CHAPTER 34

The Key.
.................................

Jadilah kekasihku.”

Kata-kata itu terulang terus-menerus di pikiran Sohyun. Bagaimana bisa Yoongi memutuskan hal itu padahal mereka baru berkenalan tadi siang. Semua sangat tidak masuk akal. Namun, setelah mendengar penjelasan Yoongi, rupanya ia hanya meminta Sohyun untuk menjadi kekasih pura-puraannya saja. Tidak lebih. Itu pun karena ia ingin menghindari seorang gadis gila yang selalu mengganggu hari-harinya seperti hama. Dan tanpa ragu, Sohyun menyetujui permintaan itu. Sekarang ia sah menjadi pacar pura-pura Min Yoongi.

Suara ketukan pintu membuat Sohyun sedikit kaget. Ini sudah larut dan seseorang mengetuk pintu kamarnya malam-malam.
Sohyun berjalan ke arah pintu dan segera membukakan benda berengsel itu.

Yoongi-ssi?”

Yoongi sudah berdiri di depan kamar Sohyun dengan memakai pakaian lengkap dengan jaket berwarna hitam.

“Sohyun-ssi? Kita harus pindah darisini. Ayo ikut aku.”

“Mwo? Tapi kenapa?”

Yoongi mengulurkan tangannya di depan Sohyun, berharap Sohyun mau menggenggam tangannya dan ikut saja tanpa banyak bicara.

Ternyata memang benar, Sohyun menurut pada Yoongi tanpa perlu ada paksaan.

Di perjalanan, Sohyun masih asyik melihat-lihat pemandangan lampu-lampu kota dari balik jendela mobil. Sungguh ia merasa senang karena bisa menghirup kembali sejuknya udara malam di kota Seoul.

Yoongi sesekali meliriknya. Yoongi hendak mengatakan sesuatu, namun jadi enggan setelah Sohyun terlihat tenggelam dalam kesenangannya sendiri.

Tak lama kemudian, Yoongi dan Sohyun tiba di sebuah rumah yang lumayan besar dan luas. Yoongi pun membukakan pintu mobil Sohyun dan membawa gadis itu keluar dengan hati-hati.

“Ini rumah eomma-ku. Untuk malam ini dan beberapa hari ke depan, kita akan tidur di sini. Apa kau keberatan?”

Sohyun menggelengkan kepalanya, pertanda ia tidak keberatan sama sekali.

Ini jalan terbaik. Setidaknya dia aman disini daripada di apartemenku. Pikir Yoongi.

“Dan….”

Yoongi tampak memotong pembicaraannya. Mengelap-elap dahi, pelipis, sampai dagunya seolah-olah ia sedang berkeringat.

“Dan…kau..saat ini berstatus pacarku. Jika eomma ku bertanya…”

“Tenang saja, Yoongi-ssi.. aku akan melakukan peranku dengan hati-hati. Aku akan membuat semua orang yakin bahwa kau adalah pacarku.”

Yoongi menghembuskan nafas lega. Ia angsung membawa Sohyun menuju ke rumah ibunya itu.

Keadaan rumah sangat sepi. Berulang kali Yoongi menekan bel, namun tak ada yang membukakan pintu. Apa mereka semua sudah tertidur?

……………………………

Dokter keluar dari ruang operasi. Secepatnya, Ae Young dan Taehyung menghampiri dokter itu, masih dengan tatapan gelisah.

“Dokter…dokter.. bagaimana keadaan putriku?”

“Selamat ya nyonya! Putri anda berhasil melewati masa kritisnya. Sebenarnya, kami hanya melakukan beberapa jahitan saja pada kepalanya. Sementara, tubuhnya baik-baik saja. Karena pendarahan tidak terjadi terlalu parah, ia akan segera sadar.”

Terlihat wajah sumringah semua orang yang kini memenuhi ruang tunggu depan ruang menyakitkan itu. Semua tersenyum puas karena Yoojung berhasil selamat dari mautnya.

“Nyonya Ji.. tolong izinkan saya menemani putri saya disini sampai beberapa hari..”

