CHAPTER 21
Author's POV
Yoongi memarkirkan mobilnya di basement. Dengan santai, ia memasuki lobby dan memasang wajah datarnya seperti biasa. Ketika membuka lift, seorang wanita keluar dengan menghentak-hentakkan kakinya. Wanita itu berjalan cepat dan melesat masuk ke dalam sebuah mobil hitam.
Wajah Yoongi terlihat gelisah. Melihat wanita itu, tiba-tiba dirinya merasa tegang seolah-olah rahasianya hampir saja terbongkar. Ketika wanita itu berjalan melaluinya begitu saja, hatinya mulai lega. Tetapi, ia merasa cukup heran. Apa wanita itu tidak mengenal orang yang dicintainya sama sekali? Padahal mereka sempat berhadap-hadapan ketika pintu lift di lantai dasar menganga lebar.
Yoongi memang merasa ada keanehan sedang melanda wanita itu. Sudah sehari sejak kepulangannya, ia tidak menghubungi Yoongi sama sekali. Tidak, Yoongi bukannya merasa khawatir, hanya saja wanita itu tak seperti biasanya, mengontak Yoongi setiap hari sekali. Sebenarnya Yoongi tak menyimpan rasa untuk wanita tersebut atau berniat membalasnya, karena mau sampai kapan pun cintanya hanya diperuntukkan pada satu orang. Yaitu Hana, sahabat masa kuliahnya yang sempat memanfaatkannya. Yoongi tidak bisa melupakan paras cantik Park Hana karena wajah itulah yang pertama kali mengikat hati seorang Yoongi.
Yoongi's POV
"Dia disini? Apa yang ia lakukan?"
Aku menjadi sangat gelisah saat netraku menangkap sosok cantik itu ada tepat di depanku.
Pasalnya, aku sedang menuju ke suatu tempat, dimana tempat ini harus benar-benar aman dan terlindung untuk gadis yang sedang tidur panjang, gadis yang selama ini aku jaga baik-baik dari seseorang yang mungkin akan berniat buruk. Tidak ada lagi orang selain aku yang mengetahui keberadaannya. Dan tidak boleh ada orang yang tahu, karena ini rahasia besarku.
Dengan sedikit lesu, aku kembali masuk ke apartemen yang kubeli khusus untuk merawatnya. Aku panggilkan dokter setiap minggu sekali agar mengontrol kondisinya. Aku ingin ia cepat pulih, aku memang salah padanya, tapi aku masih berhati baik. Bukan seperti dia yang jelas-jelas menelantarkan kondisi gadis itu dalam keadaan berdarah-darah.
Oh, Tuhan. Andai saja masa dapat terulang kembali, aku tak akan membiarkan pemuda dewasa itu mengambil alih posisiku di jalanan yang berkabut tebal.
Aku sekarang sudah duduk di samping ranjangnya. Masih sama. Ia tak bergerak sedikitpun, tetapi nafasnya masih berhembus teratur seiring ritme jantungnya. Aku benar-benar menyerah. Ini sudah tahun ketiga, selama ini semua baik-baik saja, tidak ada gangguan yang mengancamnya dan ia masih tetap diam. Kadang kala aku merasa sangat khawatir. Sekali lagi kukatakan, aku merasa sangat khawatir jika gadis ini terbangun dan mengingat wajahku. Aku takut. Sangat takut.
Aku menelusupkan kepalaku di atas ranjang gadis itu. Mendudukkan diriku pada kursi yang sengaja aku taruh di sampingnya. Aku biasanya menginap disini jika aku tak ingin pulang ke rumah atau pun ke apartemenku sendiri.
Lalu, tiba-tiba, jemari lentiknya sedikit tergerak. Aku merasa terkejut, spontan aku menelpon dokter personalnya dan menyuruhnya datang kemari.
Apa dia akan segera sadar??? Apa dia akan mengingatku?? Jika iya, aku harus besiap-siap, karena ini mungkin akan menjadi saat terakhirku memproduksi musik milik adik tiriku itu dan meninggalkan keluargaku yang sangat aku benci.
....................................
"Dokter, bagaimana keadaannya?"
"Tuan, sistem sarafnya mulai bekerja kembali. Otaknya yang sempat mengalami kelumpuhan karena gegar, sekarang mulai aktif kembali. saya rasa, ia akan segera sadarkan diri."
Matilah kau Yoongi. Tapi, bukankah ini yang kau inginkan? Bersiaplah menyambut dunia barumu di balik jeruji.
.......................................
"HEI! KAU TELFONAN DENGAN SIAPA?!"
Sohyun's POV
Terkutuk kau Taehyung! Kenapa kau merusak acara telponanku dengan Jungkook??
