CHAPTER 14

Rahasia.
.......................................

Yoongi's POV

Kemarin adik tiriku sudah melangsungkan konsernya. Aku tak menghadirinya walaupun aku sudah diminta. Aku tahu dia anak yang baik dan polos. Tetapi, rasa benciku akan dirinya tidak pernah bisa hilang. Menatap wajahnya, selalu mengingatkanku akan rasa pilih kasih eomma kepada Taehyung.

Flashback on

Hari itu saat awal musim panas, aku terkejut ketika eomma membawa seorang pria dan anak laki-laki yang tak jauh usianya dariku.

Aku berpikiran yang tidak-tidak karena baru beberapa hari lalu appa ku meninggalkanku untuk selama-lamanya.

"Yoongi.. perkenalkan.. mulai sekarang, Taehyung adalah adikmu."

Umurku baru 10 tahun waktu itu dan Taehyung berumur 7 tahun. Aku masih kecil, tetapi aku cukup tau apa artinya kata 'adik'. Dengan satu kata itu, berarti eomma membuat sebuah ikatan kuat diantara aku dan Taehyung.

Awalnya aku biasa saja, namun ketika eomma melanjutkan kalimatnya, tubuhku mulai melemas. Lemas selemas-lemasnya.

"Dan ini... Kim Jongmin, appa barumu."

Deg! Aku terkejut ketika eomma mengatakan bahwa pria yang tinggi itu adalah appa baruku. Bagaimana bisa? Bahkan appaku baru saja meninggal beberapa hari lalu.

"Aku tidak mau punya appa baru!!"

Aku pun segera berlari ke dalam kamarku dan mengunci pintu rapat-rapat. Yang saat itu aku pikirkan adalah aku membenci eomma! Aku membenci pria itu! Dan juga aku membenci Taehyung yang akan segera merebut kasih sayang eomma dari ku. Aku benci semuanya.

Bertahun-tahun aku lewati kesengsaraan hidupku. Hingga aku berumur 17 tahun. Kehidupan masa mudaku, aku mulai menyukai musik rap dan mencoba membuat lirikku sendiri. Lama kelamaan.. aku sangat tertarik dunia musik. Aku mulai belajar piano dan belajar bagaimana cara menulis lirik, mengomposisikan musik sekaligus mengaransemennya.

Suatu hari ada audisi di sebuah agency. Aku mencoba ikut audisi itu tanpa sepengetahuan eomma dan appa tiriku. Pengumuman pun disampaikan beberapa hari kemudian dan aku dinyatakan lolos.

Aku memberitahukan kabar bahagia ini kepada eomma. Namun, sungguh menyakitkan mendengar bagaimana reaksinya.

"Yoongi-ah.. lupakan obsesimu menjadi seorang pemusik. Eomma sangat menghargai bakatmu, tetapi.. eomma rasa Taehyung pantas berkembang. Vokalnya sangat bagus dan kemarin dia juga mengikuti audisi yang sama sepertimu. Bahkan dia meminta izin kepada eomma dan appa. Dia lolos dan peringkatnya jauh di atasmu. Jadi..."

Jelas eomma panjang lebar. Tetapi aku masih belum yakin dengan kesimpulannya.

"Lupakan saja audisimu dan bekerjalah untuk adikmu. Jadilah managernya. Serta jadilah penulis lagunya. Buatkan dia lagu-lagu yang bagus dan bekerjasamalah dengannya. Eomma yakin kalian partner yang cocok, lagipula CEO dari agency itu adalah sahabat appamu. Dia pasti menyetujui jika orang sejenius kau bekerjasama dengan Taehyung."

Aku menahan amarahku juga air mataku. Aku selalu mencoba untuk tidak rapuh di depan eomma. Aku ingin menunjukkan bahwa aku sekuat dan setegar appaku ketika ia menghadapi berbagai masalah.

Aku kepikiran sepanjang malam. Usahaku membangun bakat bermusik harus kandas karena permintaan eomma. Aku sangat menggilai musik rap. Aku ingin jadi rapper. Tapi.. aku harus melepaskan kesempatan ini hanya demi Taehyung?

Eomma... aku bekerja keras seorang diri sampai umurku sejauh ini. Aku tak pernah meminta uang sepeserpun pada eomma. Aku membiayai les pianoku seorang diri. Ya, diumur yang terbilang masih muda aku sudah mempunyai pekerjaan paruh waktu. Aku selalu tidak ingin merepotkan eomma ku dan appa tiriku. Walaupun aku tahu, aku benci mereka.

Setahun kemudian, Taehyung sudah menjadi penyanyi solo yang cukup terkenal. Ia beranjak dewasa namun sikapnya masih manja pada eomma ku. Itu membuatku semakin membencinya.

Pada tahun yang sama, appa tiriku sakit-sakitan dan pada akhirnya ia meninggal dunia. Taehyung cukup terpukul akan kejadian itu. Aku, walaupun tak terlalu suka padanya, aku cukup merasa prihatin dan meneguhkan perasaannya. Anggap saja ini sebagai perlakuan seorang hyung kepada adiknya.