“Ae Young-ssi, kau tidak perlu meminta izin untuk memenuhi tanggungjawab mu sebagai seorang ibu. Kau bahkan bisa menemaninya sampai kapan pun. Jangan meminta izinku untuk itu…”

“Terima kasih Nyonya Ji.. terima kasih banyak..” Ujar Ae Young yang masih berlumuran air mata di wajahnya.

Sedangkan Kim Taehyung, sedari tadi ia berdiri di depan pintu. Melirik gadisnya dari kaca persegi yang transparan itu. Melihat tubuh lemah cintanya yang kini memerlukan perhatian darinya. Tiba-tiba saja, Song Ji Won, ibunya menepuk pundaknya dan mengajaknya pulang.

“Eomma.. aku tidak mau pulang. Izinkan aku disini menemaninya..”

“Tae… kau harus istirahat. Lagi pula, Yoojung sudah dipastikan akan segera sadar. Percayalah…” Kata Jimin

“Tapi…”

“Tae-ah.. dengarkan aku. Pulanglah hari ini, dan kembalilah besok pagi dengan membawa bunga. Yoojung sangat menyukai bunga. Ia pasti akan cepat sembuh jika kau membawakannya bunga lili putih besok. Kau ingat?? Ini musim semi kan?? Pasti banyak orang penjual bunga di luar sana.”

Taehyung tampak berpikir keras. Pada akhirnya, ucapan Jimin berhasil membujuknya pulang bersama eomma nya.

…………………………

Mereka sudah sampai rumah. Taehyung bergegas masuk dan ingin segera merebahkan diri di kasurnya agar besok ia bisa bangun pagi-pagi dan membelikan bunga untuk Kim Yoojung. Namun, saat membuka pintu, ia mendapati seorang gadis sedang memegang foto-foto masa kecilnya. Serta barang-barang kesayangannya yang lain.

“Yak?! Kau siapa?? Lancang sekali masuk ke kamarku dan menyentuh barang-barangku?”

Gadis itu terkejut dan sontak mengembalikan foto yang dipegangnya kembali pada tempatnya.

Jeosonghamnida….
Ucap gadis itu lirih dan menunduk.

“Pergilah! Ini kamarku. Kau idak boleh ada disini!”

Tapi….”

Gadis itu berhenti berbicara setelah seseorang datang dan menjelaskan apa yang ingin ia jelaskan.

“Dia tidak perlu pergi! Eomma sudah mengizinkannya tinggal di kamarmu untuk sementara waktu.”

“Hyung?? Kau di rumah? Tapi dia siapa? Dia lancang sekali menyentuh barang-barangku Hyung!”

Dia pacarku! Memang kenapa?”

Taehyung membelalakkan mata. Ia lupa bagaimana cara menutup mulutnya yang terbuka setelah Yoongi menyerangnya dengan dua kata itu. ‘Dia Pacarku.’

“Sejak kapan Hyung? Kau tidak tahu, betapa Nayeon sangat mecintaimu? Kenapa kau mau melukai hatinya? Apa kau sengaja Hyung??”

“Jangan sebut namanya lagi! Aku risih mendengarnya! Jangan paksa aku untuk menyukai gadis menyebalkan itu! Pacari sendiri saja sana!”

“Ada apa ini? Kenapa ribut sekali?”

Mendadak eomma mereka datang dan menghentikan adu mulut di antara dua bersaudara itu.

“Eomma?? Apa benar gadis ini akan tinggal di kamarku?”

Taehyung menuntut jawaban dari eomma-nya.

“Ah.. maafkan eomma Taehyungie. Eomma lupa memberitahumu. Eomma memang mengizinkannya tinggal disini sesaat setelah Yoongi menelponku di rumah sakit. Dia bilang, gadis ini pacarnya. Aigoo… dia manis sekali ternyata.”

Eomma Taehyung langsung menghampiri gadis itu dan mengelus puncak kepalanya.

Yak. Eomma???” Taehyung merasa kesal.

"Bagaimana dengan Im Nayeon?" Lanjut Taehyung.

"Eomma serahkan semua pada hyungmu. Lagipula, eomma akan setuju atas siapapun gadis yang sudah dipilih Yoongi."

“Lalu aku harus tidur dimana eomma?” Keluh Taehyung.

