Chapter 18 Be My Prom Date

"Wonbinnn!!!" seru Seunghan menggebu.

"Hey, how you doin'," balas Wonbin riang.

Di ruang klub dance sekolah, Wonbin memeluk Seunghan erat dan menepuk keras bahu sahabat karibnya itu. Shotaro, Sungchan, Eunseok, Sohee, dan Anton ikut mengerumuni. Mereka menyambut Seunghan kembali ke sekolah setelah beberapa lama. Akhirnya tim dance mereka kembali komplit bertujuh.

"Gue udah denger banyak cerita penikaman lo," tambah Seunghan.

Wonbin menggeleng sambil tertawa. "Hhh... gue juga ngga nyangka bakal kayak gitu."

Mereka bertujuh kemudian duduk melantai sambil makan dan saling bercanda satu sama lain. Salah satunya kemudian membahas proyek dance yang akan mereka tampilkan selanjutnya.

"Senior year kan baru aja lulus tuh. Ntar bakal ada prom buat pesta perpisahan. Kita tampil di sana ya!" usul Sungchan si school president. "Gimana luka lo Bin? Udah sembuh total belom?"

Wonbin mengangguk sambil menepuk perutnya. "Udah kering. Gue ngga ngerasa ngilu lagi."

"Yes!!! Tampil bertujuh lagi," seru Sohee kegirangan. "Tapi mungkin ngga banyak part buat lo Bin!"

"Iya, biar gimana pun lo baru sembuh soalnya. Tapi kita bakal nampilin apa nih?" tanya Eunseok.

"Let's leave it to Shotaro," ujar Anton sambil tersenyum lebar.

"Ehh gue baru buat gerakan baru," seru Shotaro seraya berdiri dan memeragakan beberapa gerakan dance ciptaannya. Shotaro membuat gerakan tangan seakan memainkan sebuah gitar, menghentakkan kaki secara bergantian mengikuti ritme. Dia menari dengan lihai, seakan badannya sangat ringan.

"Yes!!! Fix!!! Yuk latihan!!!" teriak Sohee seraya berdiri.

***

"Ke klub dance yuk! Lihat anak-anak latihan!" seru Ningning.

"Yukk sneak peek dikit bolehlah," tambah Minjeong.

Lengan Karin ditarik oleh Giselle menuju ruang klub dance. Karin berjalan menyesuaikan irama langkah teman-temannya. Gadis itu memang tahu bahwa Wonbin dan yang lainnya sedang sibuk latihan berhubung mereka akan perform pada saat pesta perpisahan senior-seniornya.

Terus terang saja, hari itu Karin begitu murung dan sangat tidak enak hati jika bertemu Wonbin karena suatu hal. Ia sebisa mungkin menghindari Wonbin, namun teman-temannya tetap saja menyeretnya ke situasi dimana ia harus bertemu pria itu. Karin hanya berharap semoga tidak ada situasi awkward jika bertemu lagi dengannya.

Saat memasuki ruang klub, Karin memutar kepalanya sana-sini. Ruangan itu sangat luas dan nyaman untuk latihan dengan adanya cermin besar di sepanjang dindingnya. Karin cukup takjub dengan begitu banyak studio di sekolah barunya, yang hampir tidak ia temukan di sekolah lamanya.

"Hai Karin," sapa Seunghan menghentikan dance-nya. Ia menghampiri Karin dengan mata melengkung penuh senyuman. "Makasih ya udah nerima ajakan gue ke prom. Lo mampir sini mau lihat-lihat ya?"

"Tepatnya sih mereka yang pengen lihat-lihat," balas Karin menunjuk Giselle, Minjeong, dan Ningning di ujung sana yang sibuk bersorak-sorak menyemangati yang lainnya. "Mereka emang ngga sabaran deh."

Seunghan ikut tertawa. "Oke deh. Sampai ketemu nanti ya! Gue lanjut latihan dulu."

Karin tersenyum kecil. Ia berusaha untuk tetap terlihat senang di depan Seunghan. Namun, dalam hati sebenarnya berkata lain. Ia begitu berharap pria lain yang akan mengajaknya ke prom. Pria yang sangat disukainya. Namun, ia tidak yakin dengan hal tersebut karena pria itu tak kunjung mengajaknya. Ia juga tidak memiliki keberanian untuk mengajak pria itu duluan.

Karin lalu melirik Wonbin yang masih fokus latihan. Pria itu belum menyadari kedatangannya. Karin begitu larut dalam pandangannya ke pria itu. Tiba-tiba sosok Karin terlihat oleh Wonbin melalui kaca practice room. Wonbin ikut menghentikan dance-nya dan menoleh ke arah Karin. Gadis itu tertegun begitu Wonbin tersenyum, meninggalkan latihan dance-nya, berjalan pelan ke arahnya, hingga berdiri tepat di depannya.

"Lo dari tadi ngeliatin gue ya?" tebak Wonbin sambil tersenyum dan memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Ihh geer. Siapa yang ngeliatin lo?"

"Fix, lo merhatiin gue. Mata lo fokus ke gue. Gue lihat dari sudut mata gue."

"Apaan sih Bin geeran banget lo," sangkal Karin dengan wajah merona. Tapi emang bener sih.

"Hati-hati ya, Kar! Ntar lo ketagihan lihat gerakan dance gue."

