CHAPTER 30

Jam beker menunjuk digit angka 06.00 am. Fajar belum menyingsing, namun hawa sejuk dominan dingin sudah mulai menusuk kulit. Sebentar lagi musim dingin akan berganti dengan musim semi yang indah. Musim dimana bunga-bunga sakura bermekaran dan memperlihatkan kemilau merah muda berpadu sinar mentari yang hangat.

Mata Sohyun yang masih tertutup, tiba-tiba saja terbuka ketika ia mendengar suara berisik dari arah luar. Dengan sedikit keberanian, ia menuju sumber suara. Tangannya sedikit gemetar memegang sebuah sapu sebagai alat perlindungan diri.

Klontang!

Suara benda alumunium yang terjatuh itu kembali terdengar, membuat nyali Sohyun semakin ciut.

Ayolah Sohyun. Kau ini juga hantu. Akan sangat memalukan kalau kau takut dengan hantu pula. Tapi, bagaimana kalau itu maling?? Mereka bisa saja membuat nyawaku melayang untuk yang kedua kali.
Tidak. aku harus berani, tidak boleh takut. Hwaiting, Sohyun-ah!

Kembali ia langkahkan kaki jenjangnya berjalan ke dapur, dimana suara gaduh tersebut berasal. Sohyun semakin dekat dan dekat lagi. Dilihatnya punggung seorang laki-laki berpakaian hitam. Sohyun hampir berteriak, namun ia menutup mulutnya sendiri agar tidak mengejutkan orang tersebut. Ia tak ingin orang yang dianggap maling itu melakukan tindakan yang mengerikan padanya. Bagaimana kalau penjahat itu membawa pisau? Atau lebih parahnya lagi pistol??
Sohyun terus mendekat. Pemilik punggung mendadak membalikkan badannya dan…

“WOAAAAAAAAAAAAA!!!!”

Teriakan mereka menggema di seluruh ruangan.

…………………………..

“Aish… Jinjja! Apa yang kau lakukan sepagi ini di dapur, Tae? Kenapa wajahmu hitam seperti ini?”

“Mianhaeyo. Aku.. aku hanya berusaha membuat masakan untukmu.”

“Untukku? Waeyo?”

“Ehmm.. kau kan baru sembuh. Kau selalu merawatku. Jadi giliran aku yang merawatmu.”

“Aigo-ya. Kau semakin dewasa saja. Tidak perlu melakukan itu. Aku mengerti maksud baikmu, tapi biarkan aku saja yang merawatmu. Itu sudah cukup. Lihatlah, kau tidak bisa memasak. Menggoreng telur saja sampai gosong dan membuat wajahmu ternodai seperti ini. Kau jadi tidak tampan lagi kan?”

Sohyun mengomeli Taehyung sambil mengelap wajah Taehyung menggunakan tisu basah. Dilihatnya Taehyung begitu lucu karena warna hitam itu. Sohyun membayangkan, saat tersenyum, pasti hanya deretan gigi putih Taehyung yang begitu kontras dan menyilaukan mata. Hanya berkhayal saja sudah membuat perut Sohyun tergelitik. Sohyun pun tertawa terbahak-bahak.

“Wae? Kenapa ketawamu kencang sekali. Lap wajahku dengan benar, tisumu mengenai lubang hidungku. Aku jadi sulit bernapas. Paboya!”

“Buahahahaha!!!” Sohyun tertawa semakin keras membuat Taehyung penasaran.

“Wae? Wae? Apa kau masih waras?”

“Tae…hahah..hahahh.. cobalah tersenyum…” Pinta Sohyun diselingi tawanya.

Tanpa ragu, Taehyung mengikuti permintaan Sohyun. Ia pun tersenyum, lebih tepatnya ‘nyengir’ sehingga gigi putih kontrasnya tampak menjadi fokus dan membuat Sohyun kembali terbahak-bahak.

“Kau ini kenapa sih?”

“Itu… gigimu…terlihat mencolok karena wajahmu yang hitam..hahahahh..”

Seakan ingin membuktikan perkataannya, Sohyun mengambil sebuah nampan perak dari dapur dan menyejajarkannya di depan wajah Taehyung. Taehyung pun menatap dirinya sendiri, lalu ia ikut tertawa.

