Part. 4 - The Deal Kiss

Hallo, Semuanyaaaa...
Kembali dengan Sheliu yang akan membawa JC disini. 💜

"Kenapa lu bisa sayang sama gue?" tanya Sera saat keduanya sudah berada di dalam mobil.

Mereka sudah menyelesaikan makan malam dan kini sedang dalam perjalanan untuk mengantar Sera pulang ke rumah.

"Kan tadi gue udah bilang kalau gue nggak tahu," jawab JC kemudian.

Sera terdiam sambil berpikir. Sungguh lucu mendapati hal yang bisa dibilang menyenangkan. Saling mengenal cukup lama, bahkan tidak pernah memiliki rasa selain teman, tapi justru semakin sering berinteraksi, hal itu menumbuhkan rasa yang tidak pernah disangka Sera akan alami. Yaitu rasa suka.

Menyukai JC entah sejak kapan tapi yang Sera tahu adalah menyenangkan. Setiap waktu yang dilewati bersama membuatnya senang, juga terkadang canda yang cukup memaksa yang dilakukan JC si Orang Kaku, membuatnya tertawa bukan karena candaan melainkan ekspresi wajah JC yang lucu.

Bagi Sera, JC itu menggemaskan. Terkadang, Sera menahan diri untuk tidak berlebihan karena dia menilai JC cukup santun dalam menjaga diri dan jarak dengannya. Lagi pula, JC adalah orang yang cukup sulit untuk dimengerti karena sering berubah.

"Hey, kenapa diam? Don't freak out, okay?" celetuk JC yang membuat Sera spontan menoleh dan menggeleng cepat.

"I'm not," balas Sera sambil terkekeh. "Cuma heran aja, kirain cowok kulkas macam lu nggak bisa ngomong hal sentimentil kayak gitu."

JC bergeming dengan ekspresi datarnya seperti biasa, bisa dibilang tampak berpikir dan itu membuat Sera mendesah malas.

"Kenapa sih mesti serius banget? Gue kadang suka serba salah sama lu," keluh Sera jujur.

JC melirik singkat padanya dan tersenyum singkat. "Gue cuma takut salah ngomong."

"Maksudnya?" tanya Sera bingung.

"Seperti yang lu tahu kalau gue bukan orang yang pinter ngomong. Gue cuma berusaha dan belajar untuk ngertiin orang, cuma seringnya orang jadi sebel sama gue," jawab JC jujur.

"Mungkin kadar judes dan sinis lu bisa dikurangin," cetus Sera.

JC tertawa pelan. "Gue paling nggak bisa diem kalau ada yang nggak bener di depan gue. Apalagi kalau ada anak buah gue yang kalau gue suruh dan nggak bisa kerjain sesuai perintah, trus kalau dibilangin pake ngeyel. Itu udah jadi inceran gue!"

Dalam hal bekerja, JC adalah tipe pekerja keras dan sangat tegas. Dia tahu apa yang dilakukan dan dia yakin terhadap apa yang sudah diyakini. JC memiliki semangat juang yang tinggi, juga intuisi yang tepat, dan tidak akan pernah menyerah. Sangat pintar dalam menyembunyikan emosi dalam bentuk apa saja dengan bersikap biasa saja seolah sekitarnya tidak pernah ada.

Dalam hal berteman, itu yang dikagumi Sera. JC adalah teman yang cukup menyenangkan untuk diajak kuliner, topik pembahasannya berbobot dengan pengalaman hidupnya yang patut diacungi jempol, dan Sera menjadi lebih banyak belajar darinya.

"Tapi kayaknya waktu masih kerja bareng, kita nggak pernah berantem," ucap Sera sambil mengingat-ingat.

"Kita beda divisi dan nggak ada hubungannya," balas JC.

"Ada saat dimana gue berantem sama divisi perencanaan dan dia bilang lu yang suka urgent," sahut Sera.

"Tapi lu nggak ngomel dan gue nggak merasa kita pernah ada konflik," tambah JC.

"Kenapa bisa gitu?" tanya Sera lagi.

JC mengangkat bahu. "Nggak tahu, mungkin emang udah jalannya kalau kita akur sampe sekarang."

Sera mengangguk sambil menatap ke depan. Bisa jadi, pikirnya. Sering mendengar karakter JC yang dingin dan bossy dari divisi lain tidak membuat penilaian Sera berubah. Dia merasa jika JC adalah orang yang tahu apa yang dilakukannya dan memiliki alasan untuk menjadi seperti itu.

