Part. 18 - Perfect moment.
Setelah menempuh perjalanan hampir enam jam, dimana mereka tiba tepat jam makan siang, akhirnya mereka tiba di sebuah resort yang sudah dipesan dan diatur oleh guide lokal. Resort itu cukup lumayan dan saat berada disana, mereka seperti memiliki pulau pribadi karena hanya rombongan mereka saja yang ada disitu untuk dilayani.
JC dan Edward berkolaborasi dalam mengatur perjalanan kali ini karena keduanya memang sudah terbiasa melakukan perencanaan liburan semacam ini. Yang lainnya hanya menunggu dan berkeliling melihat resort yang akan menjadi tempat bermalam mereka selama beberapa hari disana.
Untuk mengisi waktu kosongnya sembari menunggu, Sera duduk di teras resort yang menampilkan pemandangan pulau dengan air yang begitu biru dan jernih, juga langit yang begitu cerah dan indah seperti perpaduan lukisan yang hidup dan terpampang nyata di hadapan Sera yang sukses membuatnya tersenyum lebar.
Membawa kamera dan mulai memasang lensa khusus tambahan, Sera mulai mengarahkan kamera untuk memotret beberapa objek yang tampak begitu menarik dari berbagai angle. Sudah asik sendiri dan bahkan tenggelam dalam aktifitasnya, Sera tidak menyadari jika JC sudah menyusul dan ikut duduk disamping sambil tersenyum padanya.
"Seneng?" tanya JC yang membuat Sera tersentak dan langsung menoleh padanya.
"Iya, aku suka liat langitnya, pulaunya, semuanya," jawab Sera sambil melebarkan senyuman.
JC mengangguk dan menaruh dua tangan ke belakang untuk menahan tubuh sambil meluruskan kaki dan melihat pemandangan yang ada didepannya.
"Inilah yang menarik dari perjalanan yang panjang dan capek banget. Kita bisa liat keindahan yang nggak selalu bisa kita dapat tiap hari," ujar JC dengan tatapan menerawang.
"Me time ala kamu ya," tukas Sera kemudian.
"Selain itu, aku bisa bilang kalau aku suka menantang diri sendiri untuk lakuin apa yang sulit," sahut JC.
"Aku pikir hal yang kayak gini, apalagi lakuin hal yang kamu suka bukanlah hal yang sulit," ujar Sera yang membuat JC kembali menoleh padanya.
"Nggak juga. Aku pernah naik gunung yang jalur tempuhnya bikin aku pengen cepet-cepet pulang. Mungkin karena aku lagi kurang fit tapi akhirnya aku bisa sampe ke puncak," cerita JC sambil tertawa pelan.
Sera tertegun dan merasa tidak percaya pada apa yang diceritakan JC. Namun setelahnya, pria itu dengan lugas menjelaskan bagaimana hal itu bisa terjadi, tentang cuaca, jarak tempuh, kesulitan yang dihadapi, juga daya tahan tubuh yang lemah. Meski begitu, dia tidak menyerah dan tetap melanjutkan apa yang sudah direncanakannya sejak awal, yaitu menyelesaikan pendakian hingga pada puncaknya dan melihat matahari terbit dari salah satu gunung tertinggi di Indonesia kala itu.
"Pacaran banget, Masbro, Mbaksis?" terdengar celetukan dari belakang yang membuat keduanya menghentikan pembicaraan dan menoleh untuk mendapati Maia yang datang menghampiri disusul yang lainnya.
"Sirik bilang, Bos," sahut Sera sambil tertawa.
Maia terkekeh sambil mengangkat bahu. "Temen lu nggak asik banget, masa dia atur kamar buat sesama jenis."
Sera menoleh pada Edward yang sedang memutar bola mata saat mendengar ucapan Maia. JC segera beranjak dari duduk dan mengulurkan tangan yang langsung disambut Sera untuk berdiri.
"Maksudnya sesama jenis?' tanya Sera bingung.
"Lu tidur sama Maia dan Erina," jawab Edward langsung.
Sera melirik pada JC yang tampak memberi ekspresi biasa saja sambil bersidekap dan tidak berkomentar, sementara Maia mencibir ucapan Edward yang disertai decakan pelan dari George.
"Soalnya nggak mungkin Erina sekamar sama gue dan Dodo since yang cewek itu cuma kalian bertiga," ujar Edward menjelaskan seolah membaca pikiran dari semua orang.
"Padahal aku bisa banget tidur sendiri," celetuk Erina ketus yang langsung dibalas decakan tidak suka dari Edward.
"See? Adek lu aja nggak masalah," balas Maia langsung.
"Ini private resort, gue nggak mau ada masalah saat dia sendirian. Kalau ada lu berdua kan bisa aman, ada yang liatin," elak Edward.
"Sejak kapan kamu peduli sama aku, Bang?" tanya Erina yang semakin membuat Edward tidak senang.
"Berisik banget sih lu? Kalau lu rese kayak gini, lain kali nggak usah ikutan!" decak Edward kesal.
"Just to be clear yah, kalau kamu yang maksa aku buat ikutan," koreksi Erina tanpa ragu.
