The Scapegoat! (5)

Kehidupan baru, kau harus siap, Ken.

Katanya setiap ucapan pada akhirnya adalah sebuah permohonan, doa kepada Tuhan yang dengan sifat murah hati-Nya akan selalu mengabulkan permintaan-permintaan tersebut. Namun, doa juga bisa menjadi pisau bermata dua. Maka dari itu pemuka-pemuka agama selalu berkata untuk hati-hati dalam meminta sesuatu.

Tentu saja Ken tak pernah menganggap dirinya beriman, dan tidak pun berpikir siapa saja di keluarganya patuh pada Tuhan, bahkan ibunya yang selalu dianggap Ken sebagai malaikat juga tidak. Tetapi jika memang Tuhan se-murah hati itu, maka ucapan ibunya mungkin telah dikabulkan, secara harfiah.

Karena Ken selalu menjalani kehidupan yang baru. Setiap saat hidupnya akan berputar menjadi berbeda, dan dia akan dipaksa untuk menghadapinya. Sehari sebelumnya dia bergabung dengan Dark Soul, artinya hidup yang baru telah di mulai. Entah apa yang menunggu berikutnya. Kuharap aku tidak sabar, gumam Ken begitu kembali bersama Aster setelah membuang mayat Neal.

Dia masih marah pada Nen, atau lebih tepatnya jengkel. Masih tak menyangka atas tindakan pria tersebut. Ken tahu kalau Nen putus asa, kekurangan satu anggota membuat posisinya—termasuk tiga anak buah setianya—terancam. Lalu Ken juga sempat putus asa, tetapi tidak cukup putus asa untuk bergabung dengan Dark Soul.

Jadi Nen membuatnya lebih putus asa, dan tidak ada yang lebih baik daripada dua orang putus asa saling menutupi keputusasaan masing-masing.

"Kau berbeda daripada kami bertiga. Dia bisa saja membunuhmu setelah pertemuan pertama itu, tetapi tidak dilakukannya. Dia membantumu membuang jasad ayahmu meski sebelumnya kau belum bagian dari Dark Soul, dia bahkan mengatur jaringan di kepolisian Ischar agar kau aman, dan dia menawari lebih dari sekali. Menurutmu kenapa Nen mau sampai melakukan itu semua? Dia tidak sekadar membutuhkanmu sebagai anggota yang melengkapi cabang #07, ada yang lain, tetapi kita tidak mengetahuinya."

Aster mengatakan itu dalam perjalanan di dalam mobil. Sebelumnya mereka tidak banyak berbicara satu sama lain, dan sekarang pun belum. Pembicaraan mereka berakhir dengan cepat setelah tubuh Neal berhasil disingkirkan. Bukan dibuang ke jurang, Aster punya ide lain.

Sebuah bar di pusat kota yang secara tidak wajar tutup pada akhir pekan. Mereka menaruh mayat itu di belakangnya, tubuh Neal dibuat duduk bersandar di samping tong sampah.

Mayatnya akan berada di sana selama dua hari ke depan, terang Aster. Meski dipenuhi luka tusuk tak beraturan hingga ke mata kanan, forensik akan butuh waktu lama untuk mengidentifikasi itu semua, dan tak akan punya cukup banyak untuk mendapatkan petunjuk karena sekali lagi jaringan Dark Soul di kepolisian akan melakukan sisanya.

"Dan kau akan aman," kata Aster.

Sebelum mereka meninggalkan tempat itu, Ken memilih untuk terdiam sejenak. Dia menurunkan tubuh, menatap mayat Neal yang dihabisinya. Lagi-lagi pertanyaan Furler bergulir dalam kepalanya. Siapa Neal bagi Ken? Kali ini dia tahu.

Neal adalah teman yang memberinya tur berkeliling kota. Neal adalah teman yang menemaninya selama hampir satu tahun di North Ischar High. Neal juga adalah musuh yang mengacaukan hidupnya. Neal adalah musuh yang tak ingin percaya padanya. Lalu pada akhirnya Neal adalah orang asing yang tak akan Ken rindukan.

"Selamat tinggal ...," kata Ken, di saat bersamaan juga tersadar kalau dia tak benar-benar punya alasan untuk menghabisi Neal.

