Chapter 1
©Boboiboy sepenuhnya milik monsta
Saya hanya meminjam karakter saja
Happy reading!
ZRASHH (anggep aja itu bunyi hujan)
Butiran-butiran air hujan jatuh membasahi bumi
Awan-awan hitam bergerak menutupi bulan yang bersinar dilangit malam
Bintang-bintang yang asalnya terlihat berkelap-kelip pun ikut tertutupi gerombolan awan cumulus yang seakan tengah berunding untuk membuat hujan semakin deras
"Ayo cepat (Y/n).."
seorang gadis berambut coklat menarik lengan temannya. Ia mendekatkan payung ungu yang dipegangnya untuk melindungi tubuhnya dari terpaan hujan
"Huh.. sudah kubilang mengikuti dia bukan hal yang bagus Reina.." gadis berambut hitam lekat, sahabat si gadis berambut coklat itu mendengus kesal
Ia tergopoh gopoh berusaha menyamai langkah kaki Reina. Payung ungu yang dipegangnya sesekali nyaris terbang dihempas angin
"Aku benci hujan.."
"Sudahlah jangan mengeluh terus" Reina semakin mempercepat langkahnya
"Itu cafenya sudah terlihat!" Reina kelihatan senang, matanya berbinar-binar, ia langsung berlari kecil menuju ke sebuah kafe yang terletak di ujung jalur distrik Shibuya
"Reina tunggu aku!" (Y/n) terlihat semakin kesulitan menyusul langkah Reina
KLINING
Sebuah lonceng kecil yang ada diatas pintu masuk cafe berdenting ketika Reina membuka pintu. Ia berhenti sejenak, iris matanya mengedari seluruh ruangan seakan sedang mencari sesuatu
Suasana cafe malam ini sangat ramai. Banyak waiters yang berlalu-lalang mengantarkan pesanan
Sepertinya akibat hujan yang cukup deras ini, banyak orang yang memutuskan untuk berdiam dicafe seraya menunggu hujan reda
"Hosh.. hosh.." (Y/n) akhirnya berhasil menyusul Reina
Dengan nafas yang tersengal-sengal ia menggeram kesal "Reina! Jangan berlari seperti itu!"
"Sudah.. sudah.." Reina menepuk pelan bahu (Y/n) berusaha menenangkan gadis itu
"Ah! Itu dia!" serunya sesaat setelah matanya menangkap dua sosok laki-laki tampan berambut hitam yang memakai topi
Laki-laki itu tersenyum lembut ke arah Reina, sementara saudaranya yang sedatar tembok ups hanya mendengus pelan dan memalingkan wajahnya ke jendela
"Ah maaf, aku terlambat" Reina menghampiri kedua pemuda itu, ia tersenyum sambil membungkuk meminta maaf
"Sudahlah... tidak apa-apa" pemuda itu bangkit dari duduknya lalu menjabat tangan Reina
"Kenalkan namaku Gempa" pemuda itu berhenti sesaat karna tiba-tiba saja (Y/n) datang
"Reina! Sudah kubi.." (Y/n) tak dapat melanjutkan perkataannya
Manik whitish blacknya membulat sempurna ketika melihat sosok pemuda tampan bermata merah yang sedang duduk dihadapannya sembari memandang keluar jendela
Bukan..
Bukannya (Y/n) terpana dengan ketampanan pemuda yang mungkin saja bisa dibilang sempurna itu
Tapi ada satu hal lain yang mengusik pikirannya
"Oh ya.. dan yang duduk di sana adalah saudaraku Boboiboy Halilintar"
Halilintar..
Aku.. a-aku menyukaimu..
(Y/n) menutup matanya perlahan. Kenangan masa kembali berputar memenuhi otaknya
Nakashima (Y/n), kau menyebalkan
Sebaiknya kau mati saja..
