Chapter 20

      Hay hay hay..... Author cepat kan nongolnya,wkwk
Kemarin tgl 21 April adalah hari Kartini,dan kali ini author akan menampilkan POVnya mama Ily ya,biarin di bilang narsis wkwklol secara namanya sama dengan author wkwk,ini dia POV dari mama Ily, one of Kartinies in the crazy period,hahaha colek ukinurpratiwi

#######$#######

WIDYA'S   POV

Aku terbangun dan berada di dalam ruangan serba putih,pandanganku menyapu seluruh ruangan,kuamati ranjang yang saat ini tengah ku tempati, sebuah brankar dan sebuah infus dengan manis masih menempel di tanganku. Ah aku ingat,aku baru saja sadar dari pingsanku. Apa?pingsan? Big no!! Sungguh memalukan,seorang Widya bisa pingsan sampai dua kali di hadapan Aliando,mau ku taruh di mana mukaku ini? Tak bisa kubayangkan jika suamiku tahu aku pingsan gara gara bertemu Aliando, bisa bisa tumbuh dua tanduk di kepala suamiku.

Pingsan pertama gara gara ulah Ily,dia telah membuatku shock dengan surprisenya,dia sengaja tidak memberitahuku kalau konser yang akan di datangi adalah konser Aliando. Mestinya tanpa di kasih tahu Ilypun aku harusnya sudah tahu,tapi karena tabku di sandera oleh suamiku selama tiga hari akses internetku terputus,sungguh sangat menyiksaku. Aku hanya pegang handphone yang bisanya cuma buat BBMan, tanpa bisa buka instagram, twitter, path, ask, facebook, LinkedIn, tumblr apalagi youtube. Tiga hari akun WIDYAMOMGAUL tidak eksis, jangankan upload foto dan video di instagram,untuk membuka pun tidak bisa. Jangan dikira BBM aktif terus bisa macam macam,itu hanya sekedar BBM ala kadarnya yang hanya bisa menerima pesan,menampilkan PM tapi tidak bisa menampilkan DP, bonus yang di dapat dari sebuah paket internet yang apabila kuota habis masih bisa menikmati BBMan,sungguh menyedihkan.

Malapetaka yang bermula karena kecerobohanku, aku kegap suamiku tidur sambil ngelonin tab, bukan karena sengaja tapi karena aku ketiduran saat masih on di instagram fanbase aprillfamsdisifams, yang khusus upload foto dan video tentang Aliando Prilly,couple unyu yang belakangan ini membuat hidupku tidak tenang jika sehari saja tidak melihat mereka di sosmed maupun di televisi. Waktu itu aku baru saja upload foto dan video Aliando,ya karena waktu itu banyak foto dan video Aliando yang bertebaran di media sosial. Tiap upload aku tag ke akun Aliando dan Prilly di sertai caption,

"Gemessss emes emesss sama abang  Aliandooo......"

"Duh...bulu matamu bang gak nahaaaaann"

"Andaikan yang dipelukanmu itu....aku...."

"Mau dong  gantiin dedeknya yang dicium...."

Dan masih banyak lagi caption yang menurutku sangat sangat sangat alay sekali, itupun langsung banjir komen dari follower fanbase,maupun viewer. Aku memang jadi salah satu admin fanbase itu,dan orang orang pun tidak tahu aku seperti apa,mungkin dalam bayangan mereka adminnya anak anak ABG atau anak kuliahan,padahal ternyata seorang mama dari seorang anak gadis berusia enam belas tahun,amazing. Dan rupanya suamiku baca semua caption itu yang mengakibatkan di sanderanya tabku selama tiga hari hingga saat ini. Aku bisa saja membeli pulsa untuk menyetting paket internet di handphoneku, tapi itu tidak akan kulakukan karena setelah itu bisa kupastikan tidak akan terjadi gencatan senjata antara aku dan suamiku tentang masalah ini,dan ini bahaya besar kalau aku sampai dilarang untuk tidak mengakses internet seumur hidupku.

