Chapter 5

Flashback 10 years ago..

"Hei Hali-kun, kenapa kau tidak kembali ke kelas? Jam istirahat kan sudah habis" sesosok gadis berambut hitam mengernyitkan alisnya heran

Ia mendudukkan dirinya di samping pemuda bermata ruby yang tengah menatap aliran sungai di hadapannya

Pohon sakura yang berguguran, mempercantik pemandangan yang menjadi background di belakang mereka. Saat ini pemandangan itu terlihat persis seperti wallpaper layar komputer yang ada di laboratorium Lavernest, tempat mereka bersekolah

Bukannya menjawab, sang pemuda malah menyuruh sang gadis untuk mendekat padanya. Ia menepuk-nepuk rumput yang ada di sebelahnya, memberikan sinyal pada sang gadis untuk mempersempit jarak diantara mereka

Tanpa ragu si gadis bersurai hitam segera mendekati pemuda ruby, sedikit penasaran dengan apa yang akan dikatakannya

"Lihat.." jari telunjuk Halilintar mengarah ke langit biru yang terbentang luas. Whitish black (Y/n) mengikuti jari telunjuk Halilintar

Sesaat matanya melihat sebuah pelangi yang melengkung membelah langit dengan tujuh warna indah yang tersusun secara sempurna. Langit sehabis hujan memang paling indah, apalagi dengan pelangi yang menghiasinya

"Indahnya..." (Y/n) terkagum-kagum dengan apa yang dilihatnya saat ini

Ia membalikkan wajah menatap Halilintar  "Jadi karena ini kau tidak mau kembali ke kelas?" ia kembali ke pertanyaannya semula

Halilintar balik menatap (Y/n) "Ya, begitulah" Jawabnya singkat

"Aku lebih memilih berada disini mengamati pelangi yang indah ini daripada berada di kelas mendengarkan cikgu papa yang berceramah tentang masa muda" Jelasnya

Si gadis tersenyum tipis "Nanti bisa-bisa orang tuamu dipanggil oleh guru kalau kau membolos seperti ini. Ayo kita kembali ke kelas"

Halilintar memutar matanya bosan "Oh.. jadi kau lebih memilih mendengarkan cikgu papa?"

(Y/n) tersenyum lebar "Tentu saja tidak"

"Ya, sudah aku kembali ke kelas sendirian saja" Bukannya menjawab (Y/n) malah bangkit dari duduknya kemudian berjalan menjauhi Halilintar

Namun, baru beberapa langkah ia berjalan tangan Halilintar menariknya yang membuat sang gadis menghentikan langkahnya

"Jangan pergi" Dua patah kata yang terucap dari bibir Halilintar membuat kedua mata (Y/n) membelalak lebar, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. (Y/n) merasakan tangan Halilintar yang menggenggam erat jemari-jemarinya

"Temani aku disini" nada biacaranya lebih terdengar sebagai perintah daripada permohonan, mata ruby nya menatap (Y/n) dengan intens

Sedikit bingung, (Y/n) kembali mendudukkan dirinya di samping Halilintar. Pemuda yang diam-diam disukainya sejak ia pertama kali masuk sekolah

"Kenapa?" kata tanya meluncur dari mulut (Y/n)

"Tidak ada" jawab Halilintar singkat

"Aku hanya ingin kau ada di sampingku sekarang"

Sesaat (Y/n) merasa jantungnya hampir copot karena berdetak sangat keras. Wajahnya memerah

Entah kenapa perkataan Halilintar barusan terdengar seperti lamaran saja. Padahal ia tahu kata-kata tadi sangat jauh dari lamaran... hanya saja... ah entahlah. Betapa kompleksnya perasaannya kali ini

"Hari ini saja..." Halilintar memotong perkataannya, menyandarkan kepalanya di bahu (Y/n)

"Pinjami aku bahu untuk bersandar" Saat ini wajah Halilintar terlihat sangat lelah. Entah apa yang membebani pikirannya hingga seperti ini

"Hali-kun..." kali ini (Y/n) terlihat khawatir, tidak biasanya Halilintar seperti ini

"Ada masalah apa?"

Halilintar tidak menjawab, ia menutup mata ruby nya perlahan, menyenderkan posisinya dibahu (Y/n) berusaha mencari posisi yang nyaman

Dan tanpa (Y/n) sadari kehidupan damainya akan berhenti sampai disini

Sepertinya tuhan akan memberikan ujian kehidupan yang sangat berat bagi gadis ini...

