Part. 16 - Birthday.

Sera membuka pintu kamarnya dan langsung tersentak saat melihat Maia yang tiba-tiba datang dengan menyodorkan sebuah kue coklat dengan satu lilin menyala diatasnya sambil berseru dalam nyanyian selamat ulang tahun padanya.

Kaget, tentu saja, apalagi suara Maia bukanlah suara yang cukup bisa diterima meski dalam nada biasa. Seruannya mungkin saja bisa terdengar dari luar unit apartemen mereka dan mengganggu kenyamanan sekitar.

“Harus banget ngagetin kayak gini?” tanya Sera sambil menangkup dadanya yang bergemuruh kencang.

“Orang tuh langsung tiup lilin dan ucapin makasi karena temen lu udah bawain kue dan nyanyiin lagu,” decak Maia sebal.

Sera memberikan cengiran lebar sambil mengangguk dan menangkup dua tangan sambil menutup mata untuk memanjatkan doa singkat atas rasa syukurnya karena masih diberi satu umur lagi. Hari ini adalah hari ulang tahunnya dan Sera tidak sempat berpikir tentang perayaan apapun meski tepat jam dua belas malam, beberapa tan baiknya dan JC sudah memberi ucapan lewat pesan singkat.

Sera segera meniup lilin setelah memanjatkan doa dan tersenyum pada Maia yang memekik girang, kemudian menerima hadiah pelukan erat dari sahabatnya. Meski terkadang suka bersikap konyol, tapi Maia selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik, termasuk hari ulang tahun Sera. Dia bahkan membuatkan satu menu masakan berupa bakmi goreng yang dipercaya jika memakan menu itu saat berulang tahun maka akan diberi panjang umur.

“Enak,” komentar Sera dengan mulut penuh saat sudah memasukkan satu suapan besar ke dalam mulutnya.

Bakmi goreng itu cukup menggoda dengan warna dan kematangan yang sesuai selera Sera. Ada toping berupa telur, bakso, dan ayam, juga disajikan telur rebus yang katanya juga dipercaya memberi umur panjang jika memakannya saat berulang tahun.

“Habisin, jangan disisain! Kata nyokap gue, harusnya makan ronde sejumlah umur lu, tapi karena itu lebih ribet dan gue nggak kelewat bucin sama sohib sendiri jadi gue bikin semampunya aja,” ujar Maia kemudian.

Sera mengangguk. “Lu bisa bangun pagi dan buatin bakmi kayak gini aja udah bersyukur banget. Makasi banyak loh.”

“Karena gue sayang banget sama lu,” ujar Maia sungguh-sungguh.

“Iya, gue tahu, nggak usah pasang muka kayak gitu. Awkward banget tahu, gak,” desis Sera dengan ekspresi jijik saat melihat ekspresi memelas Maia yang dibuat-buat.

Maia tertawa keras. Tak lama kemudian, bel pintu berbunyi dan Maia segera membukakan pintu untuk mendapati petugas keamanan lobby membawakan dua paket besar untuk Sera.

Dengan mulut penuh, Sera melihat paket besar yang dibawa Maia dan menaruhnya di sisi meja yang kosong. Sebuah kue ulang tahun dengan ukuran paling besar dan satu buah kado yang dikirim Edward untuknya.

“Sahabat rasa suami banget gak sih yang namanya Edward, gilak kali ya, ulang tahun kasih kue seharga dua jutaan, plus kado yang gue yakin nyampe dua digit nih barang,” komentar Maia dengan sorot mata takjub saat membuka kotak kue ulang tahun itu.

Sera masih asik menikmati bakmi goreng tanpa berniat untuk membuka pemberian Edward yang memang terlalu berlebihan di setiap tahunnya. Dia membiarkan Maia membuka paket kadonya dan tersentak saat Maia tiba-tiba berteriak.

“Lu kenapa sih? Ngagetin orang aja!” seru Sera gemas sambil menatap Maia kesal.

“Ini Panerai Luminor, Anjir!” balas Maia heboh.

“Terus kenapa?” sahut Sera yang semakin kesal.

Maia bertolak pinggang dan menatap Sera tidak mengerti. “Ini jam tangan yang undeniably great which absolutely stunning for both genders!”

“Haruskah lebay kayak gitu? Gue hampir jantungan!” sewot Sera yang sudah tidak lagi memiliki selera makan karena degup jantung yang masih bergemuruh cepat.

“Gue heran kenapa lu nggak terkesan diberi hadiah. Lu tuh emang ada kelainan kayaknya,” ujar Maia sambil duduk tepat di sebrang Sera dan menatapnya heran.

“Itu udah biasa, Maia! Edward emang kayak gitu dan gue nggak perlu kasih respon berlebihan kayak lu. I mean, kado ya kado,” jawab Sera sambil mengambil gelas dan menuangkan air kedalamnya.

“Gue suka heran kenapa sih kalian berdua nggak jadian aja karena saling sayang kayak gitu. Lu pun kalau dia ultah, kasih hadiahnya nggak nanggung-nanggung,” ujar Maia lagi.