Dan pingsanku yang kedua,aku tidak tahu penyebabnya,aku bukan shock karena di sapa Aliando,tapi aku merasakan badanku yang sedikit capek dan lemas,mungkin karena aku kelelahan menggebuk drum. Ya,aku sadar aku sudah tidak muda lagi,tidak seperti dulu saat aku sering manggung bareng teman teman SMAku, sekarang aku sudah punya anak gadis, dan beberapa tahun lagi mungkin aku sudah menggendong cucu.

Dokter baru saja memeriksaku,dan sebelum meninggalkanku dia berpesan agar aku jangan sampai kecapekan. Ku lihat pintu ruangan terbuka, kepala Ali menyembul dari balik pintu kemudian berjalan ke arahku.

"Bagaimana keadaan Tante?" Ali bertanya padaku.

Aku jawab baik baik saja,hanya kecapekan biasa. Dia sepertinya menyesal sudah merepotkanku untuk membantunya,tapi aku meyakinkan kalau dia sama sekali tidak merepotkanku,aku malah merasa senang.

Saat ku tanya tentang Ily yang tak ku lihat di ruangan,Ali hanya memberikan handphoneku yang ada padanya,katanya ada pesan bbm dari Ily,segera ku buka pesan dari Ily,ternyata Ily pulang bersama Bayu,padahal semalam dia menolak ajakan Bayu yang mengajaknya main ke Bekasi dan lebih memilih pergi bersama Ali. Aku curiga pada kedua anak ini,Ali dan Ily,apakah mereka bertengkar? Aku lihat muka Ali tidak seperti biasanya, sedikit kacau dan tersirat kegalauan di matanya. Saat ku tanya apakah mereka bertengkar,Ali menjawab kalau Ily salah paham. Aku hanya bisa menyarankan agar Ali segera menyelesaikan masalahnya dengan Ily,dan hanya di balas dengan anggukan .

Sebenarnya aku tahu bagaimana perasaan Ali terhadap Ily,begitu juga sebaliknya. Walaupun mulut mereka berkata mereka hanya bersahabat,tapi aku yakin di antara mereka pasti ada komitmen. Aku masih ingat waktu di dalam mobil saat perjalanan tadi pagi,aku sengaja tidur,lebih tepatnya pura pura tidur. Ku lihat tangan Ali menggenggam tangan anakku Ily,yang dengan takut takut membalasnya kemudian melirik ke arahku,aku pura pura tertidur. Ily perlahan menyenderkan kepalanya di bahu Ali membuat jantungku serasa meloncat,huu so sweet banget,bahkan aku dulu waktu jaman SMA tidak seperti itu, aku sama sekali tidak punya pacar karena memang mama melarangku untuk pacaran saat masa sekolah. Aku hanya bisa diam diam suka alias jones,jomblo ngenes. Dan bergabung dengan teman temanku di grup Band mengubah artian kata jones di hidupku,dari jomblo ngenes menjadi jomblo happiness.

Sebenarnya akupun tak tega melarang mereka untuk tidak berpacaran, aku pernah merasakannya dulu, mungkin kalau untuk sekedar saling support aku masih bisa memakluminya,tapi kalau kemudian menjurus ke hal hal seperti ciuman dan sebagainya aku belum siap mengijinkannya, karena ciuman ibarat candu, sekali merasakan akan ketagihan dan ingin lagi ingin lagi. Aku akan lihat,seberapa kuat cinta mereka,seberapa kuat mereka bertahan.

"Oh ya tante,apakah tante tahu kenapa tante pingsan?" tiba tiba Ali bertanya padaku. Akupun menggeleng karena aku tidak tahu, dokter hanya berpesan "jaga kondisi ibu jangan sampai terlalu capek."

Ali melihatku seolah tidak percaya,kemudian dia berkata,

"Kata dokter,tante hamil."

"Whaaaatt?are you kidding Ali?" Aku membulatkan mata ke arahnya, serasa mendengar petir di siang bolong. Perasaan aku baru telat tiga hari kenapa aku sudah di vonis hamil, aku tenang tenang saja meski telat tiga hari karena aku sering mengalaminya.

Ali malah tertawa melihat reaksiku,emang kurang ajar ya tuh anak, Aku sedang bingung dia malah mentertawakanku. Segera ku copoti dengan paksa selang infus yang masih menempel di tanganku, kemudian menarik tangannya,

"Li,ayo kita segera pulang,tante harus bikin perhitungan sama om Hary!!"

