CHAPTER 37


“Yoojung-ah…..”

Panggil Taehyung sambil menuruni tangga. Ia baru saja selesai mandi dan keluar dari kamarnya.

Dilihatnya, Kim Yoojung sedang asyik menonton tv dan memakan beberapa camilan di tangannya. Di luar, semburat senja sudah mulai terlihat. Suasana berubah menjadi semakin gelap. Lampu-lampu ruangan dinyalakan. Kerlap-kelip cahaya perkotaan mulai menghiasi jendela apartemen. Serta udara malam mulai  menyeruak masuk dari arah balkon.

“Yoojung-ah…”

“Hmm.. Wae?” Jawab Yoojung santai.

“Kamu nggak masak? Aku sangat lapar. Kenapa tidak menutup pintu dari arah balkon? Udaranya dingin sekali.”

“Cerewet. Tutup saja dan masak saja sendiri. Apa kau tidak lihat, aku sedang asyik menonton drama?”

Taehyung mendengus kesal. Taehyung kan tidak bisa memasak. Bagaimana Yoojung melupakan hal itu? Jika Taehyung menyalakan kompor satu saja, maka apartemen ini bisa-bisa terbakar. Bahkan, Taehyung tidak bisa membedakan, mana garam dan mana merica bubuk. Taehyung tidak hafal dan paham bumbu-bumbu dapur.

“Yoojung, aku kan nggak bisa masak?”

“Gimana sih? Kok ga bisa masak? Oh.. bagaimana kalau delivery saja. Kita bisa pesan Pizza, BBQ, Bulgogi, eoh….. Hamburger… lalu…”

“Bukankah kau bilang aku harus makan-makanan bergizi? Semua itu kan makanan berat. Bisa membuat tubuhku gemuk dan nggak sehat!”

“Aish…” Gadis itu terlalu banyak aturan!, pikir Yoojung

“Ayolah.. sekali saja.. bolehkan?? Ini aku yang minta, pacarmu sendiri!” Bujuk Yoojung.

Taehyung-ah… apa yang kau pikirkan. Dia pacarmu, bukankah sudah menjadi kewajibanmu untuk mengabulkan setiap permintaannya?

“Baiklah.. Kau menang. Aku akan pesankan apa yang kau minta!”

………………………….

Sementara itu, di kediaman Song Jiwon, Yoongi tampak panik karena Sohyun yang tak kunjung pulang. Sudah berulang kali ia menelpon gadis itu, namun panggilannya selalu tidak dijawab. Ia menjadi semakin cemas, mengingat Jeon Jungkook yang masih berkeliaran di luar sana. Yoongi menjadi curiga.

“Jangan-jangan.. Sohyun dibawa Jungkook?!”

………………………………

Ruangan di sekitar terlihat begitu remang-remang dengan pencahayaan lampu tua berwarna orange. Mata Sohyun terbuka sedikit demi sedikit, menyaksikan keadaannya yang terikat pada sebuah tiang penyangga dalam posisi berdiri. Ada tiga ikatan pada tubuhnya, yang pertama di bagian perut, lalu pergelangan tangan dengan ikatan di belakang tiang, serta kaki. Ia benar-benar tidak bisa bergerak. Mulutnya juga disumpal oleh sebuah kain.

“Bagaimana Sohyun? Apa hidupmu menyenangkan?”

“Apa kau senang, kekasihmu menemuimu kembali?”

“Apa kau bahagia, kau bisa mendapat tubuhmu kembali dan bertemu denganku, cintamu sendiri?”

Cih….. Dalam hati Sohyun meludah. Ia merasa jijik dengan semua omongan Jungkook.

“Maaf chagi… aku lupa membuka sumpal mulutmu. Sini.. biar aku lepas.”

“KURANG AJAR SEKALI KAU!!! BIADAB! TAK BERPERASAAN! KEJI! LICIK!”

Sohyun langsung menyumpahi Jungkook sesaat setelah sumpal mulutnya dilepas. Bukannya marah, Jungkook merasa sangat gembira.

“Wah-wah-wah.. rupanya seperti ini ya dirimu. Kau sangat piawai berkata-kata serapah seperti itu. Seharusnya, aku menyadari hal ini sebeum kita berpacaran..”