"So, what now?" tanya JC kemudian.

Sera menoleh dan menatapnya. "What?"

JC melirik padanya sambil terus mengemudi. "Gue udah bilang kalau gue sayang sama lu. Dan ternyata, lu pun kayak gitu."

"So?" tanya Sera lagi.

JC kembali meliriknya dan menatap ke depan. "Cuma gitu doang?"

"Saling sayang trus gimana? Gue sih nggak merasa harus baper banget ya since gue kudu validasi dulu omongan lu bener atau nggak," ujar Sera sambil tertawa geli.

JC tertegun dan kembali melirik pada Sera. "Seriously? Lu nggak percaya sama gue?"

"Sama diri sendiri aja kadang suka nggak percaya, apalagi sama lu," balas Sera ngakak.

JC terlihat cemberut dan itu membuat Sera tersentak. Merasa perlu melakukan sesuatu, Sera spontan meraih lengan besar JC dan mengusapnya naik turun sambil tersenyum kikuk saat JC menoleh padanya.

"Jangan marah, sayang kalau muka ganteng begini jadi cemberut," bujuk Sera.

JC hanya tersenyum kecil. "Nggak marah, gue cuma lagi mikir apa gue salah ngomong."

Tertegun, Sera hanya bisa menahan napas melihat respon JC yang diluar dari nalar. Sama sekali tidak mengerti kenapa dia harus seserius itu dalam menanggapi Sera yang seringkali bercanda.

"Gue begini karena lu terlalu serius," aku Sera.

"Nggak juga, mungkin karena lu terlalu banyak bercanda," balas JC.

Sera tertawa pelan dan memukul lengan JC karena gemas. "Gue nggak tahu lagi harus gimana sama lu. Lu terlalu gemes."

"Gemes?" tanya JC bingung.

"Yes, karena lu itu lucu. Segala sesuatu diseriusin dan bikin gue jadi bingung kudu gimana, tapi nggak apa-apa, itu yang bikin gue suka sama lu," jawab Sera tanpa ragu dan hal itu membuat JC tertegun.

Seperti menyadari jika ada kesalahan dalam penyampaian dan Sera tidak ingin JC berpikir berlebihan, Sera langsung mencoba meralatnya.

"Suka in a good way, btw. Jangan dipikirin banget, nanti lu mikir yang nggak-nggak," ralat Sera.

JC mengulum senyum sambil meraih satu tangan Sera dan menggenggamnya erat.

"Meski gue bingung cara lu suka sama gue, tapi gue seneng kalau tahu lu juga suka sama gue" ucap JC.

Debaran jantung Sera mengencang dua kali lipat sebelumnya dan tidak menolak genggaman tangan JC. Dengan senyum yang semakin melebar, Sera membalas genggaman tangan JC dalam genggaman yang lebih erat. Dia menyukai kehangatan yang terasa dari genggaman itu.

"Don't you freak out?" tanya Sera meyakinkan.

JC menggeleng dan tersenyum sambil tetap menyetir dengan satu tangan. "Why should I? I'm happy, because I like you too. No, I guess not. I think I start to love you."

Sera yakin jika wajahnya memanas dan menyembunyikan rasa gugup yang tiba-tiba mendera dengan tawa pelan. Tidak menyangka jika dia akan mengalami hal manis di malam ini. Sepertinya, Sera perlu berterima kasih pada Maia karena sudah memaksanya untuk keluar rumah dan bertemu dengan JC secara kebetulan.

"So, what now?" tanya JC kemudian.

"What now?" tanya Sera kembali.

"Gue sayang lu, dan lu juga sayang sama gue. Lu suka gue, dan gue mulai ada rasa sama lu," jawab JC sambil mengarahkan tangan Sera yang digenggam ke arah mulutnya, kemudian mengecup punggung tangan Sera dengan dalam, lalu bergumam pelan. "God, I miss you so much."

Deg! Sera kembali tertegun melihat sikap JC yang membuatnya tidak percaya. Emangnya bisa cowok kaku kayak dia bisa bucin kayak gitu? Batin Sera bingung.

"Kita lihat aja nanti," balas Sera akhirnya.

"Maksudnya?" tanya JC.