(Y/n) menggigit bibir bawahnya hingga nyaris berdarah. Tangannya mengepal kuat mencengkram sisi sisi celana legging yang dikenakannya.. ia menundukkan kepala berusaha menyembunyikan emosi yang meluap memenuhi otaknya
Halilintar memutar pandangannya menatap gadis cantik berambut hitam lurus yang panjangnya melewati pinggang.. gadis berkulit putih mulus, matanya jernih berwarna hitam keputihan
Cardigan merah yang menutupi kaos putih polos yang dikenakannya dengan celana legging hitam yang turut mempercantik penampilan
Hanya satu yang dapat mendeskripsikan gadis dengan rambut hitam yang ada dihadapannya ini
Cantik..
Baru kali ini ada seorang gadis yang berhasil memikat seorang Halilintar
"Reina, aku mau pulang" kata-kata (Y/n) yang sukses mengejutkan semua orang yang ada disitu tak terkecuali Halilintar
"Eh? Ada apa sih (Y/n)? Kenapa tiba-tiba?" raut wajah Reina terlihat kaget
(Y/n) hanya menunduk tanpa menjawab pertanyaan Reina. Sikapnya berubah 180° dari sewaktu ia baru datang kecafe ini
"Wajahmu pucat, kau sakit?" tanya Reina khawatir
(Y/n) mengangguk pelan
"Tapi diluar masih sangat deras" Reina kembali menatap cemas (Y/n)
"Apa perlu ku panggilkan dokter?" Reina mengeluarkan ponsel, mencoba menghubungi dokter pribadi keluarganya
"Tidak usah, aku hanya ingin pulang" (Y/n) menggeleng pelan
"Biar aku yang mengantarnya" Halilintar bangkit dari duduk dan langsung mengambil kunci mobil ferrari hitam miliknya
Seketika itu pula (Y/n) mengangkat kepalanya. Mata hitamnya menatap manik merah Halilintar
Entah kenapa saat mereka bertemu Halilintar merasakan perasaan aneh yang menyelimuti hatinya
Sekilas Halilintar dapat melihat berbagai emosi yang melintas dimata hitam itu
Sorot mata yang dipenuhi rasa rindu, takut, benci, dan suatu perasaan lain yang tak dapat ditafsirkan olehnya
(Y/n) segera mengindari tatapan mata merah Halilintar seolah ia takut segala perasaan dan emosi yang dipendamnya akan diketahui pemuda yang ada di hadapannya ini
Ia segera berjalan melewati Halilintar tanpa bicara satu patah katapun.
Mendudukkan dirinya dikursi yang berhadapan dengan kursi yang tadi sempat diduduki Halilintar
"Ada apa denganmu hari ini (Y/n)?" Reina terlihat bingung
"Bukankah tadi kau yang meminta pulang?" Reina mengalihkan pandangan pada Halilintar. Matanya seolah meminta maaf atas ketidaksopanan sahabatnya ini
"Gomen ne Halilintar-san, kau jadi repot seperti ini" Reina merasa tidak enak
Kok terasa agak aneh thor pas kata Halilintar-san;-;
Author : Yeuu biarin
Nah kan, kambuh lagi kosakata Jepangnya_-"
Sementara Gempa yang tadinya diam saja akhirnya angkat bicara
"Tidak apa-apa, lagipula Halilintar sama sekali tidak merasa repot" Gempa mengerling pada Halilintar
"Hn.." Halilintar hanya bergumam dan kemudian kembali ke kursinya tadi
"Hei, apakah kalian baru pertama kali mengikuti kencan buta?" Reina berusaha mencari topik untuk mencairkan suasana
[Eh lupa kasih tahu, jadi ini mereka lagi kencan buta ya]
"Aku sudah beberapa kali mengikuti kencan buta, tapi tak ada seorangpun yang cocok denganku" jawab Gempa
Gempa menunjuk Halilintar dengan jarinya "Sedangkan dia baru pertama kali mengikuti blind dates seperti ini"
"Kalian berdua kan belum berkenalan" Reina menyenggol bahu (Y/n), matanya melirik Halilintar seakan memberi isyarat
"Halilintar.." Halilintar mengulurkan tangannya berusaha menjabat tangan gadis berambut hitam yang ada dihadapannya
Namun gadis itu menolak, ia tak membalas jabatan tangan Halilintar "Nakayama (Y/n)"
Suasana canggung kembali terjadi diantara keempat orang itu akibat perlakuan (Y/n) yang sangat dingin pada Halilintar
"Ano.. Halilintar-san sepertinya (Y/n) masih terlalu gugup untuk berkenalan dengan laki-laki tampan seperti mu" Reina kembali membalikkan suasana
Halilintar pov
Gadis ini sebenarnya kenapa?
