Wonbin dengan sabar menyusuri gambar satu per satu. Pasti ada gambar Karin di sini dengan statusnya sebagai ketua OSIS.

Betapa terkejutnya Wonbin pada salah satu postingan. Gambar tersebut memperlihatkan Karin yang tersenyum lebar sambil memegang piala dan medali olimpiade. Gadis itu dipeluk oleh teman-teman yang lainnya. Nampak juga guru-gurunya berpose di belakang mereka. Itu artinya Karin memang benar bersekolah di sana. Wonbin mengetuk gambar tersebut. Keningnya berkerut karena kecewa. Gambar itu tidak mencantumkan tag akun pribadi Karin. Wonbin kemudian mengecek jumlah following. Ada ribuan. Pria itu memutar matanya dengan malas. Ia mengeluh kesal.

Masa gua harus ngecek satu-satu sih?

Mau tidak mau Wonbin pun melakukannya. Toh ia punya banyak waktu. Dengan sabar mata pria itu memerhatikan satu per satu username dan profile picture. Dalam hati Wonbin kebingungan. Kenapa sekolah ini sampai harus mengikuti banyak akun? Apa ini akun murid-muridnya? Apa ini bukan akun official sekolah?

Setelah sabar melewati beberapa menit, Wonbin menemukan profile picture dengan wajah yang dikenalinya. Ada wajah Karin ter-close up di sana. Wonbin membuka akun gadis itu dan tada! Akunnya tidak terkunci. Wonbin tidak mampu menyembunyikan senyumannya. Rasa senangnya menjalar sampai ke ujung jarinya. Ia berhasil menemukannya.

"Bin? Dari kemarin kok senyam-senyum sendiri sih? Ada apa?" tanya neneknya dari sofa yang sedang menonton TV.

Pertanyaan sang nenek membuat Wonbin berpikir. Ia sudah seperti stalker sekarang. Namun, ia menepis hal tersebut. Namanya juga sosial media. Kalau seseorang sudah memposting sesuatu ke sana, otomatis ia harus menerima risiko bahwa ada orang-orang tertentu yang memerhatikan postingan mereka.

Gila, kok gue baper banget ya sama dia? Cuma karena dia nyelamatin gue?

Wonbin frustrasi dan mengacak-acak rambutnya. Ia menutup matanya, merenung, berbaring sambil menaruh lengannya di atas dahinya.

Sampai kapan gue mikirin dia mulu?

Wonbin tak sanggup untuk tidak melihat ponselnya lebih lama. Matanya kembali tertuju pada akun pribadi Karin. Dengan begitu hati-hati ia melihat satu per satu gambar gadis itu. Ia sudah mewanti-wanti dalam hatinya. Jangan sampai ia berbuat kesalahan, yaitu tidak sengaja menekan like. Entah sudah lewat berapa jam pria itu terpaku pada sosial media Karin. Wonbin lalu iseng mencoba untuk memulai memerhatikan postingan pertama gadis itu sampai ke postingan terakhirnya. Wonbin tak berhenti tersenyum.

Anaknya asik juga. Gue ngga lihat juga ada postingan cowok di feed dia. Apa dia belum punya pacar? Atau pacarnya sengaja ngga diposting ya?

"Makan malam dulu Bin!" seru nenek.

Nenek Wonbin menyuguhkan makan malam cucunya di meja kecil di atas tempat tidur. Wonbin dengan cepat mematikan layar ponselnya, tidak ingin ketahuan oleh neneknya. Ia melahap menu pasca operasi yang tak disukainya itu dengan cepat.

Wonbin tersadar akan suatu hal. Ia melirik jam di ponselnya. Sudah enam jam berlalu sejak ia menjadi stalker gadis itu. Wonbin tersenyum miris, tidak percaya akan hal tersebut. Namun anehnya, setelah makan malam pun ia tetap melanjutkan kegiatan stalking-nya. Setelah Wonbin me-refresh page, Karin ternyata baru saja selesai membuat postingan foto baru. Gadis itu mengunggah foto bunga yang dikirimkan untuknya sekarang.

Tak lama kemudian, Wonbin mengecek kolom komentar yang rata-rata dikirimkan oleh teman-temannya.

Bunga buat siapa nih?

Cieee Karin udah punya pacar sekarang

Wajah Wonbin perlahan tersipu membaca komentar-komentar tersebut.

Sial, gue kan jadi beneran baper. Kok dia ngga balas komen-komen temennya sih?

Ada dua komentar tambahan.

Ohhhh yang dari sekolah baru ya?

Sekolah baru pacar baru ni ye

Sekolah baru?

Wonbin tidak mengerti arti komentar tersebut. Karin juga tidak memberikan tanggapan apa-apa. Cahaya ponsel Wonbin dengan perlahan membuat tatapannya sayu. Rasa kantuk mulai menghampirinya. Wonbin tak sanggup menahannya dan terlelap.

Sekitar pukul dua pagi, Wonbin terbangun dari tidurnya. Cahaya kamar rawat inap menjadi agak gelap dari yang sebelumnya. Neneknya sudah tidak ada di sana, sepertinya langsung pulang tanpa membangunkan Wonbin. Ia bahkan tidak merasakan apa-apa saat neneknya pergi.

Wonbin kembali mengecek kolom komentar di sosial media Karin. Kantuk pria itu seakan menghilang. Ia begitu fokus membaca balasan-balasan Karin terhadap komentar teman-temannya.

Buat siapa nih?

Buat yang udah nolongin gue

Cieee Karin udah punya pacar sekarang

Bukan tadi tuh gue baru dari RS jenguk orang

Ohhhh yang dari sekolah baru ya?

Iya yang itu :')

Sekolah baru pacar baru ni ye

Bukaaaannnnn :')))

Meski ada beberapa yang Wonbin tidak mengerti, senyum pria itu mengembang membaca balasan Karin. Wonbin berusaha menutup matanya untuk kembali terlelap. Ia tidak diizinkan begadang pasca pemulihan. Namun, keinginan stalking-nya muncul lagi.

Belum resmi kenalan tapi gue ngerasa udah kenal dia sejak lama.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top