“Uhh…. Mungkin aku akan ketakutan.. hahahahahaha” Lanjut Jungkook.

“Kenapa kau melakukan ini brengsek! Kenapa kau menyekap dan mengikatku?? Oh.. aku lupa. Kau mau membunuhku kan?? Eoh?? Bunuh saja aku! Bunuh! Tapi jangan harap hidupmu bisa tenang setelah kau menghabisiku!”

“Ups.. santai chagi.. kita baru saja bertemu. Kenapa marah-marah begitu…”

“Aku pasti akan membunuhmu segera… tapi, sebelum aku melakukannya, biar aku tegaskan padamu. Ini semua salah CALON SUAMIMU!”

“Kau pasti terkejut kan? Kau harus tahu kebenaran ini sebelum kau mati. Kecelakaan itu menimpamu, gara-gara kesalahan Yoongi. Ia membiarkan anak di bawah umur mengendarai mobil ugal-ugalan dalam keadaan hujan badai. Wow…!! Bahkan, ia sudah pandai berpura-pura menjadi orang baik dan menikahimu??? Tentu saja supaya kau tidak mencurigainya! Dia itu sangat licik..! dia bahkan yang memintaku untuk membunuhmu! Apa kau tahu itu??”

“Jangan menangis… karena semua itu sudah terlambat! Sebenarnya, sangat disayangkan. Gadis secantik dan semanis dirimu harus mati di tanganku. Bukankah kau mencintaiku? Kau pasti sangat terluka jika orang yang kau cintai, menghabisi nyawamu dengan tangannya sendiri! Haha..Sohyun-ah.. Kau sangat malang. Malang sekali!”

“Aku tak pernah mencintaimu bodoh! Jadi hentikan kalimat menjijikkan itu! Kau! Kau yang sangat malang JEON JUNGKOOK!”

“Asal kau tahu, aku sudah tahu semua cerita dibalik kecelakaanku. Bukan Yoongi yang salah, tapi KAU!”

“Yoongi sudah memperingatkanmu untuk bergantian menyetir, tapi kau malah semakin beringas mengendarai mobilmu. Yoongi sudah berusaha memberimu kesempatan, tapi kau malah melonjak. Kau MENABRAKKU! Lalu lari meninggalkanku.. sementara.. disana, Yoongi dengan bertanggung jawab membawaku pulang dan mengobatiku. Ia merawatku selama lebih dari tiga tahun. Ia menanggung semua kesalahan yang kau lakukan. Ia  selama ini memendam rasa penyesalannya sendirian, sedangkan KAU?! Kau malah dengan teganya menyusun rencana. Kau mendekatiku untuk menghabisi nyawaku agar kau tak masuk jeruji besi jika suatu saat aku mengendus kejahatanmu. Kau EGOIS. PENGECUT. TIDAK TAHU DIRI. TIDAK TAHU TERIMA KASIH.”

“Yoongi… bagiku dia tak bersalah sedikit pun. Tapi kau… kau yang pantas dipenjara dan bukan dia. KAU LAH ANAK DI BAWAH UMUR YANG LARI KETAKUTAN SESAAT SETELAH KAU MENABRAK TUBUH SEORANG GADIS YANG BERJALAN DALAM KESEDIHAN HINGGA DARAHNYA MENGALIR KEMANA-MANA. KATAKAN, DIMANA KAU TARUH NYALIMU SAAT ITU??!”

PLAKKKK…

Jungkook menampar keras pipi gadis itu sampai berwarna kemerahan. Ia sangat marah, sangat geram gara-gara hinaan dan olokan dari korban kecelakaannya. Yoongi juga bersalah, tetapi Jungkook jauh lebih bersalah dengan meninggalkan Sohyun pada hari saat kecelakaan itu terjadi. Bukankah begitu yang dimaksudkan Sohyun?

“Sudahlah! Kau tahu semuanya ternyata! Kau tahu kalau aku menyusun rencana picik ini untuk menghabisimu demi menyelamatkan hidupku sendiri! Baguslah. Maka aku tak akan berlama-lama lagi membiarkanmu HIDUP!”

Jungkook berjalan mendekati Sohyun. Wajahnya, kini sangat dekat dengan wajah Sohyun yang ketakutan.

