Chapter 23

"Siapa Verrel?" tanya Ali saat Ily datang dengan dua gelas air minum.

Ily mengerutkan keningnya,"kenapa tiba tiba nanya kak Verrel? kamu kenal sama dia?"

Ali berdecak kesal sambil menyerahkan smartphone Ily, " tuh,ada LINE dari yayang Verrel."

Ily segera membuka smartphonenya lantas membuka LINE dari Verrel.

"Oh,jadi ini yang bikin kamu cemburu dan mukanya ditekuk sampai berlipat lipat?"

Ali diam dan tidak menyahut, sementara Ily memandangi Ali sambil senyum senyum.

"Cie yang cembulu tama yayang pellel." Ily malahan ngeledek Ali dengan gaya suara anak kecil yang dibuat buat.

"Siapa Verrel?" sekali lagi Ali bertanya sambil menatap Ily tajam,perlahan dia mendekatkan mukanya hingga hanya menyisakan jarak beberapa senti.

Ily masih terdiam,matanya balas menatap ke dalam manik mata Ali. Untuk beberapa saat mereka saling menatap,dan tiba tiba bibir Ali sudah mendarat di bibir Ily,membuat Ily terkejut dan dengan spontan mendorong muka Ali untuk menjauh dari mukanya.

"Ih Alii!apa apaan sih,kalau sampai mama tahu kita bakalan..." belum selesai Ily berbicara Ali sudah mendaratkan bibirnya lagi di bibir Ily.

'Aliiiiii!!!" pekik Ily sambil tangannya memukuli dada Ali.

"Nekad banget sih!" lanjutnya sementara matanya berkaca kaca, perasaan Ily tidak karu karuan takut mamanya mengetahui apa yang baru saja dilakukan Ali terhadapnya.

"Apa yang kamu lakukan itu semua terekam lewat CCTV Aliii...ihhh!" Ily masih saja menumpahkan kekesalannya,kali ini kedua tangannya mencengkram bagian depan jaket Ali dan menarik nariknya.

Sementara Ali hanya senyum senyum menanggapi kekhawatiran Ily. Ali kemudian merangkul pundak Ily,

"Sekarang kamu perhatikan baik baik kamera CCTV itu,ada kabel tersambung ngga di situ?" tanya Ali kemudian.

Ily kemudian memperhatikan kamera CCTV yang ada di ujung plafon ruangan itu.

"Engga." sahut Ily lirih sambil matanya terus mengawasi kamera itu.

CUP

Lagi lagi Ali menciumnya,kali ini di pipi kanannya. Seketika wajah Ily merona merah.

"Itu berarti kamera cctv itu baru pajangan doang doang belum ada fungsinya." Ali berbisik di telinga Ily sambil cengar cengir.

"Jadi karena itu makanya kamu berani cium cium ha?" Ily menjewer telinga Ali hingga Ali meringis kesakitan.

"Bukan."

"Lantas apa?"

"Selama kamu ngga mau cerita tentang siapa itu Verrel aku bakalan cium kamu terus."

HENING

CUP

Sebuah ciuman mendarat lagi di pipi kanan Ily.

"Aliiii!!" Ily membulatkan matanya saat untuk yang kedua kalinya Ali mendaratkan bibirnya di pipi.

"Biarin,satu minggu lagi kan masuk bulan ramadhan,aku ngga bisa cium cium kamu,wlee." Ali menjulurkan lidahnya ke Ily.

"Dasaaarrrr mesuuum!!" lagi lagi Ily memukuli lengan Ali. Ali hanya tertawa saat tangan gadisnya bertubi tubi memukuli lengannya. Semenjak bersamanya gadis itu berubah 180 ° dari yang semula pemalu menjadi gadis yang banyak bicara saat bersamanya. Tapi tetap saja,Ali yang lebih banyak bicara dibandingkan Ily.
Setelah puas Ily pun berhenti, matanya menatap Ali.

"Jadi...kak Verrel itu.."

Ting Nong!! lagi lagi suara notif line masuk

Ily berhenti berbicara lantas jarinya menyentuh layar di smartphonenya,kemudian membaca line yang baru saja masuk

Verrel

Bereskan pakaianmu, 2 jam lagi kita boarding menuju Jogja,ga usah banyak tanya,semua tiket sudah sold out. Om,Tante,Pradip dan Levi menyusul dengan maskapai yang berbeda. Aku tunggu di bandara baby. ❤

Ily langsung pucat setelah membaca chat dari Verrel, kenapa mendadak Verrel mengajaknya pulang? Ada apa sebenarnya? Saat Ily masih terbengong bengong karena chat dari Verrel,Ali merebut smartphone yang ada di tangan Ily kemudian membacanya.