Alipun mengikutiku dengan muka dongo. Kami segera bergegas pulang, mang Kus,mbak Jum serta Levi sudah menunggu kami di dalam mobil. Saat melewati Mall Metropolitan Levi merajuk minta mainan seperti yang sudah dipinta sebelumnya,sebuah lego transformers dan bionicles.

Akupun menyuruh Mang Kus untuk berbelok ke arah Mall, saat memasuki area parkir aku melihat anak gadisku sedang bergandengan tangan dengan Bayu menuju ke sebuah mobil, ku lirik anak muda ganteng di sebelahku, kedua tangannya mengepal hingga memperlihatkan buku bukunya yang memutih, ada sorot kecemburuan di matanya. Ku usap punggungnya perlahan lahan untuk menenangkannya,

"Kalau kamu percaya sama Ily,kamu tidak perlu cemburu. Bayu itu sahabatnya,dan Ily sudah menganggap Bayu sebagai kakaknya." Jelasku pada Ali agar tidak menambah kegalauan hatinya.  Walau baru sebentar aku mengenal Ali,tapi aku sudah menganggap dia seperti anakku sendiri.

Akhirnya setelah Levi mendapatkan mainannya kamipun segera meluncur pulang. Di dalam mobil akupun bertanya pada Ali,sebenarnya ada masalah apa antara Ali dan Ily. Ali ternyata mau bercerita padaku,dia menceritakan semuanya dengan gamblang,bukan hanya kejadian yang terjadi karena ulah sahabat gilanya itu,bahkan tentang masa lalunya bersama kedua sahabatnya yang bernama Edo dan Jessica. Dan tanpa ku duga Ali juga mengemukakan alasannya kenapa dia memilih Ily,dan hanya Ily tidak yang lainnya. Dan di situ aku bisa menyimpulkan kalau sebenarnya Ali tidak hanya menganggap Ily sebagai sahabatnya tapi lebih dari itu. Okey fix,untuk masalah berpacaran aku belum bisa mentolelirnya,biarlah mereka berjalan seperti ini dulu,masa depan mereka masih panjang.

Dan tentang masalah mereka,akupun tidak akan ikut campur,biarlah mereka yang akan menyelesaikannya sendiri. Kecuali kalau sudah melewati batas wajar,baru aku turun tangan.

Saat ini yang ada di pikiranku,aku harus membuat perhitungan sama suami possiveku itu,seenaknya saja dia menanam benih tanpa persetujuanku. Anak sudah tiga masih kurang, usiakupun sudah tidak mendukung untuk melahirkan lagi,sangat beresiko itu yang diterangkan oleh sebuah artikel tentang kehamilan di atas usia 35 tahun.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam akhirnya kami pun sampai di rumah. Keadaan masih sepi,nampak suamiku sedang duduk di teras dengan laptop yang berada di depannya. Sepertinya Ily juga belum pulang,Alipun memutuskan untuk menunggu Ily, sementara aku segera menghampiri suamiku yang sedang duduk kemudian mencium tangannya. Setelah itu aku menarik tangannya untuk bangun dari duduknya,

"Pa,kita perlu bicara!" aku berkata sambil berjalan masuk ke dalam rumah menuju kamarku di lantai dua. Suamikupun segera mengikutiku dengan muka bingung. Setelah sampai di kamar aku pandangi dia dengan tatapan mata kesal. Sebentar lagi pertahananku mulai runtuh, mataku terasa memanas,hatiku sudah penuh sesak dengan perasaan yang tidak menentu karena satu kata "hamil". Satu bulir air mata jatuh,

" Papa jahattt!" teriakku sambil memukuli dadanya yang bidang, sementara dia masih memasang muka bingung. Aku sudah tidak sanggup lagi menahan air mata, satu persatu air mataku turun membasahi pipi.

"Sebenarnya ada apa sih Ma?" tanyanya bingung.

"Ada apa kata Papa?bukannya Papa yang sengaja bikin mama hamil?" suaraku sedikit meninggi. Yang ada di pikiranku saat ini aku belum siap untuk menerima anugerah ini.

