WEEK 3, DAY 16-Niall Horan

Seperti biasa saat ingin bertemu dengan Andrea, aku tidak bisa berhenti tersenyum. Aku juga yakin kalau virus Zayn juga sudah menyebar ketubuhku, bayangkan saja aku bisa mematut diri didepan cermin 3 kali dalam waktu kurang dari satu jam. Ah, memang aku sudah lama tidak bertemu dengannya, terakhir kali kami bertemu adalah saat aku membawa Andrea ke studio kami. Keesokan harinya saat kami ada interview, aku melihat foto Andrea dilayar besar dibelakang kami, lalu si pembawa acara menanyakan siapa Andrea padaku. Aku sangat mengagumi kehebatan paparazzi sekaligus sangat tidak menyukai mereka, terkadang mereka suka sekali menggangguku.

Yah, memang menjadi terkenal tidak selamanya senang. Disaat laki-laki lain sedang mencoba pendekatan dengan gadis incarannya, aku hanya bisa menelpon Andrea saat malam atau pagi hari. Eh? Apa yang kubicarakan sih?!

Omong-omong soal hari itu(ya, hari aku membawa Andrea ke studio)Eleanor, Danielle, dan Perrie tidak mengubah namaku menjadi James, mereka malah memanggilku dengan nama yang sebenarnya(walaupun James itu adalah bagian dari namaku)dan aku yakin ketika kami bertemu nanti, Andrea langsung menanyakan hal ini padaku. Aku tahu, kalau itu bukan kesalahan mereka, karena kami tidak memberitahukan dulu sebelumnya, aku melakukan ini juga dengan alasan khusus, boys juga menyetujuinya. Karena itulah, aku juga memperkenalkan mereka kepada Andrea dengan nama lain(yang mungkin Andrea tidak tahu.)

Astaga, aku melihat Alicia berada disamping Andrea saat aku menepikan mobilku. Karena Andrea belum terbiasa dengan tempat bertemu yang lain, aku hanya setuju saat ia bilang kami akan menjadikan kafe Alicia sebagai tempat bertemu. Pertanyaanku adalah, kenapa setiap aku ingin menjemput Andrea, Alicia selalu berada disampingnya? Oh, aku tidak memusuhinya, tapi, ada sesuatu dalam diri Alicia yang menurutku aneh. Ia seperti mengawasi gerak-gerikku, apa Alicia adalah salah satu agen FBI yang harus membunuh atau menyekapku? Ya ampun, pikiranku liar lagi.

Alicia mengangkat tangan kanannya untuk melihat jam yang dikenakannya, "kau tidak terlambat. Aneh sekali, apa kau begitu merindukannya?"

Blush. Pertanyaan Alicia sukses membuat wajahku memanas. Kulihat Alicia hanya tersenyum tipis kearahku dan...tunggu dulu! Apa aku melihat wajah Andrea merona? Ah, pasti aku salah lihat, tidak mungkin Andrea merona hanya karena pertanyaan seperti itu.

"Tentu saja, sudah beberapa hari kami tidak bertemu, mana mungkin aku tidak merindukan temanku ini," aku yakin, aku melihat raut wajah kecewa di wajah Andrea. Apa aku masih mengkhayal dan belum bangun dari tidurku pagi ini?

Alicia menghembuskan nafas pelan, "dasar bodoh."

"Hey, apa maksudmu bodoh?" aku tidak terima kalau Alicia berkata seperti itu. mengenalku saja tidak, masa ia sudah bisa bilang kalau aku ini bodoh, seenaknya saja.

Alicia mengangkat bahunya tidak peduli, "aku tidak hanya berkata padamu, James. Tapi, pada Andrea juga. Harusnya kalian sadar dengan perasaan masing-masing, memangnya enak, mempunyai hidup yang terus dikejar-kejar dengan pertanyaan yang konyol? Jangan hanya dipikirkan tapi juga dikatakan, baru kalian akan mengetahui perasaan yang lainnya."

Aku menggaruk tengkukku bingung. Apalagi yang akan Alicia bahas denganku, kurasa sudah cukup waktu itu ia membentakku habis-habisan. Tiba-tiba aku merasakan tanganku digenggam oleh Andrea, "sudahlah, Ni. Lebih baik kita pergi sekarang, jangan menganggu Alicia karena aku yakin kafenya sedang penuh sekarang."

Aku hanya menuruti kemauan Andrea, tentang Alicia sudah pasti aku akan menanyakan padanya nanti. Heh, Alicia tengah tersenyum dan menatapku dengan pandangan yang tidak bisa diartikan, benar-benar aneh.

