Chapter 9

"Mas Devan kenapa lebih suka panggil aku dengan nama Lifia?" tanya gadis kecil itu pada laki laki kecil di sebelahnya.

"Karena kalau mas Devan panggil kamu seperti teman teman TK memanggilmu,yg di ingatan Mas bukan kamu,tapi sandal jepitnya nenek...!! hahahaha...." laki laki kecil itu tertawa kemudian berlari menyusuri pematang sawah yang kemudian dikejar oleh gadis kecil itu.

"Ih..Mas Devan jahat....Neneeeek..Mas Devan nakal Nek!!"

"Hahahaha....."

Pematang sawah itu tidak cukup luas untuk kedua bocah itu berlarian, merekapun terguling di atas tumpukan jerami yang ada di samping pematang.

"Ily.....Bayu....sudah jangan bercanda terus,ayo kita makan!" seru Nenek Bayu dari arah saung.

"Iya Nek." sahut mereka kompak.

"Lifia,Mas mau nanya kenapa kamu lebih suka panggil Devan daripada Bayu?"

"Mas Devan kan bukan monyet..."

"Kok monyet?"

"Iya,aku pernah dengar mama cerita ke papa kalau mama dulu pernah cinta monyet,namanya Bayu"
"masa aku mau samain Mas sama monyetnya mama"

"Hahahaha ...... Lifia Lifia... cinta monyet itu bukan suka sama monyet, tapi percintaan di usia anak anak" laki laki kecil itu terus saja tertawa sambil memegangi perut mendengar penjelasan gadis kecil di depannya.

Gadis kecil itu hanya cemberut sambil memanyunkan bibirnya. Dia masih terlalu polos untuk mengerti apa arti dari cinta monyet. Dan tentu saja teman kecil di depannya itu lebih tahu, karena usianya lebih tua 2 tahun dari dirinya yang masih TK B.

"Ini beneran mas Devan? Bayu Devan Abiyyu Kusuma?"

Ily masih tidak percaya, kalau orang yang duduk di depannya adalah teman masa kecilnya dulu waktu di kampung, dia melihat badge name di baju seniornya itu,tertulis "BAYU D.A.K"

Masih terbayang di matanya, Bayu kecil yang sering menggoda dirinya, tapi juga sangat menyayanginya.

Dulu setiap liburan sekolah mereka bertemu. Rumah nenek Bayu bersebelahan dengan rumah nenek Ily. Bayu yang tinggal di Jakarta selalu menghabiskan waktu liburan sekolah di rumah neneknya di daerah Magelang. Dia akan mengajak Ily bermain di sawah menyusul nenek dan kakeknya yang sedang bekerja di sawah.

Namun semenjak kakek Bayu meninggal, nenek Bayu ikut tinggal di Jakarta dan rumah serta sawahnya di jual. Sejak saat itu Ily dan Bayu tidak pernah bertemu lagi,tepatnya semenjak Ily kelas 3 SD.

"Hey...kok malah diam sih?" suara di depannya membuyarkan lamunan Ily.

"Kenapa? kaget ya? Ga nyangka ya kita bisa ketemu lagi?" Bayu memandang Ily sambil tersenyum.

Ily begitu kikuk menghadapi teman masa kecilnya yang sudah lama tidak bertemu itu,tapi ia juga sebal karena temannya itu tidak pernah memberinya kabar.

"Darimana kamu tahu kalau aku ini Lifia yang kamu kenal?" Ily balik bertanya dengan muka cemberut dan nada kesal.

Laki laki di depannya itu meraih kedua tangannya dan menggenggamnya.

"Mas Devan minta maaf ya, kalau selama ini tidak pernah memberi kabar padamu, kertas yang berisi nomer telepon dan alamat rumah yang kamu berikan pada Mas waktu itu hilang."

"Sewaktu kemarin melihat name tag kamu namanya Meily, Mas langsung mencari data kamu, tidak susah untuk mendapatkan data kamu, Mas ketua OSIS di sini." sambungnya lagi menjelaskan pada Ily.

"senyum dong,jangan cemberut terus,kelihatan banget tembemnya kalau ngambek." goda Bayu membuat Ily merona merah dan reflek memukuli tangan yg tadi menggenggam jemarinya.

Setelah Bayu berhasil meyakinkan Ily merekapun akhirnya terlibat obrolan ringan,membahas keseharian mereka selama mereka tidak bertemu. Nampak sesekali Ily tertawa lepas mendengar cerita Bayu, sambil menikmati bakso yang mereka pesan,mereka begitu asyik, membuat seseorang yang dari tadi memperhatikan mereka berdua begitu geram sekaligus iri.