Ujian yang sangat berat hingga gadis setegar (Y/n) mungkin saja tidak akan berhasil melewatinya

...

...

...

...

☆彡★彡☆彡★彡☆彡★彡☆彡★彡☆彡★

Hari ini terlihat sama seperti hari-hari sebelumnya.

Matahari yang sama.

Langit yang sama.

Orang-orang yang sama...

Tapi, hari inilah yang akan menjadi awal dari ujian kehidupan yang akan diberikan tuhan pada (Y/n)

(Y/n) berlari menyusuri SMP Lavernest, ia melihat jam tangannya beberapa kali "Gawat! Aku terlambat!" ia segera membuka pintu kelas yang ada di hadapannya

"Maaf, aku terlambat" (Y/n) membungkukkan badannya berusaha meminta maaf

Namun ketika ia mengangkat kepalanya, mata whitish blacknya menangkap tatapan mata teman-teman sekelasnya dipenuhi rasa benci

"Sensei, usir saja dia dari kelas ini!" Seorang gadis berambut coklat memandang (Y/n) dengan tatapan jijik. Seolah ia adalah kecoa yang harus dibasmi dari dunia ini

"Benar sensei, usir saja dia!" seolah terpengaruh dengan perkataan murid-muridnya guru yang berada di depan kelas kali ini menatap (Y/n) dengan tatapan tidak suka

"Kami tidak mau sekelas dengan anak pelakor seperti dia!"

Anak pelakor?

Siapa?

Aku?

(Y/n) masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada teman-teman sekelasnya ini

"Pergi kau dari sini!" seorang anak laki-laki melempari (Y/n) dengan gulungan-gulungan kertas, yang akhirnya disusul dengan barang-barang lain

(Y/n) hanya berusaha menahan lemparan teman-temannnya dengan kedua tangannya

"Ada apa ini sebenarnya?" tanyanya

"Jangan pura-pura bodoh!"

"Selama ini kami tidak tahu kalau kau anak seorang pelakor sehingga kami mau saja berteman denganmu. Tapi sekarang... kami sudah tahu. Kau tidak bisa membohongi kami lagi" Seorang gadis berambut pirang panjang menambahkan

"Livia... kau..." mata whitish black (Y/n) berkaca-kaca ketika melihat sahabat terbaiknya, Livia mengkhianatinya

"(Y/n)... kau menjijikkan" ejek Livia yang sukses membuat (Y/n) kehilangan pertahanannya

"Dasar kau anak haram!"

"Anak haram sepertimu lebih baik mati saja!" suara ejekan bersahut-sahutan memenuhi ruangan

"Sebaiknya kau pergi sekarang sebelum keadaan semakin memburuk" ujar guru tersebut berusaha sehalus mungkin

(Y/n) mengelap air matanya dengan kedua tangannya kemudian berlari meninggalkan sekolah yang entah kenapa tiba-tiba menjadi neraka baginya

Kakinya terus berlari secepat mungkin

Ia tidak mengerti.. apa yang sebenarnya terjadi? Apa maksudnya ia anak seorang pelakor? Apa maksudnya ia anak haram? Ia bahkan sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang hal ini

Ya tuhan..

Sebenarnya apa yang terjadi?

Aku hanyalah gadis berumur 12 tahun yang baru saja menikmati masa remajaku

Sebenarnya apa salahku?

...

KRIET

(Y/n) menggeser pintu rumahnya dengan kasar

"Obaa-san!" (Y/n) memanggil neneknya yang menjadi satu-satunya keluarga. Satu-satunya orang yang membesarkannya dengan sepenuh hati

"Yumena baa-san!" panggil (Y/n), ia berlari menuju ke dapur tempat nenek tercintanya biasa berada

Astaga... seandainya ini mimpi buruk (Y/n) sangat ingin terbangun dari tidurnya. Berharap bahwa semua ini tidaklah nyata, berharap ia akan bangun di atas tempat tidur kesayangannya

Namun sayang, ini semua bukan mimpi..

Tuhan..

Tolong aku...

Ada apa ini? Apa yang terjadi? Bukankah kemarin ia masih berada di pinggir sungai, mengamati pelangi indah yang terpampang di langit bersama Halilintar? Bukankah kemarin ia masih tertawa bahagia bersama teman-temannya?

Tapi kenapa? Kenapa sekarang teman-temannya memusuhinya? Kenapa sekarang ia harus melihat neneknya terkapar di lantai dapurnya?