Belum juga di jawab oleh Ily pertanyaannya tadi, kini ada chat yang membuatnya semakin bertanya tanya siapa Verrel dan ada apa sebenarnya?kenapa tiba tiba dia mengajak Ily pulang? Bahkan di chatnya di tambahi dengan emot love dan nama panggilan kesayangan "baby"

"Arrgghhhhh!!!"

Ali mengacak rambutnya hingga berantakan,matanya menatap tajam pada Ily. Rasanya tak rela sebentar lagi kekasihnya pergi bersama cowok lain yang dia sendiri bahkan belum tahu siapa dia. Ini lebih menyakitkan di banding dia tahu Ily pergi dengan Bayu.

Ily merasa tidak enak dengan Ali,pasti chat dari Verrel tadi membuat Ali jadi berpikir macam macam. Ditangkupnya pipi Ali dengan kedua tangannya,

"Kamu ngga usah berpikir macam macam ya tentang kak Verrel, aku ngga ada apa apa sama dia,percaya sama aku. Okey sayang?"

Tapi Ali masih belum puas kalau Ily belum menjelaskannya,siapa itu Verrel?

"Nanti aku jelaskan siapa kak Verrel sebenarnya tapi bukan sekarang,aku mesti bersiap siap dulu, paling tidak satu jam lagi aku harus sudah sampai di bandara. Maaf ya?" Ily merangkul pundak Ali berusaha menenangkan.

"Aku antar kamu ke bandara." sahut Ali kemudian dengan pandangan mata gelisah. Siapa yang tidak gelisah coba kalau kekasihnya sebentar lagi akan pergi bersama cowok lain.

Sementara Ily pergi ke kamarnya dan mempersiapkan segala sesuatunya,Ali hanya bisa melamun di ruang tamu dengan segala macam pikirannya tentang Ily. Pradip dan Levi yang tiba tiba muncul dan berkejaran di ruang tamu tak membuatnya berhenti untuk melamun.

Tak berapa lama kemudian terdengar suara mobil dan motor dari arah luar. Papa dan Mama Ily datang secara bersamaan. Mama Ily baru saja pulang dari belanja bahan kue sementara Papanya baru pulang kerja.

"Mama setelah ini bersiap siap,2 jam lagi kita ke bandara,kita akan pulang ke Magelang Ma." Papa Ily memberitahu istrinya saat mereka sudah bersama melangkah masuk ke rumah.

Mama Ily berhenti kemudian menatap suaminya bingung,

"Mendadak sekali Pa?"

"Sudah tidak usah banyak tanya,mama siapkan saja keperluan kita, Ily sebentar lagi juga berangkat bersama Verrel,kita menyusul dengan maskapai penerbangan yg berbeda karena tiket sudah sold out."

Mama Ily kelihatan cemas,perasaannya tidak enak,jangan jangan terjadi sesuatu dengan kedua orang tuanya di kampung.

" Mama tenang aja,semua akan baik baik saja." Papa Ily berusaha menenangkan dengan mengelus lembut punggung istrinya.

Saat memasuki rumah mereka menjumpai Ali yang sedang duduk melamun.

"Ali?" tegur mama Ily namun yang di tegur masih diam saja.

"Ali,hey!" tegur mama Ily sekali lagi sambil melambai lambaikan tangannya di depan muka Ali,namun Ali masih asyik dengan lamunannya. Mama Ily kemudian memukul pundaknya agak keras. Alipun terperanjat kaget.

" Hayo,calon mantu tante melamun,melamunin apa sih Li?" tanya mama Ily saat sudah duduk di samping Ali. Papa Ily yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya,bukannya bersiap siap,istrinya malah duduk menemani Ali.

"Verrel siapa tante?" tanya Ali kemudian. Mama Ily yang mendengar pertanyaan Ali paham betul bagaimana perasaan Ali saat ini,pasti sedang cemburu karena mendengar nama Verrel. Mama Ily kemudian menepuk nepuk pundak Ali,

"Ngga usah baper,Verrel itu anak tetangga tante di kampung yang dulu tinggal sama eyangnya Ily di Magelang,dia kuliah di Bandung semester 5,dan baru selesai praktek di sebuah perusahaan telekomunikasi di Jakarta." jelas mama Ily.

