Chapter 2
Halilintar mengendarai mobil ferarri hitamnya dengan kecepatan tinggi
Menerobos mobil-mobil dihadapannya dengan liar
Matanya sesekali tertuju pada payung yang terletak di dashboard mobilnya
"(Fullname).." gumamnya pelan
Halilintar membanting stir mobilnya kearah kanan lalu menginjak rem dengan keras
CKIIITT
bunyi rem yang berdecit nyaring membuat perhatian orang-orang tertuju padanya
mengambil payung ungu itu kemudian membuka pintu mobilnya
Beberapa wanita yang sedang berjalan sengaja berhenti untuk melihat ketampanan pria dingin itu
Lagipula siapa wanita yang tidak terpikat pada sesosok pemuda keren yang baru saja turun dari mobil ferrari?
Halilintar sama sekali tidak mempedulikan tatapan-tatapan aneh dari wanita-wanita yang memperhatikannya
Ia berjalan memasuki gerbang utara (nama tempat) berusaha mencari pemilik payung pink yang ada di genggaman tangannya
Tak lama, mata merahnya menangkap sosok gadis cantik berambut hitam yang sedang berjalan mendekat kearahnya
Gadis itu berjalan bergerombol dengan teman-temannya, sesekali mereka tertawa senang
Di sebelahnya terdapat gadis coklat yang menemaninya saat kencan buta kemarin
Image yang didapat Halilintar dari gadis itu hari ini sangatlah berbeda dengan sewaktu mereka bertemu pertama kali
"Hn.. (fullname)"
Seketika tawa di bibir tipis (Y/n) menghilang
Matanya membulat ketika menatap pria berambut hitam dengan mata merah menyala yang ada di hadapannya
Beberapa teman (Y/n) hanya melongo melihat ketampanan Halilintar
"Ayo, kita pergi" (Y/n) menghentikan langkahnya kemudian berbalik
"Aku tidak mengenal pria ini"
"(Y/n)! Apa maksudmu?" Reina seolah tak percaya pada apa yang didengarnya
"Sudah kubilang, aku tidak mengenalnya" Jawabnya dingin
Halilintar hanya menatap tajam (Y/n) tanpa bicara satu patah kata pun
Melihat keadaannya yang semakin tidak enak, Reina segera menarik lengan teman-temannya yang lain berusaha untuk meninggalkan (Y/n) dan Halilintar sendirian
"Lebih baik kita tinggalkan mereka sendiri"
Seakan mengeri maksud Reina, mereka segera pergi menjauh dari tempat itu, membiarkan (Y/n) dan Halilintar menyelesaikan urusannya
"Maaf, aku ada urusan" (Y/n) berjalan melewati Halilintar tanpa menatapnya. Rambut hitam indah berkibar saat angin meniupnya
Halilintar menutup mata merahnya perlahan, tangannya mencengkram pergelangan tangan (Y/n), menarik gadis itu ke sisinya
Apaan seh thor, gak ada romantisnya samsek
Author: et dah gw aja gak pinter buat adegan romance, boro boro mau buat cerita love story orang buchen aja kagak
. . . . . . Dh lh lanjut aja
"Aku hanya ingin mengembalikan ini padamu" Halilintar menyerahkan payung ungu pada (Y/n)
(Y/n) segera mengambilnya dengan terburu-buru
"Terima kasih" Ujarnya pelan
namun saat ia hendak melangkah, langkahnya tertahan akibat cengkraman tangan Halilintar yang mencegahnya pergi
"Ada apa lagi?" (Y/n) akhirnya menatap mata merah Halilintar dalam
Hingga hampir saja ia tenggelam di dalamnya
"Lepaskan aku" mata hitamnya melemah
"Tidak" Halilintar hanya semakin menatap mata hitam sayu yang ada di hadapannya dengan tajam
"Tidak akan kulepas sebelum kau menjawab pertanyaanku"
Sekilas Halilintar melihat ada kilatan emosi di mata hitam (Y/n)
Gadis itu hanya diam menunggunya untuk bicara
"Kenapa kau membenciku?" satu pertanyaan yang selalu menghantui laki-laki itu setiap malam segera meluncur dari bibirnya
Seulas senyum tipis yang sinis terpampang di bibir (Y/n)
"Hmph" Ia seolah menahan tawa
"Kau ingin tahu?"
"Hn.."
"Sudah kukira hal itu tidaklah penting buatmu" (Y/n) tertawa kecil
Halilintar berjengit heran "Apa maksudmu?"
