WEEK 1, DAY 1- Niall Horan

Aku menghela nafas melihat suasana studio yang sangat sepi. Rekaman untuk album baru sudah selesai, tour kami pun juga sudah selesai dan One Direction diberi waktu libur mengingat semua personil sudah merindukan keluarganya, termasuk aku. Yup, aku adalah Niall Horan. Sekali lihat pun sudah tahu, tapi aku tidak suka saat orang-orang memanggilku 'Niall personil One Direction itu ya?' entahlah, rasanya aneh saja, aku ini hanya Niall. Ya, hanya Niall.

Kenapa aku berkata suasana studio sangat sepi? Well, Zayn mungkin berada di salah satu konser Little Mix mengingat kekasihnya ada disana. Liam dan Louis, kurasa mereka sudah kembali ke kampung halamannya masing-masing. Sedangkan Harry? Dia sedang pergi bersama keluarganya entah kemana aku juga tidak tahu. Aku yakin kalian bertanya, kenapa aku tidak pulang ke Mullingar? Aku sedang mengerjakan lagu baru, dan tidak akan pulang sebelum menyelesaikannya. Dan mungkin setelah menyelesaikannya aku tetap tidak akan pulang karena akan langsung rekaman.

Aku mengarahkan mobilku ke kafe terdekat. Pikiranku sudah kusut dan perlu sedikit refreshing. Saat aku memasuki sebuah kafe, aroma cokelat dan kopi menyeruak masuk ke hidungku membuatku merasakan perasaan menenangkan. Mataku menatap seluruh ruangan, mencari kursi yang belum ditempati dan nihil. Semua kursi sudah terisi.... tunggu dulu?! Aku melihat satu kursi yang belum ditempati, tempatnya sih disebelah jendela besar yang menghadap ke jalanan dan kursi itu berhadapan dengan seorang gadis berambut panjang hitam. Tidak ada salahnya bertanya, kan?

"Maaf nona, apa aku boleh duduk disini?" tanyaku. Gadis itu berbalik, ia tersenyum kearahku sebelum menganggukkan kepala.

"Boleh saja, silahkan," aku tersenyum senang. Gadis itu tidak terlihat kaget sama sekali saat melihatku, atau penyamaranku yang terlalu hebat? Ah tidak juga. Aku masih sering dikenali walaupun memakai penyamaran seperti kakek-kakek.

Gadis itu menyesap cokelatnya(jelas aku tahu ia meminum sesuatu yang berbau cokelat, aku sangat mengenali bau makanan)lalu menatap keluar jendela. Benar-benar deh, aku dibuat penasaran olehnya, ia memandangi jalanan dengan tatapan kosong(aku masih bisa melihat matanya walaupun tertutup oleh lensa kacamata yang sedikit tebal.) Tidak ada emosi apapun yang kulihat dimatanya(yah, aku bukan Zayn yang bisa melihat emosi seseorang hanya dengan menatap matanya) tapi tetap saja terlihat aneh kan?

Aku berdehem pelan. "Kau tahu? Kalau kau tidak menginginkan aku untuk duduk disini kau bisa bilang padaku?"

Gadis itu tertawa pelan, ia menggelengkan kepalanya. "Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Tentu saja kau boleh duduk disini, aku em... aku hanya melamun. Omong-omong sir, apa kau sedang memikirkan sesuatu?"

Aku tertegun. Bagaimana gadis ini bisa tahu? "jangan berpikir yang aneh-aneh sir, aku bisa menebaknya karena tempat ini memang cocok untuk menjernihkan pikiran. Kau bisa mencium bau kopi dan cokelatnya yang menenangkan, kan? Itulah sebabnya banyak orang yang berada disni saat istirahat makan siang atau hanya bertemu teman di sore hari."

"Kau benar sekali, tempat ini memang menenangkan untuk siapa saja yang mencoba menjernihkan pikiran. Tapi bagaimana kau tahu keseharian kafe ini?" tanyaku lagi.

"Pemilik kafe ini adalah temanku. Kadang-kadang ia juga menyuruhku menjadi tasternya, ia bilang seleraku bagus sebagai pecinta cokelat," jawabnya.

Aku mendengus sebal, gadis ini sama sekali tidak mau menatapku saat bicara, matanya selalu bergerak seperti mencari sesuatu yang ia tunggu. Bukankah itu tidak sopan, saat berbicara dengan oranglain, orang itu tidak menatap lawan bicaranya?

"Sir, boleh aku bertanya sekarang jam berapa?" tanyanya.

Aku melihat pergelangan tanganku sekilas. "Jam 4 sore, memangnya ada apa?"