“Tidur saja di sofa depan TV.” Sahut Yoongi ketus.

“Ani!! Taehyung tidak boleh tidur di sofa. Tidurlah bersama Hyung mu ya?”  Jawab Nyonya Ji sambil menatap ke arah Taehyung.

“Mwo??” Yoongi terkejut.

“Mwo eomma? Tidur bersama Yoongi Hyung?? Woah.. daebak. Aku selama ini sangat menginginkan momen-mmen menyenangkan semacam ini.”

“Eomma……”

Yoongi terus mengeluh tapi diabaikan begitu saja oleh eomma nya.

Dan begitulah, pada akhirnya Yoongi tidur sekamar, sekaligus seranjang dengan Taehyung, adik tirinya. Awalnya, Yoongi merasa biasa saja karena Taehyung juga tidak mengganggu tidurnya. Namun, tanpa disangka-sangka, Taehyung mulai mengoceh. Dan mengusik jam malamnya.

“Ah..Hyung! bagaimana caramu menyatakan cinta pada kekasihmu itu? Jujur saja, aku sedang jatuh cinta pada seorang gadis. Aku berniat membawakannya bunga besok dan menyatakan perasaanku. Kau tahu hyung, bagaimana awal aku menyadari perasaanku padanya?”

“Ciuman. Kami berciuman di bibir pada hari itu. Aku merasakan sesuatu yang manis dan panas…. Aku sangat menyukainya. Dan dari situlah perasaanku mulai aku kenali..”

ASTAGA! DIA FRONTAL SEKALI! MENJIJIKKAN. ANAK KECIL INI... AIGOOO... batin Yoongi

Diam-diam Yoongi masih mendengarkan adiknya yang terus mencurahkan isi hati. Hingga… beberapa jam kemudian sudah tak terdengar suara lagi. Yoongi rasa Taehyung sudah tertidur.

Baguslah… aku bisa menutup mataku sekarang.

Belum sampai menutup mata, Yoongi merasa seseorang sedang memeluknya dari belakang. Memeluknya seperti guling. Tangannya bergerak kesana-kemari mengaduk-aduk muka Yoongi. Membuat telinga Yoongi semakin memerah.

"Aishhh!!! Jinjja! Anak ini! Menyebalkan sekali! "

Teriak Yoongi setelah bangkit dari posisi tidurnya.

Itulah kenapa, Min Yoongi menolak untuk tidur bersama Taehyung. Semua itu karena kebiasaan buruk Taehyung yang selalu meraba-raba serta memeluk apapun yang ada di sekitarnya. Yoongi tidak menyukai itu.

Akhirnya, Yoongi memutuskan untuk tidur di sofa depan TV karena tidak ingin terganggu lagi. Yoongi adalah tipe orang yang bisa terlelap dimanapun. Meskipun itu di dalam kamar mandinya sendiri. Baginya, tidur adalah kenikmatan tersendiri.

...............................

Pagi yang cerah telah menyapa keluarga kecil yang tengah bahagia itu. Harum aroma masakan tercium membangkitkan selera. Seorang namja berkulit pucat berjalan gontai menuju ke meja makan. Menunggu masakan disajikan dan segera menyantapnya lahap.

"Eomma memasaknya sendiri? Kemana bibi?"

"Eo.. bibi lagi menunggu putrinya, alias asisten baru Taehyung yang kemarin mengalami kecelakaan. Lagipula, Sohyun membantu eomma memasak di dapur kok! Wah... pacarmu itu sangat hebat dalam memasak. Kau harus mencicipi masakannya ini."

Yoongi masih memasang muka datarnya saat tatapannya ia arahkan kepada Sohyun. Berbanding terbalik dengan Yoongi, Sohyun justru melemparkan senyum manisnya.

"Annyeong eomma..."

Taehyung tampak dengan senyum kotaknya menghampiri meja makan.

"Hmm...masakanmu harum sekali eomma." Puji Taehyung.

"Uh.. ani... ini bukan masakan eomma. Ini masakan Sohyun. Eomma hanya membantunya saja."

"Jinjja?"

Taehyung tidak percaya.

