CHAPTER 28
Author's POV
Usai mempersiapkan pakaian terbaik untuk bosnya, yang tentunya ber-merk Puma.Sohyun duduk di sebuah ruangan sambil menunggu perjanjian kontrak selesai. Siapa yang tidak tahu Puma, sebuah perusahaan internasional berpusat di jerman yang memproduksi sepatu serta perlengkapan olah raga lainnya. Puma sebuah produk yang terkenal di dunia sepak bola karena banyak digunakan sebagai sponsor pemain sepak bola, Diego Maradona misalnya. Produk yang saat ini tengah digandrungi masyarakat korea, oleh sebab itu, banyak sekali selebritis maupun penyanyi solo/grup di korea yang menjadi brand ambassador dari Puma.
Di ruangan yang sama, Im Nayeon duduk berhadapan dengan Sohyun. Hari ini, Nayeon sangatlah berbeda. Entah apa yang merasuki tubuh Taehyung, namun hal sama terjadi pula pada Nayeon. Atau mungkin Sohyun panggil saja dia Yoojung.
"Bagaimana rasanya bekerja dengannya? Dia pasti sangat manja kan?"
"Dia sangat berbeda dengan kakaknya. Kakanya begitu dingin dan sulit didekati. Aku sampai lelah terus-terusan memperlihatkan perasaanku padanya."
Apa?!
Dalam hati Sohyun merasa aneh dengan apa yang baru saja Nayeon ungkapkan. Ia seolah-olah lupa bahwa dirinya kemarin telah mengancam Sohyun. Ia seakan lahir menjadi pribadi baru yang Sohyun sama sekali tak mengenalinya. Sohyun cukup terdiam karena ia bingung, dengan siapa ia berbicara saat ini. Mungkinkah Yoojung, atau Im Nayeon yang asli?
“Kenapa diam saja? Aku sudah panjang lebar mencurahkan isi hatiku padamu karena aku pikir kau asyik diajak bicara.”
“O iya, aku belum tahu namamu. Kenalkan, aku Im Nayeon.”
Dia mengajak Sohyun berkenalan. Dari caranya berbicara saja sudah menunjukkan kalau dia bukanlah Yoojung. Tapi bisa saja kan Yoojung melakukan kepura-puraannya saat ini? Bagaimana Sohyun harus menyikapinya?
“eoh.. ya. Maaf. Namaku, Kim Yoojung.” Jawab Sohyun sedikit ragu.
“Yoojung?”
“Nama yang bagus.” Lanjutnya.
“Jadi bagaimana menurutmu bekerja bersamanya?” Tanya Nayeon pada Sohyun.
“Huh?.. bekerja dengannya?”
Sohyun berpikir keras. Walaupun ia tahu jawabannya, tapi ia tidak yakin kalau Nayeon tidak akan mengadukannya pada Taehyung. Ia tahu bahwa Nayeon adalah sahabat dekat bosnya.
Benar sekali! Melihat kondisi Im Nayeon saat ini, sepertinya Yoojung tidak merasuki tubuhnya.
Nayeon masih menatap nakal ke arah Sohyun. Tatapan menggoda itu sepertinya memang sengaja ia lemparkan untuk membuat pipi Sohyun memerah. Dan benar saja, wajahnya kini sudah seperti buah delima. Dan tak lama kemudian, sebelum menjawab pertanyaan Nayeon, Taehyung sudah keluar dari ruangannya.
“Ada apa ini? Kenapa aku merasa kalau kalian sedang membicarakanku?”
“Hah? Tidak.. untuk apa kami membicarakan penyanyi terkenal sepertimu? Lagipula, telinga kami sudah lelah mendengar namamu disebut-sebut di seluruh Korea Selatan.”
“Kau ini, lebay!” canda Taehyung pada Nayeon.
Hal ini semakin membuat Sohyun yakin bahwa Nayeon yang ada memang benar Nayeon yang sebenarnya.
Setelah wawancara itu pun, Taehyung bersama Sohyun dan Nayeon menuju ke kantor agency untuk menghadiri acara makan siang bersama para staff atas kesuksesan peluncuran album baru Taehyung. Im Nayeon, sahabat Taehyung, sejujurnya juga merupakan artis dan model di bawah naungan agency yang sama.
“Tae! Apakah oppa juga disana?”
“Geez… inilah Nayeon yang kukenal. Nayeon yang selalu menanyakan Hyungku tercinta!”
Jawab Taehyung tergelitik ketika mereka sedang bersama-sama dalam satu mobil.
“Jadi kau mengikutiku dan asistenku cuma karena hyungku saja?”
“Lalu apalagi?”
Keadaan mobil menjadi ramai seketika. Tidak sama dengan keadaan saat mobil mereka melaju menuju kantor perusahaan Puma sebelumnya.
……………………………….
