CHAPTER 9
"Apakah ini pertama kalinya?"
Jimin Pov
Dengan panik aku membawa Yoo Jung ke rumah sakit, tentunya bersama pria yang sudah kebut-kebutan di jalan dan hampir membuat sepupuku terluka.
Ketika sampai, dokter pun segera menanganinya di UGD.. aku menunggu dengan penuh kekhawatiran. Sekali-kali kulirik pria yang kini tengah berada tepat di sampingku. Aku pun mulai menegurnya.
"Permisi tuan.. bukankah ini sangat tidak sopan, kau sudah hampir membuat Yoo Jung terluka tetapi kau sekarang malah asyik dengan ponselmu. Halo??? Apakah ini dinamakan sopan? Kau sama sekali tidak menyesal?"
"Ani." Jawabnya singkat dengan pandangan mata masih tertuju pada ponsel.
Karena kesal, aku pun memilih diam dan mengacuhkannya. Tak lama kemudian, dokter datang dan menyampaikan diagnosanya.
"Apa anda keluarga pasien?"
"Ne.. uisa-nim. Bagaimana keadaannya?"
"Untung Anda segera membawanya ke rumah sakit. Kami mendiagnosa ia terkena syok anafilaksis. Syok anafilaksis merupakan kondisi di mana tekanan darah pasien akan menurun secara drastis dan saluran napas akan menyempit, sehingga pernapasannya terhambat."
"Ehm.. dok.. kurasa.. langsung saja ke intinya. Aku tidak mengerti apa yang dokter katakan.." ucapku polos.
Pria itu tersenyum kecil mendengar perkataanku sehingga membuatku agak jengkel.
"Begini, haksaeng, syok yang dialami pasien sepertinya terjadi karena reaksi alergi. Tapi, saya akan berusaha memastikannya dengan beberapa tes lab hari ini. Kalau boleh tahu, makanan apa yang baru saja ia konsumsi? Apa mungkin makanan itu mengandung kacang?"
Haksaeng? Kenapa dokter berkata begitu? Huh.. menyebalkan sekali. Berapa kali aku dengar orang mengataiku haksaeng? Aku sudah menempuh pendidikanku. Sudah tuntas di semua jenjang. Aku sudah lulus sekolah tari dan sekarang aku adalah dancer profesional. Apa mereka tidak tahu apa itu dancer? Dancer adalah seorang penari hebat yang tidak peduli apakah dia TINGGI ATAU PENDEK!!!!
Meskipun begitu, Aku kaget mendengar ketika dokter mengatakan kacang. Memang benar, Yoo Jung baru saja makan kacang.. tapi.. alergi?? Bagaimana mungkin? Aku sangat mengenalnya. Yoo Jung adalah penggila kacang meski banyak yeoja mengatakan kalau kacang itu akan membuat wajahnya penuh dengan jerawat. Sungguh aneh.
"Dengar? Dengar apa yang dikatakan dokter? Dia aman. Dan aku tidak ada keterkaitannya dengan masalah ini. Jadi.. annyeong haksaeng. Rawat noonamu baik-baik."
Mwoya?? Dia.. apa katanya! Bahkan sekarang orang yang mengira Yoo Jung lebih tua dariku semakin bertambah. Apakah aku sependek itu sampai orang-orang tidak menyadari betapa berumurnya aku.?? Ishh...
"Hey tuan! Setidaknya beri kami uang kompensasi... kau hampir saja membahayakan sepupu yang lebih muda dua tahun dari ku.!!" Tegas ku padanya. Namun ia tak sedikitpun melirik ke arahku. Kecuali pergi dengan lantang berkata, "Tuan Yoongi tidak pernah memberikan uang kepada orang yang butuh uang". Aku semakin kacau dan bingung. Akhirnya kuputuskan menemui Yoo jung di ruangannya.
"Yoo Jung~ah.. gibuni ottae? Gwaenchanha?"
"Ne.. Jimin~ah... apa yang terjadi padaku. Kenapa aku tiba-tiba merasa sesak dan kehilangan kesadaranku tadi?"
"Dokter bilang, kau kena alergi kacang. Tapi iti sih masih dugaan sementaranya. Sebentar lagi kau akan di tes lab. Jadi bersiaplah."
"Benarkah?? Aku? Tes lab? Bukankah itu butuh uang? Apa kita punya uang?" Jawab Yoo Jung tidak percaya. Ya, begitu pun denganku.
Sekarang ini yang membuatku khawatir adalah biaya administrasi rumah sakit. Aku bingung, karena kami tidak membawa uang cukup saat bepergian tadi. Dan sialnya, pria dingin itu tidak mau memberiku uang kompensasi.
"Jimin~a.. apa yang kau pikirkan?"
"Aku.. merasa bersalah padamu. Dan sekarang aku bingung masalah biaya administrasi rumah sakit."