"Yoojung juga tak kalah pandai dalam hal memasak. Masakannya sangaaaaaattttlaaaahhhhh enak. Ia pasti akan memasak jauh lebih enak daripada ini."

"Kau cemburu kan karena dia dapat pujian dari eomma?" Yoongi menyahutnya dengan gaya cukup swag.

"Terserah kau saja.." Jawab Taehyung.

Acara makan pun dimulai. Yoongi agak sedikit bingung dengan sikap Sohyun yang dianggapnya berlebihan. Sohyun mengambilkan Yoongi piring dan mengisinya dengan beberapa masakan buatannya.

"Lihatlah Sohyun. Dia sudah seperti seorang istri saja."

Perkataan eomma membuat Yoongi tersedak. Seketika,Sohyun menyodorkannya segelas air putih.

"Apa yang kau lakukan? Kau sangat berlebihan sekali."

Ucap Yoongi sambil berbisik.

"Tenanglah... aku hanya ingin membuat eomma mu mempercayaiku saja. Tak lebih.."

Disisi lain, Kim Taehyung mengamati pasangan hyungnya itu dengan malas.

"Cih.. sok perhatian." Lontar Taehyung dalam hati.

................................

Matahari semakin menyembul di permukaan. Sudah setengah jam lalu Taehyung pergi meninggalkan rumah. Kemana lagi kalau bukan ke rumah sakit? Lagipula, Taehyung juga butuh membeli bunga lili putih kesukaan Yoojung. Dan akan memakan waktu untuk melakukan kegiatan itu. Terlihat sekali, betapa Taehyung todak sabar ingin menemui cintanya.

Setelah membantu Nyonya Ji merapikan peralatan makan, ia menghampiri Yoongi yang tengah asik berkutat dengan televisinya.

"Hei. Yoongi-ssi.. bisakah aku bertanya hal ini padamu?"

"Tanyakan saja."

"Siapa itu Im Nayeon?"

"Dia gadis gila yang aku bicarakan kemarin. Tepatnya, dia teman Taehyung yang paljng aku benci."

"Kupikir.. dia pasti cantik. Kenapa kau tidak menyukainya? Eoh.. atau mungkin kau mencintai gadia lain dan mendapat penolakan?"

Astaga! Bagaimana gadis ini bisa menebaknya tepat sasaran. Batin Yoongi.

"Kau terlalu banyak tanya!"

"Ayolah.. mungkin aku bisa membantu masalahmu. Biarkan aku membalas kebaikanmu. Aku janji.. tak akan bicarakan masalahmu pada siapa pun."

Entah mengapa Yoongi sedikit merasa luluh. Mungkin itu semua karena penyesalannya pada Sohyun. Gadis ini memohon padanya, sementara ia sendiri yang seharusnya memohon-mohon kepada Sohyun agar kesalahannya dimaafkan. Yoongi pun menjawab semua penasaran Sohyun dengan gamblang

"Park Hana. Dia adalah cintaku satu-satunya. Hingga kini aku masih mengharapkannya dan aku tidak ingin berpaling darinya. Dia cinta pertamaku tapi dia menjnggalkanku."

Dan itu semua gara-gara Taehyung. Lanjut Yoongi dalam hati.

"Hei kalian! Susul lah Taehyung menjenguk asistennya. Lagian kan asisten itu anak Bibi Ae Young. Orang yang telah merawat dan membantu eomma selama ini."

Terocos eomma Yoongi yang baru saja keluar dari arah dapur.

"Tapi eomma.."

Eomma Yoongi melihat putranya tajam seakan sedang memberikan paksaan padanya.

Sebagai putra yang tak pernah mau membuat ibunya terluka, Yoongi pun terpaksa menuruti perintah eomma nya itu. Tentu saja bersama dengan Sohyun, kekasih gadungannya.

.................................

"Annyeong haseyo, Ae Young ahjumma.."

"Annyeong haseyo... Yoongi-ssi..."

Mereka berdua saling membungkukkan badan. Namun, tiba-tiba saja tubuh Ae Young membeku setelah matanya berpapasan dengan mata wanita yang datang bersama Yoongi.

Perlahan demi perlahan.. mata Ae Young membasah. Pikirannya kembali pada tahun 2014. Tepat di malam badai saat kejadian naas itu terjadi.