"Apaaa??" suamiku terkejut.

"Alaaa,ga usah pura pura sok terkejut begitu,lupa? Dua bulan yang lalu Papa bilang sama Mama ingin nambah anak lagi!" sengitku padanya.

"Iya, tapi kan itu hanya bercanda Ma, gara gara tetangga depan rumah kita yang ikut ikutan KB Kalender gagal." suamiku menjelaskan dengan sabar.

"Yakin Papa ngga lepas kontrol?" tanyaku sedikit melunak. Ku raih hijab yang masih menempel di kepalaku kemudian membuangnya sembarangan.

"Ya kan kendalinya ada di mama, gimana sih?" dia memojokkanku.

"Ya siapa tahu Papa kelepasan!" sergahku. Kami memang sudah tujuh belas tahun menikah,dan selama itu aku tidak pernah kenal yang namanya kontrasepsi, kami tetap berpegang teguh pada prinsip kami sebuah KB Kalender yang sangat membutuhkan kehati hatian serta perhitungan yang tepat mengenai masa subur. Itu semua kulakukan karena aku tidak mau gendut seperti orang orang yang KB suntik ataupun yang lainnya.

"Terus siapa yang lepas kendali?selama ini perhitungan mama tidak pernah meleset!" kedua tanganku mengacak rambut ombreku yang basah oleh keringat.

Aku terduduk lemas di tepi ranjang, aku berusaha mengingat ingat peristiwa sebulan lalu,tidak terjadi sesuatu kecuali.... Ah ya aku ingat!
Waktu itu suamiku menyita semua kartu ATMku karena kesal dengan ulahku. Dia merazia isi tabku dan menemukan 250 foto Aliando, 54 video Aliando Prilly, 150 foto Prilly, 69 foto Pradip dan Levi, 15 foto suamiku, 74 foto narsisku bersama Ily,dan 34 video campuran ketiga anakku. Suamiku benar benar marah saat melihat foto Aliando lebih mendominasi tabku. Dia tidak menyita tabku tapi semua kartu ATMku di sitanya. Terus,apa hubungannya coba sama kehamilanku ini? Ngga ada kan?
Penyitaan ATMku berakibat buruk, aku tidak bisa mengisi pulsa seenaknya, jatah uang belanjapun tidak di lebihin,sungguh terlalu.

Saat kuota internet habis akupun bingung, uang belanja tidak mungkin aku salah gunakan untuk membeli pulsa, satu satunya cara aku pakai jatah uang  yang harusnya untuk membeli pembersih kewanitaanku tapi aku belikan sebuah paket internet. DAMN!! Pembersih kewanitaan yang begitu penting untuk mendukung KB kalenderku aku abaikan! Aku malah memilih untuk membeli sebuah paket internet.

Oh my God,betapa cerobohnya aku,sekarang aku menerima akibatnya. Aku hamil karena kecerobohanku sendiri. Aku lebih memilih membeli sebuah paket internet daripada membeli pembersih kewanitaanku yang lebih vital,ya sangat vital karena itu berfungsi untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Nasi sudah menjadi bubur,aku tak bisa berbuat apa apa,kecuali menerima anugerah ini.

"Ma..." suamiku menyentuh pundakku. Dia masih bingung dengan kabar kehamilanku. Tapi bukan Widya namanya kalau tidak bisa menutupi masalah akibat kecerobohannya.

"Hihi...maaf Pa,sepertinya waktu itu mama salah ngitung tanggal." Aku nyengir di depan suamiku. Suamiku jangan sampai tahu kalau uang jatah untuk membeli pembersih kewanitaan aku salahgunakan untuk membeli pulsa.

"Tuh kan benar,pakai nyalahin Papa lagi." sungut suamiku sambil menautkan kedua alisnya.

"Iya,maafin mama ya Pa?" aku berkata sambil cengar cengir kemudian ku cium bibirnya sekilas.

Suamiku tertawa melihat tingkahku,kemudian dia mencubit hidungku.

"Sakit Papa!" pekikku sambil memegangi hidung. Suamiku malah menjulurkan lidahnya kemudian berlalu meninggalkanku.