"Yah, lagipula seorang jenius dan berbakat sepertimu tidak akan mempedulikan hal kecil seperti itu kan?" (Y/n) kembali menatap mata merah itu dalam.. jarak mereka mungkin hanya sekitar 30 cm
Tar- bukannya itu lebih cocok buat Solar thor?
Author: buduamat, yang yang rancang juga saia
Serah dah
(Y/n) menghela napas sebelum kemudian melanjutkan perkataannya kembali
"Hali-kun"
Halilintar merasa napasnya seolah tertahan. Refleks tangannya segera melepas cengkraman pada (Y/n)
'Tuhan, tidak mungkin ini terjadi'
Oh tuhan~ kucinta dia~ kusayang~ rindu dia~ inginkan dia~
Author: sianjer, malah nyanyi_-"
Di dunia ini hanya satu orang saja yang memanggilnya seperti itu
"Kenapa? Kau kaget melihat gadis lemah yang selalu kau tindas dulu masih hidup Hali-kun?" (Y/n) berkata dengan nada seolah meremehkan
"Kau…" sang Halilintar seolah tergagap
"Nakashima (Y/n)?"
"Bukan" Jawab (Y/n) singkat
"Nakashima (Y/n) sudah mati" lanjutnya
"…"
"Aku yang membunuhnya" (Y/n) tersenyum tipis, sementara Halilintar hanya terdiam
"Yah, orang lemah seperti dia memang harus mati"
Halilintar hanya mematung di tempatnya, tubuhnya terasa lemas. Ia menunduk menghadap tanah, tak sanggup memandang mata hitam tajam gadis itu
(Y/n) hanya tersenyum kecil. "Tidak kusangka kau mengingatnya juga. Kukira kau benar-benar melupakannya"
(Y/n) berbalik membelakangi Halilintar "Selamat tinggal Halilintar" Terdengar derap langkahnya yang semakin menjauh
"Cih" Halilintar mendengus pelan
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
_________________________________________
-Kimi No Sei-
_________________________________________
Flashback
10 years ago
Seorang gadis berambut hitam berumur 12 tahun berlari dengan sekuat tenaga. Sesekali ia melihat jam tangan yang terpasang di pergelangan tangannya
"Gawat, aku terlambat! Padahal ini kan hari pertama sekolah"
Seragam sekolah berwarna biru yang dikenakan gadis itu ikut berkibar terkena angin
Ia berlari hingga akhirnya langkahnya terhenti melihat pagar sekolah barunya telah tertutup rapat
(Y/n) memilih jalan memutar untuk memasuki bangunan yang tertutup rapat itu
Sebuah pohon sakura menjulang tinggi di balik tembok tinggi yang membatasi bangunan sekolah dengan sebuah jalan kecil di dekat sungai
(Y/n) berjalan mendekati pohon itu, sedikit takjub dengan pemandangan yang baru saja dilihatnya
Sebuah pohon sakura yang sedang berguguran. Bunga-bunga kecil berwarna soft pink berterbangan ke segala arah. Menghiasi langit biru yang terbentang diatasnya
"Indahnya"(Y/n) mengulurkan tangannya untuk mengambil kelopak bunga yang berguguran
Mata hitamnya berkedip pelan, ketika ada sebuah kelopak bunga sakura yang mengenainya
Seakan tersadar, (Y/n) menepuk jidatnya
'Astaga, apa yang kulakukan? Bukankah seharusnya aku mencari cara untuk masuk ke dalam sana?'
(Y/n) kembali menatap pohon yang ada di hadapannya ini
'Yokatta, dahannya cukup mudah untuk dinaiki'
Segera saja ia memanjat pohon itu, perlahan
Segera saja ia memanjat pohon itu, perlahan tetapi pasti akhirnya ia sampai di dahan yang terletak terdekat dengan tembok pembatas
(Y/n) menapakkan kakinya di puncak tembok pembatas itu, perlahan berusaha agar tidak terjatuh
Matanya menatap ke bawah dengan tatapan ngeri
Tembok setinggi 3,5 meter itu benar-benar menghentikan niatnya untuk langsung lompat ke bawah
Ia berjongkok perlahan kemudian mendudukkan dirinya di atas tembok beton itu
DUK
Tanpa ia sadari, sepatu kanannya terlepas dan jatuh ke bawah. (Y/n) menatap sepatunya yang terlepas tanpa bisa berbuat apapun
"Ah, sepatuku!"