Sera menghela napas dengan pertanyaan Maia yang selalu diulang setiap waktu terkait teman baiknya yang bernama Edward. Karena sudah terlalu lelah, Sera tidak menjawab dan segera beranjak untuk melihat apa yang dikirimkan untuknya.

Sebuah kue ulang tahun dimana itu adalah kue kesukaannya. Old Fashioned Chocolate Cake yang sudah pasti dipesan secara khusus dan ukuran yang lebih besar dari standard oleh Edward karena pemilik kafe itu masih keluarganya. Selain kue itu, ada sebuah jam tangan dengan model klasik, memiliki tali berkulit warna coklat, dan tampak cocok jika dikenakan Sera.

Harus diakui olehnya jika Edward memang pandai dalam menyiapkan segala sesuatu, terutama membuat orang merasa spesial meski seringnya terlalu berlebihan.

Sebuah pesan singkat masuk dan itu dari Edward yang berbunyi. “Jangan maki-maki gue soal kado. Demi apa, gue pake niat buat kasih lu. Diterima ya, gue sayang sama lu. Selamat Ulang Tahun, Cantik.”

Sera tersenyum membacanya dan membalasnya singkat sambil membereskan kiriman itu. Dia menaruh kue ulang tahun ke dalam kulkas karena tidak berminat untuk menikmatinya saat ini, juga dia segera menyimpan kadonya di kamar.

“So, lu ada rencana apa hari ini?” tanya Maia kemudian.

“Mau makan dimana? Gue traktir,” jawab Sera yang langsung disambut cengiran Maia yang begitu lebar.

“Udah, lu jalan dulu sama pacar kesayangan. Dia pasti udah booking lu duluan buat rayain ultah hari ini,” ujar Maia.

Sera tertawa sambil menggeleng. “Dia tahu kalau hari ini gue bakalan ribet ladenin temen-temen yang mau rayain ultah, jadi kayaknya nggak ketemu buat hari ini. Mungkin besok.”

“Hah? Masa sih? Kok bisa kayak gitu? Orang tuh kalau pacaran harusnya jadiin prioritas dong. Kasih kebebasan is fine, tapi kalau udah pacaran harusnya dibedakan, apalagi ini hari jadinya lu,” cetus Maia dengan kening berkerut.

Sera tertawa lagi. “Itu bukan masalah karena…”

Pintu kembali terdengar diketuk dan Maia kembali membukakan pintu. Disitu, petugas keamanan lobby kembali datang dengan beberapa kiriman dan sebuah buket besar dengan mawar merah yang begitu indah.

Tertegun, Sera melebarkan senyuman saat bisa melihat buket besar itu dan segera mengambilnya dari Maia untuk melihat bahwa JC yang mengirimkan buket itu padanya. Beberapa kiriman datang dari teman-temannya tapi itu bisa menunggu sebab buket bunga yang disertai sebuah boneka dan coklat sudah menarik perhatiannya sepenuhnya.

Belum sempat mengagumi apa yang diterimanya, sebuah pesan singkat masuk dari JC. Sebuah pesan berupa tangkapan layar tentang rute larinya hari ini dengan judul Birthday Run dalam jarak lari sesuai dengan tanggal dan bulan kelahirannya, kemudian terdapat pesan yang sukses membuat Sera menitikkan airmata karena haru.

Happy Birthday! Ini buatnya pake keringat dan semangat, semoga jadi pengingat. May all your dreams come true.”

Lagi, Maia berseru histeris dan memekik kegirangan ketika melihat hal manis dengan ikut membaca pesan singkat JC dan melihat-lihat buket kirimannya. Sera tahu jika JC bukanlah orang yang pandai dalam mengungkapkan perasaannya tapi jika dia berniat melakukan sesuatu, maka seluruh pikiran dan perasaannya dituangkan ke dalamnya.

Apa yang dilakukannya membuat Sera terharu dan tidak bisa berkata apa-apa selain bersyukur dengan setiap perhatian yang diterimanya di hari ulang tahunnya. Terutama tahun ini, momen kebersamaannya dengan JC.

“Let’s meet and have dinner tonight. I want to meet you,” tulis Sera untuk membalas pesannya dan langsung dibalas JC dengan menyetujui pertemuan itu.

Tentu saja, Sera tidak sabar untuk bertemu dengan JC yang sudah menambah jumlah kebahagiaannya di hari itu. Tidak berpikir banyak, tapi rasanya mengetahui akan bertemu saja sudah membuatnya senang dan tidak berhenti untuk tersenyum. Inikah yang dinamakan jatuh cinta? Entahlah, Sera tidak pernah mengalami euforia rasa senang sebesar ini. Dia hanya percaya tentang bertemu orang yang tepat di saat yang tak terduga. Itu saja.

Happy birthday,” ucap JC saat sudah melihat Sera memasuki mobilnya sambil tersenyum hangat.