Sohyun pov
Biaya rumah sakit? Benar juga. Bagaimana ini? Kenapa Yoo jung bisa-bisanya punya alergi kacang sih?? Dia yang sakit, kenapa jadi aku yang ikut bingung mikirin ininya??
AUTHOR POV
Akhirnya tanpa perlu berpikir lama Jimin mengeluarkan atm eomma nya dan mengambil berlembar- lembar won untuk membiayai pengobatan Yoo Jung.
Tes pun dimulai. Setelah beberapa jam akhirnya tes selesai. Keadaan Yoo jung cukup membaik dan hari itu juga ia diperbolehkan pulang. Sementara untuk hasil tes, itu dapat diambil seminggu kemudian.
"Jimin-ah... darimana kau dapat uang untuk membiayaiku tadi?"
Tanya Yoo jung
"Ehm... aku terpaksa mengambilnya dari atm eomma. Tapi percayalah, eomma pasti akan mengerti. Aku juga yakin kau tidak akan mau meminta uang ke imo.. karena kau takut dia akan khawatir padamu."
Sohyun POV
Kau memang benar Jimin. Ahjumma pasti akan khawatir jika tahu keadaan anaknya seperti tadi. Aku tetap tidak mengerti, kenapa Yoo jung menyia-nyiakan ahjumma yang baik dan sabar serta perhatian itu.
Aku pun mulai berpikir, tidak mungkin aku membiarkan jimin mengambil uang eommanya dengan cara seperti itu. Dan menjadikan alasan sakit Yoo jung agar Yoo jung tidak mengganti uang, meskipun itu uang ahjumma Yoo jung sendiri?
Mungkin ini saatnya aku bertindak. Aku akan mencari pekerjaan untuk mengganti semua uang yang Jimin gunakan untuk membiayai Yoo jung. Uh.. aku lelah menyebut namanya. Bisakah aku menyebutnya sebagai diriku saja?? Tentu. Itu akan lebih mudah.
"Jimin ssi... aku akan cari kerja segera."
"Wae? Kenapa harus cari kerja?"
"Karena... aku semakin dewasa dan aku tidak boleh diam saja di rumah."
Jimin tersenyum menatapku.
"Pantas saja banyak orang mengatakanku masih seperti haksaeng.. dan kau lebih tua dariku."
"Ne??" Aku bingung. Tetapi dia hanya tertawa kecil.
Kami pun segera pulang ke rumah dan membawa rahasia kecil hari ini. Sungguh berat rasanya.
Author POV
Taehyung melihat keadaan di luar yang menunjukkan salju turun tiba-tiba. Lalu, matanya beralih menatap Ae Young yang sedang duduk di meja makan.
"Ahjumma melamun?"
"Taehyung ssi! Kau mengagetkanku saja."
"Ahjumma.. di luar salju mulai turun. Sebaiknya aku antarkan ahjumma pulang."
"Tapi.. taehyung ssi... ahjumma bisa pulang sendiri."
"Gwaenchanha... aku sudah menganggap ahjumma sebagai ibuku sendiri. Di luar sangat dingin ahjumma.. aku tidak ingin kau sakit. Sebentar.."
Taehyung mengambil baju mantelnya lalu diberikannya mantel itu kepada Ae Young.
"Pakailah.. dan akan kuantarkan pulang.. bersama supir.. aku tahu ahjumma akan melaporkanku pada eomma kalau aku sampai ketahuan menyetir di malam bersalju."
"Baguslah kalau sudah tahu.. ayo.. antar bibi pulang"
"Kajja!"
Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah Ae Young. Salju semakin cepat turun dan hawa semakin dingin.
"Sayang sekali salju harus turun malam ini. Padahal besok ada jadwal comeback."
"Semoga comebackmu lancar.. sebaiknya mampir dulu ke dalam. Di sana ada putriku dan sepupunya."
"Ehm.. tidak ahjumma.. aku harus pulang dan beristirahat untuk besok."
"Ya sudah.. hati-hati di jalan. Jangan lupa.. pakai maskermu."
Taehyung pun segera memakai maskernya.
Tiba-tiba pintu terbuka.
"SALJU!! WAW!!"
"Yoo Jung! Jangan main-main salju! Dingin nak! Nanti kau sakit... Yoo Jung ahh....."
Seakan tidak mendengarkan eommanya, Yoo Jung terus berlari dan menikmati salju pertama yang turun malam itu.
Tanpa sengaja, Taehyung menatap gadis itu dan gadis itu menyadarinya. Yoo jung menatapnya intens, Taehyung pun mendekatinya.
Sohyun POV
Apakah ini pertama kalinya? Tidak. Aku tidak asing dengan kedua bola mata itu. Kenapa dia mendekatiku?? Hei!
Tiba-tiba pria itu terus mendekat ke arahku. Dengan refleks, aku pun mundur dan tanpa kusadari aku tersandung akar pohon dan hampir jatuh ke belakang.
Ya HAMPIR! Jika saja tangan ini tidak ada di pinggangku.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top