Gadis itu buru-buru bangkit dengan panik, terlihat sekali dari caranya yang membereskan notes dan pensilnya dengan asal. "Maaf sir, aku harus pergi," dari kejauhan pun aku masih bisa mendengar gadis menggerutu, "kenapa Alicia tidak mengingatkanku sih? Sial, sekarang aku terlambat."

Aku mengangkat sebelah alisku. Ia bilang Alicia? Dan temannya itu adalah pemilik kafe? Mungkin aku bisa bertanya padanya tentang gadis aneh itu. Astaga, dari tadi aku bicara dengan gadis itu, aku belum memesan apapun. Pantas saja kalau sekarang aku merasa sangat haus dan pastinya sangat lapar.

Salah satu pelayan mendekatiku dan bertanya aku akan memesan apa. Aku menjawabnya, ia mengangguk, "oh ya? Bisakah kau memanggil Alicia? Aku ingin bicara padanya?" pelayan itu mengangguk patuh sekali lagi, aku bisa melihat ketakutan dimatanya. Yah, tidak setiap hari kan, ia melayani seseorang yang meminta bertemu dengan pemilik kafe secara langsung.

Tidak lama, seorang gadis(ya, aku memanggilnya begitu karena ia terlihat seperti seumuran denganku)berambut pendek cokelat ikal yang menghampiriku, "maaf sir, ada apa kau mau bertemu denganku?"

Aku mengisyaratkannya agar duduk dikursi yang sebelumnya ditempati oleh gadis aneh itu, "aku ingin bertanya padamu, apa kau tahu gadis yang sebelumnya duduk dihadapanku?"

"Siapa namanya? Sejak tadi aku berada didalam dan tidak keluar sedetik pun."

Sekarang baru terpikirkan, aku tidak tahu siapa namanya dan memang sejak tadi kami tidak berkenalan. Kenapa aku bodoh sekali?! Alicia juga terlihat tengah mengingat-ingat sesuatu.

"Mungkin yang kau maksud adalah Andrea, ia memang suka duduk disini kalau istirahat siang sampai jam 4 sore. Ada apa dengannya?" ujar Alicia dengan wajah penasaran. Jadi namanya Andrea?

"Apa kau tahu apa yang salah dengannya? Maksudku dia tidak menatapku saat bicara dan itu sangat tidak sopan, apalagi untuk seorang gadis seperti dirinya?" tanyaku.

Alicia terdiam, membuatku kembali bingung. Apa Alicia sama seperti Andrea yang agak aneh? Biasanya hanya orang aneh yang mau berteman dengan orang aneh lainnya kan? Lihat saja band-ku, kami semua aneh dalam hal yang positif tentunya. Ok, kembali ke Alicia, gadis itu seperti marah tapi juga sedih, ada apa dengannya?

"Andrea bukannya tidak sopan sir, dia tidak tahu dimana persisnya mata anda," sekarang aku yang kesal dengannya. Bagaimana seseorang tidak tahu dimana persisnya letak mata?!

"Apa maksudmu? Tolong jangan bercanda."

Alicia memandangku dengan pandangan menusuk, membuatku terpaksa diam. Kami berdua beradu pandangan menusuk yang kuyakin ia akan menang sebentar lagi.

"Andrea tidak bisa melihat, kornea matanya rusak karena kecelakaan setahun lalu. Ia tidak begitu memperhatikan hal-hal kecil seperti dimana letak mata anda sir. Aku yakin, kalau kau yang berada diposisinya, kau akan merasa kebingungan dan takut sama seperti dirinya."

Pernyataan Alicia membuatku terdiam. Tidak ada satu katapun yang bisa keluar dari mulutku saat mendengar penjelasannya. Perasaan bersalah mulai menyelimutiku, Andrea tidak bersalah tapi aku malah mengumpat dalam hati karena sikapnya.

"Kapan dia akan kesini, Alicia?"

"Dia selalu kesini setiap hari, seperti yang aku bilang dia datang saat istirahat makan siang dan pulang saat jam 4 sore, memangnya ada apa?" balas Alicia.

Tanpa menjawabnya aku bangkit, meninggalkan beberapa dollar dimeja temparku duduk. Mendengar cerita dari Alicia membuatku mendapatkan inspirasi untuk melanjutkan lagu itu. Sampai tidak menyadari Alicia tersenyum dibelakangku.

a/n::

chapter 1 udah muncul yey!! jadi settingannya sebelum midnight memories muncul a.k.a tahun 2012/2013 dan lagu yang dimaksud Niall memang lagu bikinannya dia sendiri di album ketiganya. gimana? suka gak? but really, hope you like it, guys! jangan lupa vomment-nya ya!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top