Ali hanya manggut manggut mendengar penjelasan mama Ily,namun sejatinya dia masih penasaran,sebenarnya perasaan seperti apa yang di miliki Verrel untuk Ily.

"Ya sudah tante tinggal dulu ya,tante mau beres beres dulu,kamu tenang aja Li,kamu itu kandidat calon mantu tante satu satunya." Mama Ily berkata sambil tersenyum kemudian bangkit dari duduknya. Ali pun merekahkan senyumnya,dari tadi dia hanya diam saat nama Verrel mengganggu pikirannya namun pernyataan mama Ily cukup membuatnya senang.

******

"Ali! Jangan ngebut!" teriak Ily sambil mengeratkan tangannya di pinggang Ali. Dalam hati Ali tersenyum, dia memang sengaja biar Ily semakin mengeratkan kaitan kedua tangannya di pinggang Ali.

Jam 18.30 mereka berangkat dari rumah Ily setelah sebelumnya Ali meminta ijin dulu pada mamanya untuk mengantar Ily ke bandara. Kali ini mereka akan berpisah cukup lama,Papa Ily sudah meminta ijin ke sekolah Ily untuk tidak masuk sekolah selama lima hari,sementara setelah itu sekolahnya memberikan libur ramadhan selama satu minggu,jadi Ily akan libur selama dua minggu,waktu yang cukup lama untuk Ali dan Ily tidak bisa bertemu.

Setelah menempuh waktu kurang lebih dua puluh menit akhirnya mereka sampai juga di bandara. Ali segera memarkirkan motornya di parkiran motor. Mereka berdua berjalan bergandengan menuju terminal B bandara soetta.

"Baby!" panggil seseorang saat mereka sudah sampai di pintu masuk terminal B.

Ily dan Ali menoleh bersamaan ke arah sumber suara. Seorang laki laki bertubuh tinggi dan tegap sedang berjalan ke arah mereka. Mendengar laki laki itu memanggil "baby" Ali sudah bisa menebak kalau orang itu yang bernama Verrel.

"Ditungguin dari tadi,lama banget." gerutu Verrel sambil menarik hidung mancung Ily.

"Ih,kak Verrel! Sakit hidung Ily!" sungut Ily sambil memegangi hidungnya yang merah. Sementara Ali melihatnya dengan perasaan kesal.

"Sorry baby,habisnya kakak gemes!" sahut Verrel diiringi cengiran.

Ily kemudian menoleh ke arah Ali,di gamitnya tangan kiri Ali dengan tangan kanannya,

"Oh ya kak Verrel,nih kenalin PACAR Ily,namanya Ali." kata Ily dengan bangganya memperkenalkan Ali pada Verrel.

Verrel spontan ketawa terbahak-bahak saat mendengar Ily menyebutkan kata pacar bahkan sampai memegangi perutnya. Sedang Ali hanya senyum senyum melihatnya. Dia tidak menyangka Ily akan terang-terangan mengakuinya sebagai pacar di depan Verrel.

Setelah puas tertawa Verrel kemudian mengulurkan tangannya pada Ali,mereka pun saling berjabat tangan dan saling menyebutkan nama masing-masing.

"Pakai jurus apa loe bisa merubah Ily jadi seperti ini?" tanya Verrel pada Ali sambil tangannya mengacak-acak rambut Ily.

"Makanya belajar sama Ali,biar ga jadi Jones!" timpal Ily sambil menjulurkan lidahnya.

"Siapa bilang kak Verrel jomblo ngenes?kakak itu jomblo happiness! Selama kak Verrel masih bisa gangguin kamu kakak ngga akan merasa kesepian,mengerti baby?" seringai Verrel nakal yang membuat Ali jengah. Sebenarnya hubungan Verrel dan Ily itu seperti apa?kelihatan begitu akrab,bahkan Verrel pun memanggil Ily dengan panggilan baby.

"Loe ngga usah cemburu Li,gue sama Ily memang seperti ini, adik gue yang imut ini emang gue panggil baby dari dulu,dari dia masih ngompol sampai sekarang sudah punya pacar." seolah mengerti apa yang ada di pikiran Ali,Verrel kemudian menjelaskan.

"Ngga usah di sebut-sebut juga kali ngompolnya!" sungut Ily sambil memanyunkan bibirnya.

Ali dan Verrel tertawa bersama mendengar protes gadis imut di depan mereka. Nampak lucu dan menggemaskan,bahkan Ali ingin mendaratkan bibirnya di bibir yang sedang manyun itu kalau saja tidak ingat mereka sedang ada di keramaian.