“Sohyun-ah… sebelum aku membunuhmu dengan pisau kesayanganku… biarkan aku memberimu kecupan terakhirku…heh.. kau mencintaiku.. iya kan???”

Jungkook mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Sohyun. Namun, tiba-tiba saja seseorang datang mendobrak pintu ruangan kecil di tengah hutan itu.

“HENTIKAN BRENGSEK!!”

Jungkook melonjak kaget mengetahui siapa tamu yang datang menemuinya. Dan ternyata, tamu itu adalah…

“Yoongi Hyung?!”

“Hentikan aksi bodohmu! Sudah kuperingatkan, kau jangan coba-coba menyakiti gadis itu! Ternyata kau susah juga ya diberi tahu?”

“Sudahlah Hyung! Biarkan saja  aku melancarkan hasratku. Kita akan selamat Hyung.. jika kita membunuhnya, kita akan bebas dari rasa bersalah dan rasa takut akan dipenjara.”

“Tapi caramu salah Jungkook! Lepaskan dia!”

“TIDAK HYUNG!!”

“Aku tidak akan melepaskannya! Aku AKAN MEMBUNUHNYA SEKARANG JUGA!”

Jungkook melayangkan pisaunya ke arah Sohyun. Sohyun yang ketakutan, terus berteriak-teriak berharap ada orang luar yang akan menolongnya. Namun, sia-sia saja. Karena hutan itu ukup terpencil hingga siapapun tak dapat mendengar suara paraunya.

BUGH!

Yoongi menendang punggung Jungkook sehingga tusukannya meleset. Jungkook tersungkur di hadapan Sohyun. Sohyun semakin tegang. Yoongi langsung menghampiri Sohyun dan melepas ikatan talinya sebelum Jungkook terbangun.

“Pergilah Sohyun! Pergi! Biar aku yang mengurusnya!”

“Tidak… aku tidak akan pergi kemana pun!”

Jungkook bangkit dan menyerang Yoongi. Kini, kedua pria yang berpaut usia empat tahun itu saling berkelahi dan pukul memukul. Darah segar sudah menghias di wajah masing-masing. Yoongi memegangi perutnya yang habis dipukul Jungkook. Sedangkan Jungkook memegangi kepalanya yang pusing akibat tonjokan Yoongi. Luka-luka itu tidak membuat mereka jera. Keduanya malah semakin gencar untuk menghabisi satu sama lain.

“Jungkook! Aku tidak akan membiarkanmu kali ini!”

“Hyung! Setelah aku menghabisimu, maka gadis itu juga akan aku habisi!”

BUGH! BUGH! BUGH!

Suara pukulan demi pukulan berhasil lolos masuk ke telinga Sohyun, membuatnya semakin menangis ketakutan. Pada suara pukulan yang terakhir, dilihatnya Yoongi jatuh beringsut dengan darah yang terus mengalir di sudut bibir dan hidungnya. Kedua sudut matanya membengkak dan berwarna biru. Sohyun spontan mendekati Yoongi dengan kekhawatirannya.

“Yoongi-ssi… Yoongi-ssi.. apa kau baik-baik saja? Ayo! Kita pergi saja dari sini..! Hiks….Hikss..”

“Sohyun-ah.. kumohon. Pergilah.. biar aku saja yang menerima semua rasa sakit ini. Kau bahkan jauh lebih sakit dariku.. pergi…”

Disaat perhatian Yoongi teralih pada Sohyun, Jungkook memanfaatkan keadaan seoptimal mungkin untuk menyerang Yoongi. Jungkook melirik kembali pisau yang tadi ia tak sengaja jatuhkan di sekitar tiang. Perlahan demi perlahan.. Jungkook mengambil pisau itu tanpa menghasilkan suara. Setelah pisau itu berhasil di genggamnya.

JLEB! JLEB!

Dua tusukan berhasil berakhir di perut bagian samping milik Min Yoongi.

“YOONGI-SSI!!!” Sohyun berteriak karena saking terkejutnya dengan serangan dadakan Jungkook.

“Arghhhhhh!!”

Suara kepedihan yang dirasakan Yoongi, seakan membuat hati Sohyun teriris-iris.