“Jadi ini yang membuatmu tertawa. Ireohge? Ireohge (seperti ini)?”

Taehyung menunjukkan wajah konyolnya sekaligus gigi putihnya kepada Sohyun tanpa malu. Malah, Taehyung menggoda asistennya itu samapi asistennya merasakan sakit perut.

“Ireohge, Sohyunie!”

Kini Taehyung mengejar Sohyun yang mencoba lari darinya. Sungguh, Sohyun sudah merasa pegal di wajah karena siksaan lucu dari muka Taehyung. Kapan ini semua akan terhenti? Bahkan ketawa saja dapat mengakibatkan produktivitas jantung terganggu sampai berakibat kematian. Tidak. cukup Sohyun meninggal sekali saja. Tidak lagi.

Sohyun merasa lelah. Ia berhenti berlari dan mengumpulkan nafas seperlunya. Namun Taehyung masih berlari kencang di belakangnya. Sohyun menyadarinya dan langsung menghindar dari tempatnya berdiri agar tidak tertabrak. Namun, secara tanpa sengaja kakinya menjegal Taehyung dan membuat Taehyung refleks berpegang pada tangan Sohyun. Mereka pun terjatuh bersama, dengan posisi Sohyun berada diatas Taehyung.

Sohyun’s POV

Sesaat, aku mendengar suara dentuman jantung yang sangat keras. Apa jantungnya berdebar hebat karena aku? Tentu saja tak mungkin karena ia baru saja berlarian dan mungkin itulah yang membuat jantungnya berkontraksi cepat.

Namun, mengapa tatapannya begiku lekat? Aku hampir, bahkan tidak bisa beralih darinya. Tangannya yang masih memegang tanganku di depan dadanya tiba-tiba saja bergerak menuju rel punggungku, membuat tubuhku semakin sesak dalam rangkulannya.

Tanganku yang berulang kali menekan ke pundaknya, agar aku tak terjatuh dan menindih tubuhnya dengan tubuhku yang berat. Tapi aku gagal! Tangan tak berlengan itu ternyata jauh lebih kuat dari pada yang aku kira. Aku tersungkur di atasnya.

Reaksi tubuhku semakin memanas. Jujur aku tidak mengerti apa yang dilakukannya. Tidak ada Taehyung yang polos saat ini. Ia malah terlihat seperti seorang pria dewasa yang sedang bernafsu.

Aku meronta melepaskan diri, hingga akhirnya ia pun mengalah dan mulai bangkit kembali dari posisi yang sensual ini. Tanpa basa-basi, aku langsung pergi untuk membasmi rasa maluku. Tetapi, tiba-tiba saja tanganku ditarik olehnya. Membuatku jatuh kembali dalam dekapan hangatnya yang pernah aku rasakan. Ia mengikis jarak di antara wajah kami dan ia langsung mengecup mesra bibirku. Dia mencium tepat di bibirku.

Mataku membulat. Si manja menciumku. Penyanyi terkenal sekaligus bosku telah menciumku! Aku sangat terkejut ketika tangannya menekan tengkukku, dan membuat kecupan halusnya semakin dalam dan tertekan. Aku mencoba memahami situasi yang ada. Sungguh, aku sangat bingung harus berbuat apa? Ada apa Taehyung? Apa kau sedang mabuk?

Tapi mengapa aku seakan kehabisan oksigen? Ciumannya membuat aliran darahku tertahan ke otak. Jantungku….. Kali ini giliran jantungku yang berdetak hebat. 100 kali lebih dahsyat. Pria childish ini sudah melakukan apa yang orang dewasa biasa lakukan pada gadisnya. Aku membatu tak bergerak. Anehnya, aku membiarkan waktu berlalu bersama Taehyung yang bibirnya masih tertahan pada bibirku.

“Biarkan aku melakukan ini padamu, untuk sebentar saja.”

Ucap Taehyung di sela-sela ciumannya. Ia pun kembali mencumbu bibirku dengan sangat lembut.

…………………………….

“Tae… dimana asistenmu?”

“Ah…. Dia..dia ada di apartemenku.”

“Kenapa nggak diajak kemari?”

“Hyung, dia baru saja sembuh dari sakitnya. Dia perlu istirahat.”