Aku merasa dengki pada Taehyung. Dia muncul disaat yang tidak tepat. Dengan refleks tanganku memutus sambungan teleponku bersama Jungkook. Si manja itu membuatku naik pitam. Oh, ya! Mulai sekarang aku akan memanggilnya si manja, aku mulai menyukai panggilan itu. Terima kasih, Jungkook. Kau memberiku sedikit pencerahan tentangnya, tapi waktu itu aku mengabaikanmu dan sekarang aku sadar bahwa si manja itu benar-benar manja, aneh dan juga mengesalkan.
"Bisa tidak saat orang sedang bertelepon jangan teriak-teriak?"
"Ya... Kim Yoojung, aku berteriak karena aku sangat senang kau mau menjadi asisten pribadiku."
"Huh?? Kata siapa aku mau?"
"Tadi di telepon, kau sendiri yang mengatakannya."
Mampus kau, berarti aku keceplosan dong tadi. Bahkan aku mengatakan itu tanpa kusadari. Oh, Tuhan!
"Nih... baca baik-baik!"
"Apa ini?"
Taehyung menyodorkan sebuah gulungan kertas padaku. Karena aku penasaran akan isinya, akhirnya kutarik talinya dan kubuka gulungan itu.
What the hell?? Sohyun, kontrollah dirimu. Kamu bukan orang yang pemarah seperti ini.
Kelakuan apalagi yang ia perbuat ini? Kalau dia terus begini, membuat ubun-ubunku hampir pecah, bisa-bisa aku gagal menjalankan misiku mengubah Yoojung dan aku akan segera kembali ke alamku dengan penuh penyesalan karena selanjutnya aku akan menjadi perawan hantu tua yang tak pernah menikmati indahnya cinta.
"Hei! Apa-apaan ini?? Kenapa kertasnya panjang sekali?"
"Itu adalah daftar kebiasaanku, apapun yang aku butuhkan, termasuk juga rutinitas keseharianku. Pelajari baik-baik!"
"Apa kau William Daendels?? Kau melakukan kerja paksa terhadapku."
"Tapi kau penggemarku, pasti bisa melakukannya semudah melempar kerikil."
Tidaaaaakkkkk. Aku tidak akan mampu melakukankanya! Berangkat dari rumah ke apartemen si manja mulai pukul setengah enam pagi. Membangunkan si manja pada pukul enam pagi. Mempersiapkan makanan empat sehat-lima sempurna sebagai sarapan, makan siang dan makan malam si manja. Memberikan vitamin kepada si manja setiap pagi sehbis sarapan. Mengikuti si manja kemanapun ia pergi. Mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya *eh, kok gini sih?. Dan masih banyak lagi daftar kebiasaan anehnya mulai dari tidur berjalan dan berenang di pukul sebelas malam!! Dia itu makhluk apa? Kok berenang malam-malam. Terus kalau setiap saat jadwal kegiatannya sepadat ini, kapan aku bisa pulang dan istirahat?
"Tenang saja, itu hanya jadwal inti. Jika di antaranya ada yang tidak aku lakukan, kau bisa gunakan waktu itu untuk istirahat. Dan jika jadwalku dipadati oleh acara manggung, wawancara, ikut reality show dsb, maka kau akan aku persilakan menginap di apartemenku ini."
"WHAT? Menginap disini?"
"Calm down, lagipula aku sangat dekat dengan ibumu. Aku akan meminta izin padanya. Dan ya, sebenarnya ini apartemen baruku. Masih aku tempati sejak dua hari lalu. Tapi sebenarnya aku sering menghabiskan waktu di rumah."
"Nggak nanya!"
"Karena sekarang ada kamu, mungkin aku akan lebih betah di apartemen. Soalnya ada yang ngurusin."
"MWO!"
.................................
"Lelah sekali berada dalam tubuh wanita ini. Tapi aku nggak akan berhenti merebut kembali punyaku."
"Pak, tolong mampir ke café itu dulu ya!"
"Panas sekaliiiii sih! Pak kencengin dong AC nya! Aku ini kan orang kaya! Kalo perlu, gaji bapak saya naikin dua kali lipat buat nurunin suhu AC nya!!"
"Astaga!!"
Wanita atau gadis cantik di dalam mobil itu terus mengomeli sopirnya. Karena menahan amarahnya yang sudah meledak-ledak, sekarang saatnyalah untuk meyemburkan semua kemarahan dalam unek-uneknya pada sopirnya, walaupun si sopir tidak mengerti apapun.
Mobil itu pun berhenti di sebuah café. Si empunya segera turun dan memesan minuman, juga makanan.
"Akhirnya, bisa makan enak juga gue! Kayak gini ya rasanya jadi orang kaya! Pakaian mewah, perhiasan mahal, banyak duit yang bisa dihambur-hamburin kapanpun. Tapi, gue juga harus segera balik ke asal gue. Setelah gue mendapatkan Taehyung tentunya. Capek juga pemotretan dimana-mana!"
"Yak!! Im Nayeon!"
"Atau kupanggil saja kau, Yoojung??!!"
Seorang lelaki muncul dari arah pintu.
To be continued....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top