*****

Kegiatan MOS hari kedua akhirnya selesai, para siswa perlahan meninggalkan sekolahan. Ali masih terdiam di dalam mobilnya, biasanya dia akan mendatangi Ily dan menggodanya, tapi kali ini tidak. Ada rasa cemburu berkecamuk di dalam dadanya. Pemandangan tadi siang di kantin sekolah membuat perasaannya kacau.

"Apakah Ily sudah punya pacar?"

"Apakah Bayu itu pacarnya?"

"Apakah aku cemburu?"

Berbagai pertanyaan berkecamuk di hatinya. Sebenarnya Ali tadi ingin mengajak Ily makan di kantin,tapi ternyata Ily sudah makan bersama orang lain.

"Pulang sekarang atau nanti Nak Ali?" suara mang Kus memecahkan lamunannya.

"Eh,sekarang Mang." sahut Ali.

Mang Kus segera mengemudikan mobilnya,berlalu meninggalkan sekolahan.

"Mang, besok tolong carikan informasi tentang Bayu, anak kelas XII acces 3." kata Ali sambil melihat lihat gambar di kameranya.

"Bayu siapa?" tanya mang Kus hati hati sambil mengernyitkan dahinya tidak mengerti.

"Rival Ali."

Mang Kus yang mendengar hanya melongo, kemarin Ali kelihatan gembira sekali tetapi hari ini seperti kelihatan kesal.

Sesampainya di rumah, mang Kus segera memarkirkan mobilnya sementara Ali langsung masuk ke kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di ranjang.

Ali meraih kameranya dan melihat hasil candid mang Kus tadi di sekolahan.

"Hmm, mang Kus berbakat juga ya jadi tukang candid, ngga kalah sama fotografer profesional...hahaha..." gumam Ali sambil tertawa kecil sendirian.

Dilihatnya foto Ily dalam berbagai pose, juga waktu Ily bersamanya tadi pagi, Ily kelihatan cantik dan imut. Ada juga foto waktu Ily di kantin tadi bersama cowok itu,membuat muka Ali berubah kesal.

Dilihatnya foto itu satu per satu,

"oh my God,kok ada foto gue sama bik Sum?"

"terus ada foto gue sama Dela, Jessy, Aura, Fira...."

" mang Kus nih benar benar, dibilangin suruh candid gue pas sama cewek, semua di candid,ini kan pas kerja kelompok tadi."

Tapi dari semua foto candid itu tidak ada yang menarik bagi Ali kecuali foto candid dirinya dan Ily.

Ali jadi ingat Ily,rasa rindu menyergap. Diraihnya handphonenya yang berada di atas nakas,di carinya kontak Ily dan call.....

Terdengar suara nada tunggu, tiba tiba ada suara handphone bunyi di sebelahnya,asal suaranya dari dalam jaket yang tadi baru dikembalikan oleh Ily.

"Hahhh? ini kan handphone Ily, ceroboh banget sih nih anak!"

Ali hanya termangu memandangi handphone di tangannya. Penasaran. Di bukanya kunci layar handphone itu, pertama yang dilihat adalah wallpapernya,foto Aliando Syarief!

"Ckckckckck...... benar benar ngefans berat sama bang Aliando dan kak Prilly, sampai sampai isi handphonenya penuh sama foto mereka berdua."

"Tenang saja Ly,suatu saat gue akan bawa loe ketemu mereka berdua." gumam Ali.

Ali masih saja membuka buka isi handphone Ily, dari instagram, twitter, facebook, path hingga wattpad,hampir semua isinya tentang Aliando syarief dan Prilly latuconsina.

Dilihatnya semua akun sosmed followernya cuma satu, WIDYAMOMGAUL, kecuali facebook yang punya 148 pertemanan.

ckckck... Penasaran lagi Ali stalk akun follower satu satunya itu, matanya melotot tidak percaya, ternyata itu mamanya Ily. Yang lebih mengejutkan adalah mamanya ternyata lebil gaul dari anaknya. Follower akun sosmednya mencapai 5K !!

Ali hanya geleng geleng kepala, ternyata akun sosmed dan realifenya sama.

Tapi justru itu yang membuat Ali semakin menyukai Ily. Gadis seperti itu tidak mungkin akan kecentilan sama cowok.

Tiba tiba terlintas di pikiran Ali, sebuah ide konyol yang mungkin akan membuat Ily marah padanya,tapi Ali nekat.

"Maafin gue Ly, gue melanggar privacy loe..."

*****

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top