"Baka" Tiba-tiba saja ia mendengar suara asing
(Y/n) berusaha mencari sumber suara
Seketika mata hitamnya menemukan sesosok pemuda tampan berambut hitam dengan sehelai rambut putih berdiri di dekatnya
Pemuda itu mengenakan baju seragam hitam, sepertinya ia murid sekolah ini juga
(Y/n) hanya bisa terdiam, masih kaget dengan kemunculan pemuda ini yang begitu tiba-tiba
Apakah dia itu manusia?
Ataukah hantu?
Atau roh penunggu pohon sakura ini?
Berbagai pikiran aneh mulai terbayang di benaknya
(Y/n) menggelengkan kepalanya, menepuk pipi seakan ia berusaha untuk sadar dari lamunannya
"Ano… sejak kapan kau ada disitu?" (Y/n) menggaruk kepalanya yang tak gatal
"Sejak kau memanjat pohon itu." Jawab pemuda itu singkat
Ia berjalan mendekati (Y/n), kemudian berjongkok mengambil sepatu gadis itu yang terjatuh
Sesaat mata merahnya menangkap mata hitam gadis itu. (Y/n) merasakan wajahnya memerah
Oh, astaga. Siapa yang tahan ditatap seperti itu oleh pangeran tampan ini?
Tanpa kata-kata, pemuda itu memakaikan sepatu yang ada di tangannya ke kaki kanan Sakura
Ia menatap (Y/n) kemudian tersenyum tipis "Apakah anda mau saya bantu turun, tuan putri?"
(Y/n) kembali menepuk jidatnya
Ya ampun, sejak tadi sudah berapa kali ia menepuk jidatnya ya?
Entahlah kejadian hari ini benar-benar membuatnya ragu antara mana yang nyata dan mana yang tidak
Yah, ia hanyalah seorang gadis kecil biasa yang sangat menyukai cerita-cerita romantis
Terkadang ia membayangkan dirinya dijemput oleh seorang pangeran tampan berkuda putih yang akan membawanya pergi ke istana far-far away dan berakhir dengan happily ever after
Konyol memang, tapi inilah pikiran seorang anak gadis berumur 12 tahun yang mungkin baru saja merasakan pubertas
"Hei, kau mau turun tidak?" sepertinya pemuda itu sudah hilang kesabaran untuk menunggui (Y/n) lepas dari lamunannya
"Eh, ah iya" (Y/n) sedikit malu
"Hn" Pemuda itu merentangkan kedua tangannya seolah siap menerima beban tubuh (Y/n) kapan saja
Pada awalnya (Y/n) memang sedikit ragu, akan tetapi entah kenapa tiba-tiba saja ada rasa percaya yang muncul tiba-tiba pada pemuda ini
Sejenak ia yakin bahwa pemuda ini tidak akan membiarkannya jatuh
Dan…
HUP
Satu lompatan dan satu tangkapan yang baik telah sukses dilakukan
"Terima kasih" Ujar (Y/n) gugup
Ia melepaskan diri dari rengkuhan pemuda itu dengan canggung
Setelah mengatur napasnya dan mengambil jarak sebanyak dua langkah, (Y/n) mengulurkan tangannya
"Hajimemashite, Nakashima (Y/n) desu"
Pemuda itu menyambut tangan (Y/n) lembut "Boboiboy Halilintar"
Dan tanpa disadari kisah mereka dimulai
Sebuah kisah dongeng yang dimulai dengan pertemuan antara sang pangeran dan sang putri. Dan, sayangnya kisah dongeng ini belum tentu berakhir dengan happily ever after karena tidak selamanya dongeng harus berakhir dengan happily ever after kan?
Putri duyung sudah menukar suaranya untuk bertemu dengan pangeran yang dicintainya. Namun, pada akhirnya ia harus melihat pernikahan sang pangeran dengan wanita lain dan akhirnya ia harus berubah menjadi buih
Kisah putri duyung memang sudah berakhir
Mungkin, ya hanya mungkin… kisah ini masih belum berakhir
Kisah ini masih berlanjut
Entah menjadi kisah yang berakhir dengan happy ending ataukah sad ending
Tak ada seorang pun yang tahu…
Aealah thor, sok puitis lu
Author: et dah nara, protes mulu lu dari tadi
Bodoamat
Author: minta dipecat ato gimana
Eh gak thor, maap maap:(
Author: -_-
Ok cukup sekian chapter kali ini:D
Gomen ne kalo jelek ato gimana :(
And semoga kalian suka
Okeh, see you in next chapter!
Don't forget to voment minna ttebara
Salam kematian
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top