"Okey Li, gue bawa dulu cewek loe yang imut ini ya,kami mesti check in dulu." pamit Verrel pada Ali. Ily pun menatap Ali sendu,rasanya berat untuk berpisah dengan Ali.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka berpelukan,tak menghiraukan sekitarnya yang sedari tadi ramai oleh orang yang lalu lalang.

"Aku bakalan kangen banget sama kamu." Ali mengelus pipi Ily.

"Aku juga." Ily masih menatap Ali sendu.

"Jaga diri baik-baik,kalau sudah sampai kabarin aku ya. Hati hati."

Sekali lagi mereka berpelukan,membuat Verrel yang melihatnya geleng-geleng kepala.

Verrel dan Ily segera berlalu dari hadapan Ali untuk mengurus keberangkatan mereka. Sementara Ali segera menuju ke area parkir untuk mengambil motornya kemudian pulang.

Memang terasa berat,ini untuk pertama kalinya mereka akan berpisah cukup lama,dua minggu. Dua hari tidak bertemu saja terasa seperti setahun,apalagi dua minggu.

******

ILY'S POV

Baru saja kuinjakkan kakiku di Bandara Adi Sucipto. Jam di tangan sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Ku lirik kak Verrel yang sedari tadi menggandeng tanganku. Wajahnya nampak tenang walau aku tahu sebenarnya hatinya sedang tidak tenang,karena akupun merasakan hal yang sama.

Alasan kenapa kami disuruh pulang mendadak baru kuketahui saat kami sedang dalam penerbangan ke Jogja. Kak Verrel memberitahuku kalau Eyang kakung ayah dari mamaku atau yang biasa kami panggil Yang kung sekarang masuk rumah sakit dan dalam keadaan kritis.

Jelas kami merasa sedih,aku begitu dekat dengan Yang kung, begitu juga kak Verrel. Masih melekat dalam ingatanku masa masa kecil dulu saat semua perhatian Yang kung tercurah padaku,karena waktu itu baru aku cucu satu-satunya. Setiap pulang mengajar Yang kung selalu membawakan es krim pelangi kesukaanku,dan tak lupa juga es krim conello kesukaan kak Verrel.

Kak Verrel memang bukan saudaraku,tapi aku sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri. Dia anak dari teman Yang kung yang sejak bayi sudah di asuh oleh Yang ti karena kesibukan mamanya sebagai guru seperti Yang kung. Akhirnya harus dititipkan pada Yang ti tiap akan pergi mengajar. Hingga akhirnya sering menginap di rumah Yang kung bahkan memanggil Yang kung dengan panggilan "Bapak" dan Yang ti dengan panggilan "Ibu" sedang mamaku sendiri memanggilnya "Adek". Karena usiaku dan usia kak Verrel hanya terpaut lima tahun jadi aku memanggilnya " kakak" bukan "om".

Setelah mengambil bagasi kami segera keluar mencari taksi. Kami tidak mungkin menunggu rombongan Mama, karena keberangkatan kami selisih satu jam,jadi daripada kami bengong selama satu jam menunggu mereka lebih baik kami segera mencari taksi yang bisa membawa kami menuju ke Rumah Sakit tempat di mana Yang kung di rawat.

Sepuluh menit kemudian akhirnya kami mendapatkan taksi. Aku dan Kak Verrel segera masuk ke dalam taksi.

" Magelang nggih pak!"[1] Kak Verrel memberitahu arah tujuan kami.

"Jl. Magelang Mas?" tanya sopir taksi memperjelas, karena di Jogja ada juga jl. Magelang.

"Sanes Pak, tebih malih, RSU Tidar Magelang." [2] jelas kak Verrel.

"Owalah,nggih kula pun ngertos." [3] jawab sopir taksi itu kemudian melajukan mobilnya keluar dari area bandara.

Butuh waktu satu jam untuk kami sampai di tempat tujuan. Di sepanjang perjalanan ku dengar kak Verrel berbincang dengan sopir taksi dalam bahasa jawa halus yang sama sekali tak kumengerti,yang aku tahu hanya bahasa jawa kasar. Kusandarkan kepalaku di bahu kak Verrel, hingga tanpa terasa akupun tertidur.

"Ly,bangun Ly!" sebuah suara kudengar memanggil manggil namaku sedang sebuah tangan tengah mengelus elus pipiku.

Aku menggeliat dan kubuka mataku perlahan,ternyata aku masih di dalam taksi. Segera kurapikan rambutku yang berantakan kemudian turun dari taksi sementara kak Verrel membayar ongkos taksi.