Jungkook masih terengah-engah, ia tak menyangka melakukan kekejaman ini pada orang yang dulunya dianggap sebagai kakak. Teman masa remajanya yang keduanya dipertemukan dalam sebuah event music. Yang sama-sama menyukai music rapp dan pernah menulis lirik konyol bersama. Dalam hati Jungkook, ada sebuah penyesalan. Mengapa ia harus melukai sahabat baiknya? Bukan itu tujuannya! Bukan itu! Yoongi tidak seharusnya membela gadis itu. Yoongi seharusnya mendukungnya. SOHYUN! Gadis itulah penyebab semua kekacauan ini. Semenjak ada Sohyun, hubungan keduanya terpisah jauh. Kedunya saling membenci bahkan sampai saling menghabisi. Sohyun ada biang kerok semua kekacauan ini.

“SOHYUN! Ini semua gara-gara kau!  Gara-gara Kau aku harus menyakiti Yoongi Hyung, orang yang sudah aku anggap sebagai Hyungku sendiri! Ini semua gara-gara kau!”

Jungkook bangkit kembali dan meraih pisaunya. Kini, mata tajamnya hanya tertuju pada Sohyun yang tak berdaya. Yoongi  yang tergeletak lemas di pangkuan Sohyun juga tak bisa berbuat apa pun.

“MATI KAU SOHYUN!”

DORR!!!

Terdengar suara tembakan yang membuat Jungkook menghentikan aksinya.

“Angkat tangan anda saudara Jungkook! Anda sudah kami kepung!”

Suara polisi meneriaki Jungkook dari arah pintu. Jungkook tak bisa berkutik. Ia menjatuhkan pisaunya. Dan berlutut tanda menyerah.

“Mungkin ini sudah akhir bagiku… mungkin memang takdirku harus dipenjara.. aku orang yang hina… aku tega melakukan hal kejam ini pada hyungku sendiri karena ke-egoisanku… aku..memang pengecut..”

Jungkook menangis menyesali perbuatannya. Ia baru sadar, bahwa selama ini ia hanya diliputi rasa egois. Tidak seharusnya ia mengorbankan Yoongi untuk menutupi kejahatannya. Jungkook terlihat sangat depresi seperti orang gila. Berkali-kali ia memukuli kepalanya dan mengatakan dirinya bodoh. Tanpa basa-basi lagi, polisi langsung menyergap Jungkook, dan memborgolnya untuk di bawa ke penjara.

Sohyun masih disana, menitihkan air mata tepat di wajah Yoongi.

“Yoongi-ssi… bangunlah. Aku mohon…. Maafkan aku. Karenaku, kau jadi seperti ini..hiks..hiks.. bangunlah Yoongi-ssi! Apa kau akan meninggalkanku seperti Jin Oppa meninggalkanku?? Ireona!!”

“Sohyun-ah.. tenanglah. Aku baik-baik saja!”

Yoongi membuka matanya dan menyunggingkan senyuman.

“Ya!! Kenapa kau tersenyum?? Apa yang sakit eoh? Apa kau baik-baik saja? Yoongi-ssi?! Jawablah aku!”

Sohyun terlihat sangat panik. Namun, Yoongi malah terkekeh.

“Sohyun-ah.. Gwaencanhayo.. aku baik-baik saja. Lihatlah..!”

Yoongi memperlihatkan lilitan kain yang ada di area perutnya. Yoongi sudah menduga jika Jungkook akan menggunakan tusukan. Dan Yoongi tahu, bahwa Jungkook sama sekali tidak piawai dalam menggunakan pisau. Walau bagaimanapun, Jungkook dan pisaunya tetaplah berbahaya sehingga Yoongi perlu memberi perlindungan pada tubuhnya.

“Kau… jadi kau tahu kalau Jungkook akan menusukmu?”

“Benar. Karena begitulah otak Min yang jenius bekerja.”

“Kau ini.. apa ini saat yang tepat untuk menyombongkan diri?”

“Awh..”

“Ada apa?”

“Perutku terkena sedikit tusukan dari pisau itu. Meskipun aku sudah melindunginya dengan berlapis kain.”

“Kau ini ceroboh sekali!”