Karin tertawa kecil dan memukul pelan lengan Wonbin. Pandangan mereka terkunci dalam beberapa saat. Namun, secara serentak, mereka memalingkan pandangan. Mata mereka kemudian berselancar ke arah lain. Wonbin lalu mengambil napas panjang dan mulai mengumpulkan tekadnya.

"Karin..." bisik Wonbin dengan nada serius. "Soal yang waktu itu ngga sempat gue omongin ke lo... Sebenarnya... gue berencana pengen ngasih tahu lo pas prom nanti. So... lo mau ngga jadi pasangan gue ke prom?"

Karin membeku mendengar perkataan Wonbin. Hal yang ditakutkan gadis itu akhirnya kejadian. Wonbin mengajaknya ke prom. Namun, ia terlanjur menerima ajakan dari Seunghan. Sebenarnya, tidak ada alasan untuk menolak ajakan Seunghan karena pria itu yang duluan mengajaknya. Sementara itu, tidak mungkin ia mengharap Wonbin untuk mengajaknya. Toh Wonbin bukan pacarnya juga. Namun, setelah mendengar ajakan Wonbin barusan, entah mengapa Karin seakan sesak. Ia seolah menahan beban berat dan salah mengambil keputusan. Ia takut menyakiti hati Wonbin, Namun, mau tidak mau ia harus menolak pria itu.

"Bin... sorry banget... gue ngga bisa... ada yang udah ngajakin gue duluan..." bisik Karin sedih.

Wonbin terdiam mendengar penolakan Karin. Raut kekecewaan tergambar jelas di wajahnya. Ia seolah masih berpikir, mencerna kata-kata gadis itu. Melihat reaksi Wonbin yang membisu, Karin seolah tertampar dengan tindakannya. Jauh di dalam hatinya, ia begitu menginginkan untuk pergi bersama pria itu.

"Ohh... oke... ngga papa kok Kar. That's a good news. Gue... gue ternyata telat..."

Wonbin terlihat pasrah dan murung. Ia tersenyum lembut, menepuk pelan bahu gadis itu, dan kembali latihan bersama yang lain. Dari kejauhan, mata Karin mulai berkaca-kaca dan napasnya tertahan hingga lehernya sakit.

***

Beberapa minggu pun berlalu. Setelah selesai latihan dance, satu per satu meninggalkan practice room, kecuali Wonbin dan Seunghan. Wonbin berbaring terengah-engah di lantai dengan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Seunghan bersandar di dinding cermin practice room sambil mengatur napas.

"Udah deket aja prom-nya. Gue kayak udah lama banget ngga nge-dance. Capek banget," ujar Seunghan.

"Gimana gue yang habis operasi," keluh Wonbin. "Gue ngga puas ama gerakan gue tadi. Masih ragu-ragu."

Hening panjang. Entah sejak kapan hubungan mereka menjadi begitu kaku. Masing-masing dari mereka hanya ingin memendam alasannya. Akan tetapi, Seunghan memutuskan untuk memecahkan keheningan.

"Bin, gue pengen banget nanya sesuatu ke lo."

Wonbin menutup mata, mengerti arah pembicaraan Seunghan. "Mau nanya apa?"

"Lo suka sama Karin ya?"

Wonbin tidak menjawab apapun. Ia masih tetap di posisinya sekarang. Seunghan tertunduk dan mengungkapkan isi hatinya.

"Gue kenal Karin udah lama dari olimpiade-olimpiade yang sering gue ikutin. Di olimpiade terakhir, dia berhasil ngalahin gue. Awalnya gue hanya penasaran ama dia. Lama-lama, akhirnya kita jadi akrab dan... gue rasa... gue suka ama dia."

Mendengar pengakuan Seunghan, Wonbin mengambil posisi duduk. Ia menyapukan rambut panjangnya yang setengah basah ke belakang kepala sambil menunduk lesu.

"Lo udah nyatain ke dia?" tanya Wonbin pelan.

"Rencananya pas prom nanti. Gue udah ngajakin dia ke prom."

Wonbin mengangguk pelan dengan wajah serius. Seunghan masih terus menatap sahabatnya itu.

"Lo sendiri gimana Bin?" tanya Seunghan balik.

Wonbin tersenyum dan mengenang saat-saat penikaman itu. "Kurang lebih sama kayak lo. Awalnya gue penasaran aja ama dia. Setelah dia nolongin gue, gue ngerasa berutang budi, tapi lama-kelamaan..." Wonbin kembali tertunduk dalam dan tidak melanjutkan kalimatnya.

"Lo udah nyatain juga?" tanya Seunghan penasaran.

Wonbin menggeleng dan tersenyum miris. "Ngga pernah sempat Han. Tadinya juga pengen pas prom nanti, tapi ternyata udah keduluan ama lo."

"Bin, gue pengen bikin pertaruhan," tantang Seunghan.

Kening Wonbin mengerut tidak mengerti. "Gimana maksud lo?"

"Lo sahabat gue banget Bin. Tapi di sisi lain, gue ngga mau ngelepas Karin. Gimana kalau pas prom nanti, biar dia aja yang nentuin, dia sebenarnya suka ama siapa. Kalau dia suka lo, gue bakal ngerelain dia dan sebaliknya, lo juga bakal ngelakuin hal yang sama. Satu lagi... setelah itu, gue ngga pengen ini bakal ngerusak persahabatan kita. Gue tahu lo ambisius banget untuk ngedapetin apa yang lo mau."

Wonbin masih terdiam dan menatap Seunghan begitu tajam, mempertimbangkan pertaruhan tersebut

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top