Tapi aku lihat, Tae bukanlah seorang yang pemurung. Ia melanjutkan hidupnya dengan profesional. Ia tetaplah pribadi yang ceria dan penuh semangat. Aku mencoba untuk menerimanya. Namun, lagi-lagi ada saja hal yang membuatku kembali membencinya.

Saat kami di perguruan tinggi, Taehyung menjadi hoobae ku. Aku menyukai seorang gadis bernama Park Hana. Namun, suatu hari Park Hana menolak cintaku dan dia mengakui kalau dirinya menyukai Taehyung, adik tiriku.

"Jadi, selama ini kau memanfaatkanku supaya kau bisa mendekati adik tiriku?"

"Maafkan aku sunbae... tapi aku sangat mencintai Taehyung. Aku mencintai keceriaannya, kepolosannya, dan bakat menyanyinya."

Hatiku terpukul menyadari bahwa selama ini Hana hanya memanfaatkanku saja. Dengan ikhlas hati, aku relakan Park Hana bersama dengan Taehyung. Namun, beberapa hari kemudian...

"Yak! Min Yoongi sunbaenim! Aku tidak menyangka jika kau mempengaruhi pikiran Taehyung yang tidak-tidak! Aku tidak menyangka kau setega itu padaku! Apa salahku?!!"

Aku tidak mengerti maksudnya. Aku pun menemui Taehyung dan menanyakan semua alasan kemarahan Hana padaku.

"Taehyung... kau apakan Hana? Eoh?!"

Entah mengapa jawaban Taehyung membuatku menganga tak percaya.

"Hyung.. aku tahu Hyung menyukai Hana. Aku tahu hyung selama ini selalu menunggunya.. jadi aku merasa kesal padanya ketika dia menyatakan cintanya padaku. Aku katakan padanya bahwa dia adalah gadis yang bodoh yang sudah menyia-nyiakan pria baik sepertimu. Ia juga gadis yang licik yang sudah memanfaatkanmu untuk bisa mendekatiku. Dan aku meminta maaf padanya, karena gadis sepertinya bukanlah yang aku inginkan."

Dia menjawab semua itu dengan polosnya dan dia tak menyadari apa akibat perkataannya itu. Park Hana membenciku. Ia bahkan tak sudi lagi menatapku. Taehyung mengatakan itu seolah-olah aku yang bersalah di mata Hana.

Aku marah pada diriku sendiri. Aku pun keluar rumah dan mengendarai mobilku selaju-lajunya. Aku sangat kesal. Lalu, tibalah aku di sebuah bar. Aku sudah menahan diriku untuk tidak melakukan aktivitas seperti ini. Mabuk disaat kau punya banyak masalah. Tetapi aku terpaksa. Dan disanalah aku bertemu dengan Namjoon yang ternyata adalah anak dari CEO agency tempat Taehyung dinaungi. Kami berteman dekat semenjak itu. Kami akrab dan kami saling berbagi dalam hal musik. Ia tahu kalau aku adalah hyung nya Taehyung. Jadi kami selalu berbincang setiap kali aku berada di studio agency untuk menulis lirik.

Tak lama kemudian, Namjoon memutuskan untuk menggantikanku sebagai manager Taehyung agar aku bisa lebih fokus menulis lagu untuknya.

Taehyung pun mengenal dekat Namjoon. Dan inilah awal dari segalanya. Awal bagaimana aku membenci adik tiriku dan awal aku serta Taehyung mengenal Namjoon.

Flashback off

Aku masih merutuki nasibku sendiri di hadapan wajah sendu seorang gadis yang terkulai lemah di atas ranjang kamar tidur appartement baruku.

Bukan. Dia bukan siapa-siapaku. Aku hanya merasa bersalah karena ia menjadi seperti ini karenaku. Sudah tiga tahun gadis ini menutup matanya tanpa gerak sedikit pun. Dia masih bernafas, aku beritahu kalian.

Peralatan medis masih merekat lekat di tubuhnya. Tabung oksigen dan selang, serta televisi kecil yang menunjukkan gelombang nadi dan detak jantungnya. Aku bodoh karena aku tidak tahu dunia kedokteran. Jangan mengolokku.

Sesekali tubuhnya kejang, itu membuatku sangat khawatir. Aku menantinya setiap waktu agar ia segera tersadar dan bangun dari tidur panjangnya. Aku memang ingin dia tersadar, tetapi setiap kali aku memikirkan itu ada hal yang sangat menghantuiku, bagaimana kalau dia tahu kebenarannya? Itulah mengapa, aku seringkali mengalami depresi dan merenung seorang diri selama tiga tahun ini.
























Tbc
Nah, jadi gitu masa lalunya si Yoongi. Dia sebenarnya udah pengen baikan sama Tae.. tapi ada aja hal yang membuat Yoongi semakin membenci adik tirinya.

Lalu siapa ya gadis yang ditunggu-tunggu kesadarannya sama Yoongi? Apa kebenaran yang Yoongi maksudkan?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top