Tidak adil...

Tidak adil...

Aku hanya ingin hidup bahagia...

Itu saja...

Seolah tersadar, (Y/n) berlari menuju tubuh neneknya yang terkulai lemah. "Obaa-san, bertahanlah!"

Wajahnya terlihat panik. Ia mendekap erat tubuh renta itu berusaha memberi kehangatan pada tubuh yang mulai mendingin

Tangan kanannya bergerak menelusuri leher keriput neneknya. Berharap ia dapat merasakan denyut nadi dari tubuh itu

Syukurlah

Denyut nadinya masih ada

Sekilas, rasa lega muncul di hatinya. Dengan cepat (Y/n) membopong neneknya.. berusaha membawa sang nenek ke rumah sakit

"Bertahanlah, obaa-san. Aku pasti akan menyelamatkanmu" ucap (Y/n) yang hanya dibalas anggukan lemah dari sang nenek yang ternyata sudah mulai sadar dari pingsannya

...

...

Joevelin Hospital, satu satunya rumah sakit yang ada di kota kecil tempat (Y/n) tinggal

"Kumohon tolong nenekku!" (Y/n) berteriak panik, ia masih membopong lengan neneknya di bahunya

Seakan (Y/n) adalah mahluk yang tak terlihat semua perawat dan dokter yang melintas di sekelilingnya mengacuhkannya. Tidak menanggapi gadis bersurai hitam itu

Dengan kesal ia menarik baju salah seorang perawat yang melintas di dekatnya

"Jangan acuhkan aku!" (Y/n) mulai berteriak marah

"Nona, kami tidak melayani pengobatan secara gratis. Silakan anda ke loket pembayaran terlebih dahulu" jawab perawat itu seenaknya

Matanya memandangi (Y/n) dengan tatapan sebal, saat ini penampilan (Y/n) memang tidak meyakinkan

Dengan seragam yang berantakan, rambut dan wajah yang terlihat kusam, bahkan mata whitish black yang biasanya indah kini berubah merah karena terlalu banyak menangis sebelumnya

"Aku tahu, saat ini aku tidak punya uang, tapi..." (Y/n) berusaha memohon. mata whitish blacknya sudah terbenam dengan air mata yang sejak tadi ditahannya

"Kalau begitu silakan anda pulang, nona" perawat itu melenggang pergi meninggalkan si gadis

"Kumohon..."

"Tolong nenekku.. aku akan melakukan apa saja..." pinta (Y/n)

"Dia satu satunya keluargaku"

"Bawa dia ke ruang UGD" Sepintas suara baritone dingin memotong pembicaraan mereka berdua

(Y/n) mengangkat kepalanya berusaha mencari tahu siapa malaikat penolongnya

Betapa kagetnya dia ketika melihat sehelai sepasang mata merah yang mungkin sedikit lebih terang

Pria ini sangat mirip dengan Halilintar, hanya saja ia tampak lebih tinggi dan dewasa. Jas dokter dengan gagahnya melapisi tubuh pria itu

"Tapi Boboiboy-sensei" perawat berambut coklat itu berusaha menolak

"Aku tidak akan mengulang perintahku" Sebuah deathglare mematikan ditujukannya pada sang perawat yang kini hanya bisa pasrah

"Mari ikut saya si perawat terpaksa melayani (Y/n)

Kini dari reaksi perawat, (Y/n) tahu bahwa pria yang ada dihadapannya bukanlah dokter biasa. Dan ia memiliki nama depan yang sama dengan Halilintar

"A-arigatou.." (Y/n) berterima kasih pada dokter yang telah menjadi dewa penyelamatnya. Kedua tangannya masih berusaha membopong tubuh neneknya

"Itu sudah kewajiban kami" sang dokter mengulurkan tangannya, berusaha menggantikan (Y/n) menggendong tubuh neneknya

"Biar aku saja.."

Kini tubuh renta itu telah berpindah tangan. Sang dokter bermata merah menggendong nenek (Y/n) dengan mudah seakan tubuh itu tidak memiliki berat sama sekali

(Y/n) yang seolah terhipnotis hanya bisa diam mengikuti langkah kaki si dokter misterius yang bahkan belum dikenalnya itu

.

.

.

.

.

"Sekarang Anda bisa beristirahat dengan tenang, nona..." pemuda bermata merah itu seolah memaksa (Y/n) untuk memperkenalkan dirinya

"(Margamu) (Y/n)"

(Y/n) melanjutkan "dan anda tuan..."