"Papa! Tab mama mana?" Aku memanggilnya dengan nada manja. Suamiku berhenti kemudian berbalik lagi ke arahku, di ambilnya tabku yang dia simpan kemudian memberikannya padaku.

"Makasih Papa,by the way nanti kalau anak kita lahir kita kasih nama ALIANDO ya?Kalau cewek PRILLY." cengirku sambil mengelus perut.  Sontak suamiku menghadiahi jitakan di kepalaku.

"Ihhhh Papaaaaa!!!" sungutku sambil berjalan mengiringinya menuju ruang tamu,di sana masih ada Ali,Mang Kus dan juga Mbak Jum,sedang Pradip dan Levi sudah asyik dengan mainan barunya,Lego Transformers dan Bionicles.

******

Jam di ruang tamu sudah menunjukkan pukul 19.30 saat ku dengar suara klakson mobil. Aku yakin itu Bayu yang mengantar Ily,darimana saja mereka hingga jam segini baru pulang. Aku menyuruh mbak Jum untuk membukakan pintu pagar. Sesaat kemudian muncul Bayu yang sedang membopong Ily putriku ala Bridal style,aku sekilas melirik ke arah Ali. Ada kilatan cemburu di matanya.

"Maaf tante,Om...saya antar Ily dulu ke kamarnya." sapa Bayu kemudian berlalu menuju kamar Ily.

Suasana hening saat Bayu sudah kembali dan berkumpul bersama kami di ruang keluarga. Pandangan mata Bayu dan Ali bertemu, bisa terjadi perang nih.

"Mbak Jum,tolong bikinin minum buat Mas Bayu." pintaku pada mbak Jum.

"Bayu,kamu mau minum apa?kopi?teh atau apa?" tawarku padanya, tapi Bayu malah bangun dari duduknya.

"Maaf tante,Bayu tidak lama di sini,ada sesuatu yang harus di kerjakan secepatnya di rumah." pamit Bayu padaku  kemudian menyalami semua yang ada di ruang tamu termasuk Ali.

Sepeninggal Bayu,Alipun berpamitan padaku dan suamiku, niatnya untuk berbicara pada Ily diurungkannya karena ternyata Ily sudah tidur. Sebelum Ali pulang aku sempat berpesan padanya,

"Jangan bawa bawa emosi saat menyelesaikan masalah karena bukannya menyelesaikan masalah,tapi malah akan memperumit masalah."

***********

Author  POV

Ily baru saja sampai di depan gerbang sekolahnya, kali ini dia berangkat sekolah sendiri tanpa di antar oleh papanya. Langkahnya terhenti saat ada seseorang yang menghadang jalannya. Seorang gadis dengan wajah lumayan cantik,rambut tergerai sebahu dengan ombrean warna coklat,dan sebuah topi menghiasi kepalanya. Gadis itu berkacak pinggang di depan Ily. Ily ingat gadis ini yang kemarin memeluk Ali di panggung.

"Hey,loe kan yang bernama Ily?" tanya gadis itu pada Ily sambil tangannya terus berkacak pinggang.

"Iya benar,ada apa?" jawab Ily datar.

"Loe jangan berani berani deketin Ali lagi,Ali itu milik gue!ngerti loe!"gadis itu memandang Ily tajam sambil telunjuknya menuding nuding ke arah Ily.

Sakit hati Ily yang kemarin belum juga hilang kenapa malah di tambahi oleh gadis itu lagi.

" Sorry aku ga kenal sama kamu,permisi." balas Ily kemudian kakinya melangkah hendak meninggalkan gadis itu,tapi tangan Ily keburu di cengkram oleh gadis itu.

"Mau kemana loe?urusan kita belum selesai!" oceh gadis itu sambil matanya melotot ke arah Ily.

Ali yang baru saja datang dengan mengendarai motor Ninja warna merah segera memberhentikan motornya. Dia segera turun dan mendekati mereka.

"Jessica! Stop!kamu jangan cari keributan di sini!memalukan,pagi pagi udah ribut!" Ali menarik tangan Jessica saat tangan gadis itu ingin menjambak rambut Ily.

"Salah kamu sendiri kenapa semalam kamu ngga datang?" sahut Jessica.