"Hm, Ni? Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" ini dia yang sudah kutunggu-tunggu. Aku menggumamkan kata 'ya' dan mulai menyusun kalimat yang akan kukatakan pada Andrea agar gadis itu bisa mengerti kalau aku melakukannya karena alasan yang sangat konyol. Aku mengajaknya turun dari mobil karena kami sudah sampai ditaman(Andrea sangat suka bau alam, ia bilang sangat menenangkan)dan aku memilih tempat ini agar ia bisa mendengarkan ceritaku dengan tenang.

"Aku mendengar kekasih dari sahabat-sahabatmu itu memanggil kalian dengan nama yang berbeda. Kau adalah Niall, Malik adalah Zayn, William adalah Louis, Payne adalah Liam dan Edward adalah Harry. Kenapa tidak langsung mengatakan yang sebenarnya saja padaku?"

Aku menghela nafas panjang, "kau sudah tahu kalau kami adalah boyband karena kami pernah menyanyikan lagu kami untukmu. Kau juga sudah tahu bagaimana sulitnya hidup sebagai superstar, walaupun banyak untungnya. Awalnya, aku takut kau hanya berpura-pura tidak mengenaliku saat pertama kali kita bertemu, lalu kau akan meminta berfoto dan mulai mendekatiku hanya untuk popularitas. Jangan salahkan aku, kalau aku hanya ingin menjaga diriku sendiri. Tapi saat aku lebih mengenalmu, aku sudah sangat yakin kalau kau bukan gadis seperti itu, dan aku kembali berpikir bukankah sangat aneh kalau tiba-tiba aku mengenalkan diriku dengan nama baru, aku sangat yakin kau tidak akan mempercayaiku lagi

"Jadi, aku membiarkan saja kau hanya mengetahui nama tengahku," aku melihat Andrea terdiam. Tentu saja ia akan marah padaku, siapa yang tidak marah karena dibohongi.

"Tunggu dulu, kau bilang saat itu kau menyanyikan lagu yang kalian?" tanya Andrea.

Aku mengangguk pelan, "ya, lagu itu ada di album baru yang belum rilis. Memangnya kenapa?" aku menatap Andrea aneh, kenapa dia malah bertanya seperti itu. lalu, yang kudengar selanjutnya adalah pekikan senang.

"Astaga, aku tidak menyangka, aku adalah gadis yang sangat beruntung. Aku adalah satu dari sekian banyak penggemarmu yang sudah mendengarkan lagu itu, kan?" aku tertawa kencang. Aku kira ia akan marah, tapi seperti inilah reaksinya. Benar-benar tidak bisa ditebak.

"Kau tidak marah padaku karena membohongimu?" tanyaku setelah aku berhasil mengontrol tawaku.

Andrea menggeleng, "tentu saja tidak, aku sangat paham keadaanmu. Kalau aku jadi kau, aku juga akan melakukan hal yang sama denganmu. Lalu, siapa nama aslimu?"

"Sebenarnya James itu adalah nama asliku, Andrea. Niall James Horan, itulah namaku," kulihat Andrea menganggukan kepalanya pelan.

Sebuah ide terlintas dikepalaku, kenapa aku tidak membawanya pada acara besok. Toh, paparazzi sudah mengetahui Andrea, selain itu boys dan girls juga sudah setuju dan menyukai Andrea. Mungkin perjuanganku hanya tinggal meyakinkan Alicia.

"Andrea, kau mau menemaniku besok? Besok aku dan yang lainnya diundang ke suatu acara penghargaan, dan hanya aku yang belum mendapatkan teman. Jadi apakah kau mau datang dan menemaniku?"

Tanpa menunggu lama, Andrea sudah setuju dengan ajakanku. Yup, satu-satunya masalahku sekarang adalah Alicia. Seperti mengetahui apa yang kupikirkan, Andrea menggenggam tanganku lagi.

"Kalau kau memikirkan Alicia, dia akan mengizinkanku. Dia memang seperti itu, dia selalu protektif padaku karena...yah, kami merasakan kondisi yang sama dan kami juga sudah bersahabat sejak masih ada di universitas."

"Lalu kenapa dia selalu memperhatikanku?"

"Sudah kebiasaannya sejak dulu, mungkin juga karena jurusan yang diambilnya. Jadi, abaikan saja kalau Alicia menatapmu dengan tatapan menilai, dia memang begitu."

a/n::

another chapter!! aku gak bisa kasih komentar apa-apa buat chap ini. tapi beneran pengen minta vommentnya. hope you like it!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top