"Boboiboy Supra" jawab pemuda itu singkat

Boboiboy Supra...

Entah kenapa nama itu sudah familiar dibenaknya

"Salam kenal" (Y/n) mengulurkan tangannya yang kemudian di sambut dengan hangat oleh Supra

Tangan kanan (Y/n) mengusap rambut putih neneknya yang kini tengah terbaring di salah satu ruang rawat inap

"Kalau saja Supra-sensei tidak ada tadi... mungkin saja nenekku tidak akan selamat" (Y/n) tersenyum tipis

"Sekali lagi terimakasih.."

Supra hanya tertawa kecil "Santai saja (Margamu)-san, sudah ku bilang kan? Ini memang kewajibanku"

"Ah iya.." entah kenapa (Y/n) merasa malu karena Supra mengatakan hal yang sama untuk yang kedua kalinya

"Hn... (Margamu)-san mengenal adikku ya?" tanpa basa-basi, Supra langsung menanyakan hal yang menggangu (Y/n) sejak tadi

"Eh?!" (Y/n) terkaget mendengar pernyataan Supra tadi

Adik?

"Ya adik laki-laki ku, Boboiboy Halilintar" lanjut Supra

Ia berjalan mendekati jendela kemudian membukanya lebar-lebar, membiarkan udara segar memasuki ruangan

Mata merahnya terpejam sesaat, ia membalikkan badan menghadap (Y/n). Menatap mata whitish black gadis itu

Entah kenapa ia merasakan ada hal yang berbeda dari (Y/n) walaupun ia baru mengenal gadis ini

Ia sudah merasa bahwa gadis inilah yang mungkin bisa mengalihkan perhatian salah satu adiknya yang stoic itu

Entahlah...

Mungkin karna ia dan Halilintar memiliki sifat yang sama dibanding Gempa dan Taufan

Jadi ia bisa mengetahui apa yang mungkin saja dipikiran Halilintar saat ini

"Aa... iya" (Y/n) menjawab singkat, namun kemudian ia merasa heran

Kenapa dokter tampan yang ada di hadapannya ini bisa tahu? Padahal ia tidak memberitahukan kelas berapa dan dimana ia bersekolah?

Dengan sedikit ragu ia bertanya "Kenapa Supra-sensei bisa mengetahui hal ini? Saya kan belum memberitahukan identitas saya yang lain selain nama" (Y/n) mengernyitkan alisnya heran

"Tidak ada.. hanya feeling, dan kebetulan kau memakai baju seragam yang sama dengan adikku" Supra hanya mengendikkan bahu

"Ah.." (Y/n) mengangguk pelan

Jika feeling Supra setepat dan setajam ini, ingin rasanya ia berkonsultasi tentang apa yang dialaminya selama seharian ini

Ingin rasanya ia bertanya 'Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Mengapa semua orang membenciku?'

Namun sayang lamunan (Y/n) harus berakhir disini karena Supra tiba-tiba saja membuka mulutnya, hendak berkata sesuatu yang berhubungan dengan Halilintar

"Tolong jaga adikku" kata-kata ini sukses membuat (Y/n) terlonjak kaget

Hal apa yang menyebabkan tiba-tiba saja kakak dari Boboiboy Halilintar mengatakan hal seperti ini?

Aa, sepertinya tuhan ingin bermain-main dengannya hari ini..

Terlalu banyak kejutan yang muncul hari ini...

Dan ia tidak tahu kejutan apalagi yang akan muncul di kehidupannya

Ia bahkan belum menemukan jawaban mengenai apa yang terjadi padanya di sekolah

Ia belum mengetahui apa yang menjadi penyebab teman-temannya membencinya

Penyebab Halilintar tampak letih hingga ia harus meminjam pundaknya untuk bersandar

Penyakit apa yang sebenarnya diderita neneknya hingga sang nenek harus dirawat di rumah sakit?

Dan sekarang...

Kakak dari Halilintar mengatakan hal yang sangat aneh

Astaga...

Rupanya tuhan senang membuat hidup (Y/n) menjadi penuh misteri

Entah itu misteri yang akan terselesaikan ataukah misteri yang hanya tetap akan menjadi misteri selamanya

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Tadi itu cuma flashback lo ya

Gomenne kalo gaje ato gimana TwT

Oke

See you in next chapter minna-!

Don't forget to voment ttebara

Babay-!

Salam kematian

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top