Beraneka makanan tersaji di atas sebuah meja panjang yang cukup untuk sepuluh orang. Aroma harum masakan tercium sampai ke ubun-ubun. Membuat siapapun yang menghirupnya akan terkapar karena kelezatannya.
Tiba-tiba bunyi telepon genggam mengalihkan suasana. Si pemilik telepon langsung meminta maaf dan meninggalkan ruangan untuk mengangkat telepon.
“Sohyun-ah?? Kau dimana sekarang?”
“Eoh, Jungkook-ah? Aku sedang di kantor agency Taehyung. Memang ada apa?”
“Apa kau sudah makan siang? Aku ingin mengajakmu makan siang bersama hari ini.”
“Kebetulan sekali. Aku baru saja sampai di kantor agency. Memang kami ada acara makan bersama untuk perayaan kesuksesan peluncuran album baru Taehyung. Tapi aku belum sempet makan kok? Kalau Taehyung mengizinkan, aku akan makan bersamamu hari ini.”
“kenapa harus minta izin dia sih??” Tanya Jungkook dengan nada-nada cemburu.
“Kamu kan tahu, dia bosku? Lagipula aku tidak mau kehilangan gaji pertamaku.”
“Jadi kamu lebih mentingin gaji daripada aku?”
“Bukan begitu. Ah ya! Baiklah, aku usahakan hari ini kita makan siang bersama. Oke? Jangan marah ya?”
“Nah gitu dong sayang. Kan aku jadi makin cinta sama kamu.”
Tanpa disadari, sepasang mata mengawasi Sohyun yang sedang asik berbincang dengan kekasihnya. Ketika Sohyun berbalik, Taehyung sudah berdiri di hadapannya.
“Aigoya!! Taehyung-ssi! Kau mengagetkanku. Apa yang kau lakukan? Apa kau menguping pembicaraanku?”
“siapa yang menguping, aku hanya mau ambil, ma-jalah ini saja kok..” Jawab Taehyung sambil meraba-raba sebuah majalah yang ada di atas meja di sekitar tempat mereka berdiri. Dalam keadaan tatapan Taehyung masih mengarah ke Sohyun.
Sohyun memandang remeh. Ia hanya abaikan saja sikap berlebihan Taehyung.
“Oh iya. Jungkook baru saja menelponku. Hari ini dia….”
“Mana boleh?! Kau masih di jam kerjamu Nona Yoojung?! Kamu masih belum boleh pergi kemana pun!”
“Bagaimana kau tahu? Kalau aku mau pergi?”
“Itu..ehmm… aku hanya menebak saja. Orang yang baru punya kekasih kan emang sering jalan-jalan.”
Sohyun hanya membulatkan bibirnya. Memandang Taehyung malas. Sungguh, kenapa juga ia bertemu dengan Taehyung, dengan pertemuan awal yang terkesan memalukan. Ia bahkan sangat menyesali itu.
………………………………..
Sohyun's POV
Menyebalkan sekali. Hanya gara-gara minta izin keluar dengan Jungkook saja dia sampai mengurungku di apartemennya. Ia memberiku tugas dua kali lebih banyak dari biasanya. Dan sekarang, aku sedang membersihkan kamarnya yang super berantakan. Aku benci sekali dengan ketidakrapian.
Ketika aku membersihkan sebuah meja panjang dengan laci di dalamnya, aku menemukan sebuah kotak kardus kecil. Karena penasaran, aku pun membuka isinya.
Di dalamnya banyak kertas-kertas yang terlipat cantik dan berwarna-warni. Aku pun membuka lipatannya satu per satu.
"Hari ini matahari begitu ceria. Aku harap dirimu juga :)"
"Udara begitu dingin, pakailah sweater yang hangat. Jangan kedinginan ya! :)"
"Musim gugur adalah favoritku, aku harap kamu bisa meraih gugiran daun maple untukku."
"Sukses untuk konser pertamamu! Aku akan selalu mendukungmu dari sini."
"Kita semakin jarang bertemu, aku sedih akan itu. Namun, selalu lakukan yang terbaik karena aku masih bisa menatapmu dari kursi penonton. Suaramu indah :)"
Apa ini? Taehyung punya penggemar rahasia?? Wah. Tak kusangka.
Aku melihat satu kertas tertinggal. Namun, kertas ini berbeda dengan yang lainnya karena ia tergulung dengan sebuah pita emas. Tentu saja aku membukanya karena ini paling membuatku penasaran.
Isinya..... ternyata....
Sebuah puisi. Kedengarannya begitu. Dan ada inisial di bawahnya.
.Yysh.♡
................................
"Mari ubah rencana!"
"Kenapa? Kenapa begitu?"
"Karena aku sudah berpikir matang."
"Apa rencana barumu?"
"Buat dirimu sendiri terluka bagaimanapun caranya. Dan dia akan keluar dengan sendirinya. Setelah itu, semua biar aku yang urus."
"Yakin?"
"100%"
To be continued.....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top