Apa salahku?
End Halilintar pov
"Jadi (Y/n), sebenarnya apa salahku?" tanya Halilintar tanpa basa-basi
Hali ini menyebabkan Reina dan Gempa merasa tidak enak karena harus terlibat perang dingin antara Halilintar dan (Y/n)
"(Fullname).. panggil aku (Fullname)"
"Hn?" Halilintar mengerenyit
Reina dan Gempa pun mau tidak mau ikut merasa heran dengan kelakuan (Y/n) yang aneh
"Jangan memanggil nama kecilku seenaknya"
"Sebenarnya apa salahku?" Halilintar semakin kesal karena baru kali ini ada gadis yang bersikap begitu dingin padanya
"Apakah dulu kita pernah bertemu? Apakah aku pernah melakukan kesalahan?"
DEG
Ternyata dia tidak mengingatnya...
Ya, benar
Baginya itu hanyalah masalah kecil
Baginya aku hanyalah serangga pengganggu
Serangga yang harus cepat diinjak-injak dan dibasmi dari dunia ini
"Aku ingin pulang" (Y/n) mengambil tas, kemudian berdiri dari tempat duduknya dan berbalik menuju pintu keluar
"(Y/n)! Tunggu!" cegah Reina tak ingin suasana memburuk
"Jawab dulu pertanyaan ku (Fullname)!" Halilintar tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangan (Y/n), mencegahnya pergi begitu saja
"Lepaskan tanganmu!" (Y/n) menghentakkan tangan Halilintar dengan kuat
"Asal kau tahu saja, jawabannya mudah Halilintar... Aku membencimu" (Y/n) menarik tangannya lalu berlari meninggalkan Halilintar yang masih terdiam
_________________________________________
-Kimi No Sei-
_________________________________________
"Cih brengsek!" umpat Halilintar
Suasana hatinya malam, err atau bisa disebut dini hari ini sangat buruk
Bagaimana tidak? sekitar lima jam yang lalu ia baru saja dibentak oleh seorang gadis yang baru saja dikenalnya
Tidak hanya itu, bahkan gadis itu bilang kalau ia membencinya
Aneh...
Padahal ia baru saja bertemu gadis aneh itu
Apa alasannya hingga dia bisa berkata demikian?
Kencan buta pertama kali yang di ikutinya karna ajakan Gempa hancur berantakan
Ini memalukan..
Seorang Halilintar tidak boleh dibentak oleh seorang gadis tanpa alasan yang jelas
Halilintar mendengus kesal
Baru saja ia meneguk minumnya sampai suara seseorang membuat Halilintar berhenti
"Kau ini kenapa Halilintar?" Seorang laki-laki yang mirip dengannya duduk disofa samping Halilintar
"Apa ada masalah?"
"Ck,, diamlah Taufan" Halilintar menatap tajam Taufan yang ada didepannya
"Heh, kalau kau sedang kesal jangan lampiaskan padaku juga!" kesal Taufan
Halilintar menghela nafas kasar "Tinggalkan aku"
Taufan langsung bergi beranjak meninggalkan Halilintar yang berada sendirian diruang tamu
"Cih.."
(Fullname)..
Siapa kau sebenarnya?
Kenapa kau selalu muncul dikepalaku?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Hee, akhirnya ke publish juga ini buku:'v
Gomen ne kalau gak begitu bagus ceritanya
Oghe, see you in next chapter!
Don't forget to voment minna ttebara
Salam kematian
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top