Sohyun mengelus bagian yang terluka dari perut Min Yoongi.
Hari ini sungguh hari yang menegangkan bagi Sohyun. Dia hampir saja mati jika Yoongi tak datang menolong dirinya.

Sebenarnya Yoongi dan Sohyun saling berbagi cerita pada saat Yoongi menenangkan Sohyun di taman rumah sakit setelah Sohyun mendapat perkataan kejam Yoojung hari itu. Yoongi pun berani berkata jujur, bahwa ia dan Jungkook terlibat dalam kecelakaan yang menimpa Sohyun. Namun, Sohyun sama sekali tak membenci Yoongi. Ia justru merasa berterima kasih karena Yoongi mau menyelamatkan hidupnya.

Sementara itu, Yoongi juga sudah tahu semua tentang masa lalu Sohyun. Tentang oppanya dan juga sunbaenim yang dia cintai.
Semenjak itulah, Yoongi merasa ia harus melindungi Sohyun dan menghilangkan luka dukanya. Yoongi tahu, bahwa adik tirinya, Kim Taehyung, adalah cinta pertama Sohyun. Kim Taehyung, orang yang sama dengan orang yang telah menyatakan cinta kepada Kim Yoojung. Semua ini sangat rumit bukan?

“Yoongi, kita harus ke rumah sakit!”

“Tidak perlu, ini hanya seperti luka gores saja. Tidak perlu ke rumah sakit. Diobati dengan obat merah, setelah itu di perban. Sudah kan?”

“Terima kasih. Jinjja.. Gomawoyo.. Jika kau tidak datang… aku pasti sudah mati.”

“Mati untuk yang sebenarnya kan? Aku dengar berulang kali Jungkook mengatakan bahwa kau masih hidup. Dia bisa melihat arwah… karena itulah.. aku selalu was-was jika ia menemukanmu dan membunuhmu. Makanya, aku selalu meletakkan alat pelacak di tasmu, sehingga aku bisa tahu kemana pun kamu pergi.”

“Benarkah? Kau sangat teliti sekali Yoongi-ssi.. tapi kau tidak teliti satu hal. Kau lupa memberikan perlindungan wajah sehingga wajahmu babak belur semua. Kau lupa, bahwa bukan tusukan Jungkook yang membunuhmu, melainkan pukulan dan tonjokan tangan nya lah yang akan menghabisi nyawamu. Mari pulang.. kita obati lukamu!”

Yoongi tersenyum puas.
Mulai hari itu, Sohyun semakin mantap untuk menikah dengan Yoongi. Seseorang yang sudah dua kali menyelamatkan hidupnya. Seseorang yang sangat perhatian pada keselamatannya. Sementara Yoongi, ia juga mencoba meyakinkan dirinya untuk menikahi Sohyun karena ia rasa, dirinya mulai jatuh cinta pada gadis manis itu.

……………………………

Taehyung terlihat kekenyangan. Setelah makan besar bersama Yoojung, kini kedua pasangan itu sedang menonton film bersama dengan Yoojung yang bersandar pada bahu Taehyung. Keadaan semakin membuat Taehyung tidak nyaman karena berulang kali Yoojung menggoda Kim Taehyung agar Taehyung mau mencium bibir wanita itu.

“Yoojung-ah… apa yang kau lakukan? Berhenti mengendus-endus leherku. Geli!”

“Kau ini bagaimana sih? Pasangan kekasih bisa melakukan apapun yang mereka mau. Ini masih batas wajar Tae-ah..”
“Tapi aku tidak terlalu suka kontak fisik semacam ini.. kecuali jika aku yang menginginkannya sendiri!”

“Kalau begitu, ciumlah aku karena keinginanmu…”

“MWO?”


































































To Be Continued…

Mian chingu... Jungkook disini aku jadiin penjahat. Kan biar lebih seru aja😅

Tapi Jungkook di dunia nyata tetep aja jadi penjahat kan?? Penjahat yang selalu mencuri hati kalian😂😂 eakk😍😍

Nih, foto bang agus yang udah dengan baik hati nolongin Sohyun☺


Aku sebel nih! Enak aja Yoojung main nyosor ke Tae! Bias aku tuh😂😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top