"Selama ini, kita kenal sebagai teman, dan nggak lebih dari itu. Gue juga sedikit banyak mengenal lu dari interaksi kita yang on-off, jadi gue butuh waktu buat yakinin diri kalau lu adalah orang yang tepat buat gue jalan bareng," jawab Sera jujur.

Prinsip Sera adalah mengenal lebih banyak sebelum memulai hubungan. Sebagai teman, JC adalah orang yang menyenangkan. Dia menyukai bagaimana pria itu berpikir, bekerja, berusaha, dan memiliki wawasan yang luas. Meski rasa suka itu memang ada, tapi rasa tidak melulu tentang harus berakhir dengan memulai hubungan romansa.

Sera hanya tidak ingin menyakiti perasaan orang lain selama dirinya belum yakin dengan keputusannya sendiri.

"Gue setuju," sambut JC sambil mengangguk. "Kita coba jalanin pendekatan dulu aja, dan lihat kemampuan kita bisa sampai kemana, baru memutuskan, oke?"

Sera mengangguk setuju. "Oke."

"Jadi, besok ada waktu?" tanya JC kemudian.

"Mau Netflix," jawab Sera tanpa ragu.

JC tertawa pelan sambil menggeleng.

"Kenapa?" tanya Sera bingung.

"Barusan aja lu bikin gue merasa tertolak karena Netflix jauh lebih menarik ketimbang Josh Christopher," jawab JC sambil meringis pelan.

Sera hanya terkekeh dan beringsut maju untuk memeluk lengan besar JC dengan satu tangan karena satu tangannya lagi masih digenggam. Saat dia menyandarkan kepalanya di sisi lengan, disitu dia bisa merasakan jika JC spontan mengecup pucuk kepalanya. Hal itu membuatnya memekik kegirangan dalam hati.

"Lu cuma nanya dan gue jawab, jadi nggak ada penolakan disini," ujar Sera sambil terkekeh.

"Well, gue salah lagi," komentar JC pelan.

Sera mengangkat tatapan untuk bisa menatap JC yang spontan menunduk untuk melihatnya kemudian kembali melihat ke arah depan untuk fokus mengemudi.

"Nggak salah, anggap aja ini pelajaran buat lu kalau mau ngomong itu tolong diperjelas dan nggak sepotong kayak tadi. Kenapa lu tanya soal besok? Lu mau ajak kemana?" balas Sera.

"Pergi jalan-jalan? Kita mau pendekatan kan? Gimana kalau besok kita healing sebentar buat ke Bogor, tapi kudu jalan pagi supaya bisa rasain udara segar disana," ujar JC lugas.

Tawaran yang sangat menarik meski drama yang disukai Sera sudah mendekati akhir, tapi tentunya, JC jauh lebih menarik perhatiannya kali ini.

"For sure, ayo kita jalan besok pagi," ucap Sera setuju sambil melepas pelukan dan genggaman JC karena mobil yang dikemudikan pria itu sudah berhenti tepat di depan lobby apartemennya.

"Jam tujuh, oke?" tanya JC saat Sera melepas seatbelt dan menoleh untuk menatap JC.

"Oke," jawab Sera sambil mengangguk.

"Gue nggak butuh jawaban kayak gitu, tapi ini," ucap JC sambil melepas seatbelt-nya kemudian menarik Sera untuk mendekat dan menangkup wajah Sera untuk mencium bibirnya.

Tersentak, Sera tidak menyangka akan mendapat serangan kejutan seperti itu tapi tidak membuatnya gugup melainkan senang bukan main. Saat bibir JC mulai melumat bibir bawahnya, Sera tersenyum dan mengangkat dua tangan untuk merangkul bahu JC, kemudian menariknya maju untuk memperdalam ciuman itu.

Ternyata, skill ciuman JC boleh juga, batin Sera senang. 



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Aku janji kalau cerita ini tuh isiannya cuma seneng2 aja. 🙈
Karena memang semenyenangkan itu.

Apa kabar semuanya?
Aku berharap kalian baik2 saja dan selalu dalam keadaan baik.
Misalkan nggak, tenangkan diri dan ambil waktu buat sendiri.
Jangan pernah menyerah, kalau capek, istirahat aja oke.
Aku tahu kalau kalian itu kuat dan lebih kuat dari apa yang kamu pikirkan.

Terima kasih karena masih bertahan sampai hari ini.

Borahae 💜
15.12.23 (22.47)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top