Hingga alasan itu muncul saat dia kembali ke markas. "Kambing hitam."

Nen yang mengatakannya, dan meski masih membenci pria itu, dia tetap mendengarkan.

"Apa maksudnya?" tanya Ken.

"Kau kambing hitam atas apa yang menimpa gadis bernama Gina itu. Kau pasti sudah lelah, jadi kenapa tidak melepaskan julukan itu dan berikan kepada temanmu yang sudah tewas?"

Ken terkejut karena Nen tahu tentang Gina, tetapi semuanya sudah masuk akal sedetik kemudian. Tentu saja pria itu tahu segalanya. Ken sebenarnya lebih terkejut karena meski sempat mabuk-mabukan sampai tak sadarkan diri, tetapi sepertinya Nen bisa mengingat semua yang dia katakan kemarin.

"Jika James bisa membuat rekaman palsu kau memperkosa gadis itu, kenapa tidak dia membuat rekaman palsu lainnya dengan wajah Neal?"

"Maksudmu kau akan mengganti wajahku dengan wajahnya di rekaman menjijikkan itu?" tanya Ken setengah kesal. Sekali lagi masih tak percaya kalau video tersebut hanyalah alat bagi Nen semata untuk mempengaruhi Ken.

"Aku punya rencana lain," kata James, yang meski masih bersitegang dengan Ken, tetapi dia langsung bekerja dengan cepat di depan komputernya. "Akan selesai sekitar empat jam lagi, silakan menunggu."

Ken kembali ke kamarnya dengan sedikit tenang. Mayat Neal sudah dibereskan, dan apapun yang James buat mungkin akan sangat membantu Ken. Kehidupan baru, kau harus siap. Lagi-lagi teringat dengan kalimat favorit ibunya. Mungkin sebenarnya bukan kehidupan baru, tetapi cukup sesederhana hari baru, karena segalanya dapat berubah setiap hari.

***

Bagi Gina, semua ini berlalu sangat cepat. Baru tujuh hari lalu sahabatnya datang ke rumah, menemaninya saat menenggak obat aborsi yang menjadi pilihan terakhir bagi gadis itu. Kemudian dia duduk di sana, di tempat Neal yang tak lagi bernyawa akan segera dimakamkan.

Katanya remaja itu sempat menghilang dan Gina bahkan tak mengetahuinya. Hingga Neal ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di belakang sebuah bar. Dugaannya hanya laki-laki itu secara tidak beruntung terlibat dalam perkelahian.

"Mungkin awalnya dia mabuk-mabuk lalu dengan lagak sombongnya menghajar orang mabuk lain. Karma untuknya, untuk semua yang dia lakukan," kata seseorang di pemakaman.

Hari ini banyak teman-teman Neal yang datang di pemakaman kota. Gina juga mengenal mereka, tetapi kemudian gadis itu mengetahui mereka datang secara terpaksa. Tak ada siapapun di tempat ini yang menyukai Neal, bahkan yang Gina tahu adalah orang-orang yang sering bersama Neal dulu juga tak menyukai berada di sana.

Gina juga seharusnya merasakan hal yang sama. Seharusnya dia menjadi orang yang paling membenci Neal di sini. Seharusnya dia menggali makam tersebut lalu mencabik-cabik tubuh Neal sampai dirinya puas setelah semua yang remaja itu lakukan.

Ketika akhirnya diketahui kalau Neal tewas, semua orang berduka, tetapi hanya beberapa jam berikutnya sebuah video yang menampilkan remaja itu yang merekam dirinya membuat pengakuan tersebar di mana-mana. Seketika mereka berbalik mengutuk pemuda itu, menganggap kematiannya adalah pantas, dan bahkan seharusnya lebih buruk daripada sekadar perkelahian biasa di jalan.

Termasuk Gina, menerima rekaman tersebut di malam hari sebelum tertidur. Jiwa gadis itu sudah pernah diporak-poranda dan rasanya benar-benar menyakitkan, dan sebelum dapat tersusun dengan baik, sekali lagi semuanya hancur setelah menonton rekaman itu.

Itu aku. Aku yang melakukannya, tetapi orang-orang menyalahkan Ken. Gina menyalahkannya. Ken mengatakan yang sebenarnya, bukan dia yang memperkosa Gina, tetapi tak ada yang pernah percaya.