Flashback on

Malam itu.. disaat badai datang, semua kejadian kejam menimpaku dalam sesaat. Setelah kecelakaan yang menimpa anak pertamaku, hingga membuatnya meregang nyawa.. putri ketigaku malah menyalahkan saudara kembarnya atas kecelakaan itu.

Yoojung mengusir saudara kembarnya sendiri dalam kondisi hujan deras yang mengguyur tanpa menyisakan pandangan mata sedikit pun. Aku berulang kali meraih tangannya. Namun Yoojung menahanku. Aku menangis... menangisi kepergiannya yang tanpa punya satu pun kesalahan atas keadaan yang menimpa anak pertamaku.

Putraku hari itu sekarat karena luka bakar yang dialaminya. Ia adalah putra kesayanganku. Kim Seokjin.

Malam itu sebelum badai datang, aku mendapat kabar bahwa restoran tempatnya bekerja terjadi kebakaran. Yang aku tahu, itu adalah salah satu restoran terkenal di kota Seoul. Mario Resto. Kalau aku tidak salah mendengarnya.

Aku langsung berlari menuju rumah sakit setelah Sohyun mendapatkan telepon darurat itu. Dan begitulah...

Yoojung, adik Kim Sohyun, putri keduaku yang merupakan saudara kembar Yoojung. Ia menyalahkan kakaknya sebagai penyebab sekaratnya putraku. Aku tidak bisa berkata banyak saat itu. Karena pada saat itu,  aku dalam keadaan yang sangat takut jikalau Tuhan mengambil putra kesayanganku. Namun.. semua ketakutan itu hilang saat Yoojung menyeret tubuh kakaknya keluar rumah sakit. Dan mengusirnya agar tidak kembali lagi ke kehidupan kami.

Aku tak bisa mencegahnya. Sekali lagi, aku tak bisa. Semua terjadi begitu saja.

Tak lama sejak kepergian putriku, Sohyun, dokter memberikan kabar buruk bahwa putraku, Jin sudah tiada dengan luka bakar yang sudah taraf 90% itu.

Aku menangis sejadi-jadinya. Aku merutuki diriku sendiri. Menyalahkan diriku karena sebagai seorang ibu, aku tidak bisa merawat ketiga anakku dengan baik. Aku membuat Jin bekerja mati-matian sebagai tukang masak di restoran. Aku kurang memedulikan putri kembarku sehingga hubungan mereka tidak rekat dan Yoojung yang selalu diliputi kebencian dan kecemburuan pada Sohyun.

Aku bukanlah ibu yang baik. Malam itu, malam di hari ulang tahun putriku, Sohyun. Malam di bulan Juni tahun 2014... Tuhan merenggut segalanya bagiku. Tuhan mengambil Jin dan menelan keberadaan Sohyun hingga kini.

Flashback off

Mata Ae Young terlihat nanar. Dilihatnya kembali wanita yang berdiri di hadapannya itu.. kemudian.. bibirnya yang sedikit dibasahi air mata itu mulai berucap.

"Kim Sohyun... putriku!"
















































To Be Contined.....

Astaga. Liburanku aku isi dengan nulis cerita ini. Nggak lama lagi semester dua akan dilanjut....

Semua permasalahan di jawab disini ya guys. Sekarang kalian udah tahu kan, ternyata Sohyun, Yoojung, dan Jin itu saling berhubungan.

Sementara Jungkook dan Yoongi, ternyata merekalah yang terlibat kecelakaan dengan Sohyun sehingga mengakibatkan dia koma selama tiga tahunan.

Dan... pertemuan Jin dengan Sohyun itu bukan hanya kebetulan. Tapi memang sudah direncanakan oleh Jin sendiri. Itu terlihat dari perkataannya Jin "tugasku mendampingimu kini sudah selesai.."

Tapi, apa sih sebenarnya yang Jin titipkan kepada Taehyung? Bagaimana keduanya bisa saling kenal?

Simak kelanjutannya ya.. ini menjelang episode2 terakhir. Huh... akhirnya..

Maafkan kalo kebanyakan typo.😅

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top