Setelah menutup pintu, Sera langsung memeluk JC dengan erat sambil tertawa senang. “I am so much happy, thank you!”

“I know,” balas JC sambil mencium pipi Sera dan membalas pelukan dengan mengarahkan satu tangan untuk mengusap naik turun punggung Sera. “Pelukan di mobil tuh susah.”

Sera kembali tertawa sambil menarik diri dan segera memakai seatbelt. “Jadi, kita mau makan apa?”

“Apa aja, ini harinya kamu,” jawab JC sambil melakukan kemudi.

“Kita makan bakmi?” usul Sera.

“Boleh aja sih, tapi nggak ada pilihan lain since ini hari ulang tahun kamu loh. Yang lebih proper, mau?” sahut JC.

“Ya udah, kamu yang pilih aja. Aku ikut aja selama makan bareng kamu.”

Ucapan Sera membuat JC mengulum senyum dan terlihat salah tingkah. Terkadang, Sera merasa gemas dengan sikap JC yang terkesan cuek tapi perhatian. Berusaha biasa saja tapi suka kebingungan sendiri.

Setelah berdiskusi tentang beberapa kemungkinan, akhirnya mereka memilih untuk menikmati makanan di salah satu resto yang menyajikan makanan Indonesia seperti ayam goreng dan seafood kesukaan mereka.

“Liburan akhir tahun mau kemana?” tanya Sera saat mereka sedang menikmati makan malam.

“Nggak tahu, bingung. Kamu maunya kemana?” tanya JC balik.

Sera terlihat berpikir sebentar dan menatap JC dengan ekspresi serius. “Aku mau cobain sesuatu yang nggak pernah aku coba.”

“Apa?” tanyanya.

“Naik gunung,” jawab Sera tanpa ragu.

Jika lawan bicaranya adalah Edward, sudah pasti orang itu akan tersedak mengingat Sera yang tidak pernah memiliki nyali untuk hal semacam itu dan termasuk penakut. Tapi JC berbeda. Pria itu tampak biasa saja sambil melanjutkan makanannya tanpa perlu memberikan reaksi berlebihan.

“Mau naik gunung apa?” tanya JC kemudian.

“Nggak tahu. Yang menurut kamu cocok buat aku sebagai pemula,” jawab Sera jujur.

“Kita harus cari medan yang nggak terlalu tinggi atau terlalu jauh. Di gunung, suhu itu rendah dan bukan hal yang mudah buat alergi kamu tapi bisa ditempuh selama kamu niat,” ujar JC kemudian dan Sera dengan serius mendengarkan sambil menikmati makanannya.

“Jadi? Menurut kamu, aku sanggup naik gunung, gak?” tanya Sera setelah mendengar beberapa penjelasan JC.

“Pasti sanggup, tapi kamu bakalan kaget. Gimana kalau kita mulai dari hal yang sederhana kayak main air aja? Ke pantai misalnya, atau pulau,” jawab JC santai.

Alis Sera terangkat dengan usulan barusan yang terdengar cukup menarik. JC menceritakan tentang detail rencana perjalanan menuju tempat yang dijadikan referensinya dan Sera menyimak dengan serius.

Dia bukan tipe orang yang menyukai perjalanan jauh, tapi bukan pengecut yang tidak berani mencoba hal yang baru.  Sera menyukai tantangan dan merasa perlu menantang diri untuk mencoba beberapa hambatan, jadi resiko yang disampaikan JC sepertinya bisa ditangani dan dihadapi olehnya.

“Jadi, kita main air aja,” putus Sera dan membuat JC tersenyum sambil bertopang dagu melihatnya.

“Yang penting jaga kesehatan dan jangan sampe sakit,” ucap JC hangat.

“Kamu nggak keberatan buat jadi pemandu aku, kan?” tanya Sera dan itu membuat JC tertawa pelan.

“Kenapa harus keberatan? Justru kalau kamu pergi sama orang lain dan bukan sama aku, itu baru namanya keberatan,” jawab JC langsung.

Dan Sera tertawa geli dengan perasaan senang yang membuatnya seperti wanita terbahagia di semesta ini. Di hari ulang tahunnya kali ini, ada banyak hal yang disyukuri lewat apa yang terjadi dan pengalaman hidup yang mewarnai diri untuk lebih mengasihi dan mencintai dirinya sendiri.




🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Sebelum ditanya lewat serangan DM yang suka ngajak berdiskusi tentang cerita, yes, part ini ditulis berdasarkan kisah nyata yang terjadi.

Buat yang penasaran tentang JC dan Edward, take it easy, Genks.
There's nothing to be serious, okay. 😊
Jadikan sebuah cerita sebagai hal yang menyenangkan dan bukan menambah kerumitan dalam pikiran.

Tujuan menulis cerita ini adalah untuk berbagi sukacita dan mudah2an energi yang sampe ke kalian adalah energi baik yang memberimu penuh cinta dan bisa mengasihi sekitarmu dengan tulus tanpa pamrih.

Enjoy your long weekend.
Gbu more. 💜
08.02.24 (23.10)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top