Maia tersenyum sinis sambil bersidekap dan menoleh pada Sera dengan tatapan penuh arti. "Ada udang dibalik bakwan rupanya."
Sera merasakan adanya rangkulan di bahu dan itu dari JC. Dia menoleh pada JC yang tidak menatap ke arahnya tapi menatap Edward sekarang.
"Soal pembagian kamar, gue rasa itu nggak diperlukan. Kalau lu worry soal adik lu yang ternyata bisa tidur sendirian, harusnya itu nggak jadi masalah. Lu bisa atur kamar lu deket sama dia, jadi kalau ada apa-apa, lu adalah orang pertama yang akan tahu karena dia adalah tanggung jawab lu, dan bukan Sera atau Maia," tegas JC.
"Tapi apa yang bakalan terjadi kalau di kamar nanti..."
"Sebelum lu mutusin untuk ikut dalam trip ini, lu udah pikirkan hal itu matang-matang. Dari cerita Sera, lu udah biasa long trip kayak gini, jadi apa yang kita bahas saat ini bukanlah sebuah issue, right?" sela JC dengan sinis dan sorot mata dingin pada Edward.
Maia terlihat takjub sedangkan Sera hanya tersenyum mengejek pada Edward yang terlihat tidak senang disana. Erina pun langsung berseru pelan dan menatap acuh tak acuh pada Edward.
"So, Sera sama gue. Kami yang berencana untuk liburan bersama sejak awal, jadi dia adalah tanggung jawab gue. Itinerary udah punya masing-masing dan gue udah book tempat sendiri. Kita hanya punya satu tujuan yang sama tapi nggak dengan urusan personal seperti ini," tambah JC sambil menggenggam tangan Sera lalu menoleh padanya. "Kamu pasti udah capek banget, yuk, istirahat dulu."
Sera hanya mengangguk sebagai balasan dan mengikuti JC yang sudah menariknya menjauh dari temannya, sebelumnya dia menoleh dan mendapati Edward berdecak kesal sambil mengumpat disana.
"Are you okay?" tanya Sera saat mereka sudah menyusuri koridor sepi untuk menuju ke resort mereka.
"I'm okay. I'm just not being okay with your friend. So childish," jawab JC datar.
"Aku nggak tahu kenapa dia bisa kayak gitu, orangnya emang suka rese tapi..."
"Itu bukan rese, tapi emang cari gara-gara. He's so weird," sela JC tajam.
Sera terdiam dan tidak membalas lagi karena cukup menyetujui apa yang diucapkan JC barusan. Weird, bahkan bisa dibilang Edward tidak pernah seperti itu.
Resort yang dipilih JC cukup menyenangkan dengan suasana yang begitu nyaman dan memiliki pemandangan indah. Senyuman Sera mengembang begitu saja saat melihat pemandangan pulau dengan garis cakrawala yang membatasi langit dan lautan. Cantik sekali, pikirnya.
Merasakan adanya pelukan dari belakang, Sera langsung menoleh dan tersenyum pada JC yang melakukannya. Meski terlihat lelah, tapi JC tampak tersenyum lebar.
"Suka?" tanyanya lembut.
"Sangat!" jawab Sera senang. "Rasanya pengen nyemplung ke laut tapi takut."
"Nggak perlu takut tapi sekarang terlalu panas, tunggu sorean aja kita liat sunset. Sekarang istirahat dulu karena kamu pasti butuh tidur," ujar JC sambil mencium pucuk kepala Sera lalu melepas pelukan.
Sera mengangguk setuju dan segera berganti pakaian karena matanya sudah memberat sedaritadi tapi tidak bisa tidur karena medan jalur yang dilewati membuatnya pusing dan tidak nyaman.
Setelah berganti pakaian, Sera mendapati JC sedang menutup gordyn dan seketika ruangan kamar menjadi remang dengan cahaya yang hanya terdapat di lampu kecil dekat meja kerja yang ada di dalam kamar itu.
Segera menaiki ranjang bersamaan dengan JC yang menarik selimut dan mengambil tempat dimana Sera segera merebahkan diri dalam pelukannya, memberi ciuman singkat di bibir, kemudian saling berangkulan dan melepas lelah. Keduanya langsung terlelap begitu saja.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Aku keasikan nulis sampe lupa kalau ternyata tulisan2 lanjutan itu belum update di Wattpad. 😅
Aku akan update massal hari ini, dimulai dari JC, Ashton, Noel, dan kemudian fanfic Sehun-Somi.
Wait for me.
I hope you enjoy my stories.
Love, Sheliu.💜
24.2.24 (10.15)
PS. Buat yang masih bertanya akun sosmedku, kalian bisa follow akunku di @shiwenliu atau kumpulan random thoughts-ku di @poetelierbysheliu.
Untuk akun @shiwenliu memang jarang confirm request karena banyak scammer atau fake account gitu,
jadi DM aku supaya bisa confirm cepet karena aku seringnya random picked atau akun tanpa foto dengan tujuan untuk stalking biar cepet aja. 😬
So, see you there. 💜
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top