Seharusnya dia tidak menghadiri pemakaman Neal. Gina membencinya, Gina seharusnya membenci Neal, tetapi gadis itu bahkan tidak tahu kenapa bisa berada di sana. Dia tidak tahu harus mengatakan apa.

Kehadirannya tentu saja dipertanyakan banyak orang, tetapi hanya sedikit yang iba, lebih banyak yang mencibirnya.

"Kenapa gadis itu ada di sini?"

"Mungkin terlalu terkejut? Atau dia ingin memastikan Neal masih hidup agar dapat membunuhnya sendiri?"

"Dia membenci Ken, tetapi tak bisa melakukannya untuk Neal? Gadis aneh."

Pada akhirnya Gina berdiri dari tempatnya setelah terlalu lama menghadapi mereka. Gadis itu mencoba meninggalkan pemakaman tanpa bersuara, tetapi baru saja berbalik dan dia hanya bisa terperanjat.

"Jadi kau datang? Wow," ucap laki-laki itu bersedekap. Suaranya cukup keras untuk membuat orang-orang ikut berbalik. Mereka sama-sama terkejut saat mendapati kehadiran cowok bertopi merah muda tersebut.

Dia tidak berlama-lama, pergi sedetik kemudian setelah puas dengan semua tatapan kosong di sana. Gina sontak mengejarnya. "Ken, tunggu!"

Gadis itu kesulitan dengan rok panjang dan tanah yang agak basah, tetapi pada akhirnya berhasil karena Ken berhenti di jalan masuk pemakaman. "Ken, aku—"

"Kenapa, Gina?!" tukas Ken setelah berbalik, nampak kerutan yang sarat akan kebencian di wajahnya. "Kau membenciku semudah itu, kau mengutukku dan membiarkan orang-orang melakukan hal yang sama. Mereka memukulku tanpa ampun karena semua orang pikir aku yang memperkosamu!"

"Aku--"

"Ayahku menyiksaku karena apa yang terjadi padamu! Dan sekarang kau di sini, sedih karena kematian dari orang yang menghancurkan hidupmu?! Hidup kita?! Kenapa kau ada di sini, Gina?!"

"Aku tidak tahu!" Gina hanya bisa terisak. "Aku memang membencinya. Aku sangat membencinya! Tetapi aku tidak tahu kenapa aku ada di sini! Aku—"

"Oh, berhentilah. Kau tidak akan pernah bisa! Tapi coba tebak, aku membencimu," ucap Ken dingin. "Kalian berdua. Aku sangat membenci kalian. Hidupmu yang hancur, Gina, dan aku tidak akan pernah menjadi bagian dari itu. Jadi jangan pernah berbicara denganku lagi!"

Dia pergi, meninggalkan Gina yang masih memanggilnya dengan putus asa, tetapi Ken tak lagi berbalik meski tahu gadis itu pada akhirnya hanya bisa terjatuh dan menangis sendirian.

Tak ada yang melihat kemana cowok itu pergi, orang-orang di pemakaman melihatnya datang, bertengkar dengan Gina, dan menghilang. Ken sebenarnya masuk ke dalam mobil derek yang terparkir tidak begitu jauh dari pemakaman. Saat akhirnya bisa terduduk, sebuah tepukan tangan pelan bergema di samping telinganya.

"Kau bisa mendapatkan Oscar untuk aktingmu itu. Tertarik untuk menjadi aktor?"

"Diam saja kau, aku juga membencimu." Ken kembali mendesis, tetapi Nen hanya tergelak. Sebelum kemudian pria itu memberinya sebuah amplop kertas. "Apa ini?"

"Empat puluh persen dari pendapatanmu. Selamat! Kau mungkin tertarik untuk membeli mobil jadi aku tidak perlu mengantarmu ke sana kemari?"

Ketika Ken membukanya, nampak tumpukan uang yang lebih besar daripada yang pertama kali diterimanya. Walau kali ini tidak cukup membuatnya begitu terkejut.

"Jadi, kita damai?" tanya Nen dengan senyum yang menampilkan lesung pipinya itu.

Ken hanya berkata, "aku ingin bercukur."

"Apapun untukmu, anak muda. Aku adalah sopir pribadimu hari ini." 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top