“Benarkah? Lalu kenapa sejak tadi kau memegangi bibirmu?”

Jreng. Taehyung terdiam saat Namjoon menyadari kelakuan anehnya.

Taehyung sedang berada di kantor agency bersama manajer sekaligus hyungnya. Mereka membahas beberapa jadwal konser lanjutan untuk promosi album baru Taehyung. Parahnya, sejak tadi Taehyung tidak pernah focus pada apa yang sudah disampaikan Namjoon.

Taehyung hanya melamun sambil menggesek-gesek bibirnya dengan jari telunjuk dan jari tengah miliknya. Namjoon pun menyadari bahwa ada sesuatu aneh yang menyerang pikiran Taehyung.

Hyung… rasanya sangat manis dan panas.”

“Apa yang kau katakana Tae?”

“OH! SESANGE! APA KAU MELAKUKAN ITU?” Lanjut Namjoon.

“Hyung? Kau tahu kalau aku baru saja mencium asistenku?”

“MWO?!” Sambut Namjoon dengan teriakan kencangnya.

“Hyung? Aku berciuman?! Aku tidak percaya ini. Aku berciuman… dengan bibir asistenku sendiri. Aku menciumnya seperti ini… lalu begini.. dan yah?! Aku melakukannyaaaaaaa……..!! bagaimana ini hyung?”

Taehyung yang polos. Dia seenak jidat membicarakan adegan itu di depanku dengan mempraktikkannya seolah-olah gadis itu di hadapannya.

Awalnya aku kira dia melakukan hukumannya karena kalah bermain games dengan Jimin. Memakan ice cream yang dicampur saus sambal. Manis dan panas.

Huft! Taehyung gila! Anak ini sudah dewasa rupanya, tapi dia tidak lupa bagaimana cara mengungkapkannya padaku dengan gaya anak kecil yang baru saja melihat betapa imutnya alpaca.

Namjoon membatin sambil tersenyum sendirian.

Taehyung’s POV

Oh Tuhan! Ini pertama kalinya aku mencium perempuan. Dan aku melakukannya tepat di bibir. Apa ini? Perasaan apa yang tengah melanda jiwaku? Kenapa aku merasa nikmat. Hatiku berdebar-debar. Seketika aku lupa pada diriku sendiri dan dengan penuh nafsu mengecup bibirnya yang ternyata begitu manis.

Jujur saja, sejak aku SMA aku memang sudah berpacaran. Tapi aku tidak pernah mencium bibir kekasihku sendiri, bahkan mencium pipi atau keningnya saja tak pernah. Aku tidak bisa romantis. Aku cukup kaku dan jijik melakukannya, apalagi membayangkannya. Karena itulah, baru sebentar saja aku berpacaran, aku sudah memutuskan kekasihku karena ia selalu minta lebih. Dan karena itu pula, aku terkenal playboy yang sering bergonta-ganti pacar.

Sungguh aku bukan playboy!

Aku berusaha mencari gadis baik yang tidak menuntutku untuk melakukan kegiatan menjijikkan itu.

Tapi ada apa hari ini?? Aku sendiri yang melakukan apa yang aku anggap jijik pada gadis itu. Gadis yang sudah berkekasih?

Heol! Aku benci mengatakan ini. Ia sudah punya kekasih dan itu membuatku murung. Aku benci melihatnya dekat bersama kekasihnya.

ADA APA DENGANKU?


















































Kenapa sih tae? Kok ngomel-ngomel sendiri!

Readers, jujur ya! Aku ga bisa buat yang romantis banget! Sumpah aku bingung nulisnya. Ternyata lebih enak ngebayangin dari pada nulisin apa yang kita maksud.

Ditambah lagi, suasana hatiku lagi sedih karena curhatan sohibku.😢

Maaf ya kalo nggak nge-feel😔
Makasih karena masih tetep baca FF ku walaupun gaje.

Btw... habis ini akan ada kejadian baru pada Kim Sohyun.

Stay tuned, ya.






To Be Continued....

Rencananya, covernya mau aku ganti kayak yg diatas. Tp nunggu chapter conclusion nya dulu.

Semoga.. FF ini bisa cepet selesai🙏 Gomawoyo...readers-nim😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top