"Aku tidak pernah main main dengan omonganku, sekali aku lihat kamu bersama cewek ini lagi,kamu terima akibatnya!" ancam Jessica pada Ali sambil nunjuk Ily kemudian pergi meninggalkan mereka berdua masuk ke dalam mobil Honda jazz warna putih dan berlalu dari hadapan mereka

Ily segera berlari meninggalkan Ali saat mereka hanya tinggal berdua,Ali berusaha menahan tangannya namun Ily menepisnya.

"Novia tunggu!" teriak Ily saat melihat teman satu kelasnya,temannya itu pun berhenti menunggunya.

"Nov,kamu mau kan tukaran tempat duduk sama aku?" tanya Ily pada teman sekelasnya yang bernama Novia.

"Maksud loe?"

"Kamu duduk sebangku dengan Ali,biar aku sebangku dengan Aini."

"Yang benar?aah,gue duduk dengan si tampan itu?mau sekali!" reflek gadis bernama Novia itupun memeluk Ily saking senangnya. Merekapun kemudian berjalan beriringan menuju ke kelas.

*******

Pelajaran pertama di mulai,Ali melirik ke tempat duduk di sampingnya. Bukan Ily melainkan Novia, Ali kemudian mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas, pandangannya berhenti saat  bertemu dengan pemilik mata coklat yang duduk di bangku ujung sebelah kanan,gadis itu segera membuang muka saat pandangan mata mereka bertemu. Ada rasa sesak memenuhi seluruh ruang hatinya,begitu juga Ali.

Hingga waktu istirahat tiba, Ali dan Ily tidak bisa berkonsentrasi. Pikiran mereka masih terganggu dengan satu sosok,Jessica. Gadis itu benar benar sudah memporakporandakan hati Ily,sedangkan Ali,dia harus berjuang untuk meyakinkan Ily.

Ily segera bergegas keluar saat bel istirahat berbunyi,dia tidak ingin bertemu dengan Ali, dia ingin menghindar.  Ily dengan tergesa berlari menuju luar sekolahan,dia berjalan menuju sebuah masjid yang berada di dekat sekolahan,masjid Ar Royan.

Ali berjalan mendekati bangku yang di tempati Ily,dia hanya menjumpai Aini sedang Ily sudah keluar sejak bel berbunyi.

"Aini,loe tahu ngga Ily pergi kemana?" tanya Ali pada Aini,teman sebangku Ily. Dia sudah tidak sabar ingin menjelaskan semuanya pada Ily.

"Sorry Li,gue ngga tahu."

Ali segera bergegas mencari Ily, dicarinya gadis itu ke segala penjuru sekolahan namun tidak juga di temukan. Kantin,toilet,perpustakaan,GOR, koperasi bahkan sampai belakang sekolahan. Ali mengacak rambutnya frustasi, badannya menyender ke tembok,kemudian memejamkan mata sejenak.

Hingga bel masuk berbunyi, Ali tidak berhasil menemukan Ily. Ali berjalan gontai menuju ke kelasnya. Pikirannya semakin tidak menentu saat dia tidak menemukan Ily di kelas hingga pelajaran terakhir usai.

***********

Bagaimana  dengan  chapter  20  ini  guysGaje  yaWkwk
Author  sengaja  menampilkan  POV   dari  mama  Ilybiar  readers  tahu  dan  bisa  membayangkan  dengan  jelas  bagaimana  sosok  mama  Ily  di  sini, semoga  ngga  ngebosenin  ya....
Maaf  kalau  berakhir  dengan  gegana.
Aku  menunggu  komen  kalian, selama  ini  yang  komen  hanya  itu  itu  mulu,mana  yang  lainnya? Dari  readers  yang  lebih  dari  seribu  yang  komen  ngga  ada  dua  persennya..... Sediihhhhh....huaaaaa...
Aku  hanya  author  abal  abal  yang  ngga  bakat  nulis, tapi  aku  punya  banyak  khayalan.
Terima  kasih  buat  yang  udah  baca, ngevote,bahkan  komen  yang  heboh  sampai  notif  jebol. Aku  sayang  kalian....  Tanpa  kalianaku  ngga  akan  semangat  menulis.

LOVE YOU

  WIDYA

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top