Segera kami menuju ke tempat Yang kung di rawat. Setelah melewati beberapa ruangan akhirnya kami sampai juga. Nampak bulik Putri dan suaminya,Om Bryan sedang duduk di bangku depan ruangan. Terlihat Om Bryan yang sedang menenangkan bulik Putri. Kami segera menyapa bulik Putri dan Om Bryan.

"Assalamualaikum bulik,om." sapa kami bersamaan.

Bulik Putri langsung bangkit dari duduknya saat melihat kami datang,dan tiba tiba bulik memelukku.

Setelah puas melepas rindu kamipun masuk ke dalam ruangan, di dalam sudah ada Om Budi dan istrinya,tante Titin. Kamipun saling menyalami.

"Ily,Verrel. Kaliankah itu?" tiba tiba terdengar suara Yang kung memanggil kami. Kamipun segera memeluk Yang kung yang masih terbaring lemah di brankar rumah sakit.

Beruntung Yang kung sudah melewati masa kritis dua jam yang lalu dan sekarang sudah sadar sehingga kami bisa menjenguknya
dan bisa mengajaknya bicara walaupun sebentar karena Yang kung masih butuh istirahat.

Yang kung membelai wajahku dan kak Verrel penuh kerinduan."

"Mana Mama dan Papamu?" tanya Yang kung dengan suara pelan.

"Masih dalam perjalanan Yangkung." jawabku dengan berurai air mata,bagaimana tidak sedih,melihat eyang yang begitu kusayangi terbaring lemah tak berdaya.

Setelah menunggu kurang lebih satu setengah jam akhirnya Mama,Papa,Pradip dan Levi sampai juga di rumah sakit. Bahkan Mama dan Papanya kak Verrel juga datang bersama Yang ti.

Perasaanku kali ini sangat tidak enak sekali.

"Oh my God,aku sampai lupa memberi kabar pada Ali."

Segera kukeluarkan handphone dari dalam saku celanaku, bahkan akupun sampai lupa menghidupkannya kembali. Setelah aku menghidupkannya segera ku kirim LINE ke Ali memberitahu kalau aku sudah sampai,tidak lupa aku sertakan emoticon terbaru bergambar kak Prilly yang mengucapkan kata I LOVE YOU,MUACH.

Setelah kumasukkan kembali handphoneku aku segera bergabung dengan mereka. Kudengar Yang kung sedang memberi wejangan pada anak anaknya termasuk mama.

Dan sekarang giliran aku dan kak Verrel.

Yang kung meraih tanganku dan tangan kak Verrel dipandanginya kami bergantian ,lantas Yang kung tersenyum,

"Ily,Verrel. Kalian tahu Yang kung sangat menyayangi kalian. Melihat kalian rukun Yang kung sudah bahagia."

" Verrel,jaga Ily buat Bapak ya nak,dan Bapak akan sangat berbahagia sekali jika kamu dan Ily bisa menikah suatu saat nanti."

"Ily,kamu tidak keberatan kan nduk? Verrel anak yang baik,Yang kung berharap kalian bisa saling mencintai dan menikah,tapi semua Yang kung kembalikan pada kalian berdua,karena kalian yang menjalaninya."

DUARRRR

Ucapan Yang kung bagaikan petir di siang bolong.

Menikah? Dengan kak Verrel?suatu saat nanti?

Big Noooo!!! Aku cinta sama Aliii!!!

Kak Verrel menggenggam jemariku, kami berdua saling berpandangan,tak bisa kulukiskan bagaimana perasaanku saat ini. Kenapa Yang kung berkata seperti itu?

Tanpa bisa di cegah air mataku sudah meluncur deras membasahi pipiku. Aku sudah tidak bisa berpikir apa apa saat ku dengar semua orang berteriak memanggil Yang kung.

Setelah kusadari apa yang terjadi,Yang kung sudah pergi meninggalkan kami semua. Selamat Jalan Yang kung,semoga Yang kung bahagia di sisiNya,tanpa Ily harus menikah dengan kak Verrel suatu saat nanti.

******

[1] magelang ya pak

[2] bukan pak,jauh lagi,RSU Tidar Magelang

[3] owalah,ya saya sudah tahu

*********

Hay hay hay...masih suasana lebaran kan? Aku mau minta maaf sama kalian apabila ada salah salah kata yang di sengaja maupun tidak,aku minta maaf yaa...
Aku juga minta maaf karena sudah membuat kalian menunggu lama updatean ceritaku.

Salam manis

Widya

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top